dan mudah akrab dengan siapapun. Beliau dilahirkan di jakarta pada tanggal 18 Oktober 1971 dari keturunan tokoh yang menyandang nama besar sebagai paku bumi ,tokoh dakwah yang disegani dan pecinta ilmu yaitu kakenya, sayyidil walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf. Pada saat beliau masih didalam kandungan ibunda beliau yang bernama Syarifah Tuffahah binti Abdullah Al Haddad beliau telah diberi nama Husein oleh Al Arif Biilah Al Quthub Al Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid ( Tanggul ). Karena ayah beliau Al Habib Ali bin Abddurrahman Assegaf sangat mencintai Al Habib Sholeh, dan meminta keberkahan atas nama yang diberikan Al Habib Sholeh kepada anaknya. Setelah lahir dengan selamat beberapa tahun kemudian diusia balita beberapa kali beliau mengalami sakit keras yang hampir merenggut nyawa beliau. Pada saat Al Habib Sholeh Tanggul datang ke jakarta, ayah beliau Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menemuinya dengan memohon do'a dari Al Habib Sholeh agar anak beliau senantiasa dipanjangkan umurnya dalam sehat wal afiat. Spontan Al Habib Sholeh Tanggul memerintahkan kepada ayahanda beliau untuk mengganti nama husein menjadi ahmad dan terbukti karomah yang besar dari Al Habib Sholeh beliau tumbuh dewasa dalam ke adaan sehat wal afiat. Pada usia dini Al Habib Ahmad telah memulai jalannya dalam menuntut ilmu agama. Guru pertama beliau Al Walid Adda'ilallah Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf yang tidak lain adalah ayahanda beliau sendiri. Dan beliau juga menuntut ilmu kepada kake beliau yaitu Assayidil Walid Al Imam Al Arif Biila Al Allamah Al Faqih Al Habib Al Barokah Abdurrahman bin Ahmad Assegaf. Sebagai keluarga yang berlatar belakang pendidik & pendakwah, Habib Ahmad banyak mendalami ilmu berdakwah dari orang tua dan kakek beliau. Dalam perjalanan menuntut ilmu agama dari sejak dini inilah yang telah membentuk karakter beliau didalam bidang agama. Setelah menyelesaikan pendidikan formal dan pesantern di tempat kakenya, Habib Ahmad langsung dikirm walidnya belajar ke Madinah tahun 1993, berguru kepada Al Faqih Al Habib Zein bin Smith dan Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri. Di Madinah beliau belajar selama empat tahun, banyak sekali ilmu dan wawasan yang didapatnya selama bergaul dengan pakar fiqih habib zein bin ibrahim bin smith. Habib Zein selain menguasai ilmu juga seorang yang luas wawasannya. Beliau orang yang santun, rendah hati, dan berakhlaq mulia. Waktu luangnya selalu dihabiskan dengan i'tikaf di Masjid Nabawi," ujar Habib Ahmad. Setelah empat tahun menuntut ilmu di Madinah, tibalah saatnya Habib Ahmad minta izin untuk pulang. Namun ia tidak diizinkan pulang, karena Habib Zein menginginkannya agar ia juga menuntu ilmu di hadhramaut. Tapi malamnya Habib Ahmad bermimpi bahwa ia diizinkan pulang.Maka ketika subuh menjelang, ia menyusul ke Masjid Nabawi, sebab gurunya itu selalu i'tikaf di sana menjelang subuh. Karena tekadnya sudah kuat dan juga ingin menikah, akhirnya Habib Zein mengizinkan ia pulang bahkan memberinya ijazah dan kepada gurunya yang lain Habib Salim Asy-Syatiri, ia pun memohon izin Habib Salim memahami alasannya dan tak yang terduga justru ia memberinya ijazah ke ilmuan yang pernah didapatnya dari guru-guru sebelumnya. Setelah kepulangannya, Dengan memohon keberkahan dan tuntunan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf mulailah ia merintis jalan dakwah, jalan yang telah dicontohkan oleh kakek dan ayahnya." Alhamdulillah, sejak saya pulang, saya berdakwah dengan niat ikhlas karena Allah," ujar Habib Ahmad dengan penuh rasa syukur . Atas permintaan remaja dan masyarakat di Gang AMD XX, Condet, Jakarta Timur, Habib Ahmad mendirikan Majelis Ta'lim Annurl Kassyaf, yang menggelar pengajian setaip malam selasa. Majelis ini mulai beraktivitas tahun 2003. Pada 8 Agustus 2008 di lapangan Cawang Kompor diadakan Tabligh Akbar pembukaan Majelis Dzikir dan Sholawat Majelis Ta'lim Annurul Kassyaf. Habib Ahmad menggelar sholawat dan dzikir dan ziarah setiap malam sabtu. Annurul Kassyaf berarti " Cahaya Yang Tembus " nama ini pemberian dari walidnya Habib ali bin Abdurrahman assegaf di harapkan apa-apa yang disampaika di majelis ta'lim itu bisa menembus hati para pendengarnya dan bisa pula menjadi cahaya yang menyinari hidup. Habib Ahmad menikah dengan salah satu cucu seorang ulama besar di kramat jati yaitu Syarifah Faizah binti Zein bin al imam al quthub Al Habib Mukhsin bin Muhammad Al attas ( al hawi ) ,dari pernikahannya beliau memiliki 3 putera antara lain wan abdulkadir, wan muhammad, wan ubaydillah dan 2 putri antara lain syarifah salma dan syarifah zaenab ,namun satu anaknya yang bernama wan ubaydillah mengalami kecelakaan dan tewas dilokasi kecelakaan peristiwa itu terjadi dua hari menjelang lebaran tahun 2005. dengan berbekal sedikit ilmu yang beliau miliki beliau berusaha untuk mengamalkan dengan tulus dan ikhlas ilmu beliau kepada ummat. Dengan memohon keberkahan dan tuntunan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf. Semoga perjuangan dakwah beliau senantiasa mendapat ridho Allah dan Rasulullah SAW, Amin....Amin....Ya Rabbal Alamin.. mohon maaf bila ada kekurangan dan kata-kata yang kurang berkenan.. SUMBER
Nasab beliau :
al habib ahmad bin ali bin abdurrohman bin ahmad bin abdulqadir bin ali bin umar bin muhammad assegaf bin umar bin thoha bin umar ashofi bin abdurrohman bin muhammad bin ali bin abdurrohman assegaf bin muhammad mauladawilah bin ali bin alwi bin muhammad alfaqih muqadam bin ali bin muhammad shahib marbad bin ali khala ghazam bin alwi bin muhammad bin alwi alawiyah bin ubaidilah bin ahmad al muhajir bin isa arrumi bin muhammad an-nagieb bin ali uraidhi bin ja'far shadiq muhammad al-bagir bin ali zainal abidin bin al imam husein bin ali bin abi thalib karamalloh wajha bin fatimah azzahro binti MUHAMMAD SAW .
Habib Ahmad bin Ali Assegaf adalah pribadi yang hangat, ramah,
dan mudah akrab dengan siapapun. Beliau dilahirkan di jakarta pada tanggal 18 Oktober 1971 dari keturunan tokoh yang menyandang nama besar sebagai paku bumi ,tokoh dakwah yang disegani dan pecinta ilmu yaitu kakenya, sayyidil walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf. Pada saat beliau masih didalam kandungan ibunda beliau yang bernama Syarifah Tuffahah binti Abdullah Al Haddad beliau telah diberi nama Husein oleh Al Arif Biilah Al Quthub Al Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid ( Tanggul ). Karena ayah beliau Al Habib Ali bin Abddurrahman Assegaf sangat mencintai Al Habib Sholeh, dan meminta keberkahan atas nama yang diberikan Al Habib Sholeh kepada anaknya. Setelah lahir dengan selamat beberapa tahun kemudian diusia balita beberapa kali beliau mengalami sakit keras yang hampir merenggut nyawa beliau. Pada saat Al Habib Sholeh Tanggul datang ke jakarta, ayah beliau Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menemuinya dengan memohon do'a dari Al Habib Sholeh agar anak beliau senantiasa dipanjangkan umurnya dalam sehat wal afiat. Spontan Al Habib Sholeh Tanggul memerintahkan kepada ayahanda beliau untuk mengganti nama husein menjadi ahmad dan terbukti karomah yang besar dari Al Habib Sholeh beliau tumbuh dewasa dalam ke adaan sehat wal afiat. Pada usia dini Al Habib Ahmad telah memulai jalannya dalam menuntut ilmu agama. Guru pertama beliau Al Walid Adda'ilallah Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf yang tidak lain adalah ayahanda beliau sendiri. Dan beliau juga menuntut ilmu kepada kake beliau yaitu Assayidil Walid Al Imam Al Arif Biila Al Allamah Al Faqih Al Habib Al Barokah Abdurrahman bin Ahmad Assegaf. Sebagai keluarga yang berlatar belakang pendidik & pendakwah, Habib Ahmad banyak mendalami ilmu berdakwah dari orang tua dan kakek beliau. Dalam perjalanan menuntut ilmu agama dari sejak dini inilah yang telah membentuk karakter beliau didalam bidang agama. Setelah menyelesaikan pendidikan formal dan pesantern di tempat kakenya, Habib Ahmad langsung dikirm walidnya belajar ke Madinah tahun 1993, berguru kepada Al Faqih Al Habib Zein bin Smith dan Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri. Di Madinah beliau belajar selama empat tahun, banyak sekali ilmu dan wawasan yang didapatnya selama bergaul dengan pakar fiqih habib zein bin ibrahim bin smith. Habib Zein selain menguasai ilmu juga seorang yang luas wawasannya. Beliau orang yang santun, rendah hati, dan berakhlaq mulia. Waktu luangnya selalu dihabiskan dengan i'tikaf di Masjid Nabawi," ujar Habib Ahmad. Setelah empat tahun menuntut ilmu di Madinah, tibalah saatnya Habib Ahmad minta izin untuk pulang. Namun ia tidak diizinkan pulang, karena Habib Zein menginginkannya agar ia juga menuntu ilmu di hadhramaut. Tapi malamnya Habib Ahmad bermimpi bahwa ia diizinkan pulang.Maka ketika subuh menjelang, ia menyusul ke Masjid Nabawi, sebab gurunya itu selalu i'tikaf di sana menjelang subuh. Karena tekadnya sudah kuat dan juga ingin menikah, akhirnya Habib Zein mengizinkan ia pulang bahkan memberinya ijazah dan kepada gurunya yang lain Habib Salim Asy-Syatiri, ia pun memohon izin Habib Salim memahami alasannya dan tak yang terduga justru ia memberinya ijazah ke ilmuan yang pernah didapatnya dari guru-guru sebelumnya. Setelah kepulangannya, Dengan memohon keberkahan dan tuntunan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf mulailah ia merintis jalan dakwah, jalan yang telah dicontohkan oleh kakek dan ayahnya." Alhamdulillah, sejak saya pulang, saya berdakwah dengan niat ikhlas karena Allah," ujar Habib Ahmad dengan penuh rasa syukur . Atas permintaan remaja dan masyarakat di Gang AMD XX, Condet, Jakarta Timur, Habib Ahmad mendirikan Majelis Ta'lim Annurl Kassyaf, yang menggelar pengajian setaip malam selasa. Majelis ini mulai beraktivitas tahun 2003. Pada 8 Agustus 2008 di lapangan Cawang Kompor diadakan Tabligh Akbar pembukaan Majelis Dzikir dan Sholawat Majelis Ta'lim Annurul Kassyaf. Habib Ahmad menggelar sholawat dan dzikir dan ziarah setiap malam sabtu. Annurul Kassyaf berarti " Cahaya Yang Tembus " nama ini pemberian dari walidnya Habib ali bin Abdurrahman assegaf di harapkan apa-apa yang disampaika di majelis ta'lim itu bisa menembus hati para pendengarnya dan bisa pula menjadi cahaya yang menyinari hidup. Habib Ahmad menikah dengan salah satu cucu seorang ulama besar di kramat jati yaitu Syarifah Faizah binti Zein bin al imam al quthub Al Habib Mukhsin bin Muhammad Al attas ( al hawi ) ,dari pernikahannya beliau memiliki 3 putera antara lain wan abdulkadir, wan muhammad, wan ubaydillah dan 2 putri antara lain syarifah salma dan syarifah zaenab ,namun satu anaknya yang bernama wan ubaydillah mengalami kecelakaan dan tewas dilokasi kecelakaan peristiwa itu terjadi dua hari menjelang lebaran tahun 2005. dengan berbekal sedikit ilmu yang beliau miliki beliau berusaha untuk mengamalkan dengan tulus dan ikhlas ilmu beliau kepada ummat. Dengan memohon keberkahan dan tuntunan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf. Semoga perjuangan dakwah beliau senantiasa mendapat ridho Allah dan Rasulullah SAW, Amin....Amin....Ya Rabbal Alamin.. mohon maaf bila ada kekurangan dan kata-kata yang kurang berkenan.. SUMBER
blog comments powered by Disqus
dan mudah akrab dengan siapapun. Beliau dilahirkan di jakarta pada tanggal 18 Oktober 1971 dari keturunan tokoh yang menyandang nama besar sebagai paku bumi ,tokoh dakwah yang disegani dan pecinta ilmu yaitu kakenya, sayyidil walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf. Pada saat beliau masih didalam kandungan ibunda beliau yang bernama Syarifah Tuffahah binti Abdullah Al Haddad beliau telah diberi nama Husein oleh Al Arif Biilah Al Quthub Al Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid ( Tanggul ). Karena ayah beliau Al Habib Ali bin Abddurrahman Assegaf sangat mencintai Al Habib Sholeh, dan meminta keberkahan atas nama yang diberikan Al Habib Sholeh kepada anaknya. Setelah lahir dengan selamat beberapa tahun kemudian diusia balita beberapa kali beliau mengalami sakit keras yang hampir merenggut nyawa beliau. Pada saat Al Habib Sholeh Tanggul datang ke jakarta, ayah beliau Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menemuinya dengan memohon do'a dari Al Habib Sholeh agar anak beliau senantiasa dipanjangkan umurnya dalam sehat wal afiat. Spontan Al Habib Sholeh Tanggul memerintahkan kepada ayahanda beliau untuk mengganti nama husein menjadi ahmad dan terbukti karomah yang besar dari Al Habib Sholeh beliau tumbuh dewasa dalam ke adaan sehat wal afiat. Pada usia dini Al Habib Ahmad telah memulai jalannya dalam menuntut ilmu agama. Guru pertama beliau Al Walid Adda'ilallah Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf yang tidak lain adalah ayahanda beliau sendiri. Dan beliau juga menuntut ilmu kepada kake beliau yaitu Assayidil Walid Al Imam Al Arif Biila Al Allamah Al Faqih Al Habib Al Barokah Abdurrahman bin Ahmad Assegaf. Sebagai keluarga yang berlatar belakang pendidik & pendakwah, Habib Ahmad banyak mendalami ilmu berdakwah dari orang tua dan kakek beliau. Dalam perjalanan menuntut ilmu agama dari sejak dini inilah yang telah membentuk karakter beliau didalam bidang agama. Setelah menyelesaikan pendidikan formal dan pesantern di tempat kakenya, Habib Ahmad langsung dikirm walidnya belajar ke Madinah tahun 1993, berguru kepada Al Faqih Al Habib Zein bin Smith dan Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri. Di Madinah beliau belajar selama empat tahun, banyak sekali ilmu dan wawasan yang didapatnya selama bergaul dengan pakar fiqih habib zein bin ibrahim bin smith. Habib Zein selain menguasai ilmu juga seorang yang luas wawasannya. Beliau orang yang santun, rendah hati, dan berakhlaq mulia. Waktu luangnya selalu dihabiskan dengan i'tikaf di Masjid Nabawi," ujar Habib Ahmad. Setelah empat tahun menuntut ilmu di Madinah, tibalah saatnya Habib Ahmad minta izin untuk pulang. Namun ia tidak diizinkan pulang, karena Habib Zein menginginkannya agar ia juga menuntu ilmu di hadhramaut. Tapi malamnya Habib Ahmad bermimpi bahwa ia diizinkan pulang.Maka ketika subuh menjelang, ia menyusul ke Masjid Nabawi, sebab gurunya itu selalu i'tikaf di sana menjelang subuh. Karena tekadnya sudah kuat dan juga ingin menikah, akhirnya Habib Zein mengizinkan ia pulang bahkan memberinya ijazah dan kepada gurunya yang lain Habib Salim Asy-Syatiri, ia pun memohon izin Habib Salim memahami alasannya dan tak yang terduga justru ia memberinya ijazah ke ilmuan yang pernah didapatnya dari guru-guru sebelumnya. Setelah kepulangannya, Dengan memohon keberkahan dan tuntunan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf mulailah ia merintis jalan dakwah, jalan yang telah dicontohkan oleh kakek dan ayahnya." Alhamdulillah, sejak saya pulang, saya berdakwah dengan niat ikhlas karena Allah," ujar Habib Ahmad dengan penuh rasa syukur . Atas permintaan remaja dan masyarakat di Gang AMD XX, Condet, Jakarta Timur, Habib Ahmad mendirikan Majelis Ta'lim Annurl Kassyaf, yang menggelar pengajian setaip malam selasa. Majelis ini mulai beraktivitas tahun 2003. Pada 8 Agustus 2008 di lapangan Cawang Kompor diadakan Tabligh Akbar pembukaan Majelis Dzikir dan Sholawat Majelis Ta'lim Annurul Kassyaf. Habib Ahmad menggelar sholawat dan dzikir dan ziarah setiap malam sabtu. Annurul Kassyaf berarti " Cahaya Yang Tembus " nama ini pemberian dari walidnya Habib ali bin Abdurrahman assegaf di harapkan apa-apa yang disampaika di majelis ta'lim itu bisa menembus hati para pendengarnya dan bisa pula menjadi cahaya yang menyinari hidup. Habib Ahmad menikah dengan salah satu cucu seorang ulama besar di kramat jati yaitu Syarifah Faizah binti Zein bin al imam al quthub Al Habib Mukhsin bin Muhammad Al attas ( al hawi ) ,dari pernikahannya beliau memiliki 3 putera antara lain wan abdulkadir, wan muhammad, wan ubaydillah dan 2 putri antara lain syarifah salma dan syarifah zaenab ,namun satu anaknya yang bernama wan ubaydillah mengalami kecelakaan dan tewas dilokasi kecelakaan peristiwa itu terjadi dua hari menjelang lebaran tahun 2005. dengan berbekal sedikit ilmu yang beliau miliki beliau berusaha untuk mengamalkan dengan tulus dan ikhlas ilmu beliau kepada ummat. Dengan memohon keberkahan dan tuntunan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf. Semoga perjuangan dakwah beliau senantiasa mendapat ridho Allah dan Rasulullah SAW, Amin....Amin....Ya Rabbal Alamin.. mohon maaf bila ada kekurangan dan kata-kata yang kurang berkenan.. SUMBER