Jejak Kejayaan Islam di Sicilia, Italia
Sicilia, pulau di selatan Italia, pernah menjadi pusat peradaban Islam yang gemilang. Penjelajah Arab terkemuka, Ibnu Hawqal, dalam catatan perjalanannya tahun 972 M, menggambarkan Palermo, ibu kota Sicilia, sebagai "kota dengan 300 masjid". Ia takjub akan jumlah masjid yang begitu banyak, bahkan melebihi kota-kota lain yang dua kali lebih besar.
Ibnu Hawqal juga mencatat keberadaan University of Balerm, perguruan tinggi Islam terkemuka di Palermo. Selama hampir tiga abad, mulai dari penaklukan Dinasti Aghlabid pada 827 M hingga 1061 M, Islam berkembang pesat di Sicilia.
Penaklukan dan Masa Keemasan
Pada 827 M, pasukan Dinasti Aghlabid yang dipimpin Asad Ibnu Al-Furat menaklukkan Sicilia dari Bizantium. Setelah serangkaian pertempuran, Palermo jatuh ke tangan Muslim pada 831 M, disusul Messina pada 843 M. Pada 859 M, seluruh provinsi Sicilia berada di bawah kekuasaan Islam.
Di bawah pemerintahan Islam, Sicilia menjadi wilayah multietnis yang harmonis. Muslim, Kristen, dan Yahudi hidup berdampingan dengan toleransi. Penduduk non-Muslim dilindungi haknya dan diizinkan menjalankan ibadah dengan bebas.
Sicilia berkembang menjadi pusat peradaban dan perdagangan, menyaingi Kordova. Masjid-masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan. Universitas-universitas Islam di Sicilia menarik banyak pelajar dari seluruh Eropa.
Kemajuan di Berbagai Bidang
Ibnu Jubair, penjelajah Muslim lainnya, menyampaikan kesaksiannya tentang kemajuan Sicilia di bawah pemerintahan Islam. Palermo digambarkan sebagai kota metropolis yang kaya dan megah. Bahasa Arab menjadi bahasa pengantar, bahkan digunakan oleh penduduk Kristen.
Pertanian Sicilia mengalami kemajuan pesat berkat teknik baru dan sistem irigasi yang diperkenalkan oleh para petani Muslim. Industri tekstil dan kerajinan juga berkembang pesat. Sicilia menjadi produsen utama kain sutera dan pusat perdagangan di Mediterania.
Warisan Peradaban Islam
Meskipun kekuasaan Islam di Sicilia berakhir pada 1061 M setelah ditaklukkan oleh Normandia, pengaruhnya tetap terasa hingga kini. Sistem irigasi, teknik pertanian, dan beberapa elemen arsitektur Islam masih dapat disaksikan di Sicilia.
Lebih dari itu, Sicilia menjadi pintu gerbang transfer ilmu pengetahuan Islam ke Barat. Frederick II (1194 M - 1250 M), penguasa Sicilia yang terpengaruh Islam, mendukung penerjemahan buku-buku Arab dan mengadopsi sistem pendidikan Islam di University of Naples.
Kesimpulan
Sejarah Islam di Sicilia merupakan bukti kemampuan Islam dalam membangun peradaban yang maju dan toleran. Warisan intelektual dan budaya Islam di Sicilia memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan Eropa.
Heri Ruslan/yto | republika. co. id (dengan optimasi Cupi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar