Juli 2008 - CUPITEBET

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Jumat, 25 Juli 2008

SEBESAR-BESAR DOSA HAMBA ALLAH : Tausyiah di Masjid Attin, Senin 21 Juli 2008

22.40.00 0
Kontributor: Munzir Almusawa  
Friday, 25 July 2008 
Tausyiah di Masjid Attin, Senin 21 Juli 2008 



Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh, 
Limpahan puji kehadirat Allah Swt yang mengundang ruh dan jiwa kita untuk mendekat kehadirat-Nya yang menerangi jiwa kita dengan cahaya yang melebihi terang benderangnya cahaya matahari, cahaya matahari yang tiada akan pernah bisa menembus jiwa dan perasaan, cahaya matahari terbit dan terbenam, cahaya matahari akan berakhir di akhir zaman. 

Tabir Rabbul Alamin menerangi jiwa kita dengan cahaya iman, dengan cahaya tauhid, dengan cahaya Laaillahaillallah Muhammad Rasulullah cahaya terbesar dan teragung yang melebihi cahaya alam semesta melebihi cahaya bintang dan matahari karena cahaya itu menerangi jiwa menuju Allah.


Mengundang sanubari mendekat kehadiratul Rabb mengundang jiwa untuk meninggalkan kemungkaran dan menuju keluhuran, menuju kesucian, menuju taubat, menuju maghfiroh, menuju akhlak, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, menuju kesuksesan dunia dan akhirat itulah cahaya iman yang terbuka darinya seluruh rahasia rahmat illahi, rahmat yang kekal, rahmat yang abadi, kasih sayang yang kekal, kasih sayang Allah yang abadi.


Terbuka dengan kalimat Tauhid, ketika jiwa tidak menyekutukan Allah, tidak menyembah selain Allah, tidak mengakui Tuhan selain Allah, maka terbuka baginya kebahagiaan yang kekal dan baginya datang pengampunan.


Jika ia tidak mendapati pengampunan dengan didalam hidupnya, maka akan datang di alam barzahnya, jika tidak di barzahnya maka di yaumal qiyamah. Sebesar apapun dosanya selama ia tidak menyembah selain Allah, pasti ia akan mencium wanginya surga. Apakah ia melewati musibah di dunia atau melewati siksa kubur atau melewati siksa neraka, pasti ia akan berakhir di surga, selama ia tidak menyembah selain Allah.


Bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw sebesar-besarnya dosa adalah menyembah selain Allah. Inilah dosa yang tidak dimaafkan, apa maksud dosa yang tidak dimaafkan disini? Hadirin hadirat semua dosa diterima oleh Allah taubatnya, termasuk menduakan Allah, tapi harus taubat dulu. Yang dimaksud dosa yang tidak diampuni itu maksudnya jika ia tidak bertaubat, mati dalam keadaan itu, kalau dia orang yang tidak menduakan Allah, ia akan menemui pengampunan Allah pada akhirnya. Ia kena siksa kubur, zina, mencuri, mabuk kena dahsyatnya dan pedihnya siksa kubur, menggelepar, menjerit di alam barzah, jika ia wafat belum bertaubat, barangkali kena api neraka tapi akan mencium baunya surga dan akan mendapatkan pengampunan.


Tapi mereka yang menyekutukan Allah tidak mendapatkan pengampunan, kalau ia tidak bertaubat, kalau ia kembali kepada islam maka tentunya ia mendapatkan pengampunan. Sebagian orang mengatakan kalau sudah menyekutukan Allah tiada pengampunan lagi, betul tiada pengampunan jika tidak bertaubat, jika ia kembali kepada Allah, pengampunan Allah tidak pernah tertutup bagi para pendosa.


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian Agung-Nya Allah memuliakan hamba-hamba Nya yang berada didalam shaf dan kelompok tauhid, kelompok muslimin muslimat jauh berbeda dengan yang diluar islam walau mereka mendapatkan kebahagiaan di muka bumi, tapi kebahagiaan yang semu dan fana. 

Mereka tidak mendapatkan kebahagiaan yang kekal, bermilyar dan berjuta tahun, kebahagiaan yang sepuluh dua puluh tahun yang tiada artinya, menanti kebahagiaan yang abadi dan mereka tidak mendapatkannya kecuali mereka yang muslimin muslimat yang tiada menyembah selain Allah dan mengakui Nabi Muhammad Saw utusan Allah. Ketika mereka sudah mengakui Laaillahailallah Muhammadurrasulullah, maka mereka dimuliakan oleh Allah Swt dimuliakan oleh Nabi Muhammad Saw dihargai walaupun ia pendosa. 

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ketika Usamah bin Zaid radhiyallahhuanhum didalam salah satu peperangan, salah seorang pemimpin kuffar jatuh senjatanya dan orang-orang anshar yang sedang mengerubutinya meninggalkannya karena melihat senjatanya sudah jatuh, Usamah bin zaid Ra melihat ini pimpinan orang kafir, musuh islam, suka menyiksa orang muslim juga, maka ia mengangkat pedangnya dan orang itu mengucap “Laaillahailallah Muhammadurrasulullah” dan Usamah bin Zaid Ra tetap memukulkan pedangnya dan membunuhnya. 

Sampai kabar kepada Nabi Muhammad Saw, Rasul Saw memanggil Usamah bin Zaid Ra, “wahai Usamah kau bunuh orang itu setelah ia mengucap Laaillahailallah Muhammadurrasulullah?", Usamah berkata “dia itu cuma melindungi dirinya, dia itu tidak mau bersyahadat dengan sungguh sungguh, cuma ngucap saja pura-pura syahadat".

Tentunya kita memahami iman para sahabat radhiyallahhuanhum, jika orang itu betul-betul syahadat, tidak akan dibunuh akan tetapi karena ia mengucapkan syahadat dengan mencemooh setelah jatuh pedangnya “Asyhadu an laaillahaillallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah” dibunuh oleh Usamah bin Zaid Ra "dia cuma melindungi dirinya saja dan berpura-pura". Maka Rasul Saw seakan-akan tidak mendengar ucapan Usamah bin Zaid seraya berkata “Usamah kau bunuh dia setelah dia mengucapkan syahadat?" maka Usamah menjawab lagi “dia cuma pura-pura ya rasulullah, cuma melindungi dirinya". Rasul seakan-akan tidak mendengar dan sekali lagi mengulang dengan ucapan yang sama. 

Jadi kesimpulannya, kau bunuh dia setelah mengucapkan syahadat ya Usamah? maka Usamah radhiyallahhuanhum berkata dalam hatinya “seandainya aku belum masuk islam baru masuk islam hari ini ”, maksudnya apa? malu sekali punya dosa yang demikian besar hingga Rasul saw berkali-kali mengulangnya. 

Bahkan riwayat Shahih Muslim tadi riwayat Shahih Bukhari, kalau dalam Shahih Muslim dijelaskan “bagaimana nanti pertanggung jawabanmu atas ucapan Laaillahaillah di hari kiamat?, bagaimana kalau Laaillahailallah Muhammadurrasulullah menuntutmu wahai Usamah di hari kiamat?". Rasul saw diminta syafaat oleh Usamah seraya berkata “ya Rasulullah beri aku syafaat, mohonkan pengampunan kepada Allah agar aku bisa mendapat pengampunan atas dosaku ini". Rasul saw menjawab seakan Rasul Saw tidak mendengar "apa yang akan engkau pertanggungjawabkan dihari kiamat".

Ini hebatnya hadirin hadirat ketika seseorang telah mengucap syahadat, demikian ihtirom kita terhadap sesama muslimin-muslimat yang telah mengucap syahadat. Mengenai mereka-mereka yang keluar dari syahadat tentunya ihtirom kita sesama makhluk saling menghargai tetapi tentunya lebih terhadap mereka yang mengucapkan syahadat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Yang kedua Rasulullah saw berkata sebesar-besar dosa tadi adalah menduakan Allah, yang kedua “membunuh". Ini dosa membunuh dosa nomor dua paling besar dari semua dosa.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
ketika seseorang membunuh maka ia telah melakukan satu dosa, karena telah menghabisi nyawa orang-orang yang diberi nyawa oleh Allah swt akan tetapi kita lihat disini riwayat Shahih Bukhari bagaimana Allah swt terus mengejar hamba-hamba Nya yang berdosa dengan pengampunan. 

Ketika salah seorang di zaman sebelum sang Nabi dan Rasul Saw menceritakan diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari seorang yang telah membunuh 99 jiwa. 99 orang telah ia bunuh dan ia ingin bertaubat, bagaimana taubatnya? Itu hadirin - hadirat orang yang membunuh tentunya kalau dituntut oleh ahli warisnya maka ia harus dibunuh, kalau tidak minta darahnya maka boleh minta sebanyak 100 ekor unta yang hamil atau harganya berupa uang harga 100 ekor unta yang hamil itu harganya 1 jiwa ganti ruginya, maksimal boleh kurang, boleh dimaafkan, kalau seandainya dimaafkan oleh keluarganya ya selesai tidak ada tuntutan, kalau seandainya menuntut ya boleh ia menuntut nyawa, kalau mau minta harta berarti maksimalnya 100 ekor unta yang hamil atau harganya berupa uang. 

Ini 99 kali membunuh mau taubat orang ini, mau ditaruh dimana dosaku?. Dia datang kepada seorang ulama dan ulama itu berkata “tidak ada pengampunan untukmu 99 kali membunuh, dosa paling besar nomor dua membunuh, ini 99 kali membunuh”. Maka orang ini marah dan membunuh ulama itu, sudah 99 kali membunuh dan yang keseratus ulama yang dibunuh. Ia berfikir ingin taubat lagi sudah seratus kali berbuat dosa yang nomor dua paling besar dari semua dosa. Ada yang pernah mengatakan, “mau kau pengampunan?, pergi kesana, ke kampung orang shalih, ardhusshalihin, sana istighfar, doa kepada Allah ibadah barangkali Allah terima taubatmu”. 

Maka ia pun berangkat kesana, ditengah perjalanan wafat, wafat ditengah perjalanan belum sampai kesana belum melakukan ibadah apapun. Maka Rasul saw meneruskan ceritanya, ketika kejadian itu maka diukurlah mana yang lebih dekat jarak, jarak antara dia dengan tempat terakhir terdekat, dekat ke arah terakhir membunuh ulama atau lebih dekat ketempat perkampungan shalihin yang akan dia tuju, kalau lebih dekat kesana ketujuannya, maka ia diampuni oleh Allah dilimpahi rahmat Allah karena niat, tapi kalau lebih dekat kesini, maka ia dilimpahi azab karena memang belum pernah berbuat ibadah.

Ini orang bertaubat tapi belum beramal shalih amal buruknya 100 kali membunuh, amal shalihnya sedikit maka Allah swt melihat jarak antara dia ke arah tujuannya dengan arah terakhir ia membunuh, sama-sama tidak lebih kesana, tidak lebih kesini. Lalu bagaimana dengan orang ini, Allah memerintahkan bumi agar merapat ke arah ardhusshalihin dan memuai ke arah bumi terakhir kali ia membunuh. 

Ini perintah Allah, maka bumi patuh memang bumi milik Allah, setiap debu yang diatas bumi memang milik Allah, memang bumi tidak ada kalau bukan Allah yang mencipta, hewan dan tumbuhan tidak pernah ada kalau bukan Allah yang menciptakan, Allah yang menciptakan seluruh sifat, seluruh warna seluruh bentuk makhluknya, seluruh kehidupan bumi pun taat dengan perintah Allah. Kita lihat maka hamba itu lebih dekat ke tempat abdhusshalihin, maka ia di dalam pengampunan Allah, siapa? Orang yang sudah 100 kali membunuh dengan berbuat dosa nomor dua dari dosa yang paling besar.

Demikian luasnya hadirin hadirat pengampunan Rabbul Alamin, betapa meruginya mereka yang masih meragukan maafnya Allah, betapa meruginya mereka yang menolak lamaran Allah jalla wa’ala untuk mendekat. Hadirin hadirat demikian luasnya rahmat illahi, maka bagaimana dengan kita yang masih duduk santai dan menunda-nunda taubat di bulan taubat ini.

Hadirin hadirat yang dmuliakan Allah,
Yang ketiga adalah "durhaka pada ayah dan bunda". Hadits ini riwayat Shahih bukhari dan juga dijelaskan di dalam Shahih Muslim Al Imam Nawawi hujjatul islam wabarakatul a’nam dalam Syarah Nawawi ala Shahih Muslim memberi kejelasan makna kalimat ini adalah seseorang itu wajib taat kepada seluruh perintah ayah bundanya dan seandainya ia tidak mampu taat, maka yang dilarang adalah menyakiti hati ayah bundanya, itu yang dilarang dalam kalimat u’quq walidain.

Jadi yang dilarang itu menyakiti ayah bundanya, kalau seandainya ia tidak mampu taat perintah ayah bundanya ya tidak apa-apa, akan tetapi yang dikatakan dosa durhaka kepada kedua orangtua yaitu menyakiti hati mereka, jadi kalau seandainya kita tidak mau diperintah oleh orangtua maka menolaknya dengan indah menolaknya itu dengan lembut dengan kasih sayang dan ramah. Inilah cara penolakan, walaupun kita tidak mampu melaksanakan perintah ayah bunda, kita menolaknya dengan kasih sayang. 

Demikian hadirin hadirat, karena apa? karena berbakti kepada orangtua pahalanya melebihi jihad, sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul Saw ditanya “amal apa yang paling afdhal?", Rasul Saw menjawab “sholat pada waktunya", yang kedua adalah "bakti kepada orangtua", dan yang ketiga baru "jihad fisabilillah". 

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa ketika salah seorang pemuda datang kepada Rasul Saw “ya Rasulullah aku ingin ikut hijrah bersamamu” , maka Rasul Saw menjawab “apakah kau memiliki ayah bunda?" maka ia menjawab “punya yaa Rasulullah", "bagaimana kau tinggalkan ayah bundamu mereka ridho?" Maka ia menjawab “aku tinggalkan mereka berdua itu dan menangis", maksudnya tidak ridho berat meninggalkan anaknya. Rasul saw menjawab "sekarang kembali kau". 

Rasul Saw tahu, ini ayah bundanya cinta pada anaknya, tidak mau kulepas dan tidak mau berpisah dengan anaknya, anaknya ini pahlawan jihad, maka Rasul Saw menjadikan dua masalah ini bersatu, anaknya diperintahkan kembali, “kembali kau pada ibumu, bakti kau pada ayah ibumu, sebagaimana kau buat mereka menangis, sekarang kau harus buat mereka tersenyum dan dalam perbuatanmu itu pahala jihad”. Kau ingin pahala jihad? kembali bakti pada ayah bundamu, buat mereka tersenyum itu pahala jihad, jadi membuat ayahbunda tersenyum itu mendapat pahala jihad.

Hadirin hadirat diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Abu Hurairah Ra akan datang pada Rasul “ya Rasulullah”, beliau menangis, Rasul Saw bertanya “kau ini kenapa ya abu hurairah?" Abu hurairah Ra berkata “ibuku ya Rasulullah tidak mau masuk islam”, musyrik, musyrikan kaffiran. Malu aku sujud siang malam aku ini, ibuku ini tidak mau masuk islam, bahkan ia memaksaku untuk keluar dari islam. Ini anak yang berbakti kepada ibunya, Abu Hurairah Ra cinta kepada ibunya. Ibunya memaksa ia keluar dari islam, ia tidak mau keluar dari islam, karena apa? “jangan mau taat kepada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah". Keluar dari islam tentu perintah ibunya, Abu Hurairah Ra tidak mau, tapi dia tidak berbuat buruk kepada ibunya, tidak mencacinya, tidak memarahinya.

Ia datang kepada Rasul Saw, “lalu apa yang kau mau ya aba hurairah?”, Abu Hurairah Ra menjawab “doakan agar ibuku ini dapat hidayah”. Disinilah hadirin-hadirat, baktinya Abu Hurairah Ra kepada ibunya, ia tidak marah kepada ibunya, tidak membentaknya, beliau datang kepada Rasulullah Saw, menangis minta didoakan supaya ibunya dapat hidayah. Inilah bakti, maka Rasul Saw mengangkat tangannya tinggi dan berdoa untuk ibunya Abu Hurairah “wahai Allah beri hidayah untuk ibunya abu hurairah”, Abu Hurairah Ra pulang ke rumahnya. 

Beberapa menit balik lagi, wajahnya cerah, Rasul Saw bertanya “ya Abu Hurairah, kau datang sekarang dengan wajah yang berbeda, tadi dengan sedih sekarang dengan cerah kenapa?", Abu Hurairah menjawab “Ibuku masuk islam ditanganku, ya rasulullah”. Doa Sayyidina Muhammad Saw dan juga diikuti dengan anak yang shalih, bakti kepada ibunya. Beda seandainya Abu Hurairah Ra berkata dari awal, “ibu kalau kau seandainya memaksaku keluar dari islam silahkan, mau mati, mau kelaparan, mau marah silahkan, aku tidak akan keluar dari islam”. Perbuatan ini benar tapi bukan bakti.

Bakti kepada orang tua adalah mencari cara supaya ibunya dapat hidayah, maka Rasul Saw cerah wajahnya, maka Rasulullah Saw berdoa “wahai Allah ampunilah Abu Hurairah dan ibunya Abu Hurairah dan orang yang mendoakan Abu Hurairah dan ibunya Abu Hurairah” sejak itu Anas Bin Malik Ra yang meriwayatkan hadist ini berkata “sejak itu kami selalu mendoakan Abu Hurairah dan ibunya, karena orang yang mendoakan Abu Hurairah Ra dan ibunya didoakan oleh Rasul saw” karena apa? karena baktinya Abu Hurairah kepada ibunya.

Diriwayatkan dalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari bahwa Abu Hurairah Ra itu kalau mau pergi, dan ia bangunkan rumah khusus untuk ibunya disebelah rumahnya. Kalau ia mau keluar rumah pasti salam dulu di pintu rumah ibunya “Assalamu’alaikum wahai ibunda", kalau belum dijawab Abu Hurairah tidak akan bergerak dari pintu rumah ibunya, berdiri tegak sampai ibunya menjawab diijinkan pergi, kalau tidak beliau radhiyallahhuanhum tetap berdiri di depan pintu ibunya. Pulang tidak masuk rumahnya sebelum lagi berdiri dipintu rumah ibunya mengucap salam kepada ibunya. Demikian hebatnya para sahabat radhiyallahhuanhum mewarisi kemuliaan ini.

Hadirin hadirat yang terakhir adalah "sumpah palsu". Malam selasa yang lalu, sudah saya perjelas bahwa ketika kita menyebut nama Allah, demi Allah tapi ternyata ada yang lebih baik daripada itu, maka sebaiknya ia membayar kafaratnya lantas ia meninggalkan sumpahnya. Misalnya berkata “Demi Allah, kalau sampai temanku itu kujumpai akan kutampar”, misalnya begitu. Temannya berbuat salah lantas ia berfikir bahwa itu dosa, aku ini sumpah atas nama Allah untuk dosa, boleh ia tinggalkan sumpahnya bayar kafaratnya lalu aku tidak menjalankan sumpahku, boleh, karena apa? karena hal yang membawa manfaat meninggalkan sumpahnya lebih maslahat, tapi sebaliknya kau boleh zuhr adalah sumpah palsu. 

Al Imam Nawawi dalam Syarah Nawawi ala Shahih Muslim dijelaskan yang dimaksud sumpah palsu disini, ia bersumpah untuk menutupi sebuah aib, ia tutupi dengan nama Allah. Ia bersumpah dengan nama Allah untuk menutupi suatu aib, misal ia seorang pedagang dagangannya ada aibnya orang yang membeli tanya “ini ada aibnya tidak?”, “Demi Allah tidak ada aibnya ini sempurna padahal ada aibnya”, ucapan ini adalah derajat keempat dari dosa yang paling besar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikianlah Allah swt mengatur kesempurnaan hidup kita ini dan Allah swt tiada henti-hentinya melimpahkan rahmat dan kebahagiaan kepada kita, pengampunanNya tiada pernah terhenti. Kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah Swt memuliakan jiwa kita dan jasad kita selalu dalam rahmat dan keberkahan.

Yaa Rahman Yaa Rahiim kami berdoa untuk kedua mempelai yang baru saja menikah agar dilimpahi cahaya keberkahan dhahiran wa bathinan dan ayah-ayah mereka dan ibu-ibu mereka agar dilimpahi kebahagiaan.

Yaa Rahman Yaa Rahiim dan juga para tamu-tamu kami khususnya yang datang dari jauh daripada rombongan fadhilathul ustadz da’i illaAllah Al Ustadz Muhammad zuhiri mata’anallahubihi, imam Masjid Jami Al Falah, Subang Jawai, Kuala Lumpur bersama jamaahnya semoga dilimpahi keberkahan dhahiran wa bathinan, Jazakumullah Khair mereka telah datang berkunjung kepada kita disini semoga Allah menyatukan jiwa kita untuk selalu bersilaturahmi, di dalam silaturahmi yang nabawiy.

Yaa Rahman Yaa Rahiim dan kita juga berdoa untuk diri kita semua semoga Allah menghapus seluruh dosa-dosa kita sehingga Allah terus mendekatkan kita kehadirat-Nya Yaa Rahman Yaa Rahiim terus tambahkan hidayah pada jiwa kami yaa Rabb.

Yaa Rahman Yaa Rahiim tambahkan kemuliaan dalam hari-hari kami, kemuliaan dunia dan akhirat, ashshiyabul maknawiyah keberkahan Rabbiy Rabbiy Yaa Rahman Yaa Rahiim limpahkan atas kami dunia dan akhirat Yaa dzal jalali wal ikram Yaa dzatauhid wal in’am.

Wahai Yang Menguasai setiap nafas Wahai Yang Menguasai setiap sel tubuh kami, Wahai Yang Maha Melihat, Wahai Yang Maha Mendengar, Wahai Yang Maha Menguasai keadaan, Wahai Yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi esok pada seluruh diri kami yang hadir, Wahai Yang Maha Melihat semua yang akan terjadi esok pada semua kami yang hadir, Wahai Yang Maha Melihat seluruh jiwa kami dan seluruh dosa-dosa kami, Yaa Rahman Yaa Rahiim kami mengadukan dosa kami, kami mengadukan buruknya amal kami, kami mengadukan lemahnya ketaatan kami, kepada siapa kami mengadukan dosa kalau bukan kepada samudera pengampunan, kepada siapa kami mengadukan buruknya amal kalau bukan kepada Yang Maha Merubah Keadaan, kepada siapa kami mengadukan keadaan kami dan kelemahan kami dalam taat kalau bukan kepada Yang Maha Memberi Kekuatan.

Yaa Rahman Yaa Rahiim terangi jiwa kami dengan NamaMu terangi hari-hari kami dengan cahaya NamaMu terangi bibir kami dan hari-hari kami dengan keberkahan Nama-Mu .

Fa kullu jami’an yaa Allah yaa Alla. yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah.

Hadirin hadirat mintalah kepada Allah agar menerangi detik-detik dan hari-harimu dengan NamaNya Yang Maha Luhur hingga kebahagiaan tercurah dan rahmat pada setiap detik dalam setiap nafasmu berdoalah kepada Allah agar Allah jadikan setiap nafas kita adalah adalah keagungan Nama-Nya Allah jadikan hari-hari kita hari-hari taubat lalu Allah jadikan hari-hari kita hari-hari keberkahan.

Hadirin hadirat jangan bosan memanggil nama Allah adakah dalam jiwamu terlintas sudah cukup aku memanggil nama Allah segitukah rindu kita kepada Allah sebatas itukah keinginan kita untuk rindu dan cinta kepada Allah serulah Nama-Nya lampiaskan kerinduan kita kehadirat-Nya.

Fa kullu jami’an yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah ya Allah yaa Allah yaa Allah ya Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah ya Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah.

Yaa Allah undang jiwa kami untuk khusyuk, Rabbiy undang jiwa kami untuk mau bersujud, yaa Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah ya Allah, Yaa Dzal jalali wal ikram Yaa dzatauhid wal in’am.

Hadirin-hadirat malam rabu yang akan datang kita semua Insya Allah diberi kesempatan hadir dan bagi saudara-saudari kita yang bisa hadir untuk perkumpulan di malam mi’raj Nabi Muhammad saw. Kita akan berdzikir Yaa Allah sebanyak 1000X semoga bergemuruh jiwa kita cahaya Nama Allah Swt, Insya Allah dihadiri lebih dari 300.000 muslimin muslimat, kita gemparkan dan kita gegarkan bumi Jakarta dengan Nama Allah Jalla Wa’ala.

Hadirin hadirat kita akan melihat jamaah Sayyidina Muhammad Saw berkumpul dimalam isra wal mi’raj, malam rabu yang akan datang. Bagi yang mempunyai kesempatan untuk hadir, silahkan hadir dan yang tidak mempunyai kesempatan maka doakan acara sukses dan dalam acara yang akan datang ini dan mereka yang mampu untuk turut mengundang teman dan saudanya, jadikanlah hari-hari kita berbakti pada Allah Swt dan Rasul Saw dengan handphone kita, dengan sms kita, dengan telepon kita, dengan kendaraan kita, dengan bibir kita, dengan harta kita, dengan semua yang kita mampu baktikan untuk suksesnya acara isra wal mi’raj dan dzikir bersama Majelis Rasulullah Saw, inilah syiar besar kita untuk menenangkan muslimin muslimat dari api fitnah dan untuk demi terangkatnya segala musibah dari muslimin muslimat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga acara ini akan sukses dan semoga kita semua dilimpahi keberkahan disingkirkan dari segala rintangan yang muncul dalam pengadaan acara ini, yaa rahman yaa rahiim, sekaligus juga saya mengumumkan pindahnya Markas Majelis Rasulullah Saw dari alamat yang di Tebet ke wilayah Pengadegan pada alamat yang baru dan telah dibagikan kepada hadirin-hadirat alamat dan nomor teleponnya dan semoga markas yang baru ini kembali menjadi Fattah dan pembuka kemenangan bagi dakwah Nabi kita Muhammad Saw .

Kita doakan tamu-tamu kita, Al Habib Musthofa, tamu-tamu kita dari Kuala Lumpur dan guru kita fadhilathul ustadz da’i illaAllah K.H. Khairullah, fadhilathul ustadz da’i illaAllah K.H. Hasan Khalid dan imam masjid Jami Annuur Bpk. K.H. Muhammad Shafi dan juga keluarga besar kedua mempelai semoga dilimpahi keberkahan dhahiran wa bathinan dan tamu kita yang akan kembali ke luar negeri esok lusa yang akan datang semoga dilimpahi keberkahan dan semoga mempunyai waktu tamu-tamu dari Singapura dan Kuala Lumpur untuk hadir malam rabu yang akan datang Wassalallahu wassallam wabarik 'ala Nabina Muhammadin wa'ala alihi washohbihi wassallam, Dan acara ini akan dihadiri oleh beberapa pejabat - pejabat kita, kita bersatu dengan para pejabat kita agar diterangi cahaya dzikir, agar mereka lebih peduli kepada islam, lebih peduli kepada dakwah. Pemimpin-pemimpin kita, pejabat-pejabat kita, kita kumpulkan di acara malam rabu yang akan datang agar mereka terang benderang dengan cahaya dzikir dan lebih peduli kepada dakwah islamiyyah dan kepentingan islam. Walhamdulillahirabbil'alamin.wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Read More

Post Top Ad