Masyaallah, Ini Pujian dan Harapan Ulama Syria Pada Bangsa Indonesia - CUPI CRYPTO

Crypto & Blockchain Business Practitioner ➡️ https://linktr.ee/cupi | SEO Expert ➡️ majelis.info | Let's collaborate and achieve success together!

ads

Hot

Post Top Ad

Rabu, 13 Januari 2016

Masyaallah, Ini Pujian dan Harapan Ulama Syria Pada Bangsa Indonesia

Ketua Ikatan Ulama Syria Dr Syekh Muhammad Taufiq Said Ramadhan al-Buthi mengeluarkan seruan khusus untuk bangsa Indonesia. Putra dari ulama terkemuka Suriah, almarhum Syekh Ramadhan al-Buthi yang wafat akibat bom bunuh diri anggota kelompok ekstrem, ini memuji sembari menaruh harapan kepada Muslim di Tanah Air.
Syekh Muhammad Taufiq Said Ramadhan Al-Buthi
Syekh Muhammad Taufiq Said Ramadhan Al-Buthi
بِسمِ الله الرّحمنِ الرّحيم
نداء إلى الشعب الأندنوسي الطيب
Seruan untuk Bangsa Indonesia
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
Segala puji bagi Allah Pencipta semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, sahabat, dan pengikut mereka dengan kebaikan hingga hari akhir.
أيها الإخوة الكرام يا أبناء أندنوسيا، تلك الأرض المباركة التي أحب أبناؤها الإسلام فدخلوا فيه حباً به، وإعجاباً بما وجدوه من الأخلاق الكريمة والصفات الحميدة فيمن تعاملوا معهم من المسلمين، فغدوا أكبر بلد مسلم بسكانه واتساع رقعته.
Wahai saudaraku yang mulia di Indonesia, negeri yang penuh dengan keberkahan, yang penduduknya mencintai Islam, lalu memeluk Islam juga karena cinta terhadap agama ini, karena mereka merasa kagum dengan akhlak mulia yang mereka temukan dalam Islam, serta sifat-sifat terpuji dari umat Islam yang bersosialisasi dengan mereka. Suatu fakta yang meniscayakan Indonesia menjadi negeri muslim terbesar, dengan penduduk dan luas teritorialnya.
لقد وجدت فيكم من صفاء الفطرة ودماثة الخلق ما جعلني أحب هذه البلاد وشعبها، وأشعر بأنهم يمثلون الصفاء الذي تفتقر إليه كثير من الشعوب المسلمة.
Saya temukan pada diri kalian, kemurnian fitrah dan akhlak yang baik, sesuatu yang menjadikan saya sangat cinta pada negeri ini dan penduduknya. Saya merasakan, penduduk Indonesia berhasil merepresentasikan kejernihan bersikap yang dibutuhkan oleh banyak bangsa-bangsa Muslim.
المسلمون اليوم بحاجة إلى صدق التمسك بالإسلام الحق، البعيد عما يشوهه، بحاجة إلى تطبيق إرشادات غابت عن عقولنا، هي من صلب شريعتنا، وأسس ديننا. وإلا فإن الخطر سيصيب الأمة ويودي بها إلى الهلاك.
Umat Islam saat ini membutuhkan keteguhan dalam berpegang diri pada Islam yang benar, yang jauh dari propaganda yang mereduksi (kebenaran ajarannya). Umat Islam butuh untuk mempraktikkan semua petuah, yang sementara ini hilang dari pikiran kita, (padahal) itu adalah inti syariat dan dasar agama kita. Jika tidak, maka bahaya mengancam umat dan akan menghancurkannya.
