from: majelisrasulullah.org | |
Ratusan ribu kaum muslimin memadati pelataran Monumen Nasional (Monas) pada Rabu (05/08/09), mereka datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek untuk menghadiri acara yang digagas oleh Majelis Rasulullah SAW pimpinan Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa. Acara yang digelar bertepatan dengan malam Nisfu Syaban tersebut bertujuan untuk menghidupkan salah satu malam mulia dengan doa dan munajat juga untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa, hingga kemudian acara tersebut diberi tajuk“Doa Untuk Bangsa”. Beberapa Pejabat tampak hadir, seperti Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. juga Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Serta para Habaib dan Ulama. Juga beberapa tamu undangan dari Negara tetangga. Acara dimulai dengan pembacaan Surah Yasiin sebanyak tiga kali, dan setiap selesai satu kali pembacaan Surah Yasiin tersebut, Habib Munzir memimpin doa khusus malam nisfu syaban. Suara Habib muda berusia 36 tahun itu begitu lantang dan syahdu membuat ratusan ribu jamaah larut dalam kekhusukan, terasa betul suasana khidmat memenuhi lapangan monas. Setelah pembacaan Surah Yasiin, acara dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Adhiyya Ul’lami, Riwayat hidup Manusia Termulia Rasulullah SAW yang ditulis oleh Al Musnid Al Habib Umar Bin Hafidz itu seolah sudah begitu lekat dengan jamaah yang rata-rata berusia muda, terbukti dengan gemuruh suara jamaah yang mengikuti pembacaan bait demi bait syair riwayat tersebut. Air mata kerinduan pada Manusia Termulia Rasulullah SAW menitik saat prosesi yang dikenal dengan Mahallul Qiyam, kerinduan makin terasa di tengah banyak jamaah yang histeris meneriakan kerinduan mereka. Setelah beberapa rangkaian acara, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla berkesempatan memberikan sambutannya. Inti dari sambutan Beliau, yaitu dukungan beliau untuk perkumpulan-perkumpulan yang mendatangkan kesejukan dan kedamaian melaui dzikir dan doa bersama. Tiba kemudian waktunya Habib Munzir Al Musawa memberikan Tausyiahnya, selain mengungkapkan perihal keutamaan Malam Nisfu Syaban. Habib Munzir juga mengungkapkan soal kelembutan Rasulullah SAW. Hal ini seolah menjawab berbagai tindak kekerasan atas nama agama yang belakangan terjadi di tanah air. “Islam adalah kesatria, bukan pengecut, jika musuh memerangi dengan senjata maka perangi dengan senjata, jika dengan siasat maka perangi dengan siasat. jika mereka memerangi dengan harta maka perangilah juga dengan harta”, Ungkap Beliau dengan penuh semangat. Kemudian Habib Munzir juga mengemukakan salah satu bukti kelembutan Rasulullah SAW melalui salah satu riwayat tentang pemuda yahudi yang ingin berkhidmat di rumah Rasulullah SAW . Rasulullah SAW menerimanya dengan tangan terbuka, beliau tidak menghardik dan mengusirnya atau memaksanya masuk islam. Habib Munzir terdiam sesaat kemudian dengan suara keras bertanya“Adakah orang yang lebih benci pada kekufuran melebihi Muhammad SAW?” . Namun begitu Beliau SAW menerima pemuda kafir yahudi tersebut, bahkan tinggal di rumah Beliau SAW, sampai kemudian pemuda itu sakit, Rasul SAW menjenguknya dan di sakaratul maut pemuda kafir yahudi itupun memeluk islam, demikian dalam Shahih Bukhari. Menjelang akhir tausyiahnya, Habib Munzir juga mengangkat sebuah kisah tentang Abdullah bin Ubay bin Salul, gembong munafik di Madinah yang berhati kufur, Islam hanyalah kedok baginya, ia selalu mengabarkan rahasia muslimin pada kuffar quraisy, jika Rasulullah SAW berangkat berjihad maka ia berusaha menghalangi dengan kata kata fitnah, namun diam diam ia kabarkan bahwa jumlah pasukan muslimin dan seluruh rahasia kepada kuffar quraisy, jika Rasul SAW pulang selamat maka ia menyambut Rasulullah SAW dengan sambutan hangat, menangis gembira, dan mohon ampunan karena tak ikut peperangan, namun ia tetap dalam kemunafikannya. Saat ia sakaratul maut dan wafat maka Rasulullah SAW datang menyolatinya, menguburkannya, dan anaknya yang juga bernama Abdullah adalah orang yang beriman, dia meminta baju Rasulullah SAW untuk menjadi kain kafan ayahnya yang munafik itu, Rasulullah SAW memberikannya, lalu turun ayat bahwa Allah tak akan mengampuni Abdullah bin Ubay bin Salul, Rasul SAW berkata pada Umar RA “Allah melarangku memohonkan pengampunan untuknya, walau tujuh puluh kali ku istighfari pun dia tetap tak akan diampuni Allah, namun jika seandainya Allah akan mengampuninya jika kuistighfari lebih dari tujuh puluh kali , maka akan kuistighfari ia lebih agar diampuni Allah, namun aku mengetahui memang Allah tak mau memaafkannya" (Shahih Bukhari). Demikian akhlak penuh kelembutan yang ditunjukkan Idola termulia kaum muslimin, Rasulullah SAW. Di penghujung acara, Habib Munzir kembali memimpin Dzikir Lafdhal Jalallah sebanyak seribu kali. Suasana khusuk dan syahdu kembali memenuhi udara malam di sekitar lapangan monas, ratusan ribu kaum muslimin menyebut nama ALLAH SWT secara serentak. Menumpahkan segala hajat dan kerinduan pada Sang Maha Pencipta, air mata tak terbendung lagi malam itu. air mata penyesalan, air mata memohon pengampunan dan juga air mata penuh harapan. Semoga acara semacam ini menjadi oase penyejuk di tengah gersangnya keadaan negeri muslimin terbesar di dunia ini, dan juga Allah SWT mempercepat datangnya kemakmuran di negeri ini. | |
Terakhir Diperbaharui ( Thursday, 06 August 2009 ) |
Post Top Ad
Jumat, 07 Agustus 2009
(Berita MR) Doa Untuk Bangsa: Kesyahduan dalam Dzikir dan Doa
Jumat, 24 Juli 2009
Ibadah Nabi SAW di Bulan Sya'ban
(صحيح البخاري)
Sungguh berkata Sayyidatina Aisyah ra :
Belum pernah Nabi saw melakukan puasa sunnah pada suatu bulan pun sebanyak puasa sunnah beliau saw dibulan Sya’ban, dan sungguh beliau saw pernah melakukan puasa Sya’ban sebulan penuh, dan beliau saw bersabda : “Beramallah dari amal amal semampu kalian, sungguh Allah swt tidak pernah bosan hingga kalian sendiri yg bosan”, dan shalat sunnah yg paling disukai Nabi saw adalah yg dilakukan dg berkesinambungan walaupun sedikit, dan beliau saw jika melakukan shalat sunnah maka beliau saw mendawamkannya. (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Jalla Wa Alaa, Maha Raja langit dan bumi, Maha Menguasai setiap perasaaan dan jiwa. Maha Mengetahui di waktu mendatang, Maha Menentukan kehidupan Hamba – hambaNya sepanjang waktu dan zaman, Maha Mengatur terbit dan terbenamnya matahari dan bulan, Maha Mengatur siang dan malam, Maha Memiliki lautan, hewan dan daratan, dan Maha Mengetahui setiap lintasan pemikiran hamba-Nya, setiap niat dan keinginan hamba-Nya, setiap getaran perasaan hamba yang baik dan buruknya diketahui oleh Allah Jalla Wa Alaa Yang Maha Melihat, Maha Mengetahui setiap rahasia dan setiap rencana baik dan buruknya. Dialah Allah Yang Maha Mensucikan jiwa dari niat – niat yang hina. Semoga jiwaku dan kalian disucikan Allah dari niat – niat yang hina.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Di malam agung ini kembali kita berkumpul di akhir – akhir penghujung bulan Rajab yang diberkahi Allah. Maka mereka yang masih belum termuliakan dengan kemuliaan taubat maka raihlah. Jangan lewatkan bulan Rajab ini, jiwa kita masih belum bertaubat kepada Allah, masih belum meminta kepada Allah untuk dibenahi hal – hal yang hina dalam diri kita dan jadikanlah Rajab ini meninggalkan kita dengan membawa segenap dosa dan kesalahan kita dengan doa dan munajat dan juga perbanyak doa agar dengan lewatnya bulan Rajab ini, lewat pula segala kesulitan dan permasalahan kita dunia dan akhirat. Beruntunglah mereka yang memperbanyak doa dan munajat kehadirat Allah, seraya berdoa“Wahai Rabbiy jangan lewatkan Rajab ini terkecuali Kau jadikan Sya’ban merupakan matahari kebahagiaan bagi kami sepanjang hidup hingga kami wafat hingga kami menghadap-Mu”.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Sang Nabi saw diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha sebagaimana hadits yang kita baca “Lam yakunnabiy shallallahu alaihi wa sallam: yashuumu syahran aktsar min sya’ban, wa kana yashuumu sya’ban kullahu” belum pernah Rasul saw puasa sunnah sebanyak puasa di bulan sya’ban dan pernah Rasul itu berpuasa 1 bulan penuh di bulan sya’ban".
Hadirin – hadirat, sampai disini kita membahas terlebih dahulu betapa mulianya bulan sya’ban karena Rasul saw memperbanyak ibadah di bulan sya’ban diantaranya puasa. Dengan memperbanyak puasa di bulan sya’ban itulah, Rasul saw mengajarkan umatnya. Belum pernah beliau memperjuangankan banyak berpuasa sunnah melebihi di bulan sya’ban. Oleh sebab itu hadirin – hadirat, isyarat Ilahiyyah dari perbuatan Sang Nabi saw yang sangat mengetahui letak waktu – waktu mulia dan waktu – waktu yang lebih mulia dari sebagian waktu lainnya. Seraya mengambil waktu – waktu tersebut untuk memperbanyak ibadah yang tentunya telah menjadikan isyarat yang jelas bagi kita bahwa waktu – waktu tersebut sangat dimuliakan Allah.
Jika waktu tersebut sangat dimuliakan Allah, maka disitulah kesempatan bagi kita mengambil kesempatan untuk memperbanyak doa, munajat dan ibadah. Karena disaat – saat yang dimuliakan Allah itu, barangkali kita mendapatkan anugerah yang lebih dari waktu lainnya.
Bulan Sya’ban AlMukarram (Almukarram : yg dimuliakan) menyimpan kemuliaan yang banyak diantaranya adalah turunnya firman Allah “Innallaha wa malaikatahu yushalluuna alannabiy, yaa ayyuhalladzina’amanu shalluu alaihi wa sallimuu tasliimaa” QS. Al-Ahzab:56.) Ayat ini turun di bulan Sya’ban, maka bulan Sya’ban disebut bulan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Karena dibulan Sya’ban inilah Allah menurunkan firman tersebut bagi seluruh mukminin mukminat hingga akhir zaman untuk memperbanyak shalawat kepada Sang Nabi saw.
Hadirin – hadirat, persiapkan kedatangan bulan Sya’ban dengan menyambut anugerah Ilahiyyah yang disiapkan kepada hamba – hambaNya yang mau menerima anugerah dengan memperbanyak shalawat kepada Sayyidina Muhammad Saw. Yang semoga dengan Sya’ban yang padanya kita perbanyak shalawat itu, akan membuka rahasia keberkahan di waktu mendatang dengan kemuliaan dunia dan akhirat. Mukminin – mukminat tiada pernah berhenti berharap kepada Allah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan di bulan Sya’ban itu pula terjadinya perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsa menuju Masjidil Haram di Makkah Al Mukarramah. Turunnya ayat Aku telah melihat engkau menginginkan kiblat yang mengarah ke tempat yang lain dari Masjidil Aqsa (wahai Muhammad), maka kami akan menghadapkan kiblatmu ke arah yang engkau inginkan (yaitu Masjidil Haram). Maka Sang Nabi saw mengarahkan kiblatnya menuju Masjidil Haram dan kemudian turun ayat penyempurnanya,“maka hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram”.(QS Al Baqarah 144) Demikian hadirin – hadirat, Sya’ban merupakan Kesempurnaan Allah Swt, muncul padanya kepada Sayyidina Muhammad Saw yang mana bulan Rajab adalah bulan kemuliaan shalat. Shalat masih berlanjut terus menghadap ke Masjidil Aqsa dan kemudian di bulan Sya’ban, belasan bulan setelah diwajibkannya shalat itu maka dihadapkanlah kiblat itu ke Masjidil Haram sampai saat ini. Dan kejadian itu di bulan Sya’ban.
Dan bulan Sya’ban pula mempunyai kemuliaan agung yaitu malam Nishfu Sya’ban yang di malam itu Allah Swt memuliakan hamba- hambaNya dan disunnahkan padanya memperbanyak doa dan munajat. Sebagaimana dijelaskan oleh Hujjatul Islam Al Imam Syafi’i alaihi rahmatullah bahwa berbeda pendapat ulama tentang malam lailatul qadr, sebagian mengatakan di bulan Ramadhan, sebagian mengatakan di malam nishfu sya’ban. Namun tentunya pendapat yang lebih kuat “lailatul qadr adalah di bulan Ramadhan”. Namun ada juga pendapat yang mengatakn malam nishfu sya’ban mempunyai kemuliaan seperti malam lailatul qadr. Dan di malam nishfu sya’ban pula Allah Swt memberikan kesempatan kepada hamba- hambaNya dengan berganti amal kitab setiap tahunnya. Amal kitab pahalanya dan dosanya yang diganti setiap tahun. Agenda dosa dan pahala itu diganti oleh Allah mulai malam 15 sya’ban dan disitu disunnahkan untuk memperbanyak ibadah.
Muncul pertanyaan kepada saya, tentang amal – amal yang paling baik di malam nishfu sya’ ban? Sebagian para ulama mengajarkan shalat 100 rakaat dan lainnya. Tentunya belum saya temukan ada 1 dalil yang shahih mendukung shalat 100 rakaat di malam nishfu sya’ban. Akan tetapi hal itu terikat kepada sunnahnya memperbanyak ibadah di malam nishfu sya’ban. Maka apakah itu berupa memperbanyak ibadah shalat sunnah, memperbanyak doa, memperbanyak membaca Alqur’an, dan semua itu hal yang baik dilakukan di malam nishfu sya’ban. Malam – malam agung itu telah menanti kita, kemuliaan – kemuliaan itu menanti kita dan kemudian akan datanglah Ramadhan AlMukarram.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita teruskan riwayat hadits Sang Nabi saw, Rasul saw bersabda sebagaimana ucapan Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul kemudian bersabda “khudzuu minal amal ma tuthiqun” ambillah dari amal pahala itu semampu kalian. Bila mampu 1 bulan penuh berpuasa di bulan sya’ban, berpuasalah. Bila tidak mampu ambillah semampunya, 1 hari, 2 hari, berapa pun semampunya ambillah semampunya hal – hal yang sunnah hingga usia kita dan jasad kita menyaksikan lewatnya hari – hari kita didalam sunnah Muhammad Rasulullah Saw. (lalu keterusan hadits tsb) “Innallaha la yamillu hatta tamilluu” sungguh Allah tiada akan pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan. Maksudnya apa? Kalau kita tidak bosan – bosannya maka hal itu baik. Tetapi Allah Maha Tidak Mungkin bosan.manusia bisa sampai pada sifat bosan, namun Allah tidak ada padanya sifat bosan. Menunjukkan setiap pendosa yang selalu bertaubat, Allah tidak akan bosan menerima taubatnya. Setiap orang yang bersalah memohon maaf kepada Allah, Allah tidak akan bosan memaafkannya. Setiap hamba yang berdoa siang dan malam, Allah tidak akan bosan mendengar doanya. Hamba yang beribadah siang dan malam, Allah tiada akan pernah bosan untuk menerima ibadah hamba-Nya. Manusia memiliki sifat bosan. Akan tetapi hadirin – hadirat, kita berharap kepada Allah agar Allah membenahi kita untuk tidak bosan beribadah, untuk tidak bosan bertaubat, untuk tidak bosan membenahi diri kita dan Rasul saw diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul saw bersabda (kelanjutan hadits tsb) “ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa sallam ma duwima alaihi” amal yang paling dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah yang dikerjakan berkesinambungan. Bahwa Rasul itu kalau melakukan suatu shalat sunnah, tidak lagi meninggalkannya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sering bisikan syaitan membisikkan telinga kita untuk tidak banyak beramal. Jangan banyak – banyak beramal, nanti kau tidak bisa mendawamkannya. Sungguh itu bisikan syaitan, kita layaknya mengambil amal yang semampunya, seringannya untuk tidak kita tinggalkan dan boleh menambahkan amal sebanyak – banyaknya di waktu senggang kita, walaupun sering tertinggalkan tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Tetapi ada amal – amal yang sangat ringan, yang selalu kau jaga, yang tidak pernah kau tinggalkan baik dalam keadaan safar atau dalam keadaan di rumah, dalam kesibukkan kerja, dalam keadaan sakit, tetap dikerjakan. Ada yang menjaga shalwat kepada Nabi saw yiatu 100X setiap harinya, shalawat 100X tidak akan makan waktu 10 menit dari 24 jam. Tidak sempat pagi, siang, sore, maghrib, isya, subuh, lewat 1 hari 1 malam, bisa di qadha esoknya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
“Ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa sallam ma duwima alaihi” amal yang paling dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah yang dikerjakan berkesinambungan. Kita mempunyai waktu 24 jam, lihatlah mana waktu yang paling senggang pada hari – harimu. Saya lebih santai di waktu maghrib, ambil 2 rakaat ba’diyah Isya, saya tidak punya waktu shalat sunnah qabliyah - ba’diyah, shalat fardhu saja curi – curi waktu karena sibuk bekerja, ambil 2 rakaat saja, barangkali qabliyah subuh 2 rakaat atau ba’diyah maghrib 2 rakaat. Waktu yang jelas engkau disitu tidak sibuk, ambil 2 rakaat saja. 2 rakaat dulu jangan ditinggalkan, kalau ada waktu boleh qabliyah dhuhur 4 rakaat, ba’diyah dhuhur 4 rakaat, qabliyah ashar 4 rakaat, maghrib tambah awwabin 6 rakaat, qabliyah isya 4 rakaat, ba’diyah isya 4 rakaat, boleh ditambah tapi punya 1 waktu yang tidak kita tinggalkan dari hal yang sunnah Nabi Muhammad Saw. Yang 2 rakaat jangan tinggalkan, yang lainnya di saat senggang, lakukan atau disaat kita sibuk bisa kita tinggalkan karena hal itu sunnah. Tetapi ada amal – amal yang kita pegang walaupun hal itu ringan tapi itu tidak kita tinggalkan sebagai pencapaian cinta Nabi Muhammad Saw yang pasti padanya kecintaan Allah Swt.
“Wa kana idza shalla shallalah dawama alaiha” Rasul saw itu kalau sudah melakukan 1 shalat sunnah, tidak meninggalkannya. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul saw melakukan shalat witir dan tidak pernah meninggalkannya. Dimanapun beliau saw berada bahkan disaat safar beliau melakukan shalat witir di atas kendaraannya. Shalat sunnah itu, kalau kita di dalam perjalanan tidak wajib menghadap kiblat, bisa ke Barat, Timur, kemana saja arahnya kendaraan kita, boleh kita melakukan shalat padanya, bisa berdiri, bisa duduk. Demikian didalam shalat sunnah. Kalau shalat yang fardhu tentunya harus menghadap kiblat.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian ringan dan mudahnya Nabi saw mengajarkan kepada kita, maka kita sudah berada di akhir bulan Rajab untuk membenahi kehidupan dan hari – hari kita sebaik - baiknya, membenahi jiwa kita sebaik – baiknya, mempersiapkan diri masuk ke bulan sya’ban dengan kemuliaan, mempersiapkan diri sampai ke gerbang Ramadhan dengan seindah – indah keadaan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt tiada henti – hentinya memuliakan hamba-Nya dengan kemuliaan yang ia dambakan, kemuliaan di dunia dan kemuliaan akhirat adalah milik Allah. Firman Allah: Allah itu memberikan kewibawaan dan kemuliaan pada yang dikehendakinya dan Allah Maha Mencabutnya dari yang dikehendakinya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Jangan kita terlalu sedih dengan keadaan diri kita (misalnya) yang dalam kesulitan atau sering kena musibah. Karena musibah itu bukan hanya di dunia, musibah itu bisa saja di alam barzah, musibah bisa di alam akhirat, bisa saja orang banyak kena musibah di dunia tapi di alam barzah, ia bebas dari musibah dan di yaumal qiyamah, ia bebas. Atau sebaliknya, orang yang selalu lancar hidupnya di muka bumi tapi di alam barzah ia banyak terkena musibah atau di yaumal qiyamah banyak terkena musibah dan musibah yang cukup berat adalah pertanyaan atas kenikmatan.
Ketika diriwayatkan Nabiyullah Sulaiman alaihi shallatu wa sallam, ketika sedang melihat kerajaan. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Sulaiman ini ditundukkan untuknya hewan, tumbuhan, jin dan juga angin, air ditundukkan untuknya sehingga taatlah kesemuanya pada Nabiyullah Sulaiman alaihi shallatu wa sallam. Ketika ia sedang melihat kerajaannya dari atas langit maka Jibril alaihi shallatu wa sallam mendatangi Nabi Sulaiman alaihi sallam berkata “wahai Sulaiman, kau lihat petani yang sedang bekerja di tengah ladang itu, tanyalah ia”. Maka Nabiyullah Sulaiman diturunkan dan bertanya “wahai petani apa yang ada di hatimu sampai Jibril datang kepadaku memerintahkan untuk bertanya kepadamu apa yang ada di hatimu?”, petani itu berkata“wahai Sulaiman, aku bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang diberikan kepadaku seluas – luasnya”. Nabiyullah Sulaiman berkata “wahai petani kenikmatan seluas- luasnya seperti apa? Kau bekerja dari pagi hingga sore dan kau hanya mendapatkan makanan untuk hari esok dan hari esok lagi kau tidak mempunyai makanan kecuali dengan bekerja lagi, apa yang kau sebut keluasan dan kenikmatan sehingga kau bersyukur kepada Allah? Ceritakan kepadaku kenikmatan yang datang padamu?”. Petani itu berkata “wahai Sulaiman, aku gembira karena hisabku perhitungan nikmatku sedikit, apa yang akan dihisab (dimintai pertanggungan jawab dihadapan Allah) dari kenikmatanku? Cuma alat tani, istri dan anakku, cuma itu saja yang dipertanyakan oleh Allah dan yang harus aku pertanggungjawabkan. Tapi engkau Sulaiman, kau bertanggungjawab mempunyai hak dan kewajiban pada semua hewan, jin, tumbuhan dan seluruh apa yang ditundukkan Allah untukmu". Maka sujudlah Nabi Sulaiman menangis kepada Allah Swt, “Rabbiy beri aku kemudahan dalam pertanggungjawabanku?”. Bergetar Nabi Sulaiman ketika dikatakan “kau akan bertanggungjawab akan kewajibanmu atas hewan, tumbuhan, jin, angin dan semua yang ditundukkan oleh Allah untukmu".
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu jangan sampai kita terlalu sedih atau terlalu bingung dan risau akan musibah yang datang di dunia, barangkali itu merupakan kemudahan yang kekal dan abadi di yaumal qiyamah dan jangan pula kita tertipu dengan keadaan yang selalu dalam kenikmatan. Naudzubillah! barangkali di hari esok ia terkena musibah yang sangat berat atau barangkali musibah setelah wafatnya atau musibah di alam barzah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kondisi saya malam hari ini masih belum fit, maka kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah terus mensukseskan daripada dakwah Nabi kita Muhammad Saw. Kita bermunajat kepada Allah dan bersyukur dimana semalam telah sukses acara kita di hadiri lebih dari 50.000 muslimin – muslimat. Semoga Allah Swt terus memberikan kesuksesan bagi kita dengan acara besar di malam nishfu sya’ban yang akan datang. Kita akan buat acara besar – besaran, InsyaAllah dihadiri ratusan ribu muslimin – muslimat dalam doa dan munajat di malam nishfu sya’ban. Kita bermunajat kepada Allah Swt, benahi jiwa kami Rabbiy, terbitkan kebahagiaan dan keberkahan bulan Rajab ini, pastikan kami dalam keluhuran dan tidak keluar dari bulan Rajab terkecuali dalam cahaya pengampunan, tidak keluar dari bulan Rajab ini terkecuali dalam keindahan, keridhoan, kesucian, kemuliaan, keluhuran. Wahai Yang Maha Bercahaya menerangi jiwa dan sanubari kami ini, Wahai Yang Maha Menerangi alam semesta dengan keindahan, wahai Yang Maha Menerangi kehidupan dengan kebahagiaan, kami menyebut Nama-Mu Yang Maha Indah dan Bercahaya Abadi agar Kau terangi hari – hari kami dengan kebahagiaan yang abadi, Kau damaikan jiwa kami dengan Cahaya Keagungan-Mu, Kau sejukkan sanubari kami dengan Cahaya Keindahan-Mu.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Cukupkan musibah bagi muslimin, pastikan surga untuk seluruh wajah ini Ya Rabb, pastikan kebahagiaan untuk kami semua, Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Kita teruskan acara kita dengan doa bersama mendoakan seluruh muslimin –muslimat agar diberikan keselamtaan oleh Allah Swt dan mereka yang dalam kesulitan, mereka yang dalam musibah dan bencana, semoga Allah Swt menolong mereka dengan kedamaian, dengan keluasan, dengan kebahagiaan, dan dengan penyelesaian. Dan juga kita berdoa agar Allah mengangkat seluruh musibah kita, menyellesaikan segala permasalahan kita, menenangkan sanubari kita, amin allahumma amin.
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=225&Itemid=1