CUPITEBET

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Rabu, 01 April 2009

Rahasia Al - Fatihah dalam Sholat

21.49.00 0

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

 Cahaya kemuliaan Allah SWT selalu menerangi hari kita berserta keluarga kita dalam kebahagiaan.

 Sholat adalah ibadah wajib bagi setiap muslimin dan di dalam rangkaian ibadah sholat menyimpang berjuta juta rahasia kemuliaan Allah bagi hambaNYA yang datang menyeru panggilannya.

 Semoga artikel singkat ini ibarat VITAMIN & NUTRISI untuk menambah semangat ibadah kita (khususnya Sholat) kepada Allah SWT.

 Sebagaimana riwayat shahih Bukhari "barang siapa yang shalat di antara kalian sungguh dia itu sudah berhadapan dengan Allah dan berucap dan berkata-kata dengan Allah".

 Jika kita berucap takbiratul ihram Allahu Akbar dan disaat itulah hati kita menafikan seluruh nama selain nama Allah. Allahu Akbar menghapus seluruh nama dalam jiwa kita selain nama Rabbul 'alamin.

Allah yang maha besar dari semua nama yang ada dalam jiwaku tampikan semua, lupakan semua ketika kau dalam shalat , lupakan semua urusan, sisakan yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, jadikan jiwamu dipenuhi cahaya Allah Swt, lalu masuklah dalam kalimat-kalimat tersuci yang tidak di ucapkan antara makhluk satu sama lain "Allahu Akbar kabiro walhamdulillahikatsiro wasubhanallahibukrota waatsila" dalam do'a iftitah.

 Lalu masuklah kita kedalam samudra Al Fatihah dengan gerbangnya "bismillahirrahmanirrahim" dengan nama 'Allah' , nama 'Allah'. 'Allah' adalah induk dari semua nama-nama Nya , 'Allah' nama itu adalah yang mengawali seluruh kejadian alam semesta , kepada nama itulah kembali semua harapan dan kejadian apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi, semuanya berada di dalam samudra Nama Allah SWT.

Ketika kita mengucap Nama itu berarti kita telah mengucap satu nama yang mengawali seluruh penciptaan alam semesta dari tiada.

'Allah' sudah mencakup semua langit dan bumi beserta isinya 'bismillah' Dengan Nama Allah dan seluruh makhluk ciptaan Allah bertasbih kepada Allah,

Nama Allah 'Arrahman Arrahim'. Arrahman kasih sayang Allah kepada seluruh makhluknya, mukmin, fasik, muslim, non muslim, hewan, tumbuhan "Rahmati wakullasyai" (Rahmatku sampai kepada segala sesuatu) ini adalah dari kalimat Arrahman, seluruh kenikmatan dan kasih sayang Allah, yang Allah turunkan sejak alam ini dicipta hingga alam ini berakhir, kenikmata melihat, kenikmatan mendengar, kenikmatan bicara, kenikmatan seluruh kenikmatan yang ada itu berawal dari kalimat Arrahman, diberikan kepada seluruh hamba-Nya.

Lantas Arrahim kenikmatan khusus bagi mu'minin mu'minat, kenikmatan yang abadi, ketika semua mereka berakhir, hewan tumbuhan berakhir, makhluk-makhluk lain berakhir terkecuali keturunan Adam kenikmatan berlanjut dari samudra Arrahim, samudra Arrahim ini tidak berakhir kenikmatannya karena abadi, terus miliaran triliunan tahun tidak akan pernah menemui kematian, tiada ada istilah lanjut usia dan tua, tiada istilah keriput, tidak ada istilah sakit, tidak ada istilah bingung, tidak ada gundah, tidak ada sedih, yang ada gembira dan keridhoan Allah, yang ada cahaya Allah, yang ada keagungan dan keindahan Allah SWT yang Maha Megah, ini samudra Arrahim.

Oleh sebab itu bila kita menyebut "bismillahirrahmanirrahim", dengan Nama Allah mencakup seluruh nama orang-orang yang dilimpahi kenikmatan didunia dan akhirot hingga akhir zaman, hingga tiada akhirnya zaman yang kekal dan abadi didalam syurga, itu kenikmataanya sudah berpadu dengan kalimat 'Arrahman Arrahim', kalau kita sebut nama itu tenggelamkan hati kita, kita renungkan dan indahnya keagungan Allah SWT dialam semesta ini.

"bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil'alamin arrahmanarrahim malikiyaumidin iyaakana'buduaiyakanastain" ketika mengucap ayat-ayat itu Allah menjawabnya sebagaimana diriwayatkan didalam shohih muslim "hammadin'abdi, majaddanil abdi, adzdzana alaiya abdi" Hambaku memujiku, hambaku menyukaiku, hambaku memuliakanku, hambaku meluhurkanku.

Kenapa Allah menjawab? Karena Allah suka dipuji, kenapa Allah suka dipuji? Karna pujian datangnya dari cinta, kenapa Allah suka dicintai? Karna Allah mencintai hambanya.

Allah tidak membutuhkan segenap hambanya, seluruh hamba ini bila berkumpul sebagaimana hadits qudsi "ketika berkumpul seluruh Jin dan Manusia dari yang pertama hingga yang terakhir semuanya dalam jiwa yang bertaqwa, tidak bertambah dari kerajaan-Ku sedikitpun, Allah SWT".

Lalu muncul pertanyaan, untuk apa kecintaan hamba kepada Allah SWT?  karna cintanya Allah kepada hambanya, Allah ingin hambanya dicintai oleh-Nya mendapat kebahagiaan yang kekal maka Allah suka dipuji karna puji datangnya dari cinta.

Allah berkata "hammadin'abdi” "hamba-Ku memuji-Ku" tidak penah ada yang namanya ibadah dijawab oleh Allah terkecuali dalam SHOLAT, yang mengucap Al Fathihah dijawab oleh Allah SWT, kalau kita teruskan lagi "Ihdinasyirotolmustakim sirotholladzi na'an amta alaihim ghairil maghdhu bi alaihim waladhdholin" Allah menjawab hadza lil abdi wa lil abdi masa'an hadza lil abdi wa lil abdi masa'an hadza lil abdi wa lil abdi masa'an.  Ini sekarang untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku. Apa yang dia minta ada apa dengan kalimat "Ihdinasyirotolmustakim sirotholladzi na'anamta alaihim" itu ayat menyatukan dan memadukan seluruh kebutuhan kita dunia dan akhirat.

"Shirotholladzi na'an amta alaihim" jalan yang lurus yang dan benar tapi jalan yang telah Kau beri kenikmatan, jalan orang yang Kau beri kenikmatan atas mereka, ini mau apalagi manusia hidup dimuka bumi, dituntun kejalan yang lurus agar mencapai kebahagiaan yang kekal, lalu dilimpahi kenikmatan sebagaimana orang yang dilimpahi kenikmatan oleh Allah, adakah lagi cita-cita melebihi ini?

Adakah lagi kebutuhan manusia melebihi kenikmatan? Bukankah akhir dari pada seluruh kebutuhan manusia adalah kenikmataan dan kenikmatan dari segala keinginan kita sudah berada didalam surat Al Fatihah ?

Kalau seandainya kita mendalami dan memahami maknanya seluruh kenikmatan mau ditumpahkan Allah kepada kita, kita bertanya apa iya bisa? Apa iya bisa dengan mengucap "ihdinasyirotol mustakim sirotholladzi na'an amta alaihim" kita mendapatkan kenikmatan selalu dunia dan akhirat, telah dijawab oleh Allah dalam hadits qudsi riwayat shohih muslim, "hadza lil abdi wa lil abdi masa'an" bagi hambaku apa yang dia minta.

Demikian indahnya Rahmat Illahi ditawarkan setiap kali kita berdiri dalam shalat membaca suratul Fathihah ghairil maghdhu bi alaihim waladhdholin bukan jalan-jalan orang-orang yang Kau murkai tentunya didunia dan akhirat, dicabut dari segala hal-hal yang dimurkai Allah digantikan dengan hal-hal yang dilimpahi kenikmatan dan benar dimata Allah.

Inilah jalan kehidupan, inilah jalan kebahagiaan, inilah jalan kenikmatan yang kekal dunia dan akhirat. Talah ada didalam shalat kita seluruh hajad kita berpadu dalam suratul Fathihah.

Ya Rahman, Ya Rahim, Ya dzal jalali wal ikram Ya dzattauli wal in'am beri kami kemuliaan hingga kami menyadari betapa agung-Nya cinta-Mu, Ya Rahman, Ya Rahim sejukkan jiwa kami dengan cinta dan rindu kehadirat-Mu, sejukkan hari – hari kami dengan pengampunan-Mu, sejukkan nafas kami dengan doa dan munajat.

Ya Rahman, Ya Rahim, Ya dzal jalali wal ikram hangatkan jiwa kami selalu dalam dzikir dan cinta kehadiratMu, hangatkan jiwa kami selalu dalam shalat, ketika kami melakukan shalat curahkan keberkahan dan kekhusyuan dan jadikan shalat kami gerbang anugerah zohiran wa bathinan jadikan setiap kami shalat Kau bukakan rahmat-Mu seluas-luasnya jadikan shalat kami meruntuhkan seluruh musibah dan kesulitan kami.

Lebih dan kurangnya al faqir mohon maaf.

 Waallahu a’lambishawab

Alfaqir

 

Dicopy oleh "Riandi" <wfg_spv@****.*****-*****.***> dari Ceramah AL Habib Munzir bin Fuad Al Musawa

Read More

Jumat, 20 Maret 2009

Shahihkah Kitab Shahih Bukhari?

02.46.00 0

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Berikut Ketikan dari sebuah catatan yang diambil dari website Hotarticle

 

Perlu diketahui bahwa selain hadits-hadits yang terdapat dalam kitab Ash-Shahih, Al-Imam Al-Bukhari juga banyak meriwayatkan hadits. Para Imam seperti beliau tentu menghafizh ratusan ribu hadits, bahkan sejuta hadits.

 

Sudah menjadi kesepakatan para ulama hadits, bahwa bila suatu hadits disebutkan telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari, berarti yang dimaksud adalah hadits yang terdapat di dalam kitab Ash-Shahih. Sedangkan yang tidak terdapat di dalam kitab itu, lazimnya harus disebutkan bahwa Al-Bukhari meriwayatkannya di dalam kitab lain. Jika suatu hadits memang terdapat di dalam kitab Shahih Bukhori atau Shahih Muslim, maka sudah dijamin 100% keshahihannya.

 

Siapa yang tidak kenal dengan Al-Imam Bukhari dan Muslim? Keduanya adalah ikon agama Islam yang telah memastikan keaslian agama Islam. Dan kitab Shahih Bukhari adalah kitab tershahih kedua setelah Al-Quran. Dan yang ketiga adalah Shahih Muslim.

 

Tak Tertulis Bukan Berarti Tak Shahih

 

Selama berabad-abad, bahkan hingga sekarang, baik Al-Qur’an maupun Hadits telah dipelihara melalui hafalan dari generasi ke genarasi. Di antara mereka yang telah banyak memelihara Hadits Nabi yang masih hidup saat ini adalah Al-Musnid Al-Habib Umar bin Muhammad Al-Hafizh. Beliau telah menghafal setidaknya 100 ribu hadits berikut sanadnya.

 

Jika kita menjumlahkan jumlah hadits dalam Kutubus Sittah, kita tidak akan mendapatkan jumlah hingga 100 ribu hadits. Lalu dari mana hadits yang beliau hafal? Hadits-hadits yang beliau hafal adalah hadits-hadits shahih yang beliau terima dari guru beliau, dari gurunya, dari gurunya hingga dari Imam Al-Bukhori. Hadits-hadits itu beliau hafal berikut sanadnya dari guru beliau hingga kepada Imam Al-Bukhori hingga kepada Nabi SAW.

 

Maka pahamlah bahwa hadits yang beliau riwayatkan, walau tak tercantum dalam kitab Shahih, namun bukan berarti tak shahih. Karena Imam Bukhori sendiri telah menghafizh setidaknya sejuta hadits. Dan tak semua hadits itu telah beliau bukukan.

 

Kemudian, jika satu hadits itu lemah bukan berarti hadits serupa itu lemah semuanya. Karena satu hadits dengan redaksi/matan yang sama bisa diriwayatkan dari beberapa jalur sanad. Melemahkan satu matan hadits dengan cara menyebutkan suatu sanad yang lemah merupakan cara ulama jahat untuk membodohi ummat. Dia mengungkapkan tak lebih dari 10 hadits dengan redaksi serupa yang sanadnya lemah. Padahal ada 100 hadits serupa yang sanadnya kuat. Atau dia melemahkan seorang rijal hanya karena beberapa haditsnya telah ditolak. Padahal para Imam telah menerima darinya ratusan hadits shahih dan hasan. Maka berhati-hatilah terhadap syubhat-syubhat yang mereka tebarkan.

 

Keshahihan Bukan Satu-Satunya Ukuran

 

Namun setiap nash hadits yang shahih tidak lantas berarti sudah menjadi hukum dan keputusan final. Sebab masih ada sekian masalah yang perlu diselesaikan.

 

1. Perbedaan Makna Lafazh.

 

Haditsnya shahih, namun secara makna, ternyata lafazhnya punya perbedaan makna. Maka sisi perbedaan makna ini masih akan menimbulkan perbedaan pendapat, setidaknya akan ada beberapa versi pendapat yang berbeda.

 

2. Masalah Nasakh dan Mansukh.

 

Boleh jadi ada hadits-hadits yang shahih, tapi belum tentu semuanya bisa diterima sebagai dalil hukum. Karena ada masalah nasakh dan mansukh. Maka hadits shahih yang keluar belakangan adalah yang diberlakukan sedangkan yang lebih dulu tidak berlaku.

 

3. Al-’Aam dan Al-Khaash.

 

Juga ada masalah ‘aam dan khaash, di mana kalau ada dua dalil yang bertentangan, padahal sama-sama shahih, harus dicari penjelasan mana yang merupakan dalil umum dan mana yang merupakan dalil khusus.

 

Para Mujtahid tidak hanya menghafal Al-Qur’an dan Hadits, tetapi juga memahami kaidah-kaidah yang telah dirumuskan para Mujtahid Muthlaq. Mujtahid dari kalangan Syafi’i menggunakan Ushul Fiqh Imam Syafi’i dalam berijtihad. Sedangkan Mujtahid dari kalangan Maliki menggunakan Ushul Fiqh Imam Malik dalam berijtihad. Sedangkan para ulama jahat dan para pengikutnya berijtihad tanpa menggunakan kaidah-kaidah yang benar. Hanya berdasar hawa nafsunya semata yang merasa diri telah pantas berijtihad. Maka berhati-hatilah terhadap ahlul ahwa.

 

Wallahu a’lam bishshawab.

Read More

Post Top Ad