CUPITEBET

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Kamis, 25 Desember 2008

Kesedihan Di Wajah Rasulullah SAW

19.31.00 0
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى نُخَامَةً فِي الْقِبْلَةِ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِ حَتَّى رُئِيَ فِي وَجْهِهِ فَقَامَ فَحَكَّهُ بِيَدِهِ فَقَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي صَلَاتِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ (صحيح البخاري

“Sungguh Nabi saw melihat bekas ludah yang mengering diarah kiblat, maka hal itu sangat membuat beliau saw sedih, hingga terlihat bekas kesedihan pada wajah beliau saw, seraya berdiri dan membersihkannya dengan jarinya dan bersabda : “Jika diantara kalian berdiri untuk melakukan shalatnya, sungguh ia sedang berbicara pada Tuhan Nya” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Memuliakan kita dalam kehidupan dunia yang menjenjang kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah, Tunggal dengan Kesempurnaan Nya, Maha Penguasa sepanjang waktu dan zaman, sebelum alam tercipta, setelah waktu dan zaman tercipta dan setelah waktu dan zaman berakhir dengan kehidupan yang kekal dan abadi. Beruntung jiwa yang mengingat Allah, Maha Lembut, Maha Memberi seluruh Anugerah kepada hamba – hamba Nya yang tidak bisa diberikan hamba satu sama lainnya. Panca indera, lautan, daratan, hewan, tumbuhan dan seluruh sel tubuhnya yang tidak ia ciptakan sendiri muncul dengan keajaiban Rahmat Allah Jalla Wa Alla dan setelah itu Maha Raja Alam Semesta mengutus para Nabi dan Rasul untuk menuntun hamba – hamba Nya agar selalu berada dalam keluhuran, meninggalkan kehinaan, meninggalkan perbuatan dhalim dan kejahatan untuk selalu berada didalam kebaikan, didalam dirinya, didalam ucapannya, didalam semua panca inderanya, didalam rumah tangganya dan didalam masyarakat.

Tuntunan sempurna para Nabi dan Rasul yang berakhir dengan tuntunan Nabi Mulia (Sayyidina Muhammad Saw). 
Maha Suci Allah yang mengundang jiwa hamba – hamba Nya untuk mendekat dengan ayat – ayat Ilahi. Diantara seruan Allah mengingatkan bagaimana hamba – hamba Nya yang barangkali menyinggung perasaan Allah didalam lintasan pemikiran ataupun ucapan mereka. Seraya berfirman “fa ammal insaanu idzaa mabtalaahu rabbuhu fa akkramahu wana’amahu fayaquulu Rabbiy akraman” QS. Al Fajr : 15. (manusia itu, kata Allah. Kalau Aku (Allah Swt) melimpahkan padanya keluasan, rezki dan kemuliaan maka ia berkata aku dimuliakan Allah. (Maksudnya Allah itu baik karena memberinya keluasan dan kenikmatan).
“Wa ammaa idzaa mabtalaahu faqadara a’laihi rizqahu fayaquulu Rabbiy ahaanan” QS. Al Fajr : 16, (kalau Aku mencobanya dengan sedikit dibatasi rezkinya, ia akan berkata Allah menghinakan aku. Ia mencela Allah ketika Allah memberinya cobaan dengan kesempitan rezki). 
Inilah manusia yang Allah jawab “kalla bal laa tukrimuunalyatiim”, QS. Al Fajr : 17 (bukan itu penyebabnya, tetapi diantara kalian tidak memuliakan anak – anak yatim). “wala tahaadhdhuna a’laa tha’amil miskin”, QS. Al Fajr : 18 (kalian juga lupa untuk mengajak orang – orang memberi makan orang – orang miskin). “wata’kuluunatturatsa aklallamma, watuhibbuunal maala hubban jammaa” QS. Al Fajr : 19–20. (kalian juga diantaranya banyak yang berebutan harta waris dan menyukai harta dengan kecintaan yang berlebihan). Kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan melebihi keperduliannya terhadap keluarganya, terhadap para fuqara yang miskin dan terhadap para tentangga dan terhadap yang lainnya. 

Kata Allah “kalian jadikan harta lebih dari segala – galanya maka Allah sempitkan hartanya dan diketahui bahwa hartanya tidak bisa berbuat segala sesuatu dari apa yang ia inginkan”.

“Kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkaa, wajaa rabbuka walmalaku shaffan shoffaa, wajii’a yaumaidzin bijahannam, yaumaidzin yatadzakkarul insaanu wa anna lahudzikra” QS. Al Fajr : 21 – 23) 

“kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkan” QS. Al Fajr : 21 (akan datang waktunya alam semesta ini diguncang dengan gempa yang dahsyat). Disaat itu berakhirlah seluruh kehidupan, disaat itu berakhirlah seluruh harta dan keluasan dalam hal – hal yang bersifat duniawi dan selesailah seluruh hubungan keluarga dan kasih sayang.

“wajaa’a rabbuka walmalaku shaffan shoffaa” QS. Al Fajr : 22 disaat itu Allah Swt menghadap seluruh hamba Nya dan para Malaikat berbaris – baris (menyaksikan apa – apa yang diperbuat keturunan Adam)

“wajii’a ayaumaidzim bijahannam” QS. Al Fajr : 23 (dan disaat itu terlihatlah api neraka yang mengerikan). “yaumaidzin yatadzakkarul insanu wa anna lahudzdzikra” QS. Al Fajr : 23 (disaat itu baru mereka tersadar atas apa – apa yang telah mereka perbuat dari kedhalimannya, dari lepasnya mereka dari sifat – sifat yang baik di masa hidupnya baru mereka sadar dihari itu), kata Allah. 

“wa annalahudzdzikra” (apa gunanya kesadaran dihari itu karena tidak lagi berguna dan tidak merubah keadaan). 
Maksudnya apa? 
Ketika seseorang memahami dan menyadari kesalahannya dimuka bumi maka bentuk kesadarannya menjadi taubat dan lebur dosa – dosanya. Terangkatlah derajatnya dari hina kepada mulia, atau dari mulia kepada yang lebih mulia. Tapi ketika kesadaran baru muncul di hari itu “wa annalahudzdzikra” , maka apa lagi gunanya kalau baru sadar saat itu?, baru manusia berkata sebagaimana ayat berikutnya : Yaa Laytaniy Qaddamtu Lii Hayaatiy “aku sudah ketinggalan kehidupanku tidak bisa kembali lagi”. Tidak bisa lagi menyebut Nama Allah, tidak bisa lagi bergetar bibirnya Mengagungkan Rabbul Alamin, tidak bisa lagi bersujud, tidak bisa lagi berwudhu, tidak bisa lagi menambah satu huruf pun dari amal pahalanya dan tidak bisa lagi menghapus satu dosa pun dari catatan dosanya. “yaalaytani” QS. Al Fajr : 24 (celakalah aku karena telah didahului oleh kehidupanku). 

Dan disaat itulah hadirin – hadirat, Allah Swt mengundang kita kepada keluhuran, mengundang kita kepada kemuliaan. “fayaumaidzin laa yua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yuutsiqu watsaqahuu ahad” QS. Al Fajr : 25 - 26 (hari itu tidak ada beban dan kesulitan terkecuali pada pelakunya sendiri). Maka disaat itu Allah Swt mengundang kepada kita “fayaumaidzil ayua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yautsiqu watsaqahuu ahad ya ayyuhal insan”, Dan Allah Swt menyeru kepada kita untuk sampai kepada Kasih Sayang Nya dan Rahmat Nya. Demikianlah Allah Swt memanggil kita.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah kita baca hadits Nabiyyuna Muhammad Saw bersama – sama, demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi Saw didalam adab beliau kepada Allah. Menjaga perasaan Rabbul Alamin dengan penjagaan yang sangat sempurna. Kita memahami bahwa menjaga perasaan orang adalah perbuatan yang baik, ternyata perbuatan yang paling sempurna adalah juga menjaga perasaan Allah. 

Sebagaimana hadits yang kita baca, Rasul Saw melihat ada bekas air ludah yang mengering di tembok masjid depan. Berubah wajah beliau “..hatta ru’iya fii wajhihi”, maka berubahlah wajah beliau dengan kesedihan. Dalam riwayat hadits lainnya mengalir airmata beliau sampai terlihat diwajahnya membekas kesedihan itu. Apa yang terjadi wahai Rasul hingga membuat kau sedih? maka disaat itu Rasul saw berdiri beliau membersihkan bekas ludah itu dengan jari – jari beliau lalu berkata “inna ahadakum idza qaama ilaa shalaatihi fa innahu yunaaji rabbahu”, jika kalian ini sedang melakukan shalat kalian sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah Swt. Demikian Sang Nabi saw menjaga perasaan Allah dan menjaga adab kepada Tuhannya. 

Tentunya orang yang meludah ke arah kiblat itu bukan maksud ingin meludahi Allah atau meludahi kiblat didalam masjid. Tentunya tidak sengaja tapi perbuatan itu sangat sangat tidak disukai oleh Sang Nabi saw. Hingga diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari bahwa riwayat hadits lainnya oleh Imam Ibn Hibban dan Imam Abu Daud, ketika Rasul saw melihat salah seorang meludah ke arah kiblatnya didalam masjid seraya berkata “tidak ada kebaikan shalat untukmu”. Karena apa? karena ia tidak menjaga adab kepada Rabbul Alamin disaat ia menghadap Allah. Oleh sebab itu hadirin, shalat itu mempunyai ruhani bukan hanya dhahirnya saja bacaan dan gerakan tapi mempunyai ruhani. Ruhani shalat itu adalah menghadap Allah Swt. Dhahirnya menghadap kiblat dengan rukunnya yang sempurna demikian juga dengan dhahirnya sebagaimana sabda Sang Nabi saw riwayat Shahih Bukhari “shalluu kama ra’aytumuuniy ushalliy”, shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku shalat. Maka itu dhahirnya namun ruhaninya adalah menghadap Allah. Ketika seseorang telah mempelajari hal – hal yang dhahir didalam shalat dan sempurna shalatnya didalam tuntunan islam, setelah itu ia mempelajari dan memahami betapa agungnya shalat yaitu menghadap Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Itulah detik – detik teragung didalam sepanjang kehidupan kita, mulai kita lahir hingga kita dipendam didalam bumi tidak ada detik – detik termulia melebihi saat kita didalam shalat. Hadirin – hadirat, amal pahala agung ini tidak diberikan kepada umat – umat sebelumnya terkecuali diberikan kepada umat ini Keagungan menghadap Allah Swt. Oleh sebab itu jika kita renungkan disaat kita akan berpisah dengan kehidupan dunia ini kita akan sampai kedalam kubur kita itu bukan untuk 1, 2 hari, 1, 2 tahun namun ribuan tahun barangkali kita sendiri, sendiri dalam ribuan tahun. Tidak bisa bicara dengan siapapun, tidak bisa menghubungi siapapun, sendiri saja. Bukan 1 hari bukan 2 hari orang tidak betah hidup, 1 minggu tidak jumpa dengan siapapun, bagaimana kalau ribuan tahun tidak melihat apa – apa? ribuan tahun ia sendiri dan tidak melihat manusia, tidak melihat alam, tidak melihat matahari, tidak lain. Akan tetapi hal yang dirisaukan adalah riwayat Shahih Bukhari bahwa diperlihatkan kepada ahlulkubur itu dimana tempatnya, diperlihatkan kepadanya nanti. Jika tempatnya di surga diperlihatkan tempatnya di surga dan ia semakin rindu kepada surga. Jika tempatnya didalam penjara, ia sudah melihatnya sebelum ia masuk padanya. Inilah penyesalan yang kekal, inilah kerugian yang abadi.

Hadirin – hadirat, seandainya kita merenung akan datang satu waktu nanti bahwa engkau akan berpisah dengan semua temanmu dan bersama si fulan saja (misalnya). Satu orang teman kita, aku hanya akan bersama dia nanti ribuan tahun. Kita akan berfikir mulai sekarang, bagaimana caranya supaya si fulan itu baik kepada kita karena hanya itu satu – satunya teman kita. Saat kita wafat, kita akan ditemani Kasih Sayang Allah Swt atau sebaliknya. Inilah Cahaya Yang Maha Agung yang akan menemani ribuan tahun kita disaat kita lepas dari semua teman, lepas dari segala apa yang kita fikirkan didunia. Tentunya hadirin – hadirat untuk inilah kita shalat agar kita tidak dilupakan oleh Allah disaat semua saudara lupa kepada kita. Disaat itu tidak ada satu kasih pun yang mau menemani kita didalam kubur. Mereka akan duduk mengantar kita dikubur dan 1, 2 jam kemudian mereka meninggalkan kita. Tidak mau mereka tinggal disitu menemani kita bertahun – tahun apalagi ribuan tahun. Disaat itulah Yang Maha Ada tetap Ada. Disaat segala yang fana telah meninggalkan kita, Yang Maha Ada tetap Ada. Nama yang kau bermunajat dan kau bersujud pada Nya (Allah Swt) akan menyambutmu sebagai tamu agung Nya. Dan disaat itulah Allah sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda didalam salah satu khutbahnya, beliau berkata “demikian banyak hal – hal yang belum kulihat sebelumnya sekarang kulihat saat ini didalam tempatku ini sampai surga dan neraka pun aku melihatnya saat ini”, kata Sang Nabi saw. “…”, bahwa kami wahyukan padamu bahwa kalian akan mendapatkan cobaan didalam kubur kalian masing – masing. Cobaan apa? Tiadalah seseorang wafat terkecuali didatangi oleh Malaikat dan bertanya “ma ilmuka fi hadzarrajul?”, para Malaikat itu bertanya apa pengetahuanmu terhadap pria ini..? (Nabi Muhammad Saw?) Ini pertanyaan dalam kubur kan banyak versi tapi versi yang paling shahih pertanyaan pertama adalah “bagaimana pendapatmu dan pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw” (ini versi yang paling shahih, diriwayatkan lebih dari 7X didalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beruntung orang – orang yang mencintai Nabi Muhammad Saw. Rasul saw berkata jika seseorang itu mukmin ia menjawab “innahu Muhammad Rasulullah Saw ja ana bil bayyinaatu wal huda, fa amanna bihi wa ajibna”, dia adalah Muhammad Rasulullah Saw, beliau datang kepada kami dengan petunjuk dan kebenaran dan kami mengikutinya. Maka Malaikat berkata “qad arafna innaka mukmin Nim shaalihan innaka mukmin”, kami tahu sekarang kau ini orang yang shalih, tidur dan istirahatlah menanti sidang akbar. 
Dan orang – orang yang berdosa dan selain itu orang – orang yang .. ketika ditanya “siapa dan bagaimana pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw”, ia berkata “aku tidak tahu”. Ucapannya tidak tahu mengawali kesulitannya dan penyiksaannya hingga sidang akbar. 

Hadirin – hadirat, kematian pasti datang kepada kita semua yang hidup. Semua yang berkumpul disini akan menemui kematian dan beruntung mereka yang merindukan Allah. “man ahabba liqa’ Allah ahabballah liqa’ah”, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah pun rindu berjumpa dengannya. Tentu kita selalu bermunajat dan berharap dalam hidup kita dan kita jangan wafat terkecuali dalam keadaan rindu kepada Allah. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw adalah Sang Pembawa Tuntunan yang sempurna didalam kesejahteraan. Sedemikian hebatnya tuntunan Sang Nabi saw dan dahsyatnya tuntunan keluhuran yang beliau sampaikan, beliau menolak untuk mengajar setiap malam. Ketika para Sahabat meminta Rasul saw untuk menjadikan majelis beliau setiap malam, beliau menolak. 23.15 “mukhofatan Assaaammmah ‘alaina”, takut para Sahabatnya itu bosan dengan tuntunan yang beliau sampaikan (demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari). Sedemikian hebatnya, orang yang paling sempurna akhlaknya, yang dengan melihat wajahnya tenang hati para Sahabat karena wajah yang paling sejuk dan paling ramah. Beliau masih tidak mau menyampaikan terlalu sering karena takut nanti mereka akan bosan. Betapa indahnya tuntunan Nabi Muhamamd Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan beliau saw mengajarkan banyak dari perbuatan – perbuatan yang sempurna didalam menata para Sahabat dan kaum muslimin. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bagi – bagi hadiah kepada orang – orang yang banyak berbuat salah dan dosa, maka Sayyidina Sa’ad radiyallahu anhum “ya Rasulullah a’thirrajul innahu mukmin” (ya Rasulullah beri orang yang ini karena ia orang yang baik orang beriman orang shalih). Rasul saw tidak memberi, beri lagi orang lain yang banyak berbuat dosa maka Sa’ad ra berkata “ya Rasulullah innahu mukmin”, ini orang yang kau lewati justru orang yang baik, kau salah beri, yang diberi orang yang banyak menyimpang, justru yang diberi orang yang tidak banyak berbuat baik. Maka Rasul saw bersabda “ya Sa’ad inni athaithurrajul wa rajul ahab ilayya minhu, khashyathan an yakubbahullahu finnar..!”, wahai Sa’ad, aku ini memberi orang itu dan aku lebih mencintai orang lainnya, aku memberi orang ini agar Allah tidak mencampakkannya didalam api neraka agar ia lebih baik lagi dari perbuatannya. 

Demikian hadirin, sempurnanya tuntunan Nabi Muhammad Saw. 

Oleh sebab itu ketika didalam Surah ‘Abasa, Ibn Umi Maktum (yang buta) radiyallahu anhu menyela ucapan Sang Nabi saw ketika berbicara kepada pembesar - pembesar quraisy. Rasul saw sedang menjelaskan Islam dan mengajak mereka masuk Islam, Ibn Umi Maktum yang sudah masuk Islam menyela ucapan Sang Nabi saw, maka Rasul saw cemberut. Maka turunlah firman Allah “ ‘Abasa watawallaa, anjaahul a’ma” QS. ‘Abasa : 1-2 (ia (Muhammad) cemberut dan berpaling…) ketika datang seorang yang buta karena Allah Swt seakan – akan menegur sang Nabi saw. 
Ini bukan perbuatan salah pada diri beliau saw, perbuatan Rasul saw benar, karena tidak sepantasnya seorang muslim menyela ucapan seorang Rasulullah, dan Rasul saw tidak mencela Ibn Umi Maktum dengan celaan dan ucapan tetapi Rasul saw hanya cemberut saja sedangkan Rasul saw tahu Ibn Umi Maktum buta (tidak melihat) maka cemberut beliau saw tak akan menyinggung perasaannya. Demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi saw untuk menunjukkan kepada para Sahabat yang lain bahwa menyela ucapan Rasulullah adalah hal salah, hingga beliau cemberut tapi beliau juga tidak mau menyakiti perasaan Ibn Umi Maktum yang buta, maka Rasul tidak mengucap apa – apa dan cemberutnya tidak dilihat oleh Ibn Umi Maktum. 
Lalu bagaimana dengan teguran ayat itu? Teguran ayat tersebut ditujukan kepada pembesar – pembesar quraisy bahwa Allah lebih menghargai iman seorang buta yang miskin daripada pembesar – pembesar quraisy yang semakin sombong dan kufur.

Demikian hadirin – hadirat, tuntunan indah dari Nabiyyuna Muhammad Saw. Tentang munculnya pertanyaan akan hadits Shahih yang dijadikan dalil Rasul saw menyentuh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha lantas Rasul shalat tanpa berwudhu lagi. Ini dipakai sebagian orang untuk menusuk fatwa Imam Syafi’i dengan fatwa ini, mengatakan bahwa hadits itu hadits shahih (dishahihkan oleh Abu Dawud dan lainnya) bahwa Rasul menyentuh istrinya lalu shalat tanpa berwudhu lagi (berarti sentuhan dengan wanita tidak membatalkan wudhu). Hadits ini hadirin - hadirat dikatakan Shahih oleh Abu Daud dan lainnya tetapi didhaifkan oleh Imam Bukhari. Kita tahu bahwa didalam fatwa para Muhadits jika 1 orang Muhaddits mengatakan shahih dan salah seorang ahli hadits lainnya mengatakan dhaif, dilihat itu yang mengatakan dhaif siapa? lebih tinggi derajatnya atau lebih rendah. Kalau misalnya Imam Muslim haditsnya shahih lalu ada ahli hadits lain mengatakan dhaif maka tentunya Imam Muslim haditsnya masih bisa dipertahankan karena Imam Muslim lebih tinggi daripada ahli hadits itu. 
Tetapi kalau yang mendhaifkan adalah Imam Bukhari (yang paling tinggi derajatnya pada para hadits) maka selesailah sudah fatwa hadits yang mengatakan shahih, tetap menjadi dhaif karena didhaifkan oleh Imam Bukhari. 
Imam Bukhari mendhaifkan hadits itu karena periwayatnya Ibrahim Attaymiy tidak jumpa dan menderngar dari Aisyah radiyallahu anha, jadi sanadnya terputus sehingga haditsnya mursal dan hadits itu tidak bisa dipakai dalil. 
Demikian hadirin – hadirat, ditambah pula Imam Syafi’i mengatakan hadits itu adalah mansukh (dihapus) dengan turunnya firman Allah yang memerintahkan berwudhu jika menyentuh wanita. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah memberikan tuntunan tersuci kepada kita yang dibawa oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Oleh sebab itu jangan putus asa didalam menuntut ilmu. Kita lihat Para Sahabat ra, mereka menuntut ilmu ke tempat yang sangat jauh demi mendapatkan 1 hadits. 
Riwayat Shahih Bukhari Sayyidina Jabir bin Abdillah radiyallahu anhu keluar dari Madinah dalam perjalanan 1 bulan ke negeri Syam. untuk mendengar 1 hadits Rasul saw yang belum pernah ia dengar. Ia pergi kepada Abdullah bin Unais Al Anshariy radiyallahu anhu . Datang kesana 1 bulan perjalanan, 1 bulan perjalanan itu kan 30 hari 30 malam berarti 30X beristirahat karena hanya memakai seekor unta saja kendaraannya. 30X istirahat ia lakukan perjalanan ini demi mencapai Abdullah bin Unais di negeri Syam. Kemudian Abdullah bin Unais berkata “ya ibni Abdillah kau ini datang kesini jauh – jauh dari Madinah hanya untuk 1 hadits saja..??”. Maka berkata Jabir ra “aku takut keburu meninggal sebelum mendengar 1 hadits itu”, padahal Jabir ibni Abdillah tahu ribuan hadits. Tapi kalau 1 hadits yang belum pernah ia dengar, ia datang dengan perjalanan 1 bulan demi mendengar 1 hadits Nabi Muhammad Saw dan takut wafat sebelum mendengar hadits itu. Demikian tamaknya mereka kepada kemuliaan dan tuntunan Nabinya Muhammad Saw. 

Jakarta ini kan wilayah yang paling banyak majelis taklimnya paling makmur dan paling banyak di Jakarta. Tentunya masa kini tidak ada perjalanan 1 bulan, sepanjang dunia ini tidak ada perjalanan sampai 1 bulan. Yang paling jauh belasan jam dan puluhan jam saja, tidak sampai 1 bulan hanya untuk 1 hadits. Di majelis ini belasan hadits dimunculkan setiap malam selasa, majelis lainnya dan majelis lainnya dan lainnya. Betapa ruginya nafas – nafas yang lepas dari Keagungan Allah Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Rasul saw memberikan tuntunan - tuntunan kepada kita maka perbaikilah hari – hari kita, perbaikilah siang dan malam kita. Jadikan hari kita semakin mulia dan tentunya yang perlu saya sampaikan Majelis Rasulullah Saw akan mengadakan Tabligh Akbar dan ziarah malam Minggu, malam senin (malam 1 Muharram) ada Tabligh Akbar dan ziarah dan juga malam 1 Januari juga ada Tabligh Akbar dan ziarah. Ini kita terus membesarkan syiar – syiar Keagungan Nama Allah Swt dan dakwah Nabi Muhammad Saw. Mendekati hari – hari, meramaikan daripada acara – acara yang sebenarnya bukan acara muslimin dengan meniup terompet dan lain sebagainya, di malam 1 Januari padahal kalau yang non muslim berbuat seperti itu ya tentunya tidak seramai kalau muslimin yang mendukungnya. Ini muslimin ikut terjun kesana dan ikut meramaikan acara itu. Oleh sebab itu kita mengadakan Tabligh Akbar di malam 1 Januari untuk mengimbangi saudara – saudara kita yang terjebak hal – hal itu agar kembali kepada kemuliaan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga hari – hari kita semakin baik, semoga bumi Jakarta ini semakin makmur dan semakin baik. Dan Insya Allah malam 1 Januari kita akan mengadakan dzikir Insya Allah disini di Masjid Jami Almunawwar, Insya Allah dihadiri oleh Wakil Presiden RI kita berdzikri di malam 1 Januari Insya Allah di Masjid Jami Almunawwar. Demikian malam 1 Muharram kita akan melakukan Tabligh Akbar di Klender dan setelah itu Ziarah dan akan diumumkan kelak dan tanggal 12 Januari kita akan mengadakan malam selasa di Monas bersama Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh dan kita berharap hadirin akan melebihi dari 1 juta muslimin – muslimat karena dihadiri oleh Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt membenahi jiwa kita dari segala kehinaan, membenahi perasaan kita dari segala kesalahan. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa kami, inilah perasaan kami, inilah hari – hari kami yang penuh dengan dosa. Rabbiy kami menengadahkan kedua tangan kami mengadukan keadaan kami agar Kau benahi kehidupan kami dengan lebih baik dan semakin baik, Rabbiy kami mengadukan hari – hari kami yang penuh dengan kesulitan dan Kaulah Yang Maha Membenahi hamba- hamba Mu dari zaman ke zaman yang di dunia dan yang telah wafat, Ya Rahman Ya Rahim benahi keadaan kami demi Keagungan Nama Mu Yang Maha Luhur, demi Kesucian Nama Mu Yang Maha Bercahaya, demi Keabadian Mu Yang Maha Melimpahkan Kedermawanan sepanjang waktu dan zaman, Rabbiy pastikan seluruh nama kami yang hadir tidak akan pernah melihat api neraka dan juga untuk semua yang mendengar daripada acara mulia ini semoga dilimpahkan pengampunan atasnya dan kami, Ya Rahman Ya Rahim hapuskan segala dosa ayah bunda kami dari segala dosa mereka, hapuskan dosa – dosa mereka agar semua kami ini tidak lagi membawa dosa ke majelis ini terkecuali telah Kau ampuni. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram ketika kami telah dirunkan kedalam kubur kami, Rabbiy Rabbiy jangan Kau lupakan kami saat semua orang melupakan kami dan jadikan akhir nafas kami adalah akhir nafas puncak kerinduan kami kehadirat Mu, Ya Rahman Ya Rahim

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Ya ayyatuhannafsul muthmainah, irji’ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah, fadkhuliif ii i’baadii, wadkhulii jannatii (QS. Al Fajr : 27-30) Wahai orang – orang yang diberi jiwa yang tenang oleh Allah..!. Siapa orang yang diberi jiwa yang tenang? Orang yang asyik menyebut Nama Allah dan Mengagung – agungkan Nama Allah. Kembalilah kepada TuhanMu dalam segala kemuliaan dan lamaran – lamaran keridhoan Allah, tinggalkan kemunkaran. Cobalah mendekat kepada hal – hal yang mulia dalam keadaan ridho dan masuklah kedalam kelompok orang – orang yang dimuliakan Allah. Dan masuklah kedalam surganya Allah.

Rabbiy pastikan ayat ini menjadi saksi masuknya kami kedalam surgamu Ya Allah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 24 December 2008 )
www.majelisrasulullah.org


















Read More

Jumat, 19 Desember 2008

SUNGGUH ISLAM ITU AGAMA YANG MUDAH

03.53.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ (صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan kalah, maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan ketahuilah kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi hari, sore hari dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Jalla Wa Alla, Maha Suci Allah Swt yang dengan Kesucian Nya mensucikan jiwa hamba – hamba Nya dari segala keinginan yang hina, yang semakin mulia dan luhur mereka yang mengingat dan mengagungkan Allah, (dan) Tiadalah jiwa yang lebih indah dan bercahaya melebihi jiwa yang mengagungkan Allah… Maha Mensucikan jiwa hamba Nya dari kehendak yang hina, Maha Menjatuhkan keinginan buruk dari sanubari hamba – hamba Nya. Semakin dekat dan rindu seorang hamba kepada Allah, semakin berjatuhan keinginannya untuk berbuat yang munkar.

Demikianlah Cahaya Keagungan Illahi.

Bila telah terbit di dalam sanubari semakin terang benderang hingga sirnalah kegelapan didalam jiwa dan sanubari hamba Nya berganti dengan keinginan luhur, berganti dengan keinginan mulia dan berbuat kebaikan sepanjang sisa waktu dari usianya yang dipinjamkan Allah.
Wahai hamba – hamba Allah yang kita ini adalah milik Allah, yang usia kita dipinjami oleh Allah agar semakin dekat Kehadirat Nya, wahai yang bernafas dan hidup dengan Kehendak Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Nabiyyuna Muhamamd Saw ketika seseorang wanita yang hamil, Allah memerintahkan Malaikat didalam rahimnya yang selalu menyampaikan Kehadirat Allah. Jika sudah masuk janin ke dalam rahimnya maka Malaikat berkata “Ya Rabb nuthfah” (Wahai Allah janin telah masuk ke dalam rahim). Lantas apabila ia telah menjadi gumpalan darah dengan Kehendak dan Pengaturan Allah. Malaikat mengatakan “Ya Rabb…” (Wahai Allah dan Malaikat terus mengabarkan akan keadaan sang bayi). Wahai Allah telah menjadi gumpalan daging bayi ini, Wahai Allah telah mulai terbentuk bayi ini dan ketika ia hampir berbentuk, kelaminnya ditanyakan oleh Malaikat “Ya Rabb adzakar am untsa” (Wahai Allah apa yang Kau inginkan dari bayi ini, lelaki atau wanita). Maka dengan Kehendak Allah Swt memilihkan kelaminnya dan setelah itu muncullah bayi dan ditiupkan padanya ruh. Berdetaklah jantungnya dan berfungsilah seluruh aliran darahnya, berfungsilah seluruh tubuhnya dan menanti ijin untuk lahir ke muka bumi yang milik Allah, menanti ijin bernafas didunia yang milik Allah, ia pun lahir ke muka bumi dan menyerukan suara dan setelah itu ia hidup dengan Kehendak Illahi. Dialah (Allah) Yang Maha Memiliki setiap kelahiran, Yang Maha Memiliki setiap kehidupan, Yang Maha Menjatuhkan seluruh kekuasaan dengan kematian.

Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba – hamba Nya yang selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah satu – satunya hal yang menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api neraka. Mereka selamat karena memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada pernah bosan Mengampuni, Yang Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua yang dermawan, Yang Maha Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah (Allah Swt) Jalla Wa Allah.

Hadirin – hadirat, Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan hal yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang meninggal 3 orang anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang dari api neraka (hijaban lahu minannaar)”. Berarti kalau seseorang punya anak 3 yang meninggal maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api neraka. Betapa pedihnya dan sulitnya dan pahitnya kehilangan seorang anak, bagaimana dengan 3 orang anak? Seakan – akan sirna seluruh kenikmatan yang dia lewati sebelumnya. 3 orang anak yang wafat dari anak – anaknya (misalnya) namun hal itu diganti dengan hijaban lahu minannaar. Kesedihan itu kecil kalau dibandingkan anugerah bebas dari api neraka. Ketika ia melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan memuji Allah, Maha Suci Engkau Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan aku terjaga dari api yang mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang sudah melihat api neraka, seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela dikorbankan demi selamat dari api itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan sepanjang ia lahir hingga ia wafat, ia akan lewati kesedihan itu dan ia anggap gembira jika ia lihat api neraka itu.

Hadirin – hadirat, lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?” (bagaimana kalau yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal itsnain” (juga kalau hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari api neraka. Kesedihannya dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka selama – lamanya. Inilah anugerah yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa Allah selalu membayar kesedihan kita dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada kesedihan itu sendiri. Kalau seandainya seseorang itu melihat 2 anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat ia akan masuk api neraka maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus menginjak api neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak ingin anak kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan) dan kelembutan dari takdir – takdir Ilahi Swt.

Hadirin – hadirat, inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah). “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan dirinya untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan oleh keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang dimaksud “innaddiina yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah sudah Maha Mengetahui mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah jadikan agama ini mudah bagi kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah hawa nafsu kita yang berbicara tetapi pada hakekatnya semua umat ini mampu melakukan apa – apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.

“Wala yusyaddaddina ahadun illa ghalabahu”, tiadalah seseorang memaksakan dirinya. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar menjelaskan hal – hal yang sunnah kalau hal – hal yang fardhu (wajib) memang fadhu (wajib) tapi kalau hal – hal yang sunnah jangan paksakan diri kita. Al Imam Ibn Hajar memberi contoh: orang yang memaksakan dirinya untuk melakukan shalat tahajjud yang panjang, boleh saja ia lakukan shalat tahajjud yang panjang tapi kalau ia paksakan secara berlebihan yang akhirnya setelah tahajjud ketiduran dan shalat subuhnya terlewat. Shalat subuhnya adalah hal yang fardhu (wajib), ia paksakan untuk tahajjud yang lama akhirnya shalat subuhnya terlambat. Tentunya hal ini yang dimaksud dalam hadits “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu”, orang yang memaksakan dirinya dalam ketaatan yang lebih dari kemampuannya, ia akan kalah sendiri dengan keinginannya.

“Fasaddidu..”, Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari mengatakan “tawassuth lil a’mal” (jangan berlebihan dan jangan pula meremehkan, ditengah – tengah saja). Berbuat yang semampu kita dan itu dipertahankan karena “ahabbudin illaihi saw adhdhuwa mahum” demikian riwayat Shahih Bukhari, bahwa yang paling disenangi oleh Sang Nabi Saw dalam amal kita adalah yang berkelanjutan (berkesinambungan). Jadi jika hal itu pun ringan kalau berkesinambungan itu yang lebih disenangi oleh Rasul saw.

Kalau shalat tahajjud rasanya saya sulit bangunnya, ya kalau begitu lakukan shalat witir habis ba’diyah isya. Sudah shalat isya ada shalat sunnah ba’diyah setelah itu shalat witir 3 rakaat, itu sudah termasuk qiyamullail. Kau bangun shalat tahajjud lagi tidak apa – apa tapi jangan shalat witir 2X, karena yang makruh adalah yang witir 2X. kalau malam bangun lagi 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat shalat tahajjud, silahkan!!. Bangun tidak bangun sudah melakukan qiyamullail. Kalau bangun shalat tahajjud syukur kalau tidak bangun toh sudah melakukan qiyamullail. Ini yang disebut “tawassuth lil a’mal”. (misalnya) Saya ingin kemuliaan qiyamullail maka lakukan yang mudah, setelah ba’diyah isya lakukan shalat witir 3 rakaat itu sudah melakukan qiyamullail. Tapi saya mau bangun untuk tahajjud, ya kalau bangun tahajjud lakukan dan kalau tidak bangun qiyamullail sudah kita lakukan dengan shalat witir sudah dapat pahalanya. Sudah bisa melakukan qiyamullail setiap malam dengan shalat witir. Demikian hadirin – hadirat diantara kemudahan – kemudahan yang ditunjukkan dan bila kita dawamkan itu afdhal.

Oleh sebab itu Rasul Saw bersabda tadi “fasaddidu wa qaribu”, apa makna “qaribu” disini, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan “kalau tidak mampu kau perbuat hal yang sedemikian sempurna yang kau ketahui, perbuat amal yang dekat dengan itu, yang dekat kepadanya”. Seandainya kita dengar sebaik – baiknya puasa adalah puasa Nabi Daud, kata Rasul saw. Puasa sehari batal sehari, puasa lagi batal lagi. Itu puasa yang paling afdhal). Kita tidak mampu, ya kalau gitu puasa senin – kamis. Saya sibuk banyak pekerjaan, kalau begitu 3 hari dalam 1 bulan. Sibuk tidak mampu atau sakit atau banyak halangannya untuk melakukan puasa. Lakukan puasa syawal, lakukan puasa pada hari asyura, puasa pada hari arafah yang hanya datang 1 tahun sekali. Puasa arafah setahun sekali, puasa hari asyura setahun sekali, puasa syawal 1 minggu saja dalam 1 tahun.

Demikian hadirin – hadirat “wa qaribu”, dekatkan dengan diri kita. Saya mampunya hanya puasa fardhu (wajib) saja, puasa ramadhan. Tambah 1 hari setahun sekali puasa asysyura,
(ketahuilah bahwa) itu sebelum puasa ramadhan diwajibkan, puasa asyura sudah menjadi puasa wajib. Sebelum diwajibkan puasa bulan ramadhan, puasa asysyura wajib. Setelah muncul kewajiban puasa dibulan ramadhan, puasa asysyura menjadi sunnah muakkadah. Itu 1 tahun sekali, kalau tidak mampu puasa sunnah seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali. Puasa arafah setahun sekali. Demikian hadirin – hadirat, tahun depan tambah 2X arafah dan asysyura, tahun depannya lagi tambah syawal (1 minggu), arafah, asysyura 3X saja setahun. Tahun depannya barangkali bisa ditambah 2 bulan sekali, terus demikian riwayat Shahih Bukhari “yang paling disenangi Rasul saw adalah amal yang berkesinambungan”. Kalau amal sekali saja memang tidak boleh? Boleh, tapi yang berkesinambungan lebih afdhal. Ini kita bicara hal yang sunnah dan hal yang wajib tentu sudah jelas.

“Wa qaribu wa absyiru” (dan pahamilah hal – hal yang membuat kau gembira didalam ibadah daripada bisyarah bisyarah dan kabar – kabar mulia yang muncul itu pahami dan kabarkan). Kita sudah melakukan shalat witir, Alhamdulillah setiap malam shalat witir. Kenali kemuliaan pahala qiyamullail, seperti apa. “absyiru” katakan pada orang lain dan senangkan dirimu. Kalau qiyamullail itu pahalanya begini, begini, begini, itu yang dimaksud. Ketika kita beramal ibadah hadirkan didalam hati kita kemuliaan ibadah itu. Saya Alhamdulillah selalu hadir di majelis setiap malam selasa, hadirkan kemuliaan ibadah seperti ini. Allah Swt sudah mengatakan dari seluruh riwayat Shahih Bukhari dan Muslim “orang yang duduk di majelis dzikir dan majelis taklim, itu semua yang duduk disitu tidak akan dihinakan oleh Allah Swt yang duduk bersama berdzikir dan orang yang bertakdhim dan bershalawat, semuanya itu larut di majelis dzikir”.

Hadirin – hadirat inilah yang disebut “wa absyiru” agar bangkit semangat kita didalam ibadah lebih daripada yang ada. Kita sedang shalat 5 waktu, bangkitkan kemuliaan itu bahwa kau sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin. Inilah detik – detik terindah sepanjang waktu kita hidup hingga kita wafat belum ada detik – detik lebih agung daripada saat kita shalat, saat kita sujud. Ingatlah kemuliaan sujud itu bahwa Allah mengharamkan anggota sujud dibakar api neraka. “Innallaha harama alannaar an ta’kula min ibn adam atsarassujud” riwayat Shahih Bukhari sabda Rasul saw “Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud”. Ingat itu disaat kita bersujud, dan sedekat – dekat hamba kepada Allah. Hamba yang sangat dekat kepada Allah adalah saat ia bersujud. Sedang sujud ingat itu, sedang dzikir kemuliaannya, sedang puasa ingat kemuliaannya, sedang shalat ingat kemuliaan, berhadapan dengan ayah ibumu ingat kemuliaannya, ingat keberkahannya. Demikian absyiru.

Setelah itu Rasul Saw mengajari kita untuk banyak berdoa tapi Rasul saw mengajari 3 waktu yang paling afdhal padanya doa didalam setiap hari yaitu “wasta’inu bil qhudwati warrawhati wa syain minadduljah” (mohonlah pertolongan Allah pada 3 waktu yaitu disaat pagi). Ghudwah adalah mulai selesai fajr hingga waktu dhuha, sebagian ulama mengatakan sampai sebelum waktu zawal. Jadi 10 menit sebelum adzan dhuhur itu waktu zawal. Sebelum itu dari mulai waktu subuh (waktu pagi), doa – doa diijabah (dikabulkan) oleh Allah Swt.

“Warrawhah”, rawhah adalah beberapa saat sebelum ashar sampai terbenamnya matahari. Disaat – saat seperti itu banyaklah berdoa, kata Rasul Saw. “wa syain minadduljah” yang paling afdhol di detik – detik akhir sepertiga malam terakhir sebelum adzan subuh. Jadi sebelum adzan subuh, kalau sepertiga malam terakhir bisa dihitung sendiri dari isya sampai adzan subuh dibagi 3, sepertiga terakhir itu waktunya, kira – kira jam 02.30 atau 03.00 WIB. Detik – detik sebelum adzan subuh, itulah detik – detik paling afdhal untuk berdoa dan di detik – detik itulah kelahiran Sayyidina Muhammad Saw, beliau lahir beberapa detik sebelum terbitnya fajar.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt memuliakan hamba – hamba Nya dengan tuntunan keluhuran dengan sunnah Nabi Nya, Muhammad Saw. Mereka semakin dekat kepada Allah Swt dan Allah jadikan agama islam ini mudah. Makin ingin seseorang mendalaminya makin dipermudah oleh Allah Swt urusan dunianya dan akhiratnya. Dan bukan berarti seseorang yang bekerja itu dia orang yang duniawi karena pekerjaan itu kalau diniatkan memberi nafkah menjadi pahala shadaqah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw “orang yang memberi nafkah kepada keluarganya maka ia mendapat pahala shadaqah”. Itulah hadirin – hadirat, jadi bekerja mendapatkan nafkah untuk keluarganya itu ada pahalanya dari Allah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “barangsiapa yang bekerja untuk menafkahi para fuqara, dia bekerja untuk dirinya tentunya dan keuntungan dari pekerjaannya itu untuk fuqara maka baginya itu pahala seakan – akan orang yang berpuasa di malam hari dan yang shalat malam di sepanjang malam”.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin seseorang dekat dan mengamalkan sunnah Sang Nabi saw, dia akan semakin sempurna dan demikian pula masyarakat. Semakin meluas ajaran sunnah Nabi Muhammad Saw maka akan semakin damai masyarakatnya. Beberapa waktu yang silam diwilayah Shibam di Hadramaut ada seorang qadhi (hakim). Di Shibam kebanyakan ulama, shalihin banyak disitu. Qadhi (hakim) itu 20 tahun bertugas menjadi hakim di wilayah Shibam. Setelah selesai jabatannya ia kembalikan semua penghasilan bulanannya, karena hakim kan ada gajinya, ada bulanannya dikembalikan yang selama 20 tahun. Dikembalikan kepada amir (pemimpin). “Kenapa dikembalikan?” Hakim menjawab “saya tidak bekerja. 20 tahun saya jadi hakim tidak ada 1 kasus pun”. Selama 20 tahun ia menjadi qadhi (hakim), tidak satu pun ada pengaduan kepada hakim.

Demikianlah masyarakat yang nabawiy, kalau sudah masyarakatnya asyik dengan sunnah Nabi Muhammad Saw tidak ada lagi hal – hal yang bersifat munkar. Ada satu yang mencaci temannya yang lain memaafkan, yang satu berbuat dholimi yang lain menasehati. “Tidak ada 1 kasus pun”, kata sang hakim. “20 tahun aku disini, tapi aku makan penghasilan tiap bulan makan dikasih, aku tidak mau memakannya karena aku tidak bekerja sebagai hakim, aku ditunjuk jadi hakim selama 20 tahun disini tidak ada kasus 1 pun yang datang kepadaku”. Demikian hadirin – hadirat, sampai ia selesai dari jabatannya dan tidak ada 1 kasus pun di wilayah itu, demikian indahnya masyarakat kalau sudah berjalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Allah berikan keberkahan, Allah berikan keluasan.

Demikian hadirin – hadirat yang dimulaikan Allah,
Saya pernah berkunjung ke Pulau Bengkalis diwilayah Riau. Pulau ini pulau yang kaya raya, Sampai ditempat pertama kali yang saya Tanya “bagaimana keadaan pulau ini?” mereka berkata “Habib, di pulau ini tidak ada bar, tidak ada diskotik, tidak ada café, tidak ada perjudian, tidak ada tempat zina, tidak ada itu semua”. Kenapa? Masyarakatnya tidak mau. Pernah buka disini bar, diskotik tapi tidak laku, tutup sendiri karena masyarakatnya tidak mau itu. Masjid ramai, pesantren ramai, majelis taklim ramai. Ada orang buka bar, buka diskotik tutup sendiri karena tidak laku. Jadi Habib disini tidak ada tempat maksiat karena masyarakatnya tidak mau. Subhanallah!! Kaya raya, Allah limpahkan keberkahan sebagaimana firman Allah “walaw anna ahlalqura amanu wattaqa lafatahnaa a’laihim barakaati minassamaai wal ardh” QS. Al A’raf : 76 (kalau seandainya masyarakat itu beriman dan bertaqwa, Allah limpahkan keberkahan dari langit dan bumi).

Hadirin – hadirat demikian indahnya seseorang dan masyarakat yang mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw. Rasul Saw selalu menuntuk kita kepada kesucian hidup. Oleh sebab itu diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw membanggakan umatnya “inna ummati yud’auna yaumal qiyamah Ghurran muhajjilin” (sungguh umatku di hari kiamat terang benderang wajah mereka itu). “famanisthatha’uu an yuthiila ghurratahu falyaf’al” demikian riwayat Shahih Bukhari. Maka kalian, kata Rasul “yang mempunyai kemampuan maka luaskan anggota wudhu (wajah, tangan, kaki) dan itu kalau saat membasuh wajah jangan diwajah saja namun diteruskan sampai lewat leher sampai ke telinga dan airnya diperluas. Disaat membasuh tangan dipanjangkan sampai diatas siku, itu bukan mubazir, itu adalah Ghurran Muhajjilin.
Hadirin – hadirat panjangkan sampai melewati siku, demikian juga membasuh kaki panjangkan sampai diatas pertengahan antara lutut dan mata kaki (tengah tengahnya) jadi sampai betis panjangkan itu air”. Itu kenapa? itu membuat anggota tubuh kita terang benderang di yaumal qiyamah. Rasul Saw membanggakan umatnya, anggota wudhu mereka terang benderang bercahaya. Dikenangnya umat Nabi Muhammad Saw dengan anggota wudhunya yang diberi cahaya oleh Allah Swt. Dan membasuh rambut, basuh seluruh bagian rambut sampai seluruhnya dan demikian pula telinga. Sempurnakan wudhu kita kalau kita berwudhu. Ini salah satu dari wasiat Nabi kita Muhammad Saw.

Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Utsman radiyallahu anhum berwudhu menghadap kiblat lantas beliau berwudhu dengan tenang dan dinikmati lalu melakukan shalat sunnah 2 rakaat. Setelah itu ditanya oleh Sahabat lain, “kau ini berbuat begini kenapa wahai khalifah Amirul Mukminin? Apakah Rasul saw mengajarkan begini?”, Sayyidina Utsman berkata “Rasul saw berkata barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik – baiknya, ia perindah wudhunya, perlahan – lahan, tidak terburu – buru, menghadap kiblat, menutup aurat, dalam keadaan seperti itu lalu ia shalat sunnah 2 rakaat tanpa berkata – kata dari mulai berwudhu sampai shalatnya usahakan tidak banyak bicara maka Allah akan mengampuni dosa – dosanya”. Dan kudengar ini langsung dari Rasulullah saw. Demikian dikatakan Sayyidina Ustman bin Affan radiyallahu anhum.

Hadirin – hadirat, para sahabat radiyallahu anhum adalah orang – orang yang paling mencintai Rasulullah Saw. Cinta mereka kepada Rasul saw sangat – sangat dahsyat sampai dikatakan ketika Sayyidina Abu Hurairah radiyallahu anhu berhadapan dengan Rasul saw saat itu beliau sedang junub (sedang dalam keadaan hadats besar) maka Abu Hurairah radiyallahu anhu cepat – cepat pergi meninggalkan Rasul saw. Ketika jumpa dengan Rasul saw ditanya “aina kunta ya Abu Huhairah?”, kau tadi dimana ya Abu Hurairah? kenapa lari sembunyi? Berkata Abu Hurairah “kuntu junuban Ya Rasulullah”, wahai Rasulullah tadi aku sedang hadats besar belum mandi junub (mandi wajib). “wa akrahu an ujaalisaka illa wa ana alaa thaharah”, dan aku tidak mau duduk bersamamu dan menghadapmu terkecuali dalam keadaan suci. Demikian cinta mereka (para sahabat) kepada Sayyidina Muhammad Saw.

Dan tentunya kita ingat 1 nama, manusia yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad Saw dari semua nama para sahabatnya. Siapakah ia? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha, putri tercintanya yang paling dicintai Rasul saw dari semua sahabat radiyallahu anhum. Terbukti bagaimana kita dengar ketika Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Ketika Rasul saw wafat, Sayyidina Abu Bakar ini kalau selesai shalat malam terdengar suara gemuruh dari dadanya bagaikan suara air yang bergolak dan ketika ia wafat tercium bau hati yang terbakar, hati yang terpanggang. Hati kalau dibakar baunya seperti itu tercium dari mulutnya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq maka ketika ditanya kenapa maka salah satu riwayat mengatakan “itu adalah karena tidak tahannya menahan kerinduan kepada Rasulullah Saw”. Dan ternyata hal itu telah didahului oleh Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha yang ketika setelah wafatnya Rasul saw, ia tidak lagi keluar dari rumahnya dan terus berada dirumahnya dan keluar hanya beberapa saat untuk berjumpa dengan Amirul Mukminin Abu Bakar Ashshiddiq dan setelah itu tidak keluar dari rumahnya. Beberapa bulan kemudian ialah yang pertama kali wafat dari para sahabat Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, “Rasul saw berkata kepada Sayyidatuna Fatimah bahwa engkaulah yang paling pertama menjumpaiku dari para kekasihku”. Maksudnya dari semua orang – orang yang dicintai oleh Rasul saw dari kalangan sahabat yang paling pertama kali menjumpai Rasul Saw di alam barzah adalah Sayyidatuna Fatimah. Terbukti beliaulah yang pertama kali wafat setelah Rasul Saw wafat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum tahu kemuliaan derajat Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Sebagian orang di masa sekarang mengatakan Abu Bakar Ashshiddiq itu tidak mencintai ahlul bait, hal ini tentunya salah karena riwayat Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari ketika Abu Bakar Ashshiddiq ditanya bahwa Sayyidatuna Fatimah Azzahra tersinggung atas ucapannya maka Abu Bakar Ashshiddiq datang kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib mohon ijin untuk minta ridho kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra” , dan Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra dating pada sayyidah Fatimah Azzahra mohon ridho dan mohon maaf atas kesalahannya dan ia tidak keluar dari rumahnya Sayyidatuna Fatimah sebelum Sayyidatuna Fatimah Azzahra ridho memaafkan kesalahan Abu Bakar Ashshiddiq. Maka berkata Imam Ibn Hajar Al Asqalani riwayat ini menyelesaikan permasalahan yang saat sekarang ini dipermasalahkan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita gembira dengan hari – hari mulia kita yang semakin dekat dengan kedatangan Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh yang Insya Aallah akan tiba pada tanggal 8 Januari 2008, hari Kamis yang malam itu akan langsung diadakan acara malam jum’at di gedung Dalail Khairat, komplek hankam, Cidodol. Mulai pk. 20.30 WIB sebagaimana biasa dan tentunya hari jum’at beliau akan khutbah jum’at di Masjid Al Hawi dan malam minggunya (malam ahad) ziarah kubro ke Luar Batang dan pada malam selasa hadir bersama kita Insya Allah tanggal 12 Januari 2008 dan pada tanggal 11 Januari 2008 (hari ahad) Haul Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar bin Salim di Cidodol sebagaimana biasanya. Nanti jadwal akan kita bagikan, dan kita berdoa agar acara – acara ini sukses dan tidak ada hambatan sama sekali.

Kita juga bermunajat agar Allah Swt memberikan kemudahan dan kelancaran bagi acara kita di malam 1 Januari 2009 kita akan berdzikir bersama untuk mengimbangi maksiat yang banyak muncul di malam 1 Januari. Riuh orang – orang dengan meniup terompet di malam 1 Januari, kita akan gemuruhkan malam itu dengan ratusan ribu muslimin yang menggebu karena menyebut Nama Allah .. Allah.. dan semoga Allah Swt memberikan kemudahan kepada kita dalam pengadaan acara ini.

Kita bermunajat untuk diri kita dan seluruh muslimin dan semua pemirsa yang mendengarkan di Radio RASfm semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi kita. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram pandanglah seluruh jiwa kami seluruh sanubari kami, pastikan seluruh nama – nama kami didalam nama – nama yang Kau limpahi Rahmat Keberkahan dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan. Ya Rahman Ya Rahim RahmatMu yang kami minta yang tiada memiliki kecuali Kau Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, Lmpahkan Rahmat kepada hamba Mu yang terbenam dan terbitnya matahari. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Kau limpahkan Rahmat kepada kami, limpahkan Rahmat kepada rumah tangga kami, kepada diri kami, kepada segala aktifitas kami, Ya Dzaljalali wal ikram Yadzaththauli wal in’am Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Menamakan diri Mu Rahman dan Rahim, Wahai Yang Menamakan diri Mu Arhamur Rahimin Yang Maha Pengasih melebihi semua yang berkasih sayang, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Rahman Ya Rahim beri kami kesempatan memandang indahnya Dzat Mu Yang Maha Indah dan jadikan jiwa – jiwa kami selalu bercahaya dengan cahaya keindahan Mu siang dan malam, jadikan hari – hari kami dilimpahi kebahagiaan dan rahmat sepanjang waktu dan zaman. Ya Rahman Ya Rahim sampai kami wafat jadikan wafat kami adalah awal dari kebahagiaan yang kekal, Ya Rahman Ya Rahim jadikan kehidupan kami sebagai gelombang Rahmat Mu demi menjenjang kebahagiaan yang abadi, jadikan ayah bunda kami dimuliakan dunia wal akhirat, ampuni dosa kami dan dosa ayah bunda kami. Ya Rahman Ya Rahim dan jagalah keturunan kami, anak – anak kami Rabbiy jangan Kau jadikan mereka kelak terjebak didalam perzinahan, atau dalam perjudian, atau dalam segala kemunkaran, pelihara anak – anak keturunan kami Ya Rahman Ya Rahim pelihara keluarga dan kerabat kami, maafkan teman – teman yang dalam kemaksiatan, hujani mereka dengan hidayah.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
www.majelisrasulullah.org


















Read More

Jumat, 12 Desember 2008

MENJADI MUSLIM YANG BAIK

22.04.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Seorang lelaki bertanya pada Rasul saw mengenai Islam yang baik? (muslim yang baik), sabda Rasulullah saw : “Kau membagikan makanan, dan mengucap salam pada yang kau kenal dan yang tak kau kenal” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Yang Maha Luhur, Sang Maha Pemilik Matahari dan bulan dan seluruh alam semesta yang Menghamparkan Kerajaan Langit dan Bumi sebagai lambang Kemegahan, yang menjadikan setiap kehidupan ada pada Nya (Allah Swt) dan berakhir dengan kematian, yang menjadikan kehidupan manusia berakhir dengan kematian dan berlanjut dengan kehidupan setelah kehidupan.



Kehidupan yang kekal dan abadi, maka disampaikanlah tuntunan Para Nabi, mengajak mereka kepada kebahagiaan kekal sampailah kepada Nabi Mulia, pembawa Keridhoan Allah, pembawa Cahaya Keagungan Illahi, pembawa tuntunan Illahiyah dan Alqur’anul Karim ialah Sayyidina Muhammad Saw.

Tiada makhluk manusia yang lebih beruntung di muka bumi melebihi mereka yang mengikuti Muhammad Rasulullah. Semakin mereka mengikuti Sang Nabi saw, semakin agung dan bahagia mereka kelak, semakin tinggi derajatnya dan semakin diberi kemuliaan dunia dan akhirat. Allah Swt Yang Maha Mampu Merubah Takdir Keputusan Nya menjanjikan kemuliaan dan perubahan kebahagiaan bagi para pengikut Muhammad Rasulullah Saw.

“Walladziina amanuu wa’amilushshaalihaati wa amanuu bima nuzzila ’alaa muhammadin wahuwal haqqu min rabbihim, kaffar ‘anhum sayyi’aatihim wa ashlaha baalahum” (QS. Muhammad : 2) (mereka mereka yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa apa yang diturunkan dan diajarkan kepada Muhammad, “wahuwal haqqu min rabbihim”, beliau itu kebenaran dari Tuhan mereka, kebenaran dari Yang Memelihara setiap kehidupan, kebenaran yang disampaikan oleh Sang Pemilik Langit dan Bumi, mengirimkan Kebenaran Nya berupa tuntunan Sayyidina Muhammad Saw, “kaffara ‘anhum sayyi’aatihim wa ashlaha baalahum”, Allah ampuni dosa dosa mereka dan Allah perbaiki keadaan mereka.

Semakin mereka memperbaiki keadaannya dan hubungannya dengan Allah, semakin mereka perbaiki hari harinya dengan tuntunan Sang Nabi saw, Allah hapuskan dosa dosa mereka dan Allah perbaiki keadaannya, keadaan dirinya, keadaan hatinya, keadaan perasaannya, keadaan kehidupannya, keadaan pekerjaannya, keadaan rumah tangganya, keadaan hidup dan matinya hingga ia bangkit di yaumal qiyamah dibenahi oleh Allah dengan pembenahan sempurna karena mereka mengikuti Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin hadirat, inilah kehidupan sementara, gerbang menuju kehidupan yang abadi. Inilah nafas nafas kita yang pasti berakhir dengan nafas sakaratul maut dan berpisah dengan semua yang kau lihat dan kau dengar.

Inilah hari Idul Adha, hari agung dari hari hari yang diagungkan Allah Swt dan termuliakan mereka untuk memuliakan hari ini dengan tuntunan Sang Nabi saw dengan memperbanyak takbir dan tahlil dengan ucapan “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Wa Lillahil-hamd”. Disunnahkan untuk bertakbir sampai terbenamnya matahari dihari Idul Adha lalu takbir terus disunnahkah setiap shalat fardhu dan sunnah saja hingga asar hari Tasyriq yg ketiga (13 dzulhijjah).

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah berfirman mengabarkan keluhuran bagi para pengikut Sang Nabi Saw. “yarfa’illahulladzina amanuu minkum walladzina uutuul i’lma darajaat” (QS. Mujadilah : 11) (Allah mengangkat derajat kalian kalian yang menuntut ilmu diantara kalian dengan derajat derajat yang sangat tinggi). Kita memahami kalau kalimat “darajaat” berarti derajat saja dan kita paham derajat, surga itu bagaikan langit dan bumi diantara derajat yang satu dengan derajat yang lainnya. Kalau Allah mengatakan “darajaat” berarti derajat yang banyak. Setiap kali bertambah ilmu kita makin tinggi kita diberi derajat oleh Allah di surga kelak. Dan pula didunia, semakin dekat ia kepada Allah, semakin dekat ia kepada samudera Yang Maha Luas Melimpahkan Kebahagiaan, Yang Maha Merubah Keadaan. Sebagian orang berkata “kalau cuma ngaji, ngaji dan majelis sampai kapan majunya? tidak cukup dengan begini saja akan selesai kehidupan ini”. Hadirin hadirat ingatlah Yang Maha Merubah Keadaan dari keadaan yang indah menjadi keadaan yang buruk, dari musibah menjadi kenikmatan atau sebaliknya, dari kemiskinan kepada kekayaan atau sebaliknya, Dialah (Allah Swt) Yang Mampu Merubah Keadaan kita. Ketika seorang hamba berjalan dan meniti jalan Muhammad Rasulullah Saw, dijanjikan oleh Yang Maha Merubah Keadaan akan mengubah keadaan dengan sebaik baiknya keadaan.
Hadirin hadirat yang menjanjikan adalah Yang Tidak Pernah Mengingkari Janjinya.

Allah Swt telah berfirman “minta kepada Ku akan Kujawab doa doa kalian”. Lalu kita bertanya “bagaimana dengan doaku siang dan malam yang masih belum dikabulkan Allah?”. Jawabannya adalah ketidaktahuan kita bahwa Allah menjawab doa kita lebih daripada yang kita minta. Kita minta A (misalnya) tanpa kita sadari Allah mengangkat 100 musibah yang akan datang di hari esok. Doa kita hanya hal yang remeh saja tapi Allah Yang Maha Dermawan memberi lebih dari itu.
Hadirin hadirat, jawaban dari Allah itu lebih dari sekedar suara. Doa kita kepada Allah tapi kita tidak dengar jawaban dari Yang Maha Menjawab Doa. Jawaban Allah bukan dengan suara dan tidak sesempit hanya sekedar pengabulan, minta itu diberi itu, tidak sesempit itu Anugerah Yang Maha Dermawan. Minta hal yang 1, Allah beri 1000 dan itu bukan hal yang mustahil bagi Rabbul Alamin. Barangkali seorang hamba meminta hal yang remeh, Allah berikan hal yang lebih agung atau Allah berikan juga dan Allah tambahkan lebih dari doanya dan itu pasti karena Dialah (Allah Swt) Yang Menamakan Dzatnya “Al Karim” (Yang Maha Dermawan, Yang Maha Memberi).

Hadirin hadirat, tiada seseorang meminta kepada Allah lalu turun kedua tangannya dengan tangan kosong saja terkecuali dipenuhi anugerah. Inilah Allah dan inilah Maha Raja Dermawan dari seluruh makhluk Nya dan Pemberian Nya terus berlimpah sepanjang siang dan malam tanpa kita sadari. Barangkali kita berdoa malam ini tentang 1 hajat, besok Allah kabulkan atau jika tidak Allah tidak kabulkan tapi Allah angkat sedemikian banyak musibah yang akan datang di hari esok. Hal itu tidak kita ketahui, barangkali kalau kita melihat takdir kita tidak akan berhenti bersujud, kita meminta Kasih Sayang Illahi. Kalau kita lihat musibah apa yang akan datang di hari esok, barangkali sekarang kita bisa berdiri besok kita terkena 1 musibah dan lumpuh seumur hidup barangkali saat ini kita melihat esok terkena 1 musibah tidak bisa lagi melihat dan demikian banyak musibah yang bisa saja terjadi dan itu berubah dalam sekejap dengan doamu hadirin.

“kaffara ‘anhum sayyiatihim wa ashlaha baalahum” (Kuhapuskan dosa dosa mereka dan Kuperbaiki keadaan mereka), Dialah Allah Yang Maha Memperbaiki Keadaan dan perbuatannya Maha Sempurna.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Ketika salah seorang beribadah dengan ibadah yang sangat banyak maka Rasul Saw mendengar seorang wanita beribadah dengan ibadah yang sangat banyak sampai berlebihan maka Rasul Saw berkata “apa ini ibadah yang berlebihan?”, “innallahu la yamallu hatta tamallu’ ” (Allah itu tidak bosan bosannya tapi kalian yang akan bosan kalau terlalu banyak beribadah). Zaman sekarang orang beribadah Qabliyah, Ba’diyah dan Tahajjud sudah dibilang berlebihan, itu bukan berlebihan. Yang disebut berlebihan ibadah itu adalah meninggalkans seluruh aktifitas demi ibadahnya, ini yang disebut berlebihan. Nabi Saw berkata “la yamallu hatta tamallu’ ” (Allah itu tidak akan bosan sampai kalian bosan sendiri). Maka jangan paksakan diri melebihi kemampuan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dari kemuliaan inilah Allah Swt menuntun kita kepada bimbingan yang paling sempurna, bimbingan yang menjadi perluasan dan persaudaraan bagi seluruh manusia khususnya diantara muslimin. Oleh sebab itu, Rasul saw ditanya sebagaimana hadits yang tadi kita baca “anna rajulan sa’alannabiy saw, seseorang bertanya kepada Rasul saw “ayyul islam khair”, maksudnya orang muslim yang mana yang amalnya baik? tunjukkan padaku amal amal yang baik dalam islam. Tentunya banyak namun Sang Nabi saw memberikan 2 ajaran yang sangat indah jika kita perdalam. Apa itu? ”ith’amu tha’am (demikian riwayat Shahih Bukhari). “kau membagi bagikan makanan”. Berarti sekarang ini hari hari tasyrik, disunnahkan membagikan daging kurban. Perlu diketahui pembagian daging kurban itu untuk seluruh muslimin bukan dikhususkan untuk fuqara saja. Jadi orang ang mampu juga boleh diberikan. Lain dengan shadaqah dan zakat, tidak boleh diberikan terkecuali kepada mustahiq diantaranya fuqara dan masakin. Kalau daging kurban boleh diberikan kepada yang mampu dan yang tidak mampu asal dia muslim karena daging kurban adalah jamuan muslim kepada muslimin lainnya yang ia kenal dan yang ia tidak kenal. “ith’amu tha’am” (bagikan makanan) kata Sang Nabi Saw. Jangan dipisahkan hanya yang muslim dan miskin saja, yang tidak miskin pun boleh kalian jamu tapi tentu yang afdhal adalah yang tidak mampu. Jadi kalau daging kurban diberikan kepada yang miskin atau yang kaya, tentunya pada yang miskin lebih afdhal. Tapi kalau mau diberikan kepada yang mampu, tidak ada larangannya karena itu sunnah juga selama ia muslimin karena daging kurban adalah jamuan sesame muslimin yang kenal dan yang tidak ia kenal.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah jika tahun ini Majelis Rasulullah Saw dititipkan 13 ekor kambing oleh seorang saudara kita dari Sidney, Australia untuk kurban disini (di Majelis Rasulullah Saw) dan juga 1 dari jamaah majelis kita di Jakarta, jadi tahun ini 14 ekor kambing. Yang 13 dari Sidney, Australia dan yang 1 ekor dari Jakarta, dan 1 ekor sapi dari Bapak Gubernur H. Fauzi Bowo untuk Majelis Rasulullah Saw. Jadi tahun ini Majelis Rasulullah Saw kurban 14 ekor kambing dan 1 ekor sapi, Alhamdulillah Semoga Allah muliakan mereka yang menitipkan kurbannya di Majelis Rasulullah Saw.

“ith’amu tha’am” (bagikan makanan) kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal, wa aqri’ussalam alaa man arafta ma alaa man lam ta'rif (dan ucapkan salam kepada yang kau kenal dan yang tidak kau kenal). Mengucapkan salam itu jangan hanya kepada yang kita kenal saja, tanpa kita sadari orang yang tidak kita kenal pun jika diucapkan salam itu bukan untuk dia saja tapi pahala karena Allah, menyebarkan Nama Allah “Assalam” (adalah Nama Allah Yang Maha Sejahtera). Assalamu’alaikum artinya Yang Maha Penyejahtera melimpahkan kesejahteraan kepadamu, itulah makna kalimat Assalamu’alaikum. Jadi kalau seseorang mengucapkan Assalamu’alaikum itu dzikir karena kalimat Assalam adalah Nama Allah.
Hadirin, Sayyidina Ibn Umar radhiyallahu anhuma diriwayatkan di dalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari, Ibn Umar ini setiap pagi keluar dan ditanya oleh orang “kau ini kepasar, belanja tidak?, lewat gang sana lewat gang sini, lewat rumah si anu lewat rumah si ini, pulang ke rumah, mau apa? keluar tidak silaturahmi pada fulan, ke pasar tidak belanja, balik lagi ke rumah, keluar sebentar balik lagi ke rumah”, ia berkata “aku keluar hanya untuk menyebarkan kalimat Assalam”. Lewat ada muslim, ucapkan “Assalamu’alaikum”, hanya untuk bersalam saja aku keluar rumah. Jadi orang keluar rumah itu macam macam niatnya, ada yang niat dagang, ada yang niat sekolah dan Para Shalihin ada yang teringat Keagungan Nama Allah. Assalam,
ia keluar dari rumahnya untuk menyebarkan salam lalu balik lagi kerumahnya.

Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhum diriwayatkan didalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari, beliau kalau keluar dari rumahnya memakai minyak wangi ditangan kanannya. Ini sering kita lihat, kenapa? Sayyidina Anas berkata “memuliakan orang yang menyalamiku”. Salah satu cara memuliakan mereka adalah memakai minyak wangi di tanganku, jadi orang yang menyalamiku itu nanti wangi tangannya. Darimana kau pelajari ini? dari Rasulullah Saw. Demikian indahnya akhlak.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dalam satu kejadian salah satu teman saya beberapa tahun yang lalu sudah lanjut usia, usinya 60 tahun lebih. Ia mempunyai 6 orang anak. Kebetulan ia menyeberang dari Lampung menuju ke Pelabuhan Merak. Di pelabuhan sudah beli tiket, ternyata ditipu. Tiketnya dibawa kabur entah kemana, ia sudah mengeluarkan uang dan ia orang yang tidak mampu. Cuma 1 ia mendapatkan kemuliaan, saat lewat 1 orang yang wajahnya bengis (barangkali preman disitu) ia mengucapkan salam. Orang ini kemana mana selalu bersalam yang jika kira kira yg disalamu adalah seorang muslim, maka ia selalu mengucapkan salam walaupun ia seorang yang tampak bengis di pelabuhan. “Assalamu’alaikum”, tidak dijawab. Barangkali kita tahu kalau di pelabuhan banyak orang yang tidak ramah, ada diantaranya ramah bukan kebanyakan tapi diantaranya tidak ramah. Diucapkan salam, tidak dijawab, diam saja.
Ia lewat saja bersama istri dan anak anaknya. Ketika terjadi penipuan ini, ia pun ribut “tiket saya dibawa orang, saya sudah bayar”. Tadi yang diucapkan salam tidak menjawab ikut dalam kerumunan itu, “kenapa?”, “ini tiket saya dibawa kabur”. “apa ciri ciri orang itu?”, “begini..begini”, “oo.. sudah tenang”, tidak lama ia datang bersama orang itu dan orang itu dipaksa untuk mengembalikan uangnya. “kenapa kamu menipu Bapak ini, Bapak ini saudara saya..!”. Padahal ia tidak kenal dengan orang itu, ia hanya disalami oleh orangtua tadi padahal ia tidak menjawab tapi ucapan salam itu tembus ke dalam hatinya. Bibirnya tidak menjawab, wajahnya cemberut tapi ucapan itu tembus ke hatinya dan ia terharu. Barangkali seumur hidupnya jarang orang mengucap salam kepadanya. Ia merasa seorang yang berulah barangkali, banyak berbuat jahat dan orang jijik mengucapkan salam kepadanya. Ada 1 orangtua ini mengucapkan salam kepadanya, orang itu ditipu, ia membelanya sampai berkata “ini saudara saya, kenapa kau menipunya?”, padahal baru kenal saat itu karena mengucapkan salam. Demikian hadirin hadirat indahnya sunnah Nabi Muhamamd Saw. Oleh sebab itu bantu kemuliaan sunnah Sang Nabi Saw dengan menyebarkan salam kepada orang yang kita kenal atau kepada orang yang tidak kita kenal.

Rasul Saw bersabda “la yukminu ahadukum hatta yuhibba li akhiihi maa yuhibbu linafsih” (belum sempurna iman seseorang sampai ia menginginkan apa yang terjadi padanya, terjadi juga pada saudara saudaranya dari kenikmatan), demikian diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari. Kalau ia punya kenikmatan ia menginginkan surga, ia menginginkan orang lain juga masuk surga, jika ia inginkan keluasan,ia inginkan seluruh muslimin dalam keluasan. Ini kesempurnaan iman. Maksudnya apa? Semakin tinggi derajat seseorang, semakin tidak mau memusuhi muslimin. Semakin tinggi derajatnya semakin ingin seluruh muslimin mendapatkan kemuliaan, jika ia telah menunaikan shalat 5 waktu, ia ingin seluruh muslimin menunaikan shalat 5 waktu, jika ia ingin masuk surga ia ingin seluruh muslimin masuk surga. Jiwa seperti ini telah dicerminkan oleh Sayyidina Muhammad Saw.
Ketika musuh musuhnya melempari dirinya dan mengejarnya, beliau berdoa “Allahummahdiy Qaumiy fa innahum laa ya’lamuun”. Dibela itu orang yang melempari, dibela dengan doa beliau. Wahai Allah beri mereka petunjuk karena mereka tidak tahu. Dibela orang yang melempari beliau Saw.

Inilah puncak kesempurnaan akhlak Nabiyyuna wa Sayyiduna Muhammad Saw. Dan juga dalam ukhuwwah diantara kita satu sama lain, Allah Swt telah memerintahkan kita untuk mengikuti Sang Nabi Saw semampunya, yang dengan itu Allah meluaskan keberkahan dengan jiwa semacam Nabi Muhammad Saw inilah luasnya islam ke Barat dan Timur. Beliau bukanlah seorang kaya yang bisa mengunjungi seluruh permukaan Barat dan Timur untuk menyampaikan kalimat Tauhid. Beliau bukan seorang penguasa yang bisa mengerahkan ribuan pasukan untuk menyampaikan tuntunannya ke Barat dan Timur. Beliau hanya diikuti oleh beberapa budak dan para pemuda, semakin banyak dan semakin banyak pembenahan umat terjadi di Makkah dan sampai terusir pembenahan terjadi di Madinah, perlahan berlanjut ke seluruh permukaan bumi. Sampai saat ini 14 abad setelah wafat beliau (Nabi Saw) pembenahan umat terus berjalan, diteruskan oleh jiwa jiwa yang membawa kemuliaan semangat Nabi Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Di malam Idul Adha ini tentunya saya tidak berpanjang lebar, cuma perlu saya beritahukan bahwa majelis ini tidak ada liburnya. Majelis malam selasa ini Insya Allah tidak ada liburnya sampai yaumal qiyamah, Amin Allahumma Amin. Selama saya masih hidup, Insya Allah saya selalu hadir di malam selasa ini. Hadirin hadirat jadi kalau kebetulan lewat, ada suara terdengar kabar dari sana sini kalau malam selasa depan libur, itu jangan dibenarkan, itu ucapan yang tidak benar. majelis ini berlanjut, walau bulan ramadhan, walau malam lebaran, kita takbiran bersama majelis berlanjut,
Yang mampu hadir, silahkan hadir. Yang tidak bisa hadir, sekarang ada radio RASfm dan juga tentunya niatnya untuk hadir dan mendapatkan bagian pahalanya.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita bermunajat untuk pembenahan umat di bumi Jakarta dan sekitarnya dan juga untuk saudara saudara kita khususnya Ustadz Kadir Anggaluly yang barangkali beberapa hari lagi akan kembali ke wilayahnya di Irian Barat, semoga diberi kekuatan oleh Allah Swt, diberi perlindungan oleh Allah Swt dari musuh musuh islam. Semoga semakin banyak jamaah jamaah muslimin yang mulai bangkit mengenal shalat disana, Amin Allahumma Amin. Dan juga untuk para santri santri yang tinggal disini khususnya KH. Ahmad Baihaqi semoga dilimpahi keluasan dan pertolongan oleh Allah Swt dalam menegakkan dakwah dan semoga anak anak santri yang baru ini diberi ketenangan untuk betah tinggal di Jakarta di dalam taklim.

Ya Rabbiy Ya Rahman kami bermunajat Kehadirat Mu di hari Idul Adha ini dan hari hari tasyrik yang masih tersisakan Keagungan dan Kemuliaan Dzulhijjah, Rabbiy kami bermunajat Kehadirat Mu Yang Maha Luhur meminta seluruh daripada rahasia Kedermawanan Mu atas segala hal kami. Rabbiy Rabbiy Yang Maha Mengubah Keadaan, Wahai Yang Maha Mengubah Keadaan, ubah keadaan kami dengan sebaik baiknya dhahiran wa bathinan dunia wal akhirat, ubah keadaan hari esok kami dengan yang palingbaik di dalam kebahagiaan dunia dan akhirat, dalam keluasan dunia dan akhirat, dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 10 December 2008 )


www.majelisrasulullah.org


















Read More

Rabu, 10 Desember 2008

Solawat yang meletihkan 70.000 Malaikat & balasannya Syafaat Rasulullah SAW.

02.09.00 7
Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita,
Terutama nikmat Iman, Islam dan nikmat berNabi kepada Nabi Muhammad SAW.
Solawat serta salam kita haturkan kepada Idola kita baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan ahlul baitnya.

Pertama-tama (hehehe kayak pidato aja) saya ingin mengucapkan banyak terima kasih(sukron jazakumullah)
atas kunjungan saudara-saudara ke blog alfaqir yg sangat sederhana ini,
Dimohon kritik dan saran dari saudara-saudara.
Karena saran dan kritik dari saudara-saudara sangat berarti buat kemajuan blog ini.

Langsung aja nih, Cupi cuma mau sharing amalan dari seorang Ustadz dari Kebon baru, Tebet dan Beliau juga murid dari Al 'Alamah Al Marhum Al Maghfurllah Al Walid Al Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir As Segaf(Bukit Duri).

Ya, Ustadz tersebut adalah Al Ustadz Syidik Syam setiap malam Ahad memimpin taklim di Masjid At Taqwa, Tebet Utara 2(dekat stasiun Tebet).

Sebenarnya amalan ini saya dapat 3-4 tahun yg lalu di Majelis Taklim tersebut. Alhamdulillah, walaupun jarang-jarang, tapi saya bisa amalkan.


- Dibawah ini Solawat yang dapat meletihkan 70.000 Malaikat :

جَزَ ى اللهُ عَنّا مُحَمَّدًا بِمَا هُوَ اَهْلُهُ


Rasulullah SAW bersabda :
"Siapa yang bersolawat ini satu kali maka dapat meletihkan 70.000 Malaikat seribu pagi karena telah mencatat pahalanya"
(Kitab Irsadul Ibad)
*Dibaca setiap hari 100 x


- Solawat yang balasannya Syafaat dari Rasulullah SAW

اَللّهُمَّ صَلِّىِ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاَنْزِلْهُ الْمَنْزِلَ الْمُقَرَّبَ عِنْدَكَ يَوْمَ الْقِيَامَة

Dari Zaid bin Habab Rasulullah SAW bersabda :
"Siapa saja yang membaca solawat ini maka wajib atas orang itu mendapat syafaatku pada hari qiamat."
(Kitab Durrotun Nashihin)
*Dibaca setiap hari 100 x

Semoga amalan di atas dapat memberi manfaat kepada kita sebagai umat Rasulullah SAW.
semoga keberkahan dan rahmat Allah selalu menyertai kita, amin
kurang lebihnya mohon maaf,
Wassalamu'alaikum wr. wb.


















Read More

Jumat, 05 Desember 2008

BAIK DAN BURUKNYA MANUSIA

20.19.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْب (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Ketahuilah, sungguh pada tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang telah menghadirkan kita di majelis agung bersama Cahaya Keagungan Allah Swt bersama Nurrussamawati Wal Ardh (Allah Swt), Maha Raja yang Menerangi langit dan bumi, Yang Maha Menerangi jiwa hamba Nya dengan ketenangan, dengan kebahagiaan, dengan kesejukan, dengan kebahagiaan (sa’adah) dunia dan akhirat.

Hadirin hadirat, sampailah kita di malam yang agung ini, di salah satu dari malam malam mulia (10 malam Dzulhijjah). 10 malam Dzulhijjah sebagaimana disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “mal ‘amal min ayyaamin afdhal minha fii hadhih” (tidak ada satu amal yang lebih mulia dan luhur daripada malam malam di sepuluh malam Dzulhijah dan di hari hari mulia mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Dzulhijjah).

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah malam malam yang agung dan hari hari yang suci, yang Allah Swt sedemikian banyak mengangkat derajat hamba hamba Nya di muka bumi. Rahmat Nya (Allah Swt) yang terus berlimpah, dilipatgandakan di hari hari mulia di 10 hari suci Dzulhijjah (mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Dzulhijjah). Oleh sebab itu para muhadditsin menjelaskan daripada makna hadits Rasul saw, yang mengatakan bahwa setiap amal amal umat ini dikalikan 10X. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari “amal amal umat ini dilipatgandakan 10X lipat sampai 700X lipat”. Dan para muhaddits menjelaskan masing masing waktu punya waktu dilipatgandakannya amal yang lebih besar diantaranya waktu waktu yang afdhol di 10 hari bulan Dzulhijjah dan juga di hari hari Ramadhan, Di hari hari inilah Allah Swt melipatgandakan amal amal umat ini 700X lipat.

Mereka yang menghadiri majelis mulia, majelis dzikir dan majelis taklim kalikan pahala kehadiran 700X majelis. Mereka yang berdoa kepada Allah disaat saat ini dihitung 700X berdoa. Mereka yang beribadah dengan fardhu dan sunnah dikalikan 700X lipat, Inilah hari hari suci dan hari hari yang agung bagi hamba hamba Allah yang mengenal anugerah Allah, yang memahami tuntunan tuntunan terluhur dari semua tuntunan, bimbingan Sayyidina Muhammad Saw.

Limpahan puji kehadirat Allah yang telah membangkitkan keinginan didalam perasaan kita untuk hadir dan ingin dekat kehadirat Allah, Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim ketika datang seseorang kepada Nabi Saw “Ya Rasulullah amal apa yang membuatku semakin dekat kepada surga dan semakin jauh dari neraka?”. Rasul saw tersenyum dan terdiam seraya bergumam “laqad hudiy..laqad hudiy..., laqad hudi..,” (orang ini sudah dapat hidayah), kata Rasul saw. Padahal orang itu belum beramal apa apa, belum berbuat sesuatu hanya bertanya “apa yang membuat amal seseorang jauh dari neraka dan makin dekat ke surga”. Munculnya keinginan dari hal itu adalah perasaan yang indah dan itulah hidayah yang disabdakan oleh Sang Nabi saw “laqad hudiy” (dia sudah mendapat hidayah), kata Rasul saw. Maksudnya apa? ketika jiwa mempunyai keinginan untuk berbuat hal hal yang indah di sisi Allah, itulah Cahaya Hidayah. Semoga Allah menerangi jiwa kita dengan cahaya hidayah (amin).

Hadirin hadirat, inilah malam malam suci yang luhur, Inilah hari hari yang indah mulai tanggal 1 hingga 10 Dzulhijjah, Disunnahkah berpuasa dari tanggal 1 hingga tanggal 9 Dzulhijjah dan puncaknya di hari Arafah, sebagaimana riwayat banyak hadits diantaranya Musnad Imam Ahmad dan juga Imam Tirmidzi dan lainnya “barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah diampuni dosanya setahun yang terdahulu dan setahun yang akan datang”. Kita menemukan banyak hadits tentang kehebatan amal dan pengampunan Allah, tapi belum pernah saya tahu ada hadits amal yang bisa menghapus dosa yang lalu dan yang akan dating, Kalau dosa yang lalu banyak kita temukan hadits tapi kalau dosa yang akan datang dimaafkan juga Allah Swt, inilah Rahasia Kemuliaan Puasa Arafah. 1 hari (arafah) itu mulia hadirin hadirat, ampunan Allah untuk 1 tahun lalu dan 1 tahun yang akan datang.
Barangkali muncul seseorang berkata dalam hatinya “kalau begitu enak dong bermaksiat bisa sampai setahun yang akan datang diampuni”. Hadirin, orang yang berikhlas puasa di hari Arafah dengan niat Lillah (karena Allah Swt), Allah akan sucikan hari harinya sepanjang tahun yang akan datang hingga tidaklah ia terjebak ke dalam dosa terkecuali ia taubat kepada Allah Swt.

Hadirin hadirat, inilah kemuliaan hari hari mulia Dzulhijjah. Dan pula tentunya Allah Swt muliakan mereka mereka yang berangkat menuju haji dan umrah. Dengan kemuliaan sebagai tamu tamu Rabbul Alamin. Beruntung yang berangkat dan beruntung mereka yang mendoakan bagi mereka yang berangkat. Karena tiadalah seseorang berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan terkecuali Allah wakilkan Malaikat berkata “amin walaka mitsluh”, demikian dikatakan para malaikat. Kalau seseorang mendoakan orang lain dengan kebaikan, Malaikat menjawab “amin walakan mitsluhu”. Kalu kita mendoakan “Rabbiy ampuni semua mereka yang hadir di padang ArafahMalaikat menjawab “amin dan untukmu pengampunan Arafah”. Kalau kita mendoakan “Rabbiy muliakan semua tamu Mu di medan haji dan umrah dengan Haji Mabrur, kau mendapatkan sedemikian banyak kemuliaannya”. Dengan jiwa yang perduli terhadap kebaikan dan kemaslahatan saudaranya muslimin.

Oleh sebab itu kehidupan ini berubah ubah tergantung dengan sanubari dan perasaan hati. Sebagaimana hadits yang kita baca tadi bersama sama, hadits riwayat Shahih Bukhari “Ala wa inna fiiljasadi mudhghatan” (bahwa di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging). Daging itu banyak, ada di kepala, di tangan, di kaki. Ada segumpal daging kata Sang Nabi saw, “idza shalahat shalahaljasadu kulluh wa idza fasadat fasadaljasadu kulluhu” (apabila ia baik itu segumpal daging maka baik seluruh tubuhnya, kalau seandainya gumpalan daging itu buruk, buruklah seluruh tubuhnya). Apakah itu? “ala wa hiyalqalb” (itulah sanubari dan hati kita). Perasaan kita itulah yang membuat kehidupan kita dan tubuh kita menjadi baik perlakuannya atau menjadi buruk.

Ketika seseorang beriman kepada Allah dan mengetahui Cahaya Keagungan Rabbul Alamin. Jiwanya senang dengan kedekatan Kehadiratullah. Berdzikir mensucikan dirinya, ia akanlihat anggota tubuhnya juga akan sangat berat berbuat dosa. Kenapa? karena sanubarinya suci. Sudah dikatakan oleh Sang Nabi Saw (dalam hadits tsb), maka jika hatinya penuh kerusakan, penuh caci maki terhadap saudaranya, penuh kebencian, muncul nanti ucapan yang buruk, penglihatan yang buruk, pendengaran yang buruk, perbuatan yang buruk, hari hari yang terus di dalam kegelapan, Oleh sebab itu ketika kita memahami ini, benahi jiwa dan sanubari kita, benahi perasaan kita, Jadikanlah Cahaya Allah menerangi sanubari dan perasaan kita hingga akan kita temukan dosa dosa itu jauh dari kita dan sangat sulit kita melakukannya.
Kalau jiwanya sudah penuh dengan kemungkaran maka tubuhnya sangat mudah terjebak di dalam dosa. Oleh sebab itu kalau muncul pertanyaan “bagaimana caranya terhindar dari dosa dosa?”. (maka jawabannya) Jaga perasaan dan hatimu agar selalu di dalam kekhusyuan kepada Allah Swt. Kita bertanya “bagaimana caranya khusyu’?, bagaimana jiwa kita dipenuhi Cahaya Allah?”. Ingatlah saat saat perjumpaan, disaat tubuhmu sudah tidak bernyawa lalu diturunkan ke dalam lubang yang menjadi rumah yang terakhir di dunia, saat itu tubuh kita di hadapkan dan wajah kita diciumkan ke tanah, kafan yang menutupi wajah dibuka, mukanya diciumkan ke dinding kuburnya dan tanah ditumpahkan diatas tubuh kita, dan saat saat itu kita berpisah dengan segala galanya. illallah (kecuali Allah), berpisah dengan segala galanya selain Allah Swt Yang Maha Ada dan Tetap Ada.

