JAKARTA, KOMPAS.com - "
Boeing's New 787 May Be Vulnerable to Hacker Attack." Itulah judul berita yang dimuat di berbagai media tanggal 5 Januari 2008. Artikel itu sendiri berasal dari pernyataan Federal Aviation Administration, atau badan urusan penerbangan AS. Bagaimana mungkin sebuah pesawat - yang pada umumnya dibajak oleh teroris - kini diserang oleh hacker yang lazimnya menyerang komputer?
Jawabannya: "
Everything is computer nowadays," ujar Eugene Kaspersky, CEO dan pendiri perusahaan internet security Kaspersky di Jakarta, Kamis (8/10). Segala sesuatu adalah komputer saat ini. Ia mencontohkan, mulai dari ponsel, mobil, hingga lemari es dan mesin pembuat kopi telah dilengkapi sistem operasi serupa yang ada di komputer. Beberapa di antaranya terhubung internet sehingga bisa diakses dari jauh.
Maka ketika disebut pesawat Boeing 787 Dreamliner berpotensi diserang hacker, hal itu bukan cerita tanpa dasar. Pesawat ini, dalam laporan FAA, disebut memiliki jaringan komputer yang memungkinkan penumpang yang "ahli" mengakses sistem kendali pesawat.
Mulanya, jaringan komputer di tempat duduk penumpang itu dirancang untuk menyediakan akses internet sepanjang perjalanan. Namun jaringan tersebut terhubung ke sistem kendali pesawat serta sistem navigasi dan komunikasi. Maka terciptalah pintu masuk bagi penumpang untuk mengambil alih kendali pesawat. Mengenai kemungkinan tersebut, Boeing telah merancang solusi agar penyerangan hacker melalui jaringan tidak dimungkinkan.
Menurut Kaspersky, malware atau software jahat yang dahulu hanya berkembang di dunia PC, sudah sejak beberapa waktu lalu muncul di berbagai peralatan mobile, seperti ponsel. "Di Rusia, seseorang bahkan bisa menciptakan malware untuk masuk dalam jaringan bank, lalu mengubah nilai tukar mata uang rubel menjadi jauh lebih tinggi. Orang itu kemudian menukarkan dollarnya ke rubel dan mendapat untung besar," ceritanya.
Memang, malware, yang kemudian berujung pada
cybercrime, telah menjadi bisnis. Bisnis ini menggiurkan dan menarik bagi banyak orang karena menghasilkan uang luar biasa besar, dengan cara mudah. Karenanya tak mudah memerangi kejahatan jenis ini.
Bukan Lagi Jaringan IT
Dikatakan Kaspersky, interaksi yang dimungkinkan dalam web 2.0, juga membuat banyak sistem menjadi lebih terbuka bagi pihak luar. Pengguna yang kini mungkin melakukan transaksi sendiri dalam berbagai sistem, secara tidak langsung membuat sistem bisa diakses orang lain. Tak heran bila sistem
online banking termasuk salah satu yang menjadi incaran para penjahat dunia maya.
Hal lain yang juga mungkin terjadi adalah pemerasan dengan mengancam instalasi non-IT. Bulan Januari tahun 2008, Badan Intelejen AS, CIA, memburu hacker yang mengancam akan menyabotase aliran listrik melalui jaringannya yang terhubung internet bila tidak disediakan tebusan baginya. "Hal itu mungkin terjadi. Bahkan hacker di Ukraina bisa mematikan internet," ujar Kaspersky.
Cerita yang lebih jelas bisa disaksikan dalam film
Die Hard 4 yang dibintangi Bruce Willis, dimana sekelompok penjahat mengacaukan sistem komputer kota-kota besar di AS, termasuk jaringan pemerintah. Tujuannya bisa beragam, mendapat tebusan, mencuri uang negara, atau menumbangkan pemerintahan. "Di masa depan, peristiwa seperti itu bisa benar-benar terjadi."
Kejahatan cyber yang dahulu sebatas dilakukan di lingkungan komputer, kini telah meluas mengancam lingkungan non-IT. Dan ini tak lepas dari perkembangan teknologi yang membuat semua barang berevolusi menjadi komputer.
Dalam kelakarnya, Kaspersky melempar pertanyaan, "Apa beda smartphone dengan komputer?" Jawabannya adalah, "Smartphone tidak memakai mouse." Artinya smartphone nyaris tak berbeda dengan komputer, begitu juga dengan barang-barang lain di masa depan. Jadi berhati-hatilah terhadap barang-barang canggih Anda, karena dari situ sebuah serangan bisa masuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar