Dinihari selasa, 23 ferbruari 2010 saya bersama Muhammad Ainiy bertolak meninggalkan bandara Soekarno hatta, kali ini tujuan kami adalah Denpasar Bali, perbedaan waktu denpasar (WITA) adalah 1 jam lebih dahulu daripada Jakarta, kami tiba dg sambutan hangat para kordinator Majelis Rasulullah saw wilayah Bali, Bpk KH Badrudin, Hb Talib Assegaf, Hj Rois, Hj Kholid, dan bersama para pendukung dakwah lainnya.
Dari bandara Ngurah Rai Denpasar kami langsung berkunjung ke Kediaman Raja Bali, ia menyambut kami dg hangat dan akrab, ia meminta maaf karena tidak sedang menggunakan pakaian kebesarannya karena kedatangan kami mendadak. Saya pribadi mempunyai banyak maksud dalam kunjungan ini, mengingat dakwah majelis Rasulullah dengan pesat berkembang, maka akan sangat menyolok bagi penganut agama hindu di Bali yg merupakan mayoritas, dan itu membahayakan keselamatan saudara saudara kita muslimin, karena mereka bisa saja di provokasi oleh fihak musuh islam untuk memerangi dan mempersulit dakwah muslimin, maka maksud kedatangan saya kepada Raja Bali adalah menjalin hubungan erat dengan pimpinan adat tertinggi di Bali yg sangat berpengaruh disana.
Tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan kelembutan islam dan fleksibel nya ajaran islam dalam menghargai tuntunan kerukunan ummat beragama yg diajarkan Rasul saw. Dan juga saya bertujuan memberi pemahaman pada muslimin di Bali untuk tidak memusuhi mereka yg beragama hindu walau berbeda agama, namun mestilah muslim lebih baik dan lebih sopan dari non muslim, yg dg itu mereka bisa lebih mendekat dan mengenal islam, paling tidak mereka tidak memusuhi muslimin, dan itu demi keamanan muslimin pula dan keasrian muslimin yg minoriyas di wilayah Bali.
Kunjungan singkat di kediaman Raja Bali dalam ramah tamah ini merupakan kunjungan saya yg pertama dan belum pernah sebelumnya seorang habaib atau ulama berkunjung dari Luar Bali kepadanya.
Beliau sangat ramah dan kamipun akrab, ia mempersilahkan jika kunjung ke Bali untuk menginap dirumahnya saja…, subhanallah.., beliau tahu kedatangan saya adalah untuk berdakwah, namun jiwa seorang Raja yg bijaksana walau beliau beragama hindu namun menyambut kami dan mempersilahkan saya menginap dirumahnya.
Kejadian ini mengingatkan saya pada Raja Najasyi, ketika Rasul saw mengirimkan utusan beliau saw kesana yaitu Jakfar bin Abi Thalib ra untuk mengajak kepada keislaman, sedangkan Kaisar Najasyi beragama Nasrani, Kaisar/Raja Najasyi tidak langsung memeluk islam, namun ia menyambut utusan Rasul saw dg Hangat, dan membolehkan islam diajarkan di wilayahnya, tak lama iapun masuk islam, dan ketika ia wafat maka Rasul saw melakukan shalat Ghaib di Madinah, dan itlah shalat gaib yg pertama kali dilakukan dalam sejarah islam, yaitu untuk Kaisar Najasyi (Shahih Bukhari)
Kami berfoto bersama, lalu kami berpisah dan menuju penginapan untuk beristirahat, kondisi saya drop sekali dan sangat lemah, saya dijadwalkan untuk mengisi ceramah disebuah masjid di Denpasar sebelum magrib, lalu magrib berjamaah; lalu ke wilayah Tabanan untuk Majelis Akbar, namun karena kondisi saya yg sangat drop sore itu, maka saya tidak mampu mengunjungi majelis pertama, dan hanya bisa mengunjungi majelis kedua, yaitu di wilayah Tabanan, Maulid Dhiya ullami dikumandangkan pertama kali di Tabanan, lalu berdiri penceramah dari Langitan Jawa Timur, seorang alumni Darul Mustafa juga, yaitu KH Abdullah, putra dari KH Abdullah Faqih, Langitan.
Jamaah berkisar 1.500 muslimin muslimat, merupakan jumlah yg sangat teramat banyak untuk wilayah Bali, saya penceramah kedua, dan ditengah ceramah saya datanglah Gung… seorang kerabat Raja Hindu yg diutus untuk mewakili Raja Hindu menghadiri acara kami, ceramah diakhiri dg menggemuruhkan dzikir Yaa Allah, Yaa Allah, dan kalimat Tauhid, acara berakhir pada 22.30 WITA, dan kami kembali ke penginapan di Denpasar, tubuh serasa hancur dari lelahnya menghadapi desakan massa yg ingin bersalaman, ingin rasanya saya menjatuhkan diri dan pasrah apapun yg akan mereka lakukan terhadap diri ini, namun hati kecil saya membisikkan bahwa pada setiap uluran tangan itu terdapat pahala dan keridhoan Allah swt, akankah kau tolak wahai munzir pendosa?, maka saya menahan diri dan terus berusaha tak melewatkan satu tanganpun yg terulur untuk bisa bersalaman.
Kami menuju Denpasar diikuti konvoi banyak kendaraan bermotor dan Mobil dari Denpasar yg juga turut hadir ke Tabanan, dan juga datang jamaah dari Singaraja, Klungkung, dll, mereka terus mengikuti sampai ke penginapan.. Kurebahkan tubuh dipembaringan, dan beristirahat..
Dinihari rabu 24 februari 2010, dalam sujud dan doa serta dzikir, aku merenung, wahai Allah, wilayah ini mestilah sering hamba kunjungi, mereka para kordinator meminta kunjungan bukan hanya semalam saja, namun tiga hari dua malam, agar bisa mengunjungi lebih banyak lagi wilayah di sekitar denpasar, namun tubuh yg lemah ini apakah mampu…, beri hamba kekuatan.., beri hamba kemampuan.., beri hamba kesempatan waktu..,
Sebelum adzan subuh mereka telah tiba dan kami melakukan shalat subuh berjamaah, dalam perjalanan menuju mandara Ngurah Rai, penerbangan kami pulang ke Jakarta adalah pk 6.30 WITA, yaitu 5.30 WIB, maka langsung selepas shalat subuh kami meluncur menuju Bandara, hanya 1 mobil saja yg bersama kami, sedang kami berbincang bincang seputar dakwah, kemudian terliat satu pengendara motor berjaket Majelis Rasulullah saw, ia terus mengawal kami, lalu datang satu motor lagi dg pengendara berjaket Majelis Rasulullah saw, lalu lagi dan lagi, mereka sama sama ingin mengiringi ke Bandara Ngurah rai untuk mengantar kepulangan saya, satu diantaranya adalah dari Jamaah Depok dan selalu hadir majelis majelis kita di Jakarta, kini ia sudah setahun di Denpasar, ia berkirim salam untuk seluruh jamaah Majelis Rasulullah saw di Jakarta.
Peluk perpisahan mengakhiri perjumpaan kami, kutulis risalah ini diatas wilayah Cirebon, sebagaimana dikabarkan oleh Pilot bahwa kami sedang diatas wilayah Cirebon dg ketinggian 30.000 kaki dari permukaan laut.
Masih terbayang kunjungan ramah tamah kepada Raja Bali, masih terfikir bagaimana beratnya saudara saudara muslimin melewati hidupnya ditengah tengah mayoritas non muslim, masih terngiang ngiang permintaan para kordinator untuk kunnjungan 3 hari 2 malam ke Bali demi kemaslahatan muslimin Bali agar lebih banyak wilayah yg dikunjungi.., Laa ilaha illallah… kalimat inilah yg kujadikan akhir doa dan harapanku serta harapan mereka dan seluruh harapan muslimin…, dan Rabbiy gembirakanlah hati nabi Mu Muhammad saw dg berkembangnya muslimin di Bali dan seluruh wilayah muslimin, bantulah para Da;I muslimin, bebaskan kami dari kesulitan, singkirkan penghalang penghalang kami, sembuhkan penyakit dan sakit serta kelelahan kami, beri kekuatan pada kami, permudah perjuangan kami, limpahkan kemakmuran untuk kami, tambahkan semangat kami, sehingga kami lebih leluasa untuk berjuang dan berkhidmat pada Mu dan pada tuntunan nabi Mu, Yaa Allah.. Yaa Allah.. Yaa Allah..
Kuakhiri laporan dakwah dari empat wilayah ini, Jawa Timur, Singapura, Kualalumpur, dan Bali, semoga wilayah wilayah itu dan seluruh wilayah muslimin semakin makmur dg hidayah dan keluhuran serta kemakmuran, amiin
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=268&Itemid=1
blog comments powered by Disqus
Post Top Ad
Rabu, 03 Maret 2010
Home
Dakwah
Habib Munzir
Majelis Rasulullah SAW
Perjuangan Islam
Dakwah Majelis Rasulullah SAW di Denpasar Bali
Dakwah Majelis Rasulullah SAW di Denpasar Bali
Tags
# Dakwah
# Habib Munzir
# Majelis Rasulullah SAW
# Perjuangan Islam
About Muhamad Yusup
Perjuangan Islam
Crypto & Blockchain Business Practitioner ➡️ s.id/CupiCrypto | SEO Expert ➡️ majelis.info | Let's collaborate and achieve success together!