Beruntunglah mereka yang mengingat saat saat itu, ia hanya bersama Allah. Akankah bersama Kemurkaan Nya atau bersama Keridhoan dan Kecintaan Allah. Dan ingatlah saat saat kita akan berdiri di hadapan Rabbul Alamin.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt sangat memuliakan hamba hamba Nya, dan beruntung mereka yang mengikuti Nabi Mulia Sayyidina Muhammad Saw, Sehingga Rasul Saw menuntun kita dengan budi pekerti yang indah seraya bersabda : “seorang muslim yang baik adalah muslim yang tidak mengganggu muslimin lainnya dengan lidahnya dan dengan perbuatannya, dan sebaik baik orang yg hijrah adalah orang yg hijrah dari apa apa yg dilarang Allah”. Mau tahu kesempurnaan islam? Islam belum sempurna kalau bibir kita dan tangan kita masih mengganggu muslimin lainnya. Kalau muslimin lain sudah aman dari gangguannya maka saat itu kata Rasul saw “sempurnalah islamnya”. Kenapa? sempurna akhlaknya, kenapa? karena mengikuti akhlak terluhur Sayyidina Muhammad Saw. Siapa itu orang orang yg hijrah..? Orang orang Muhajir bukan hanya orang orang yang hijrah di masa Sang Nabi Saw yaitu Muhajirin saja, tapi ada orang orang yang akan Allah kelompokkan bersama Para Muhajirin yaitu orang yang berhijrah dari apa apa yang dilarang Allah.
Hijrah disini hadirin, bukan meninggalkan rumah kita. Rumah kita banyak tempat maksiatnya disekitarnya, tinggalkan saja pindah ke tempat lain…, Bukan itu maksudnya, tapi yang dimaksud hijrah disini adalah hijrah kepada keluhuran, hijrah kepada kemuliaan, dari dosa kepada pahala, dari caci maki kepada dzikir, dari caci maki dan umpatan kepada doa dan munajat, dari mengganggu orang lain berubah menjadi memperbanyak sujud.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, inilah hijrah. Hijrahkan jiwa kita dan diri kita setiap waktu dan setiap saat. Rabbiy jadikan kami selalu hijarh kepada keluhuran di setiap waktu dan kejap (amin).

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt selalu memuliakan hamba hamba Nya dan memuliakan mereka yang berdosa jika ingin bertaubat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari “ketika seseorang hamba Ku berbuat dosa dan kesalahan lalu ia beristighfar kepada Ku dan bertaubat”. Allah menjawab “hamba Ku itu tahu, ia punya Tuhan Pemelihara yang Mengampuni dosanya dan Memeliharanya maka Aku ampuni dosanya”. Kenapa? setelah berbuat dosa ia bertaubat kepada Allah dengan betul betul keinginan bukan taubat yang main main. Besar keinginannya untuk tidak melakukan dosa tapi barangkali syaitan berhasil menjebaknya lagi, ia terjebak lagi ke dalam dosa, kata Rasul saw. Lalu Rasul saw meneruskan “lalu Allah melihat hamba ini berdosa lagi, maka Allah pun melihat hamba Nya beristighfar dan bertaubat lagi tidak putus asa dari Kasih Sayang Allah” maka Allah menjawab lagi “hamba Ku, hamba Ku” kata Allah. “dia tahu ada Tuhan Pemelihara yang Memeliharanya dan bisa memaafkan kesalahannya, Kuampuni dosanya”. Demikian hadirin hadirat Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa dalam salah satu riwayat para ulama mengatakan “berkali kali ia terus berbuat dosa lantas bertaubat kepada Allah dan Allah tidak pernah bosan”.

Yang bosan adalah kita, sudah berdosa taubat sekali, berdosa lagi, ahh..sudah nanti kalau saya taubat lagi nanti dosa lagi. Jangan bosan berbuat taubat, justru kita harus bosan berbuat dosa bukan taubat yang ditinggalkan tapi dosa yang mestinya ditinggalkan. Tapi kalau dosa tidak bisa ditinggalkan jangan tobat ditinggalkan juga. Biarkan taubat terus menghiasi setiap kali kita berdosa dan teruskan taubat kita, 1X, 2X, 3X, Allah tidak akan diam merubah keadaan kita menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Saya tidak berpanjang lebar dimalam hari ini karena tentunya Allah Swt Semoga Melimpahkan keberkahan kepada kita semua dan juga hadirin hadirat kita berterima kasih bahwa di malam ini disiarkan juga oleh Radio RAS fm (95.5fm), kita ucapkan terima kasih karena ini banyak sekali kaum wanita dan juga kaum pria yang tidak bisa hadir terutama kaum wanita yang mau hadir dilarang oleh muhrimnya (suaminya) atau oleh Ayahnya tidak bisa hadir. Alhamdulillah dijawab oleh Allah dengan Siaran Langsung dari RAS fm bisa dengar langsung di rumahnya masing masing. Dan juga hadirin yang mempunyai pekerjaan di malam hari tidak bisa hadir di majelis ini bisa dengar RAS fm dan seluruh yang mendengarkan dan pemirsa kita yang mendengarkan daripada majelis ini di RAS fm juga semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah Swt.

Disini juga hadir tamu tamu kita yaitu Fadhilatul Sayyid Al Habib Umar Farouq Azzahir yang dimuliakan Allah, semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah Swt. Juga tamu kita Bpk. Anis yang juga hadir malam ini, semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi beliau. Bpk. Anis adalah sahabat lama saya, Alhamdulillah lama tak jumpa dan bertemu kembali dimalam hari ini setelah beberapa waktu yang lalu, Alhamdulillah jumpa lagi dan beliau mempunyai niat mulia di dalam mendukung dakwah Nabi Muhammad Saw, semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah Swt.

Demikian hadirin hadirat, kita bermunajat kepada Allah demi kemuliaan 10 malam Dzulhijjah, semoga Allah Swt mengangkat derajat kita setinggi tingginya, Ya Rahman telah Kau jadikan setiap ibadah di hari hari Dzulhijjah ini Kau lipatgandakan 700X lipat ibadah kami dan Rabbiy kami berdoa di malam ini dilipatgandakan 700X lipat dari doa doa kami, ampuni dosa ayah bunda kami, bagi mereka yang masih hidup limpahi keberkahan dalam hidupnya, ayah bunda kami yang telah wafat muliakan arwah mereka bersama muqarrabin. Ya Rahman muliakanlah ayahbunda kami dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan, Rabbiy kami mengadukan keadaan kami, segala kesulitan kami, segala hambatan kami, segala hajat kami yang masih belum terkabul hingga malam ini maka jangan sisakan 1 hajat pun dari semua yang hadir terkecuali Kau kabulkan.

Ya Rahman Ya Rahim demi kemuliaan Arafah, demi kemuliaan Muzdalifah, demi kemuliaan Mina, demi kemuliaan Thawaf dan Sa’i, demi kemuliaan Ka’bah Al Musyarrafah, demi kemuliaan Madinah Al Munawwarah dan Raudhatul Syarif. Ya Rahman Ya Rahim muliakan langkah langkah mereka yang menghadiri haji dan umrah, muliakanlah keberangkatan mereka dan jadikanlah haji mereka mabrur. Dan limpahkan keberkahan dan kemudahan bagi mereka dan kembalikan atas kami 700X lebih besar dari doa dan munajat kami, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram inilah dosa dosa kami dan Rabbiy kami juga berdoa untuk teman teman kami yang masih terjebak dalam narkoba, yang masih terjebak dalam perzinahan, yang masih terjebak dalam perjudian, yang masih terjebak dalam kekufuran akidah, hujani mereka dengan hidayah, hujani mereka dengan keinginan untuk sujud, untuk bertaubat.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram benahi bumi Jakarta dan sekitarnya dengan tegaknya panji panji dakwah Nabi Muhammad Saw, jadikan bumi Jakarta selalu bergemuruh shalawat dan dzikir, selalu makmur dengan majelis taklim. Ya Rahman Ya Rahim dan dukunglah semua mereka yang mendukung dakwah Nabimu Muhammad Saw, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dhaththauli wal in’am inilah doa kami, Wahai Rabbiy Yang Maha Melihat, Wahai Yang Maha Mendengar, inilah sanubari kami,
inilah (kami mengadukan) hari hari esok kami yang barangkali akan muncul kesulitan dan musibah, gantikan musibah itu dengan Rahmat dan Afiah dan seluruh hajat kami.

Pastikan seluruh wajah kami ini tidak melihat api neraka, pastikan kami semua ini haram dari api neraka, pastikan kami semua akan masuk ke dalam surga Mu, Ya Rahman Ya Rahim Limpahi kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan jauhkan kami dari api neraka. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram terbitkan bagi kami matahari kebahagiaan yang tiada pernah terbenam hingga kami menghadap Mu kelak di yaumal qiyamah. Ya Rahman Ya Rahim..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



















Read More

Jumat, 28 November 2008

ALLAH SWT MENANTI HAMBANYA UNTUK BANGUN MALAM

18.45.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Tuhan kita Yang Maha Luhur dan Maha Agung turun setiap malam kepada langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, seraya menyeru : Adakah yang menyeru Ku maka Aku akan menjawab untuknya, adakah yang memohon pada Ku maka Aku akan memberinya, adakah yang beristighfar pada Ku maka akan Kuampuni untuknya” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Tunggal dan Abadi, Maha Menguasai Cahaya Keindahan, Cahaya Kasih Sayang bagi segenap hamba Nya. Nurrahman (Cahaya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Disebut Cahaya karena selalu menuntun kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, yang menuntun dan membimbing hamba hamba Nya menuju kesejahteraan dan kebahagiaan yang kekal. Dialah Allah Swt, Cahaya Kasih Sayang terbesar dari semua yang memiliki sifat kasih sayang.

Oleh sebab itu Sang Nabi saw selalu berdoa dengan mengakhiri doanya (Nabi Saw) Ya Arhamar Rohiimin (Wahai Yang Maha Berkasih Sayang melebihi semua yang mempunyai sifat kasih sayang) Dialah Allah Swt.

Hadirin hadirat, jika kau renungkan tiadalah satu ucapan huruf bisa kita sebutkan terkecuali itu datang dari kasih sayang Allah. Tiadalah kita bisa melihat, mendengar, bergerak dan hidup diatas bumi ini yang milik Allah terkecuali dari Kasih Sayang Illahi. Pengingkaran, kekufuran dan dosa dosa terus mengalir tetapi Dia (Allah Swt) Maha Bersabar siang dan malam.

Sebagaimana kita dengar munajat yang tadi dibaca dan dilantunkan dari Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad. Ya Illahi wa Maliki anta ta’lam kaifa haliy (Wahai penciptaku, yang memiliki diriku, Kau Maha Tahu akan keadaanku), Wa bima qad halla qalby min humumi wasytighaliy (dari apa yang mengguncang jiwaku dari kegundahan dan dari kealpaan dan dari hal hal yang lainnya, Kau Yang Maha Tahu Wahai Yang Memiliki diriku, Sang Pemilik dari setiap yang hidup, Dialah Allah Swt. Sang Penguasa bagi mereka yang ada di bentangan alam semesta adalah Allah Jalla wa Alla, Maha Sempurna dan Maha Abadi.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Setiap gerak gerik kenikmatan yang kita lakukan sampai setiap nafas kita, inilah ciri Kasih Sayang Allah kepada kita yang tidak akan diberikan dan tidak mampu diberikan oleh makhluk satu sama lainnya terkecuali Allah Sang Maha Pencipta.
Hadirin hadirat, beruntung jiwa yang mengingat Allah, beruntung bibir yang menyebut Nama Allah, beruntung alam pemikiran yang memikirkan keagungan Ilahi.

Hadirin hadirat, sampailah kita kepada Hadits Qudsi, dimana Sang Nabi Saw bersabda menceritakan firman Allah riwayat Shahih Bukhari “Yanzilu Rabbuna tabaaraka wa ta’ala fi tsulutsullailil akhir…” (Allah itu turun ke langit yang paling dekat dengan bumi pada sepertiga malam terakhir).
Maksudnya bukan secara makna yang dhohir Allah itu ke langit yang terdekat dg bumi, karena justru hadits ini merupakan satu dalil yang menjawab orang yang mengatakan bahwa Allah Swt itu ada di satu tempat atau ada di Arsy. Karena apa? kalau Allah itu sepertiga malam turun ke langit yang paling dekat dengan bumi, kita mengetahui bahwa sepertiga malam terakhir itu tidak pergi dari bumi tapi terus kearah Barat. Disini sebentar lagi masuk waktu sepertiga malam terakhir misalnya, Lalu sepertiga malam terakhir itu akan terus bergulir ke Barat, berarti Allah terus berada di langit yang paling dekat dengan bumi. Tentunya rancu pemahaman mereka.

Yang dimaksud adalah Allah itu senang semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat kepada hamba hamba Nya disaat sepertiga malam terakhir semakin dekat Kasih Sayang Allah. Allah itu dekat tanpa sentuhan dan jauh tanpa jarak. Berbeda dengan makhluk, kalau dekat mesti ada sentuhan dan kalau jauh mesti ada jarak. “Allah laysa kamitslihi syai’un” (QS Assyura 11) (Allah tidak sama dengan segala sesuatu).

Allah Swt turun mendekat kepada hamba Nya di sepertiga malam terakhir maksudnya Allah membukakan kesempatan terbesar bagi hamba hamba Nya di sepertiga malam terakhir.
Sepertiga malam terakhir kira kira pukul 2 lebih dinihari.., kalau malam dibagi 3, sepertiga malam terakhir kira kira pukul 2 lebih, sampai sebelum adzan subuh itu sepertiga malam terakhir, waktu terbaik untuk berdoa dan bertahajjud.
Disaat saat itu kebanyakan para kekasih lupa dengan kekasihnya. Allah menanti para kekasih Nya. Sang Maha Raja langit dan bumi Yang Maha Berkasih Sayang menanti hamba hamba yang merindukan Nya, yang mau memisahkan ranjangnya dan tidurnya demi sujudnya Kehadirat Allah Yang Maha Abadi. Mengorbankan waktu istirahatnya beberapa menit untuk menjadikan bukti cinta dan rindunya kepada Allah.

Hadirin hadirat, maka Allah Swt berfirman (lanjutan dari hadits qudsi tadi) “Man yad u’niy fa astajibalahu” (siapa yang menyeru kepada Ku maka aku akan menjawab seruannya). Apa maksudnya kalimat ini? maksudnya ketika kau berdoa disaat itu Allah sangat….,. sangat… ingin mengabulkannya untukmu. “Man yasaluniy fa u’thiyahu” (barangsiapa diantara kalian adakah yang meminta pada Ku maka Aku beri permintaannya). Seseorang yang bersungguh sungguh berdoa di sepertiga malam terakhir sudah dijanjikan oleh Allah ijabah (terkabul). Kalau seandainya tidak dikabulkan oleh Allah berarti pasti akan diberi dengan yang lebih indah dari itu. “Wa man yastaghfiruniy fa aghfira lahu” (dan siapa yang beristighfar mohon pengampunan pada Ku disaat itu, akan Kuampuni untuknya). Betapa dekatnya Allah di sepertiga malam terakhir. Hadirin hadirat, disaat saat itu orang orang yang mencintai dan merindukan Allah pasti dalam keadaan bangun dan pasti dalam keadaan berdoa.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “manusia yang paling khusyu’ (Sayyidina Muhammad Saw) didalam tahajjudnya beliau berdoa “Allahumma lakal hamdu antanurrussamawati wal ardh, Allahumma lakal hamdu anta qayyimussamawati wal ardh, Wa lakal hamdu anta rabbussamawati wal ardh””.

“Allahumma lakal hamdu antanurrussamawati wal ardh” (Wahai Allah bagi Mu puji – pujian yang indah, Engkaulah Cahaya langit dan bumi, yang Maha Menerangi langit dan bumi dengan kehidupan, kesempurnaan dan kemegahannya). Cahaya langit dan bumi, Dialah Allah. “Allahumma lakal hamdu anta qayyimussamawati wal ardh” (Wahai Allah bagi Mu puji – pujian yang indah, Engkaulah yang Membangun langit dan bumi). “Wa lakal hamdu anta rabbussamawati wal ardh” (dan untuk Mu puji – pujian, Engkaulah yang Memelihara langit dan bumi). Jika kita dalami ini sangat indah makna kalimat ini “Memelihara langit dan bumi”. Setiap sel yang merangkai manusia, merangkai hewan, merangkai tumbuhan, merangkai bentuk seluruh sel itu mempunyai kehidupan dan membutuhkan nafkah,makanan dan minumannya dan oksigennya dan kehidupannya dan pengaturannya. Siapa yang memeliharanya? Allah Swt.

“Rabbussamawati wal ardh” (Yang Memelihara langit dan bumi) Yang Mengatur matahari terbit dan terbenam, Yang Mengatur turunnya hujan dan tidak ada manusia yang mampu mengurangi setetes air hujan yang akan turun ke permukaan bumi. Allah jadikan hujan itu rahmat turun di permukaan bumi, Allah jadikan penghapusan dosa bagi mereka yang terkena musibah sebab hujan, Allah jadikan juga hujan itu “sa’atulijabah” (waktu yang diijabah) sebagaimana sabda Sang Nabi saw “indahu…” (disaat turun hujan itu doa doa dikabulkan oleh Allah), maka berdoalah. Banyak turun hujan, banyak doa dikabulkan. Lalu bagaimana dengan datangnya musibah?, Belasan hadits riwayat Shahih Bukhari dan Shahih Muslim bahwa “seluruh musibah bagi muslimin muslimat adalah penghapusan dosa baginya”. Jadi musibah itu penghapusan dosa tanpa istighfar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya Sang Nabi saw melewati malam malam dan tentunya bukan hanya beliau tapi diteruskan oleh umat tha’ifah ba’da thaifah, (kelompok demi kelompok), generasi demi generasi sampai kita mengingat bagaimana Al Imam Assajjad Ali Zainal Abidin Ibn Husein Ibn Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhum wa karamallahu wajhah. Ketika Al Imam Thawus datang ke Masjidil Haram di sepertiga malam terakhir, mau sholat di dekat Hijr Ismail, dilihat sudah ada orang sholat disitu. Siapa yang sholat tengah malam begini? ruku’, sujud, ruku’, sujud tidak habis habisnya. Ternyata setelah ia perhatikan Imam Ali Zainal Abidin Assajjad. Dikenal Assajjad karena ia sujud setiap malamnya sebanyak 1000X sujud, terkenal dengan sholat malam sebanyak 500 rakaat. Oleh sebab itu dikenal dengan “Assajjad” (orang yang banyak bersujud). Imam Thawus lihat terus Imam Ali Zainal Abidin. Selesai dari sholat sunnah yang demikian dahsyat dan hebatnya, ia bermunajat. Imam Thawus mendengar munajat yang lirih dari doa Al Imam Ali Zainal Abidin, ia tajamkan pendengarannya. Apa sih yang diucapkan imam ini? Imam Ali Zainal Abidin bermunajat “Abduka bi finaa’ik, miskiinuka bi finaaik, faqiiruka bi finaaik, saailuka bi finaaik,” (hamba ini berada di hadapan Mu Wahai Allah, si miskin dihadapan Mu, si fakir berada di hadapan Mu, si pengemis berada di hadapan Mu). Mengemis kepada Allah, miskin di hadapan Allah, Maha Membutuhkan Anugerah dari Allah. Demikian indahnya doa Imam Ali Zainal Abidin Assajjad. Imam Thawus mendengar, ia terus mengulang ulang doa itu. Terus diulang oleh Imam Ali Zainal Abidin. Imam Thawus berkata “tidaklah aku setelah itu, mau berdoa dengan doa apa saja kalau diawali dengan doa Imam Ali Zainal Abidin pasti Allah kabulkan doaku”. Demikian indahnya doa dari jiwa yang suci.


Putra beliau Al Imam Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin Assajjad ketika putranya yaitu Sayyidina Imam Ja’far AshShodiq semasa kecilnya mendengar Ayahnya kalau di sepertiga malam terakhir melakukan sholat yang sedemikian panjang dan lama. Imam Muhammad Al Baqir berdiri bagaikan patung lamanya tidak bergerak di dalam sholatnya, terus di dalam lantunan firman firman Allah dan di dalam tasbih, ruku’ dan sujud. Sedemikian lamanya sampai seakan akan patung karena lamanya tidak bergerak dari panjangnya menikmati bacaan sholat malamnya. Selesai sholat ia pun berdoa dengan doa yang dihafal oleh anaknya ini “Amartaniy falam a’tamir, wa nahaytaniy falam anzajir, haa ana abduka bayna yadayk, mudznibun mukhthi’un, falaa a’tadzir”. Alangkah indahnya doa ini. “Kau beri aku perintah wahai Allah tapi banyak yang tidak kulakukan”. Siapa yang bicara? Imam Muhammad Al Baqir (putra Imam Ali Zainal Abidin, putra Sayyidina Husein, putra Sayyidatuna Fatimah Azzahra, cucunya Rasulullah Saw). Disebut Al Baqir karena ia orang yang sangat luas ilmunya. Imam Malik dan Imam Abu Hanifah mengambil sanad dari Imam Muhammad Al Baqir. Demikian hadirin hadirat, ia berkata “banyak perintah yang Kau berikan padaku wahai Allah dan aku tidak melakukannya dan aku tidak taat. Banyak hal yang sudah Kau larang tapi masih juga ada yang kulanggar larangan Mu, inilah aku sekarang di hadapan Mu Wahai Allah, banyak dosa, banyak salah, dan aku mengaku banyak dosa dosa dan aku tidak mengelak dari dosa dosaku. Memang aku seorang pendosa”. Demikian hebatnya khusyu’ Al Imam Muhammad Al Baqir ibn Ali Zainal Abidin Ibn Husein radiyallahu anhum.

Putranya pun demikian Imam Ja’far Ashshodiq alaiha rahmatullah, beliau itu kalau sudah berdoa tidak mau putus dari munajatnya sampai nafasnya sendiri yang kehabisan nafas. Beliau pun juga memanggil Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..sampai habis nafasnya baru berhenti. Lalu diganti Nama Allah dengan yang lainnya Ya Rahman..Ya Rahman..demikian malam malam mereka.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kenapa mereka terus bertahan menikmati saat saat itu karena mereka merasakan kenikmatan besar. Karena Allah memberi keledzatan bagi mereka yang mau menjumpai Kasih Sayang Allah disaat itu.
Hadirin hadirat, Allah Swt berfirman di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari “Ana ‘inda dhonni ‘abdihii” (Aku bersama persangkaan hamba Ku). Maksudnya apa? jika hamba Ku ingin dekat pada Ku, Aku lebih ingin dekat padanya, jika hamba Ku ingin pengampunan Ku maka Aku lebih ingin melimpahkan pengampunan untuknya. “Wa ana ma’ahu idza dzakaranii” (Aku bersama hamba Ku jika hamba Ku mengingat Ku, kata Allah). Demikian dekatnya Rabbul Alamin kepada hamba hamba Nya yang mungkin banyak berbuat dosa, memang Dialah (Allah Swt) Yang Maha Dekat dari semua yang dekat.

Tadi kita dengar munajat Hujjatul Islam Al Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad seraya berkata “Ya Qariban ya mujiban ya a’liman ya sami’an” (Wahai Yang Maha Dekat, Wahai Yang Maha Menjawab, Wahai Yang Maha Mengetahui, Wahai Yang Maha Mendengar). Allah Swt menjawab bukan dengan suara tapi menjawab dengan takdir Nya yang indah. Seseorang bermunajat dan berdoa kepada Allah, tidak mendengar jawaban Allah. Tentunya jawaban Allah lebih agung dari sekedar suara. Jawaban dari Allah bagi mereka yang berdoa adalah rahmat Nya yang jauh lebih luhur daripada sekedar suara.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, “Ya ‘aliiman ya samii’an” (Wahai Yang Maha Mengetahui, Wahai Yang Maha Mendengar).

Kembali ke hadits qudsi tadi “ketika hamba Ku mengingat Ku didalam dirinya maka Aku mengingat hamba Ku didalam diri Ku, ketika hamba Ku mengingat Ku di tempat yang ramai, Aku mengingat hamba Ku dihadapan para malaikatul muqorrobin”. “wa in taqarraba ilayya bi syibrin taqarrabtu ilaihi dzira’aa” (ketika hamba Ku mendekat pada Ku satu jengkal, Aku dekat padanya satu hasta), “wa in taqarraba ilayya dziraa’an taqarrabtu ilaihi baa’aa” (jika hamba Ku mendekat pada Ku satu hasta, Aku mendekat padanya satu depa), “wa in ataani yamsyii ataytuhu harwalah” (jika ia datang dengan melangkah, Aku datang dengan bergegas, kata Allah). Apa maksudnya? kembali seperti yang tadi, bukan Allah itu berjalan mendekat dan lain sebagainya. Maksudnya setiap keinginanmu yang ingin dekat dengan Allah, Allah menjawabnya lebih dekat dari apa yang kau inginkan. Ketika kau mencintai dan merindukan Allah, Allah lebih mencintai dan merindukanmu. Jika ia datang pada Ku dengan melangkah, Aku datang dengan bergegas. Apa maknanya? Jika kau ingin dekat dengan Allah, ingin dicintai Allah, ingin rindu kepada Allah, Allah menjawabnya dengan bersemangat dan lebih dari keinginanmu. Demikianlah Yang Maha Indah yang selalu indah hamba hamba Nya yang memahami keindahan Ilahi dengan keindahan dunia dan akhirat.

Seraya berfirman di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari “Aku siapkan untuk hamba hamba Ku yang shalih apa apa yang belum pernah dilihat mata, apa yang belum pernah didengar telinga dan apa yang belum pernah terlintas didalam benak semua alam pemikiran”. Apa maksudnya Allah menyampaikan ini? Maksudnya Allah mengundang kita untuk masuk ke dalam kelompok shalihin. Ini disiapkan untuk hamba Ku yang shalih. Allah sebutkan demikian agar bangkit keinginan hamba Nya untuk ingin bersama orang orang yang shalih pun jika kita tidak mampu mencapai derajat para shalihin paling tidak selalu mencintai para shalihin dan beruntunglah mereka yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw wa barak ‘alaih.

Orang yang paling mencintai Allah, Nabiyyuna Muhammad Saw. Rahmatan Lil Alamin, Muhammad Rasulullah. Orang yang paling tidak tega melihat umatnya padahal beliau paling benci dengan dosa. Kalau diseluruh dunia ini manusia benci dengan dosa, yang paling benci dengan dosa adalah Nabi Muhammad Saw. Paling benci dengan maksiat tapi beliau juga yang paling perduli kepada para pendosa. Tidak ada yang lebih perduli terhadap para pendosa dari manusia melebihi Nabiyyuna Muhammad Saw.
Ketika umatnya berdatangan dan mereka dihalau dari Sang Nabi Saw, seraya berkata “kenapa mereka dihalau?”, “ya Rasulullah mereka berubah, berbuat dosa setelah kau wafat”. Maka Rasul saw berkata “biarkan mereka pergi.., kemanapun mereka mau pergi, silahkan!! Celaka orang yang berubah setelah aku wafat”.
Maka umatnya mencari syafa’at kepada Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Ibrahim dan semua Nabi menolak. Kembali lagi kepada Nabi Muhammad saw dan beliau tidak tega. Tadi beliau sudah mengusir tapi ketika mereka kembali karena tertolak oleh semua orang, muncul sifat tidak tega beliau. Beliau berkata Ana Lahaa (akulah yg akan membantu masalah kalian) ini para pendosa, tidak ada lagi yang mau membela di hadapan Allah, tidak ayahnya, tidak ibunya, tidak kekasihnya, tidak keluarganya”. Siapa berani membela pendosa? bayarannya adalah api neraka. Maka Beliau saw pun datang Kehadirat Allah dan bersujud “wahai Allah umatku..umatku..”, Allah berikan syafa’at bagimu wahai Muhammad, beri syafa’at orang yang akan kau beri syafa’at.


(…………………hb munzir terdiam sesaat dan mengalirkan airmata dan kehilangan kata kata………)

Hadirin hadirat saya tidak perlu berpanjang lebar atas kasih sayang Nabi Muhammad Saw terhadap kita. Renungkan betapa indahnya idola kita, budi pekertinya dan beliau itu ciptaan Allah yang terindah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt Semoga Allah menerangi jiwa kita dengan cahaya kebahagiaan dan cahaya khusyu’, Rabbiy terangi jiwa kami dengan cahaya Nama Mu Yang Maha Luhur, pastikan semua wajah kami yang hadir akan melihat keindahan Dzat Mu di yaumal qiyamah, pastikan seluruh wajah kami yang hadir tidak akan melihat api neraka selama lamanya, pastikan kami semua yang hadir dalam husnul khatimah, pastikan semua yang hadir Kau limpahkan kesuksesan dan keberhasilan dunia dan akhirat.
Wahai Yang Maha Membagi bagikan kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, limpahkan atas semua kami yang hadir kebahagiaan yang milik Mu tanpa batas dunia dan akhirat.

Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal Ikram tidak lupa kami berdoa agar Kau hentikan dan Kau cukupkan musibah yang terus turun daripada hujan yang terus mendera muslimin. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal Ikram kami mengadukan keadaan kami Wahai Yang Memiliki Kami, Wahai Yang Memiliki Bumi dan Langit, Wahai Yang Memiliki panca indera kami, Wahai Yang Mengetahui dimana kami akan pulang dan kami akan berpisah selain Mu, berpisah dengan semua kekasih, berpisah dengan semua teman, berpisah dengan semua harta dan jabatan. Tinggallah Engkau Yang Maha Tunggal.

Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Thursday, 27 November 2008 )
www.majelisrasulullah.org



















Read More

Post Top Ad