لا أدري لماذا التفرق والتمزق يسري في كيان أمتنا ونحن الذي قال فيهم الله تعالى: ﴿إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ} الأنبياء 92 وقال آمرا وموجهاً وممتناً أيضاً: {وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ } آل عمران 103
وقال لنا: {إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} الحجرات 10
Saya tidak mengerti, mengapa perpecahan dan perselisihan menimpa umat ini, padahal kita adalah umat yang disebut oleh Allah dalam firman-Nya: “Sungguh agama tauhid inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya: 92)
Allah memerintahkan, sekaligus menguji kita dalam perintah-Nya, “Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allahdan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu kalian agar kamu mendapatkan petunjuk.” (QS. Ali Imran: 103)
Allah juga berfirman kepada kita: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
إن الطامعين بموارد أمتنا والحاقدين على هويتنا لا يسرهم ان نكون أمة واحدة، ولا يسرهم أن تجتمع كلمتنا فنصبح أقوياء في اقتصادنا، أقوياء في مؤسساتنا التعليمية وصناعاتنا، أقوياء نملك قرارنا وسيادة بلادنا. إن كثيراً من القوى الطاغية تريد أن تكون شعوبنا في خدمة مصالحها، فقيرة لا تملك من أمرها شيئاً، ضعيفة لا تستطيع الدفاع عن مصالحها، ولا النهوض بشأنها.
Sesungguhnya kaum yang tamak terhadap sumber daya bangsa kita, begitu benci terhadap persatuan kita, tidak suka kita menjadi umat yang satu. Mereka tidak suka, kita seiya sekata sehingga menjadi kuat dalam ekonomi, kuat dalam lembaga pendidikan dan perusahaan kita, kuat dalam independensi keputusan dan kedaulatan bangsa. Sungguh banyak kekuatan zhalim yang menginginkan bangsa kita bekerja untuk kepentingannya, (sehingga) bangsa ini menjadi miskin, tidak memiliki keputusan dan kekuatan, lemah, tidak mampu membela kepentingan dan tidak mampu bangkit.
نحن اليوم بحاجة إلى جمع كلمتنا وتوحيد صفوفنا، التزاماً بقوله تعالى: {وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ} التزاماً بأمر ربنا سبحانه وتعالى، وحرصاً على مستقبل أمتنا، فديننا يجمع ولا يفرق، ما بالنا نفترق ولا نجتمع؟! ديننا يدعونا إلى التحابب والتعاون، ما بالنا نتباغض ونتدابر؟! ألم يقل النبي ﷺ فيما صح عنه: ” لا تحاسدوا ولا تناجشوا ولا تباغضوا، ولا تدابروا، ولا يبع بعضكم على بيع بعض، وكونوا عباد الله إخوانا المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يخذله، ولا يحقره التقوى هاهنا ” ويشير إلى صدره ثلاث مرات ” بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم، كل المسلم على المسلم حرام: دمه وماله وعرضه “
Saat ini kita butuh pada persatuan umat dan merapatkan barisan, melaksanakan perintah Allah agar kita berpegang taguh pada tali-Nya, demi menjaga masa depan umat. Agama kita mempersatukan, bukan memecah belah, lalu mengapa kita terpecah tidak mau bersatu? Agama Islam menyeru kita untuk saling mencintai dan bekerjasama, lalu mengapa kita saling membenci dan menjauh? Bukankah Nabi Muhammad SAW dalam hadits shahih mengingatkan, “Janganlah saling hasud, berseteru, saling membenci, saling menjauh. Sebagian kalian tidak boleh menjual atas jualan sebagian yang lain. Jadiah hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak boleh menganiaya, merendahkan, dan menghinanya. Ketakwaan itu ada di sini (Nabi menunjuk dada beliau sebanyak tiga kali). Cukuplah kejelekan seseorang, dengan dia merendahkan saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim yang lain, haram darah, harta, dan kehormatannya.”
إن ما يجمع كلمتنا على تعدد آرائنا واختلاف اجتهاداتنا أكثر مما نختلف عليه. فلا ينبغي أن نمكن الشيطان من أن يفسد العلاقة الأخوية التي عقدها الله بيننا. ألم يقل لنا ربنا: {إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} الحجرات 10. ألم يحذرنا ربنا ممن يفسد العلاقة بيننا وبيّن لنا أنه الشيطان فقال: {وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوّاً مُّبِيناً } الإسراء 53. والشيطان هنا قد يكون من الجن، وقد يكون من الإنس؛ فكل من يريد بث الفرقة والكراهية بيننا يمارس دور الشيطان.
Sesungguhnya faktor yang dapat menyatukan kita, meski dengan beragamnya pendapat dan perbedaan ijtihad, lebih besar daripada faktor yang dapat memisahkan kita. Tidak selayaknya kita memberi kesempatan pada setan untuk merusak hubungan persaudaraan yang telah diamanahkan Allah di antara kita. Bukankah Allah berfirman kepada kita: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10). Bukankah Allah mengingatkan kita, terhadap siapapun yang merusak hubungan di antara kita, dan Allah menjelaskan kepada kita bahwa dia adalah setan. Allah berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sungguh, setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al-Isra: 53). Setan pada ayat ini, terkadang berbentuk jin, terkadang pula berbentuk manusia. Siapapun yang berkeinginan menyebarkan perpecahan dan kebencian di antara kita, dia telah memerankan pekerjaan setan.
إخواني الكرام
تعالوا بنا إلى عقد ميثاق ننطلق فيه من ثوابت ديننا، ومما تتفق عليه النصوص الشرعية التي لا خلاف فيها تجتمع عليه كلمتنا وتتوحد عليه صفوفنا وننطلق به إلى غد يجمع ولا يفرق، وينشر بيننا المحبة لا الكراهية.
Saudaraku yang mulia. Marilah kita mengadakan perjanjian berdasarkan prinsip-prinsip agama kita, berpondasikan hal-hal yang telah disepakati oleh nash-nash syari’at, yang tidak ada perbedaan di dalamnya. Berdasarkan hal itu semua persatuan kita terjaga dan barisan kita menjadi kokoh.Berdasarkan hal itu kita bersatu, menebarkan cinta di antara kita, bukan kebencian.
– كلنا نؤمن بالقرآن الكريم ,والسنة المطهرة مصدراً لشرعنا، عملاً بقوله تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ } محمد 33
Semua kita beriman kepada al-Qur’an dan Sunnah yang suci, sebagai sumber syariat, dalam rangka mengamalkan firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu.” (QS. Muhammad: 33)
– كلنا نحب أهل بيت النبوة الذين نعد محبتهم جزءاً من ديننا، وعترة النبي ﷺ قدوتنا، ومحبة الصحابة كلهم على نهج جمع كلمة الأمة كما أرادها أجلاء الصحابة أمر لا يجوز إنكاره. ألم يقل الله تعالى:{قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْناً إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ} الشورى 23، ولا ننسى حديث النبي ﷺ الذي رواه الترمذي والنسائي بلفظ قريب: عن جابر بن عبد الله قال: رأيت رسول الله ﷺ في حجته يوم عرفة وهو على ناقته القصواء يخطب، فسمعته يقول: ” يا أيها الناس إني تركت فيكم ما إن أخذتم به لن تضلوا: كتاب الله، وعترتي أهل بيتي” . ولعلكم تعلمون أن أهل بيت النبوة ممن كانوا السبب في دخول الإسلام إلى بلادكم.
Kita semua cinta kepada keluarga Nabi, di mana kecintaan kepada mereka merupakan bagian dari ajaran agama kita. Keturunan Nabi Muhammad SAW adalah panutan kita. Cinta kepada semua sahabat, sesuai prinsip persatuan umat, seperti yang dimaksud oleh kebanyakan sahabat, adalah perkara yang tidak dapat dipungkiri. Bukankah Allah berfirman: “Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu impalan pun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan, dan barang siapa mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.” (QS . al-Syura: 23). Kita tidak lupa terhadap hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan al-Nasai, dengan redaksi yang mirip, dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Rasulullah SAW dalam hajinya, pada hari Arafah, berkhutbah – sedang beliau berada di atas unta beliau “Qashwa”. Aku mendengar beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku meninggalkan untuk kalian sesuatu yang bila kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah dan Itrah, keluargaku.” Dan pastinya kalian tahu, bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW adalah penyebab masuknya Islam di negara kalian, Indonesia.
– كلنا متفقون على أن من واجبنا أن نتعلم الضروري من أمور عقيدتنا، والضروري من أحكام شريعتنا؛ مما نصحح به عبادتنا ومعاملتنا، وأن السبيل إلى ذلك إنما هو العودة إلى أهل العلم الذين وصفهم الله في كتابه بأنهم أهل الذكر فقال: {وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ}الأنبياء 7 .
Kita semua sepakat bahwa di antara tugas kita adalah mempelajari hal pokok dalam akidah kita, hal pokok dari hukum-hukum syariat. Hal itu dapat menjadikan sah ibadah dan muamalah kita. Jalan menuju ke sana adalah dengan cara kembali kepada ulama yang disebut sebagai “orang yang berilmu” oleh Allah dalam kitabsuci-Nya: “Dan Kami tidak mengutus (Rasul-Rasul) sebelum Engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya: 7)
– إذ ليس كل الناس قادراً على أخذ الحكم من كتاب الله وسنة نبيه، فكان لا بد من عودة العامة إلى العلماء المتخصصين، والعلماء المتخصصون ليسوا قادرين على تحقيق شروط الاجتهاد، فكان لا بد لهم من العودة إلى ما قاله المجتهدون، وقد جرت الأمة على اتباع أئمة المذاهب المجتهدين، لا بالنظر إلى أشخاصهم وما ذهبوا إليه في اجتهاداتهم هم، بل إلى ما وصل إليه مذهبهم من خلال مراحل تحقيق المذهب بطبقة الأصحاب، ثم المجتهدين في المذهب، ثم المرجحين، ثم طبقة المفتين وذلك عبر قرون من التحقيق والمناقشة حتى صار المذهب إلى ما صار إليه من التمحيص، مما لا يمكن للفرد منا أن يصل إلى تحقيقه.
Karena tidak semua orang mampu mengambil hukum dari al-Qur’an dan Sunnah, maka menjadi suatu keniscayaan orang awam kembali kepada ulama yang kompeten. Mereka tidak mampu mempraktikkan syarat ijtihad, maka mereka harus kembali kepada hasil ijtihad para ulama mujtahid. Umat Islam selalu konsisten dan terbukti selalu mengikuti imam-imam mujtahid madzhab. Mengikuti mereka bukan karena mereka atau hasil ijtihad mereka belaka, namun capaian madzhab mereka dalam dinamika perjalanan madzhab, mulai generasi ashhab, kemudian ulama mujtahid madzhab, lalu pen-tarjih, dan mufti. Hal itu terjadi berabad-abad, melalui proses penelitian mendalam (tahqiq) dan diskusi (munaqasyah) hingga madzhab mereka teruji, di mana salah seorang di antara kita tidak dapat melakukannya.
– وليس من الحكمة أن نبدأ من حيث بدأ الأئمة الذين لا يفصل بينهم وبين النبي ﷺ سوى قرنين من الزمن، ونهمل تلك الجهود العظيمة والمكتبة الزاخرة من الفقه والعلم والبيان لنصوص الشريعة؛ بينما نحن في هذا العصر يفصلنا عن تاريخ النبوة أربعة عشر قرناً وقد غدت لغتنا أضعف عن فهم النص ومعرفتنا بكثير من شروط الاجتهاد وأدواته ضعيفة. إن تجاوز المذاهب الفقهية الشائعة إضاعة لتراث فقهي عظيم بذل فيه آلاف العلماء جهوداً عظيمة للتحقيق والتمحيص في اجتهادات أئمة الفقه وأصحابهم ومن بعدهم وإتمام عملهم في بناء فقه يعالج القضايا القائمة عند ورود النص او النوازل التي وقعت أو يتوقع وقوعها. ومناقشات العلماء لبعضهم تعتبر كنوزاً غنية في الحوار البديع ووجوه الاستدلال المذهلة في قوتها وجمالها.
Bukanlah suatu kebijaksanaan, kita memulai sesuatu yang telah dilakukan oleh para imam yang jeda masa mereka dengan Nabi Muhammad SAW hanya dua abad. Kita tidak dapat acuh terhadap usaha mereka, perpustakaan besar yang mengoleksi karya fiqih, dan segala apapun yang menjelaskan tentang syariat. Sedangkan kita di masa ini dipisahkan oleh 14 abad. Bahasa kita lebih lemah untuk memahami nash (dalil). Penguasaan kita terhadap syarat ijtihad dan pirantinya sangat lemah. Tidak mengindahkan madzhab-madzhab fiqih berarti memusnahkan khazanah keilmuan klasik, sesuatu yang telah dihasilkan oleh ribuan ulama. Mereka mengerahkan segenap usaha untuk meneliti produk-produk ijtihad para imam fiqih dan para pengikut mereka pada era berikutnya.
– وإتمام عملهم في بناء فقه يعالج القضايا القائمة عند ورود النص او النوازل التي وقعت أو يتوقع وقوعها. ومناقشات العلماء لبعضهم تعتبر كنوزاً غنية في الحوار البديع ووجوه الاستدلال المذهلة في قوتها وجمالها.
Mereka juga menyempurnakan amal usaha dalam membangun keilmuan fiqih ini untuk menyelesaikan berbagai kasus yang terjadi saat sudah tersedia nash, atau hal-hal yang telah terjadi atau dipotensikan akan terjadi. Hasil diskusi antar ulama merupakan simpanan kekayaan besar, dalam pola diskusi yang baik, sisi pengambilan hukum dari dalil (idtidlal), dalam kekuatan dan keelokannya.
– الأمة المسلمة مهما اختلفت أطيافها تجتمع على أصول الدين وثوابته، من حقائق الإيمان ومصادر الحكم الشرعي ونحو ذلك. وقد اختلف المسلمون في الماضي فعالجوا خلافاتهم بالحوار العلمي الذي عقدت حلقاته في المساجد أو أمام ولاة الأمر. ولم يلجأ إلى أسلوب العنف إلا من ضعفت حجته. لم يتعامل المسلمون من أهل السنة والجماعة مع المخالف بأسلوب القمع والإلغاء والإقصاء. ولا ينبغي ذلك. فإننا إذا كنا مكلفين بان لا نجادل أهل الكتاب وسائر المخالفين إلا بالتي هي أحسن، فلماذا نلجأ إلى أسلوب العنف والتكفير والقمع مع إخواننا الذين قد يخالفوننا في أمور تغلب عليها أنها اجتهادية أو محتملة.
Umat Islam meskipun berbeda, namun mereka bertemu dalam pokok dan prinsip agama yang sama, berupa hakikat keimanan, sumber hukum, dan lainnya. Umat Islam sebenarnya sejak dulu telah berbeda pendapat, namun mereka menyudahi perbedaan mereka dengan diskusi ilmiah, dilakukan di masjid-masjid, atau di depan pemerintah. Mereka tidak menyelesaikan perselisihan itu dengan kekerasan, kecuali yang memang hujjahnya lemah. Umat Islam dari kalangan Ahlussunnah Wal-Jama’ah tidak berinteraksi dengan kelompok yang berbeda dengan cara keras dan lalim. Hal itu memang tidak sepatutnya terjadi. Kita, jika diperintahkan untuk bedebat dengan ahli kitab atau kelompok yang berbeda lainnya, harus hanya dengan cara yang baik. Lalu, mengapa kita lebih memilih cara ekstrim, takfiri, dan keras terhadap saudara-saudara kita sendiri yang terkadang mereka berbeda dengan kita yang umumnya dalam masalah ijtihadiyah, atau yang kebenarannya relatif (tidak absolut).
– إذا كان ربنا قد أمرنا أن نقول لأهل الكتاب: (قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْاْ إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاء بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ)فمن باب أولى أن نبحث عن الوصف الجامع الذي يجمع بيننا لا أن نبحث ونتصيد الخلافات وما قد نراه خطأً عند إخواننا. إن إطلاق وصف الكفر والشرك ضد مخالفينا لا يخدم وحدة الأمة التي عقدها ربنا بيننا، ويتناقض مع قوله تعالى: (إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ)الحجرات 10 ويتعارض مع قوله تعالى: (وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ) ويجعل أمتنا أشلاء ممزقة ضعيفة عن مواجهة عدوها، ضعيفة عن تحقيق مصالحها.
Allah telah memerintahkan kita untuk mengatakan kepada Ahli Kitab: “Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu.” (QS. Ali Imran: 64). Jika Allah memerintahkan kita sedemikian rupa dalam menyikapi non Muslim, maka lebih utama lagi bagi kita untuk mencari pola yang dapat menyatukan kita. Bukan dengan cara mencari dan memanfaatkan perselisihan, atau mencari-cari hal-hal yang kita anggap salah pada saudara kita. Penyematan kata kufur dan syirik terhadap kelompok berbeda tidak menguntungkan persatuan umat yang telah diperintahkan Allah. Hal itu bertentangan dengan firman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10).
“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmt.” (QS. Al-Anfal: 46)
Semua perselisihan itu telah menjadikan umat Islam berkeping, tercerai-berai, lemah dalam menghadapi musuhnya, tidak mampu mewujudkan berbagai kemaslahatannya.
– إن ربنا تبارك وتعلى وصف المسلمين بأنهم: (مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ)
Allah telah menyebut umat Islam bahwa mereka adalah “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”
– وأخيراً أيها الإخوة الأحبة: إن بلادكم أمانة في أعناقكم فلا تضيعوها بإهمالكم وتنازعكم، وإن أمتكم أمانة في أعناقكم فلا تمزقوها بخلافاتكم ونزاعاتكم وأنتم الشعب المؤمن الطيب الذي حافظ على هويته الإسلامية على الرغم من تعرضها لغزوات معادية كثيرة عبر أكثر من ثلاثة قرون. وأخوتكم الإسلامية أمانة عهد الله إليكم بها فلا تضيعوها، وهو سوف يسألكم عنها: ألم يقل: إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم …
Sebagai penutup, wahai saudara yang saya cintai, sesungguhnya negeri kalian adalah amanah di pundak. Karena itu jangan kalian rusak dengan keteledoran dan perselisihan. Umat kalian adalah amanah di pundak, jangan diceraiberaikan dengan polemik dan perseteruan. Kalian adalah bangsa yang beriman, yang baik, yang tetap menjaga persatuan umat meski pernah digampur oleh banyak serangan, selama lebih dari 3 abad. Persaudaraan Islam adalah amanah Allah, karena itu jangan dirusak. Allah akan menanyai kalian tentang hal ini.
حفظ الله أندنوسيا وشعب أندنوسيا ودين أندنوسيا وشباب أندنوسيا وفتيات اندنوسيا ومعاهد أندنوسيا وجامعاتها وجعلها في ظل عنايته. وفقكم الله لما فيه رضاه ويسر لكم ولبلادكم أسباب الخير والسعادة والازدهار
Semoga Allah menjaga Indonesia, bangsa, agama, pemuda, pemudi, pesantren, dan universitas negeri ini. Semoga Allah menjadikannya senantiasa berada dalam bimbingan-Nya. Semoga Allah memberipetunjuk terhadap hal yang Dia ridhai. Semoga kalian dan negeri kalian mendapatkan kebaikan, kebahagiaan, dan kemakmuran.
Sumber: NU Online/ Mahbib Khoiron
blog comments powered by Disqus SocialTwist Tell-a-Friend

Post Top Ad