Ahad 21 Juni 2009, selepas subuh dan dzikir saya meluncur ke Bandara Soekarno hatta menuju Malang Jawa Timur keberangkatan Garuda pk 6.30 pagi, tidak lain karena panggilan keluhuran untuk menghadiri Haul Al Al Hafidh Al Musnid Alhabib Abdullah bin Abdulqadir Balfaqih, dan haul ayahandanya yaitu Al Hafidh Al Musnid Alhabib Abdulqadir bin Ahmad Balfaqih, penerbangan lancar dan tepat waktu, perjalanan Jakarta Malang ditempuh dalam waktu 1.25 menit, dalam perjalanan saya melihat Kekarnya Gunung Bromo dari atas pesawat dan pemandangan indah lainnya yg sangat cocok untuk tamasya dan tafakkur alam walau hanya dari atas pesawat.
Saya tiba pk 8.00 pagi di Bandara Angkatan Udara Abdurrahman Saleh, Malang Jawa Timur
Saya singgah terlebih dahulu di kediaman Hb Husein Mauladdawilah yg sangat dekat dg posisi acara, lalu meneruskan ke acara di Ma;had Darul Hadits Alfaqihiyyah yg dihadiri lebih dari 50 ribu hadirin dari pelbagai wilayah, Denpasar, Jakarta, Malaysia, Banjarmasin, Madura, dan banyak lagi.
Acara demi acara berlanjut, sampai waktu menunjukkan pk 11.15 wib, saya direncanakan untuk memberikan ceramah pula, namun saya melihat teriknya matahari siang itu, lebih lagi waktu sudah mulai mencapai puncak panas, saya merasa kurang berkenan menyampaikan tausiah,
Namun panitya tetap meneruskan rencananya agar saya menyampaikan tausiyah, saya menuju podium dg hati yg galau, hadirin tentu sudah kepanasan, bagaimana saya menyampaikan tausiah pula, namun ketika saya mulai berdiri di podium, seakan akan dihadapan saya muncul dua matahari yg sangat terang benderang dan dua matahari itu membentuk wajah Al Hafidh Al Musnid Alhabib Abdullah dan ayahandanya.
Maka semua rencana materi yg akan saya sampaikan hilang, saya hanya terus mengikuti lisan untuk berbicara sekenanya tentang indahnya dua matahari tsb, (dua ulama agung tsb) pewaris Matahari Risalah, sayyidina Muhammad saw.
Putra Mahkota dari Al Habib Abdullah Balfaqih adalah Assayyid Abdulqadir, Assayyid Muhammad, dan Assayyid Abdurrahman, ketiganya hadir dan menyemerakkan acara tsb.
Diantara penjelasan dalam ringkasan Manakib yg dibacakan adalah bahwa Alhabib Abdullah dan ayahnya (alaihima Rahmatullah) adalah Mursyid Thariqah Alawiyyah, maka murid muridnya pun dituntun untuk mengikuti Thariqah Alawiyyah, yg sejalan dg Alqur'an dan sunnah.
Acara selesai beberapa menit sebelum adzan dhuhur, ribuan massa mengerubuti karung dosa ini., dan saya kembali ke kediaman hb Husein Mauladdawilah dg tubuh seakan hancur sebab kerubutan massa, Hb Husein menyediakan kamar khusus, saya berwudhu dan saya rasakan air yg sangat sejuk, maka selepas wudhu saya rebahkan diri di kamar tsb krn kelelahan dan kira kira 50 menit terlelap , saya keluar kamar dan sudah ditunggu banyak tamu yg ingin beramah tamah sesaat dan foto bersama, lalu pk 13.30 wib menuju Bandara Abdurrahman Saleh untuk kembali ke Jakarta.
Risalah ini saya tulis diatas ketinggian ribuan meter dari permukaan, disampingku gumpalan gumpalan awan dan gunung gunung kokoh sebagai lambang kekuatan Allah swt, bagaikan para wali Allah dan Ulama yg bagaikan gunung gunung penguat ummat, sebagai lambang kekuatan Allah swt di dunia dan akhirat.
Rabbiy Munajat dan Doaku untuk para putra mahkota yg menjadi tonggak tonggak harapan di Ma'had Darul Hadits Al Faqihiyah, Alhabib Abdulqadir bin Abdullah, Alhabib Muhammad bin Abdullah, Alhabib Abdurrahman bin Abdulllah, jadikan mereka pelopor kebangkitan pembenahan dakwah Sayyidina Muhammad saw di wilayah Malang khususnya dan diseluruh wilayah muslimin,
Rabbiy sungguh dua matahari Mu disana telah kau pulangkan ke pangkuan Kasih Sayang Mu, namun jadikan rahmat Mu yg terbit pada kami dari keberadaan mereka tetap abadi pada kami, menuntun kami menuju keluhuran dan kebahagiaan, dunia dan akhirat, amiin
Amiin.