Sebuah kisah dari saudara kita, begini dia menceritakannya ….
Assalamu'alaikum wr wb...
Boleh kiranya ane berbagi kisah kepada antum sekalian. Kisah ini merupakan isi ceramah dari Sayyid Muhammad Abdullah Alkaf (msh muda dan sering hdr di MR) ketika beliau menyampaikan ceramah di acara maulid yang diadakan oleh Saudara kita, Mohammad Safei (pii_doanks) di daerah Industri, dkt Mangga Dua, Jakarta Utara bbrp Minggu lalu.
Beliau mengisahkan dua kejadian nyata di kota Salatiga, Jawa Tengah. Dikisahkan disana ada sebuah dusun yg awalnya mayoritas penduduk di dusun tersebut beragama Islam. Namun karena adanya Kristenisasi di daerah itu, berubahlah menjadi dusun Nasrani. Setiap kepala keluarga yg memeluk agama mereka, diberikan uang sejumlah sekian rupiah. Kebiasaan penduduk di sana adalah jika akan dtg bulan Maulid, biasanya warga bersiap2 membuat sebuah boneka besar, di jakarta seperti ondel2, yang berwajah seram. Dusun ini membuat, dusun itu membuat, hanya dusun yang terkristenisasikan ini saja yg tdk berbuat persiapan dikarenakan sdh murtad. Sebuah keluarga merasa tdk seperti thn2 sebelumnya, yg biasanya di dusun tsb warganya juga sibuk mempersiapkan boneka td, akhirnya dia berinisiatif mengatakan kepada kepala dusunnya bhw ia akan mengembalikan uang pemberian dr pihak gereja. Alasannya karena ia (keluarga itu) rindu dengan suasana bulan Maulid. Tdk berapa lama akhirnya para warga di dusun tersebut pun ikut berduyun-duyun melakukan hal yg sama (masuk kembali kepada Islam). Alasannya simpel, karena rindu suasana bulan Maulid.
Kisah kedua masih dari kota Salatiga.. Beliau (Sayyid Muhammad Abdullah Alkaf) mengisahkan ada seorang mu'allaf yang sangat rindu ingin berjumpa dengan Rasulullah dlm keadaan sadar (bukan dlm mimpi). Mu'allaf ini sehari2nya sholat 5 waktu, sholat sunnah, tahajjud, sholawat, zikir dan apa saja ibadah2 demi Allah mengabulkan keinginannya itu. Malam hari diisi dengan tahajjud dan zikir sampai menangis, hingga akhirnya tertidur pulas. Suatu ketika mu'allaf ini bertemu dgn seorang habib di kota itu. Ia menceritakan keinginannya yg sangat besar itu kepada sang habib. Suatu mlm mu'allaf ini seperti biasa tahajjud, kemudian zikir sampai menangis, hingga akhirnya ia tertidur dalam keadaan air matanya msh menempel di pipinya. ketika ia tidur, dtg sesosok lelaki dengan tubuh yg sangat terang benderang. Sesosok lelaki td menghampiri si mu'allaf yg sedang tertidur dan menghapur air mata yg masih menempel di pipinya. Keesoakn harinya, si mu'allaf bertemu dengan habib yg sebelumnya pernah diketemukannya. Si habib bertanya apakah ia sudah bertemu dengan Rasulullah SAW? Si mu'allaf menjawab belum. Namun si habib bilang semalam Rasulullah dating ke kamarmu, menghapus air mata yang masih menempel di pipimu. Kontan saja si mu'allaf lgsg menangis terisak-isak mendengar penjelasan habib itu. Si mu'allaf lgsg duduk di tanah dan merengek-rengek layaknya seorang anak kecil yang ingin mainan, namun tdk dibelikan orang tuanya. Subhanallah. ..
Dari dua kisah di atas, kita bisa menarik kesimpulan. Dari kisah pertama, kita bisa melihat bahwa peringatan Maulid bukanlah sesuatu yang sia-sia seperti yg dikatakan saudara2 kita yg anti Maulid. Sudah terbukti karena rindu suasana Maulid, sebuah dusun yang tadinya sudah terkristenkan, kembali lagi kepada Islam karena rindu suasana di bulan Maulid.
Dari kisah kedua, (sebenarnya ane jg malu mengatakannya) kita bisa menilai apakah kerinduan kita untuk berjumpa Rasulullah, sudah sebesar si mu'allaf tadi? Si mu'allaf yang baru mengenal Islam dan Rasulullah SAW, tapi begitu dahsyat rasa cinta dan rindunya kepada Nabi Kita, Muhammad Al-Musthofa. Bagaimana dengan kita yang sejak lahir sudah terwariskan agama Islam dari orang tua-orang tua kita. Semoga bisa menjadi renungan, khususnya untuk ane. Wallahu A'lam bisshowwab..
Wassalamu a'laikum wr.wb...
Sumber : boy_volvo_2@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar