Post Top Ad
Rabu, 01 April 2015
Kisah Nyata: Jasad Seorang Kuli Kasar Tetap Utuh dan Wangi Berkat Sholawat Nabi
Rabu, 19 Oktober 2011
Al Habib Ahmad bin Ali Assegaf (Majelis Ta'lim Annurl Kassyaf)
Senin, 14 Februari 2011
Maulid menurut Rasulullah SAW, Sahabat Ra, dan para Imam dan Muhadist
Ketika kita membaca kalimat di atas maka di dalam hati kita sudah tersirat bahwa kalimat
ini akan langsung membuat alergi bagi sebagian kelompok muslimin, saya akan meringkas
penjelasannya secara ‘Aqlan wa syar’an, (logika dan syariah).
Sifat manusia cenderung merayakan sesuatu yang membuat mereka gembira, apakah
keberhasilan, kemenangan, kekayaan atau lainnya, mereka merayakannya dengan pesta,
mabuk - mabukkan, berjoget bersama, wayang, lenong atau bentuk pelampiasan kegembiraan
lainnya, demikian adat istiadat di seluruh dunia.
Sampai disini saya jelaskan dulu bagaimana kegembiraan atas kelahiran Rasul saw.
Allah merayakan hari kelahiran para Nabi Nya
Rabu, 29 September 2010
Berlimpahnya Harta Pada Muslimin-Muslimat Senin, 13 September 2010
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُكْثَرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ فَيَقُولَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ لَا أَرَبَ لِي
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw:
“tiada akan datang hari kiamat, hingga berlimpahnya harta, maka ia bagai ditumpahkan seluas luasnya, hingga kerisauan para pemilik harta itu adakah yg mau menerima sedekah dari harta mereka, hingga para pemilik harta masing masing mencari dan menawar nawarkan hartanya, dan mereka menjumpai orang orang yg mereka tawarkan itu menjawab : aku tak membutuhkannya”
Kamis, 21 Januari 2010
Sejarah Solawat Badar
Shalatullah salamullah ala toha rasulillah
Shalatullah salamullah ala yasin habibillah…
Hampir bisa dipastikan semua orang Nahdlatul Ulama kenal dengan shalawat ini – Shalawat Badar. Shalawat ini adalah shalawat yang banyak sekali faedahnya, menjadi sumber kekuatan dan pertolongan dan wasilah kepada Rasulullah SAW. Tetapi tak banyak yang tahu bahwa shalawat ini diilhamkan kepada seorang Kyai asli Indonesia dari NU, yakni Kyai Ali Mansur, yang semasa hidupnya menjabat sebagai pengurus NU Banyuwangi, Jatim.
Senin, 11 Januari 2010
Sejuta Pemuda Putihkan Jakarta Bersama Guru Mulia
Sunday, 10 January 2010
Dua perhelatan spektakuler digelar secara marathon oleh Majelis Shalawat dan Dzikir pemuda terbesar di Jakarta yaitu Majelis Rasulullah SAW. Sebuah Majelis yang sangat aktif membina para pemuda untuk selalu mengedepankan kedamaian dan keluhuran dalam setiap aktifitasnya. Dan sudah seringkali membuat acara-acara Dzikir dan Shalawat Akbar bukan hanya di seantero wilayah Jabodetabek bahkan hingga jauh ke pelosok kota luar Jabodetabek.
Selasa, 13 Januari 2009
SELAMAT DATANG WAHAI GURU MULIA
Dengan segenap Puji bagi Maha Raja Tunggal Sekalian Alam Semesta, dan Limpahan Shalawat atas Imam Tunggal yg terpilih memimpin di dunia dan di Akhirat, Sayyidina Muhammad beserta keluarga dan Sahabat beliau, dan para penerusnya hingga akhir zaman.
Betapa tak tergambarkan kegembiraan ratusan ribu sanubari muslimin di wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura, ketika mendengar bahwa semakin dekatnya kunjungan berkala tahunan sang Imam, Alhabib Al Allamah Assayyid Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh, Guru yg selalu membimbing dengan kelembutan, dan mencirikan Kelembutan ajaran sang Nabi saw, yang siang dan malamnya adalah membimbing ratusan santri dari mancanegara, dan di akhir malamnya adalah tegak dengan kesendirian, hanya berduaan dengan Maha Raja Tunggal di Alam, dan mengakhiri malamnya dengan kedua tangan terangkat tinggi bermunajat dan mengemis curahan Rahmat bagi para muridnya, dan seluruh muslimin.
Tahun 1994 adalah kunjungan pertama beliau ke Indonesia, seorang Da'I muda yg telah mendunia ini pun mengadakan kesepakatan dengan para Ulama dan habaib di Indonesia untuk mengabulkan permintaan mereka dalam menerima siswa siswa dari Indonesia untuk dibimbing oleh beliau di Yaman, tepatnya di kota Tarim, Hadramaut.
Sebagaimana para Ulama dan Habaib angkatan angkatan abad ke 18 dan yg sebelumnya hingga zaman wali songo di abad abad sebelumnya berasal dari Kota Tarim, atau dari Indonesia yg menimba ilmu disana, dan kembali ke Indonesia sebagai da'I da'i pewaris tugas sang Nabi saw untuk berdakwah dg kelembutan dan kasih sayang kepada penduduk bumi.
Sembilan makam para wali itu sebagai saksi abadi bahwa mereka mendatangi negeri ini karena Tugas Mulia yg mereka telah diizinkan Allah swt untuk memangkunya, sebagai penyeru kepada Keluhuran yg Abadi, demikian pula makam maka orang shalih di belahan Nusantara, yg juga bertebaran di Jakarta seperti wilayah Luar Batang, Kwitang, Alhawi Condet, Kalibata dan masih banyak lagi.
Mereka adalah pembawa Panji Tauhid, dengan limpahan kemuliaan Allah swt saat mereka hidup dan Allah swt masih menunjukkan bahkan setelah mereka wafat, bahwa mereka adalah pembawa Rahmat bagi sekalian Alam, penerus tugas sang Nabi saw, sebagaimana makam seorang dari mereka di Aceh, yg banjir Tsunami dengan kekuatan ratusan juta Ton dengan kecepatan rata rata 300km/jam dan tingginya di sebagian wilayah mencapai 30 meter, namun Banjir itu menyingkir dan terbelah di makam tersebut, sama hal nya dengan beberapa masjid di propinsi tersebut.
Bukanlah berarti mereka itu pemilik kekuasaan abadi, namun Allah Yang Maha Raja Penguasa Keabadian menghendaki para kekasih Nya termuliakan di Bumi, dan Jasad yg selalu terang benderang dengan Cahaya Sujud pada Nya, dan masjid masjid yg selalu digunakan untuk sujud kepada Nya, diabadikan Nya bagai Monumen Perlindungan Nya, sebagai Benteng Kukuh disaat Dia menghendaki turunnya musibah di wilayah itu.
Maka kedatangan Da'I besar ini pun bagai Pelangi Nan Indah yg muncul setelah guyuran hujan di Negara ini, tahun 1994 beliau menerima 30 siswa WNI untuk dibimbing ilmu syariah islamiyyah, dan kesemuanya menyaksikan bahwa Guru yg satu ini sangat luar biasa dalam ketaatan, sangat indah perangainya, penyantun, berakhlak mulia, berbudi luhur, dan sangat berkasih sayang pada murid muridnya melebihi pada anak anaknya.
Kami menyaksikan bagaimana Guru Mulia ini selalu memberikan prioritas pada kami dibanding murid murid yg lain dari warga Negara Yaman, beliau selalu berkata pd mereka : "Mereka datang dari jauh, meninggalkan keluarga dan kampung halamannya, untuk mencari ilmu, wajib bagi kita memuliakan para tamu Allah ini..".
Kami teringat saat Idul Fitri pertama kami disana, semua santri pulang pada ayah ibu mereka, tinggallah kami para pemuda belia yg bermuram durja teringat Idul Fitri di kampung halaman, dengan hati yg trenyuh melihat semua teman teman yg lain bergembira ria dengan keluarganya, Beliau memahami perasaan kami, malam lebaran itu beliau meninggalkan keluarganya, beliau mendatangi kami, lalu berkata dengan suara sangat teramat lembut : "semua santri telah bersama ayah dan ibunya, dan kalian bersamaku.., aku akan menemani kalian dan bersama kalian bertakbir malam ini".
Betapa lembut perangainya, suatu saat beliau kedatangan beberapa murid baru yg sangat tak beradab dan sangat banyak membuat pelanggaran, karena murid murid baru itu tidak berniat menimba ilmu, namun orang tua mereka lah yg kewalahan terhadap anak anaknya dan melemparkan anak anaknya ke pangkuan beliau untuk mendapatkan bimbingan.
Kami teringat malam itu Beliau mengumpulkan seluruh mereka dan murid muridnya yg lain, lalu beliau memberi nasihat, lalu tiba tiba nasihatnya terhenti.. suasana pun mencekam, tiba tiba beliau mulai menangis.. menangis.. menangis sekeras kerasnya, seraya berkata : "Bila Dia (Allah) bertanya kepadaku kelak tentang kalian?., Bila Dia meminta pertanggungjawaban dariku atas kalian..., Bila Dia menanyaiku?, dan bila sang Nabi bertanya pula kepadaku tentang perbuatan kalian?, aku harus bertanggungjawab?, Demi Allah, kalau ditindihkan Gunung besar diatas kepalaku hingga aku lumat dan lebur menjadi debu, itu jauh lebih baik daripada sampainya berita tentang buruknya amal kalian kepada sang Nabi (saw)?", lalu beliau bermunajat dengan tangisnya agar seluruh muridnya dilimpahi hidayah dan keluhuran..
Tahun 1998 angkatan pertama kembali ke Indonesia, dan setiap tahunnya alumni Ma'had Darulmustafa bimbingan beliau yg baru berdiri pd tahun 1997 ini terus menghujani Nusantara, termasuk Malaysia dan kini Singapura, demikian pula Srilangka, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan masih banyak murid murid beliau yg berduyun duyun dari pelbagai Negara menimba ilmu dari Guru Kelembutan ini.
Beliau mendapat penghargaan dari Presiden Republik Yaman Ali Abdullah Shaleh, yg sangat mengagumi beliau, dengan bimbingan Kelembutan dan kasih sayang, dan memang ribuan WNA berdatangan ke negeri itu untuk mengunjungi Sang Guru, lain dengan beberapa Ma'had di beberapa wilayah Yaman lainnya yg banyak mengajarkan kekerasan dan terorisme, dan adapula santri santri dari WNI yg menuntut ilmu di tempat mereka. Ma'had Darulmustafa kini telah meresmikan bimbingan pelajaran dengan 4 bahasa, yaitu Arab, English, Afrika dan Indonesia, dan santri terbanyak adalah berasal dari Indonesia.
Kunjungan Guru Mulia ini ke Indonesia berlangsung setiap tahunnya, untuk menjenguk murid murid beliau yg telah berjumlah ratusan memenuhi Bumi Nusantara ini, puluhan pesantren telah berdiri, ratusan majelis taklim telah dibuka, media televisi, radio, surat kabar, acapkali menampilkan liputan mengenai aktifitas mereka yg selalu berjuang menegakkan dakwah di wilayahnya masing masing dengan kasih sayang, Rahmat dan kelembutan.
Insya Allah Bumi Jakarta akan disentuh langkah mulia beliau dalam beberapa hari mendatang, pada sabtu malam (10 Januari'09) bersama dengan Guru Mulia akan diadakan acara Ziarah ke Makam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, Luar Batang, Jakarta Barat. Pada pagi hari minggu (11 Januari '09), adalah acara puncak, tepatnya pk 10.00wib, yaitu perayaan Haul Al Imam Abubakar bin Salim Fakhrul wujud rahimahullah. Dan senin malam (12 Januari '09) diadakan beliau akan berkunjung dan menghadiri Majelis salah seorang muridnya, Hamba Allah yg penuh dosa dan sangat membutuhkan bimbingan Sang Guru, Munzir bin Fuad Almusawa, yaitu di Lapangan Monas, hadirin diperkirakan akan mencapai satu juta orang.
Selamat Datang Wahai Guru Mulia pembawa semilir kelembutan.. betapa cahaya kelembutan telah kau tebarkan di sanubari ratusan muridmu di Mancanegara, dan muridmu pun telah pula membina dan memimpin ribuan bahkan puluhan ribu muslimin di belahan bumi barat dan timur, kedatanganmu adalah pelipur lara dan penghibur kesedihan bagi perjuangan murid muridmu yg siang malam jatuh bangun memperjuangkan dakwah sang Nabi saw?
maka Wahai Yang Maha Membangkitkan Kemuliaan bangkitkanlah semangat keluhuran di sanubari kami khususnya dan di sanubari penduduk nusantara ini, dengan kedatangan Hamba Mu yg kau muliakan sebagai pewaris perjuangan sang Nabi saw yg telah dibawa dan diemban oleh para Da'I terpilih Mu dari zaman ke zaman. Jadikan kedatangan beliau sebagai hembusan Rahmat Mu pd Jutaan sanubari penduduk negeri ini, maka terangkatlah musibah dan bencana, terampunilah dosa dosa, dan sejuklah sanubari hamba hamba Mu di negeri ini, amiin.
www.majelisrasulullah.org
Sabtu, 03 Januari 2009
Malam Tahun Baru Masehi VS Serangan Israel ke Jalur Gaza
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, atas nikmat Iman, Islam, dan nikmat berNabi kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Solawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan ahlul baitnya.
Kita lihat judul di atas memang kelihatan begitu bertolak belakang,
Banyak saudara-saudara kita di Indonesia berpesta pora merayakan Malam tahun baru masehi,
sedangkan saudara-saudara kita di Palestina sedang menghadapi serangan dari Rezim Zionis Israel yang sudah beberapa hari terjadi
akibatnya memakan korban tewas sebanyak 400 orang, yang kebanyakan wanita dan anak-anak.
Saudara-saudara kita di Indonesia berpesta pora di seluruh bagian Indonesia dari ujung barat hingga ujung timur,
dan saya yakin mereka adalah saudara-saudara kita seiman dan seagama.
Saya jadi teringat dimana saya pernah melakukan yang sama seperti mereka,
berpesta pora menyambut tahun baru kaum kuffar,
Ya Allah ampuni hambaMu yang hina ini!
Andaikan saudara kita yang di Palestina tahu yang dilakukan saudara-saudaranya di Indonesia pada malam tahun baru,
pasti mereka akan sangat sakit hati dan kecewa, mungkin mereka berpikir mereka cuma sendiri di Dunia,
tidak ada yang peduli akan penderitaan mereka.
Ditambah lagi dengan pemberitaan oleh media massa
yang memberitakan kegembiraan dan suka cita pada malam tahun baru masehi
dengan segala liputan pesta dan musik yang sarat dengan maksiat.
Dibarengi pemberitaan Serangan Israel ke jalur Gaza,
sehingga terlihat sangat mencolok sekali kedua perbedaan itu.
Hal ini membuat jarak yang lebar dan seakan-akan memberi kesan pada malam itu
tidak ada kepedulian di masyarakat Indonesia kepada rakyat Palestina.
Padahal banyak juga yang mengadakan acara dzikir dan tabligh akbar pada malam tersebut,
tapi media massa hanya meliput pesta pora pada malam tersebut,
dan sepengetahuan saya hanya Dzikir akbar di Masjid Attin yag mereka liput.
Mereka tidak meliput Tabligh Akbar yang banyak didatangi Masyarakat
Seperti Tabligh akbar di Manggarai Utara yang di adakan Majelis Rasulullah SAW
yang di pimpin oleh Guru Mulia AL Habib Munzir bin Fuad Al Musawa.
Yang dihadiri lebih 40.000 Jamaah.
Acara dimulai dengan pembacaan Maulid, Qosidah, Ceramah
dan Dzikir Jalalah 1000 kali, untuk membendung murka Allah
karena pada malam itu banyak umat Islam yang maksiat dan mengikuti budaya kaum kuffar.
Dan juga pembacaan doa untuk saudara-saudara kita di Palestina.
Dan tidak jauh di sebelah timur (dekat terminal kampung Melayu) ada juga tabligh akbar
yang diadakan oleh Al Ustadz Fakhrurrozi Ishaq.
Yang intinya juga sama, memohon ampun dari murka Allah yang bisa saja terjadi setelah tahun baru Masehi.
Acara dalam tabligh akbar ini sendiri ada penggalangan dana untuk mujahid yang akan pergi ke Palestina
untuk membantu perjuangan saudara-saudara kita di Palestina tepatnya jalur Gaza serta pembacaan doa.
Dalam hal ini FPI membuka pendaftaran untuk menjadi Mujahid dalam membantu perjuangan Muslim di Palestina.
Demikianlah semoga Allah membantu perjuangan Umat Islam di dunia umumnya dan di Palestina khususnya,
dan semoga semakin didekatkan masa keemasan Islam yang telah Allah dan Rasulullah SAW janjikan. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jumat, 26 Desember 2008
Kesedihan Di Wajah Rasulullah SAW
“Sungguh Nabi saw melihat bekas ludah yang mengering diarah kiblat, maka hal itu sangat membuat beliau saw sedih, hingga terlihat bekas kesedihan pada wajah beliau saw, seraya berdiri dan membersihkannya dengan jarinya dan bersabda : “Jika diantara kalian berdiri untuk melakukan shalatnya, sungguh ia sedang berbicara pada Tuhan Nya” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Memuliakan kita dalam kehidupan dunia yang menjenjang kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah, Tunggal dengan Kesempurnaan Nya, Maha Penguasa sepanjang waktu dan zaman, sebelum alam tercipta, setelah waktu dan zaman tercipta dan setelah waktu dan zaman berakhir dengan kehidupan yang kekal dan abadi. Beruntung jiwa yang mengingat Allah, Maha Lembut, Maha Memberi seluruh Anugerah kepada hamba – hamba Nya yang tidak bisa diberikan hamba satu sama lainnya. Panca indera, lautan, daratan, hewan, tumbuhan dan seluruh sel tubuhnya yang tidak ia ciptakan sendiri muncul dengan keajaiban Rahmat Allah Jalla Wa Alla dan setelah itu Maha Raja Alam Semesta mengutus para Nabi dan Rasul untuk menuntun hamba – hamba Nya agar selalu berada dalam keluhuran, meninggalkan kehinaan, meninggalkan perbuatan dhalim dan kejahatan untuk selalu berada didalam kebaikan, didalam dirinya, didalam ucapannya, didalam semua panca inderanya, didalam rumah tangganya dan didalam masyarakat.
Tuntunan sempurna para Nabi dan Rasul yang berakhir dengan tuntunan Nabi Mulia (Sayyidina Muhammad Saw).
Maha Suci Allah yang mengundang jiwa hamba – hamba Nya untuk mendekat dengan ayat – ayat Ilahi. Diantara seruan Allah mengingatkan bagaimana hamba – hamba Nya yang barangkali menyinggung perasaan Allah didalam lintasan pemikiran ataupun ucapan mereka. Seraya berfirman “fa ammal insaanu idzaa mabtalaahu rabbuhu fa akkramahu wana’amahu fayaquulu Rabbiy akraman” QS. Al Fajr : 15. (manusia itu, kata Allah. Kalau Aku (Allah Swt) melimpahkan padanya keluasan, rezki dan kemuliaan maka ia berkata aku dimuliakan Allah. (Maksudnya Allah itu baik karena memberinya keluasan dan kenikmatan).
“Wa ammaa idzaa mabtalaahu faqadara a’laihi rizqahu fayaquulu Rabbiy ahaanan” QS. Al Fajr : 16, (kalau Aku mencobanya dengan sedikit dibatasi rezkinya, ia akan berkata Allah menghinakan aku. Ia mencela Allah ketika Allah memberinya cobaan dengan kesempitan rezki).
Inilah manusia yang Allah jawab “kalla bal laa tukrimuunalyatiim”, QS. Al Fajr : 17 (bukan itu penyebabnya, tetapi diantara kalian tidak memuliakan anak – anak yatim). “wala tahaadhdhuna a’laa tha’amil miskin”, QS. Al Fajr : 18 (kalian juga lupa untuk mengajak orang – orang memberi makan orang – orang miskin). “wata’kuluunatturatsa aklallamma, watuhibbuunal maala hubban jammaa” QS. Al Fajr : 19–20. (kalian juga diantaranya banyak yang berebutan harta waris dan menyukai harta dengan kecintaan yang berlebihan). Kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan melebihi keperduliannya terhadap keluarganya, terhadap para fuqara yang miskin dan terhadap para tentangga dan terhadap yang lainnya.
Kata Allah “kalian jadikan harta lebih dari segala – galanya maka Allah sempitkan hartanya dan diketahui bahwa hartanya tidak bisa berbuat segala sesuatu dari apa yang ia inginkan”.
“Kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkaa, wajaa rabbuka walmalaku shaffan shoffaa, wajii’a yaumaidzin bijahannam, yaumaidzin yatadzakkarul insaanu wa anna lahudzikra” QS. Al Fajr : 21 – 23)
“kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkan” QS. Al Fajr : 21 (akan datang waktunya alam semesta ini diguncang dengan gempa yang dahsyat). Disaat itu berakhirlah seluruh kehidupan, disaat itu berakhirlah seluruh harta dan keluasan dalam hal – hal yang bersifat duniawi dan selesailah seluruh hubungan keluarga dan kasih sayang.
“wajaa’a rabbuka walmalaku shaffan shoffaa” QS. Al Fajr : 22 disaat itu Allah Swt menghadap seluruh hamba Nya dan para Malaikat berbaris – baris (menyaksikan apa – apa yang diperbuat keturunan Adam)
“wajii’a ayaumaidzim bijahannam” QS. Al Fajr : 23 (dan disaat itu terlihatlah api neraka yang mengerikan). “yaumaidzin yatadzakkarul insanu wa anna lahudzdzikra” QS. Al Fajr : 23 (disaat itu baru mereka tersadar atas apa – apa yang telah mereka perbuat dari kedhalimannya, dari lepasnya mereka dari sifat – sifat yang baik di masa hidupnya baru mereka sadar dihari itu), kata Allah.
“wa annalahudzdzikra” (apa gunanya kesadaran dihari itu karena tidak lagi berguna dan tidak merubah keadaan).
Maksudnya apa?
Ketika seseorang memahami dan menyadari kesalahannya dimuka bumi maka bentuk kesadarannya menjadi taubat dan lebur dosa – dosanya. Terangkatlah derajatnya dari hina kepada mulia, atau dari mulia kepada yang lebih mulia. Tapi ketika kesadaran baru muncul di hari itu “wa annalahudzdzikra” , maka apa lagi gunanya kalau baru sadar saat itu?, baru manusia berkata sebagaimana ayat berikutnya : Yaa Laytaniy Qaddamtu Lii Hayaatiy “aku sudah ketinggalan kehidupanku tidak bisa kembali lagi”. Tidak bisa lagi menyebut Nama Allah, tidak bisa lagi bergetar bibirnya Mengagungkan Rabbul Alamin, tidak bisa lagi bersujud, tidak bisa lagi berwudhu, tidak bisa lagi menambah satu huruf pun dari amal pahalanya dan tidak bisa lagi menghapus satu dosa pun dari catatan dosanya. “yaalaytani” QS. Al Fajr : 24 (celakalah aku karena telah didahului oleh kehidupanku).
Dan disaat itulah hadirin – hadirat, Allah Swt mengundang kita kepada keluhuran, mengundang kita kepada kemuliaan. “fayaumaidzin laa yua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yuutsiqu watsaqahuu ahad” QS. Al Fajr : 25 - 26 (hari itu tidak ada beban dan kesulitan terkecuali pada pelakunya sendiri). Maka disaat itu Allah Swt mengundang kepada kita “fayaumaidzil ayua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yautsiqu watsaqahuu ahad ya ayyuhal insan”, Dan Allah Swt menyeru kepada kita untuk sampai kepada Kasih Sayang Nya dan Rahmat Nya. Demikianlah Allah Swt memanggil kita.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah kita baca hadits Nabiyyuna Muhammad Saw bersama – sama, demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi Saw didalam adab beliau kepada Allah. Menjaga perasaan Rabbul Alamin dengan penjagaan yang sangat sempurna. Kita memahami bahwa menjaga perasaan orang adalah perbuatan yang baik, ternyata perbuatan yang paling sempurna adalah juga menjaga perasaan Allah.
Sebagaimana hadits yang kita baca, Rasul Saw melihat ada bekas air ludah yang mengering di tembok masjid depan. Berubah wajah beliau “..hatta ru’iya fii wajhihi”, maka berubahlah wajah beliau dengan kesedihan. Dalam riwayat hadits lainnya mengalir airmata beliau sampai terlihat diwajahnya membekas kesedihan itu. Apa yang terjadi wahai Rasul hingga membuat kau sedih? maka disaat itu Rasul saw berdiri beliau membersihkan bekas ludah itu dengan jari – jari beliau lalu berkata “inna ahadakum idza qaama ilaa shalaatihi fa innahu yunaaji rabbahu”, jika kalian ini sedang melakukan shalat kalian sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah Swt. Demikian Sang Nabi saw menjaga perasaan Allah dan menjaga adab kepada Tuhannya.
Tentunya orang yang meludah ke arah kiblat itu bukan maksud ingin meludahi Allah atau meludahi kiblat didalam masjid. Tentunya tidak sengaja tapi perbuatan itu sangat sangat tidak disukai oleh Sang Nabi saw. Hingga diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari bahwa riwayat hadits lainnya oleh Imam Ibn Hibban dan Imam Abu Daud, ketika Rasul saw melihat salah seorang meludah ke arah kiblatnya didalam masjid seraya berkata “tidak ada kebaikan shalat untukmu”. Karena apa? karena ia tidak menjaga adab kepada Rabbul Alamin disaat ia menghadap Allah. Oleh sebab itu hadirin, shalat itu mempunyai ruhani bukan hanya dhahirnya saja bacaan dan gerakan tapi mempunyai ruhani. Ruhani shalat itu adalah menghadap Allah Swt. Dhahirnya menghadap kiblat dengan rukunnya yang sempurna demikian juga dengan dhahirnya sebagaimana sabda Sang Nabi saw riwayat Shahih Bukhari “shalluu kama ra’aytumuuniy ushalliy”, shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku shalat. Maka itu dhahirnya namun ruhaninya adalah menghadap Allah. Ketika seseorang telah mempelajari hal – hal yang dhahir didalam shalat dan sempurna shalatnya didalam tuntunan islam, setelah itu ia mempelajari dan memahami betapa agungnya shalat yaitu menghadap Allah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Itulah detik – detik teragung didalam sepanjang kehidupan kita, mulai kita lahir hingga kita dipendam didalam bumi tidak ada detik – detik termulia melebihi saat kita didalam shalat. Hadirin – hadirat, amal pahala agung ini tidak diberikan kepada umat – umat sebelumnya terkecuali diberikan kepada umat ini Keagungan menghadap Allah Swt. Oleh sebab itu jika kita renungkan disaat kita akan berpisah dengan kehidupan dunia ini kita akan sampai kedalam kubur kita itu bukan untuk 1, 2 hari, 1, 2 tahun namun ribuan tahun barangkali kita sendiri, sendiri dalam ribuan tahun. Tidak bisa bicara dengan siapapun, tidak bisa menghubungi siapapun, sendiri saja. Bukan 1 hari bukan 2 hari orang tidak betah hidup, 1 minggu tidak jumpa dengan siapapun, bagaimana kalau ribuan tahun tidak melihat apa – apa? ribuan tahun ia sendiri dan tidak melihat manusia, tidak melihat alam, tidak melihat matahari, tidak lain. Akan tetapi hal yang dirisaukan adalah riwayat Shahih Bukhari bahwa diperlihatkan kepada ahlulkubur itu dimana tempatnya, diperlihatkan kepadanya nanti. Jika tempatnya di surga diperlihatkan tempatnya di surga dan ia semakin rindu kepada surga. Jika tempatnya didalam penjara, ia sudah melihatnya sebelum ia masuk padanya. Inilah penyesalan yang kekal, inilah kerugian yang abadi.
Hadirin – hadirat, seandainya kita merenung akan datang satu waktu nanti bahwa engkau akan berpisah dengan semua temanmu dan bersama si fulan saja (misalnya). Satu orang teman kita, aku hanya akan bersama dia nanti ribuan tahun. Kita akan berfikir mulai sekarang, bagaimana caranya supaya si fulan itu baik kepada kita karena hanya itu satu – satunya teman kita. Saat kita wafat, kita akan ditemani Kasih Sayang Allah Swt atau sebaliknya. Inilah Cahaya Yang Maha Agung yang akan menemani ribuan tahun kita disaat kita lepas dari semua teman, lepas dari segala apa yang kita fikirkan didunia. Tentunya hadirin – hadirat untuk inilah kita shalat agar kita tidak dilupakan oleh Allah disaat semua saudara lupa kepada kita. Disaat itu tidak ada satu kasih pun yang mau menemani kita didalam kubur. Mereka akan duduk mengantar kita dikubur dan 1, 2 jam kemudian mereka meninggalkan kita. Tidak mau mereka tinggal disitu menemani kita bertahun – tahun apalagi ribuan tahun. Disaat itulah Yang Maha Ada tetap Ada. Disaat segala yang fana telah meninggalkan kita, Yang Maha Ada tetap Ada. Nama yang kau bermunajat dan kau bersujud pada Nya (Allah Swt) akan menyambutmu sebagai tamu agung Nya. Dan disaat itulah Allah sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda didalam salah satu khutbahnya, beliau berkata “demikian banyak hal – hal yang belum kulihat sebelumnya sekarang kulihat saat ini didalam tempatku ini sampai surga dan neraka pun aku melihatnya saat ini”, kata Sang Nabi saw. “…”, bahwa kami wahyukan padamu bahwa kalian akan mendapatkan cobaan didalam kubur kalian masing – masing. Cobaan apa? Tiadalah seseorang wafat terkecuali didatangi oleh Malaikat dan bertanya “ma ilmuka fi hadzarrajul?”, para Malaikat itu bertanya apa pengetahuanmu terhadap pria ini..? (Nabi Muhammad Saw?) Ini pertanyaan dalam kubur kan banyak versi tapi versi yang paling shahih pertanyaan pertama adalah “bagaimana pendapatmu dan pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw” (ini versi yang paling shahih, diriwayatkan lebih dari 7X didalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beruntung orang – orang yang mencintai Nabi Muhammad Saw. Rasul saw berkata jika seseorang itu mukmin ia menjawab “innahu Muhammad Rasulullah Saw ja ana bil bayyinaatu wal huda, fa amanna bihi wa ajibna”, dia adalah Muhammad Rasulullah Saw, beliau datang kepada kami dengan petunjuk dan kebenaran dan kami mengikutinya. Maka Malaikat berkata “qad arafna innaka mukmin Nim shaalihan innaka mukmin”, kami tahu sekarang kau ini orang yang shalih, tidur dan istirahatlah menanti sidang akbar.
Dan orang – orang yang berdosa dan selain itu orang – orang yang .. ketika ditanya “siapa dan bagaimana pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw”, ia berkata “aku tidak tahu”. Ucapannya tidak tahu mengawali kesulitannya dan penyiksaannya hingga sidang akbar.
Hadirin – hadirat, kematian pasti datang kepada kita semua yang hidup. Semua yang berkumpul disini akan menemui kematian dan beruntung mereka yang merindukan Allah. “man ahabba liqa’ Allah ahabballah liqa’ah”, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah pun rindu berjumpa dengannya. Tentu kita selalu bermunajat dan berharap dalam hidup kita dan kita jangan wafat terkecuali dalam keadaan rindu kepada Allah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw adalah Sang Pembawa Tuntunan yang sempurna didalam kesejahteraan. Sedemikian hebatnya tuntunan Sang Nabi saw dan dahsyatnya tuntunan keluhuran yang beliau sampaikan, beliau menolak untuk mengajar setiap malam. Ketika para Sahabat meminta Rasul saw untuk menjadikan majelis beliau setiap malam, beliau menolak. 23.15 “mukhofatan Assaaammmah ‘alaina”, takut para Sahabatnya itu bosan dengan tuntunan yang beliau sampaikan (demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari). Sedemikian hebatnya, orang yang paling sempurna akhlaknya, yang dengan melihat wajahnya tenang hati para Sahabat karena wajah yang paling sejuk dan paling ramah. Beliau masih tidak mau menyampaikan terlalu sering karena takut nanti mereka akan bosan. Betapa indahnya tuntunan Nabi Muhamamd Saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan beliau saw mengajarkan banyak dari perbuatan – perbuatan yang sempurna didalam menata para Sahabat dan kaum muslimin. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bagi – bagi hadiah kepada orang – orang yang banyak berbuat salah dan dosa, maka Sayyidina Sa’ad radiyallahu anhum “ya Rasulullah a’thirrajul innahu mukmin” (ya Rasulullah beri orang yang ini karena ia orang yang baik orang beriman orang shalih). Rasul saw tidak memberi, beri lagi orang lain yang banyak berbuat dosa maka Sa’ad ra berkata “ya Rasulullah innahu mukmin”, ini orang yang kau lewati justru orang yang baik, kau salah beri, yang diberi orang yang banyak menyimpang, justru yang diberi orang yang tidak banyak berbuat baik. Maka Rasul saw bersabda “ya Sa’ad inni athaithurrajul wa rajul ahab ilayya minhu, khashyathan an yakubbahullahu finnar..!”, wahai Sa’ad, aku ini memberi orang itu dan aku lebih mencintai orang lainnya, aku memberi orang ini agar Allah tidak mencampakkannya didalam api neraka agar ia lebih baik lagi dari perbuatannya.
Demikian hadirin, sempurnanya tuntunan Nabi Muhammad Saw.
Oleh sebab itu ketika didalam Surah ‘Abasa, Ibn Umi Maktum (yang buta) radiyallahu anhu menyela ucapan Sang Nabi saw ketika berbicara kepada pembesar - pembesar quraisy. Rasul saw sedang menjelaskan Islam dan mengajak mereka masuk Islam, Ibn Umi Maktum yang sudah masuk Islam menyela ucapan Sang Nabi saw, maka Rasul saw cemberut. Maka turunlah firman Allah “ ‘Abasa watawallaa, anjaahul a’ma” QS. ‘Abasa : 1-2 (ia (Muhammad) cemberut dan berpaling…) ketika datang seorang yang buta karena Allah Swt seakan – akan menegur sang Nabi saw.
Ini bukan perbuatan salah pada diri beliau saw, perbuatan Rasul saw benar, karena tidak sepantasnya seorang muslim menyela ucapan seorang Rasulullah, dan Rasul saw tidak mencela Ibn Umi Maktum dengan celaan dan ucapan tetapi Rasul saw hanya cemberut saja sedangkan Rasul saw tahu Ibn Umi Maktum buta (tidak melihat) maka cemberut beliau saw tak akan menyinggung perasaannya. Demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi saw untuk menunjukkan kepada para Sahabat yang lain bahwa menyela ucapan Rasulullah adalah hal salah, hingga beliau cemberut tapi beliau juga tidak mau menyakiti perasaan Ibn Umi Maktum yang buta, maka Rasul tidak mengucap apa – apa dan cemberutnya tidak dilihat oleh Ibn Umi Maktum.
Lalu bagaimana dengan teguran ayat itu? Teguran ayat tersebut ditujukan kepada pembesar – pembesar quraisy bahwa Allah lebih menghargai iman seorang buta yang miskin daripada pembesar – pembesar quraisy yang semakin sombong dan kufur.
Demikian hadirin – hadirat, tuntunan indah dari Nabiyyuna Muhammad Saw. Tentang munculnya pertanyaan akan hadits Shahih yang dijadikan dalil Rasul saw menyentuh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha lantas Rasul shalat tanpa berwudhu lagi. Ini dipakai sebagian orang untuk menusuk fatwa Imam Syafi’i dengan fatwa ini, mengatakan bahwa hadits itu hadits shahih (dishahihkan oleh Abu Dawud dan lainnya) bahwa Rasul menyentuh istrinya lalu shalat tanpa berwudhu lagi (berarti sentuhan dengan wanita tidak membatalkan wudhu). Hadits ini hadirin - hadirat dikatakan Shahih oleh Abu Daud dan lainnya tetapi didhaifkan oleh Imam Bukhari. Kita tahu bahwa didalam fatwa para Muhadits jika 1 orang Muhaddits mengatakan shahih dan salah seorang ahli hadits lainnya mengatakan dhaif, dilihat itu yang mengatakan dhaif siapa? lebih tinggi derajatnya atau lebih rendah. Kalau misalnya Imam Muslim haditsnya shahih lalu ada ahli hadits lain mengatakan dhaif maka tentunya Imam Muslim haditsnya masih bisa dipertahankan karena Imam Muslim lebih tinggi daripada ahli hadits itu.
Tetapi kalau yang mendhaifkan adalah Imam Bukhari (yang paling tinggi derajatnya pada para hadits) maka selesailah sudah fatwa hadits yang mengatakan shahih, tetap menjadi dhaif karena didhaifkan oleh Imam Bukhari.
Imam Bukhari mendhaifkan hadits itu karena periwayatnya Ibrahim Attaymiy tidak jumpa dan menderngar dari Aisyah radiyallahu anha, jadi sanadnya terputus sehingga haditsnya mursal dan hadits itu tidak bisa dipakai dalil.
Demikian hadirin – hadirat, ditambah pula Imam Syafi’i mengatakan hadits itu adalah mansukh (dihapus) dengan turunnya firman Allah yang memerintahkan berwudhu jika menyentuh wanita.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah memberikan tuntunan tersuci kepada kita yang dibawa oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Oleh sebab itu jangan putus asa didalam menuntut ilmu. Kita lihat Para Sahabat ra, mereka menuntut ilmu ke tempat yang sangat jauh demi mendapatkan 1 hadits.
Riwayat Shahih Bukhari Sayyidina Jabir bin Abdillah radiyallahu anhu keluar dari Madinah dalam perjalanan 1 bulan ke negeri Syam. untuk mendengar 1 hadits Rasul saw yang belum pernah ia dengar. Ia pergi kepada Abdullah bin Unais Al Anshariy radiyallahu anhu . Datang kesana 1 bulan perjalanan, 1 bulan perjalanan itu kan 30 hari 30 malam berarti 30X beristirahat karena hanya memakai seekor unta saja kendaraannya. 30X istirahat ia lakukan perjalanan ini demi mencapai Abdullah bin Unais di negeri Syam. Kemudian Abdullah bin Unais berkata “ya ibni Abdillah kau ini datang kesini jauh – jauh dari Madinah hanya untuk 1 hadits saja..??”. Maka berkata Jabir ra “aku takut keburu meninggal sebelum mendengar 1 hadits itu”, padahal Jabir ibni Abdillah tahu ribuan hadits. Tapi kalau 1 hadits yang belum pernah ia dengar, ia datang dengan perjalanan 1 bulan demi mendengar 1 hadits Nabi Muhammad Saw dan takut wafat sebelum mendengar hadits itu. Demikian tamaknya mereka kepada kemuliaan dan tuntunan Nabinya Muhammad Saw.
Jakarta ini kan wilayah yang paling banyak majelis taklimnya paling makmur dan paling banyak di Jakarta. Tentunya masa kini tidak ada perjalanan 1 bulan, sepanjang dunia ini tidak ada perjalanan sampai 1 bulan. Yang paling jauh belasan jam dan puluhan jam saja, tidak sampai 1 bulan hanya untuk 1 hadits. Di majelis ini belasan hadits dimunculkan setiap malam selasa, majelis lainnya dan majelis lainnya dan lainnya. Betapa ruginya nafas – nafas yang lepas dari Keagungan Allah Swt.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Rasul saw memberikan tuntunan - tuntunan kepada kita maka perbaikilah hari – hari kita, perbaikilah siang dan malam kita. Jadikan hari kita semakin mulia dan tentunya yang perlu saya sampaikan Majelis Rasulullah Saw akan mengadakan Tabligh Akbar dan ziarah malam Minggu, malam senin (malam 1 Muharram) ada Tabligh Akbar dan ziarah dan juga malam 1 Januari juga ada Tabligh Akbar dan ziarah. Ini kita terus membesarkan syiar – syiar Keagungan Nama Allah Swt dan dakwah Nabi Muhammad Saw. Mendekati hari – hari, meramaikan daripada acara – acara yang sebenarnya bukan acara muslimin dengan meniup terompet dan lain sebagainya, di malam 1 Januari padahal kalau yang non muslim berbuat seperti itu ya tentunya tidak seramai kalau muslimin yang mendukungnya. Ini muslimin ikut terjun kesana dan ikut meramaikan acara itu. Oleh sebab itu kita mengadakan Tabligh Akbar di malam 1 Januari untuk mengimbangi saudara – saudara kita yang terjebak hal – hal itu agar kembali kepada kemuliaan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga hari – hari kita semakin baik, semoga bumi Jakarta ini semakin makmur dan semakin baik. Dan Insya Allah malam 1 Januari kita akan mengadakan dzikir Insya Allah disini di Masjid Jami Almunawwar, Insya Allah dihadiri oleh Wakil Presiden RI kita berdzikri di malam 1 Januari Insya Allah di Masjid Jami Almunawwar. Demikian malam 1 Muharram kita akan melakukan Tabligh Akbar di Klender dan setelah itu Ziarah dan akan diumumkan kelak dan tanggal 12 Januari kita akan mengadakan malam selasa di Monas bersama Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh dan kita berharap hadirin akan melebihi dari 1 juta muslimin – muslimat karena dihadiri oleh Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh.
Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt membenahi jiwa kita dari segala kehinaan, membenahi perasaan kita dari segala kesalahan. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa kami, inilah perasaan kami, inilah hari – hari kami yang penuh dengan dosa. Rabbiy kami menengadahkan kedua tangan kami mengadukan keadaan kami agar Kau benahi kehidupan kami dengan lebih baik dan semakin baik, Rabbiy kami mengadukan hari – hari kami yang penuh dengan kesulitan dan Kaulah Yang Maha Membenahi hamba- hamba Mu dari zaman ke zaman yang di dunia dan yang telah wafat, Ya Rahman Ya Rahim benahi keadaan kami demi Keagungan Nama Mu Yang Maha Luhur, demi Kesucian Nama Mu Yang Maha Bercahaya, demi Keabadian Mu Yang Maha Melimpahkan Kedermawanan sepanjang waktu dan zaman, Rabbiy pastikan seluruh nama kami yang hadir tidak akan pernah melihat api neraka dan juga untuk semua yang mendengar daripada acara mulia ini semoga dilimpahkan pengampunan atasnya dan kami, Ya Rahman Ya Rahim hapuskan segala dosa ayah bunda kami dari segala dosa mereka, hapuskan dosa – dosa mereka agar semua kami ini tidak lagi membawa dosa ke majelis ini terkecuali telah Kau ampuni. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram ketika kami telah dirunkan kedalam kubur kami, Rabbiy Rabbiy jangan Kau lupakan kami saat semua orang melupakan kami dan jadikan akhir nafas kami adalah akhir nafas puncak kerinduan kami kehadirat Mu, Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Ya ayyatuhannafsul muthmainah, irji’ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah, fadkhuliif ii i’baadii, wadkhulii jannatii (QS. Al Fajr : 27-30) Wahai orang – orang yang diberi jiwa yang tenang oleh Allah..!. Siapa orang yang diberi jiwa yang tenang? Orang yang asyik menyebut Nama Allah dan Mengagung – agungkan Nama Allah. Kembalilah kepada TuhanMu dalam segala kemuliaan dan lamaran – lamaran keridhoan Allah, tinggalkan kemunkaran. Cobalah mendekat kepada hal – hal yang mulia dalam keadaan ridho dan masuklah kedalam kelompok orang – orang yang dimuliakan Allah. Dan masuklah kedalam surganya Allah.
Rabbiy pastikan ayat ini menjadi saksi masuknya kami kedalam surgamu Ya Allah
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 24 December 2008 )
www.majelisrasulullah.org
Sabtu, 13 Desember 2008
MENJADI MUSLIM YANG BAIK
Sabda Rasulullah saw :
“Seorang lelaki bertanya pada Rasul saw mengenai Islam yang baik? (muslim yang baik), sabda Rasulullah saw : “Kau membagikan makanan, dan mengucap salam pada yang kau kenal dan yang tak kau kenal” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Yang Maha Luhur, Sang Maha Pemilik Matahari dan bulan dan seluruh alam semesta yang Menghamparkan Kerajaan Langit dan Bumi sebagai lambang Kemegahan, yang menjadikan setiap kehidupan ada pada Nya (Allah Swt) dan berakhir dengan kematian, yang menjadikan kehidupan manusia berakhir dengan kematian dan berlanjut dengan kehidupan setelah kehidupan.
Kehidupan yang kekal dan abadi, maka disampaikanlah tuntunan Para Nabi, mengajak mereka kepada kebahagiaan kekal sampailah kepada Nabi Mulia, pembawa Keridhoan Allah, pembawa Cahaya Keagungan Illahi, pembawa tuntunan Illahiyah dan Alqur’anul Karim ialah Sayyidina Muhammad Saw.
Tiada makhluk manusia yang lebih beruntung di muka bumi melebihi mereka yang mengikuti Muhammad Rasulullah. Semakin mereka mengikuti Sang Nabi saw, semakin agung dan bahagia mereka kelak, semakin tinggi derajatnya dan semakin diberi kemuliaan dunia dan akhirat. Allah Swt Yang Maha Mampu Merubah Takdir Keputusan Nya menjanjikan kemuliaan dan perubahan kebahagiaan bagi para pengikut Muhammad Rasulullah Saw.
“Walladziina amanuu wa’amilushshaalihaati wa amanuu bima nuzzila ’alaa muhammadin wahuwal haqqu min rabbihim, kaffar ‘anhum sayyi’aatihim wa ashlaha baalahum” (QS. Muhammad : 2) (mereka mereka yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa apa yang diturunkan dan diajarkan kepada Muhammad, “wahuwal haqqu min rabbihim”, beliau itu kebenaran dari Tuhan mereka, kebenaran dari Yang Memelihara setiap kehidupan, kebenaran yang disampaikan oleh Sang Pemilik Langit dan Bumi, mengirimkan Kebenaran Nya berupa tuntunan Sayyidina Muhammad Saw, “kaffara ‘anhum sayyi’aatihim wa ashlaha baalahum”, Allah ampuni dosa dosa mereka dan Allah perbaiki keadaan mereka.
Semakin mereka memperbaiki keadaannya dan hubungannya dengan Allah, semakin mereka perbaiki hari harinya dengan tuntunan Sang Nabi saw, Allah hapuskan dosa dosa mereka dan Allah perbaiki keadaannya, keadaan dirinya, keadaan hatinya, keadaan perasaannya, keadaan kehidupannya, keadaan pekerjaannya, keadaan rumah tangganya, keadaan hidup dan matinya hingga ia bangkit di yaumal qiyamah dibenahi oleh Allah dengan pembenahan sempurna karena mereka mengikuti Sayyidina Muhammad Saw.
Hadirin hadirat, inilah kehidupan sementara, gerbang menuju kehidupan yang abadi. Inilah nafas nafas kita yang pasti berakhir dengan nafas sakaratul maut dan berpisah dengan semua yang kau lihat dan kau dengar.
Inilah hari Idul Adha, hari agung dari hari hari yang diagungkan Allah Swt dan termuliakan mereka untuk memuliakan hari ini dengan tuntunan Sang Nabi saw dengan memperbanyak takbir dan tahlil dengan ucapan “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Wa Lillahil-hamd”. Disunnahkan untuk bertakbir sampai terbenamnya matahari dihari Idul Adha lalu takbir terus disunnahkah setiap shalat fardhu dan sunnah saja hingga asar hari Tasyriq yg ketiga (13 dzulhijjah).
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah berfirman mengabarkan keluhuran bagi para pengikut Sang Nabi Saw. “yarfa’illahulladzina amanuu minkum walladzina uutuul i’lma darajaat” (QS. Mujadilah : 11) (Allah mengangkat derajat kalian kalian yang menuntut ilmu diantara kalian dengan derajat derajat yang sangat tinggi). Kita memahami kalau kalimat “darajaat” berarti derajat saja dan kita paham derajat, surga itu bagaikan langit dan bumi diantara derajat yang satu dengan derajat yang lainnya. Kalau Allah mengatakan “darajaat” berarti derajat yang banyak. Setiap kali bertambah ilmu kita makin tinggi kita diberi derajat oleh Allah di surga kelak. Dan pula didunia, semakin dekat ia kepada Allah, semakin dekat ia kepada samudera Yang Maha Luas Melimpahkan Kebahagiaan, Yang Maha Merubah Keadaan. Sebagian orang berkata “kalau cuma ngaji, ngaji dan majelis sampai kapan majunya? tidak cukup dengan begini saja akan selesai kehidupan ini”. Hadirin hadirat ingatlah Yang Maha Merubah Keadaan dari keadaan yang indah menjadi keadaan yang buruk, dari musibah menjadi kenikmatan atau sebaliknya, dari kemiskinan kepada kekayaan atau sebaliknya, Dialah (Allah Swt) Yang Mampu Merubah Keadaan kita. Ketika seorang hamba berjalan dan meniti jalan Muhammad Rasulullah Saw, dijanjikan oleh Yang Maha Merubah Keadaan akan mengubah keadaan dengan sebaik baiknya keadaan.
Hadirin hadirat yang menjanjikan adalah Yang Tidak Pernah Mengingkari Janjinya.
Allah Swt telah berfirman “minta kepada Ku akan Kujawab doa doa kalian”. Lalu kita bertanya “bagaimana dengan doaku siang dan malam yang masih belum dikabulkan Allah?”. Jawabannya adalah ketidaktahuan kita bahwa Allah menjawab doa kita lebih daripada yang kita minta. Kita minta A (misalnya) tanpa kita sadari Allah mengangkat 100 musibah yang akan datang di hari esok. Doa kita hanya hal yang remeh saja tapi Allah Yang Maha Dermawan memberi lebih dari itu.
Hadirin hadirat, jawaban dari Allah itu lebih dari sekedar suara. Doa kita kepada Allah tapi kita tidak dengar jawaban dari Yang Maha Menjawab Doa. Jawaban Allah bukan dengan suara dan tidak sesempit hanya sekedar pengabulan, minta itu diberi itu, tidak sesempit itu Anugerah Yang Maha Dermawan. Minta hal yang 1, Allah beri 1000 dan itu bukan hal yang mustahil bagi Rabbul Alamin. Barangkali seorang hamba meminta hal yang remeh, Allah berikan hal yang lebih agung atau Allah berikan juga dan Allah tambahkan lebih dari doanya dan itu pasti karena Dialah (Allah Swt) Yang Menamakan Dzatnya “Al Karim” (Yang Maha Dermawan, Yang Maha Memberi).
Hadirin hadirat, tiada seseorang meminta kepada Allah lalu turun kedua tangannya dengan tangan kosong saja terkecuali dipenuhi anugerah. Inilah Allah dan inilah Maha Raja Dermawan dari seluruh makhluk Nya dan Pemberian Nya terus berlimpah sepanjang siang dan malam tanpa kita sadari. Barangkali kita berdoa malam ini tentang 1 hajat, besok Allah kabulkan atau jika tidak Allah tidak kabulkan tapi Allah angkat sedemikian banyak musibah yang akan datang di hari esok. Hal itu tidak kita ketahui, barangkali kalau kita melihat takdir kita tidak akan berhenti bersujud, kita meminta Kasih Sayang Illahi. Kalau kita lihat musibah apa yang akan datang di hari esok, barangkali sekarang kita bisa berdiri besok kita terkena 1 musibah dan lumpuh seumur hidup barangkali saat ini kita melihat esok terkena 1 musibah tidak bisa lagi melihat dan demikian banyak musibah yang bisa saja terjadi dan itu berubah dalam sekejap dengan doamu hadirin.
“kaffara ‘anhum sayyiatihim wa ashlaha baalahum” (Kuhapuskan dosa dosa mereka dan Kuperbaiki keadaan mereka), Dialah Allah Yang Maha Memperbaiki Keadaan dan perbuatannya Maha Sempurna.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Ketika salah seorang beribadah dengan ibadah yang sangat banyak maka Rasul Saw mendengar seorang wanita beribadah dengan ibadah yang sangat banyak sampai berlebihan maka Rasul Saw berkata “apa ini ibadah yang berlebihan?”, “innallahu la yamallu hatta tamallu’ ” (Allah itu tidak bosan bosannya tapi kalian yang akan bosan kalau terlalu banyak beribadah). Zaman sekarang orang beribadah Qabliyah, Ba’diyah dan Tahajjud sudah dibilang berlebihan, itu bukan berlebihan. Yang disebut berlebihan ibadah itu adalah meninggalkans seluruh aktifitas demi ibadahnya, ini yang disebut berlebihan. Nabi Saw berkata “la yamallu hatta tamallu’ ” (Allah itu tidak akan bosan sampai kalian bosan sendiri). Maka jangan paksakan diri melebihi kemampuan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dari kemuliaan inilah Allah Swt menuntun kita kepada bimbingan yang paling sempurna, bimbingan yang menjadi perluasan dan persaudaraan bagi seluruh manusia khususnya diantara muslimin. Oleh sebab itu, Rasul saw ditanya sebagaimana hadits yang tadi kita baca “anna rajulan sa’alannabiy saw, seseorang bertanya kepada Rasul saw “ayyul islam khair”, maksudnya orang muslim yang mana yang amalnya baik? tunjukkan padaku amal amal yang baik dalam islam. Tentunya banyak namun Sang Nabi saw memberikan 2 ajaran yang sangat indah jika kita perdalam. Apa itu? ”ith’amu tha’am (demikian riwayat Shahih Bukhari). “kau membagi bagikan makanan”. Berarti sekarang ini hari hari tasyrik, disunnahkan membagikan daging kurban. Perlu diketahui pembagian daging kurban itu untuk seluruh muslimin bukan dikhususkan untuk fuqara saja. Jadi orang ang mampu juga boleh diberikan. Lain dengan shadaqah dan zakat, tidak boleh diberikan terkecuali kepada mustahiq diantaranya fuqara dan masakin. Kalau daging kurban boleh diberikan kepada yang mampu dan yang tidak mampu asal dia muslim karena daging kurban adalah jamuan muslim kepada muslimin lainnya yang ia kenal dan yang ia tidak kenal. “ith’amu tha’am” (bagikan makanan) kata Sang Nabi Saw. Jangan dipisahkan hanya yang muslim dan miskin saja, yang tidak miskin pun boleh kalian jamu tapi tentu yang afdhal adalah yang tidak mampu. Jadi kalau daging kurban diberikan kepada yang miskin atau yang kaya, tentunya pada yang miskin lebih afdhal. Tapi kalau mau diberikan kepada yang mampu, tidak ada larangannya karena itu sunnah juga selama ia muslimin karena daging kurban adalah jamuan sesame muslimin yang kenal dan yang tidak ia kenal.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah jika tahun ini Majelis Rasulullah Saw dititipkan 13 ekor kambing oleh seorang saudara kita dari Sidney, Australia untuk kurban disini (di Majelis Rasulullah Saw) dan juga 1 dari jamaah majelis kita di Jakarta, jadi tahun ini 14 ekor kambing. Yang 13 dari Sidney, Australia dan yang 1 ekor dari Jakarta, dan 1 ekor sapi dari Bapak Gubernur H. Fauzi Bowo untuk Majelis Rasulullah Saw. Jadi tahun ini Majelis Rasulullah Saw kurban 14 ekor kambing dan 1 ekor sapi, Alhamdulillah Semoga Allah muliakan mereka yang menitipkan kurbannya di Majelis Rasulullah Saw.
“ith’amu tha’am” (bagikan makanan) kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal, wa aqri’ussalam alaa man arafta ma alaa man lam ta'rif (dan ucapkan salam kepada yang kau kenal dan yang tidak kau kenal). Mengucapkan salam itu jangan hanya kepada yang kita kenal saja, tanpa kita sadari orang yang tidak kita kenal pun jika diucapkan salam itu bukan untuk dia saja tapi pahala karena Allah, menyebarkan Nama Allah “Assalam” (adalah Nama Allah Yang Maha Sejahtera). Assalamu’alaikum artinya Yang Maha Penyejahtera melimpahkan kesejahteraan kepadamu, itulah makna kalimat Assalamu’alaikum. Jadi kalau seseorang mengucapkan Assalamu’alaikum itu dzikir karena kalimat Assalam adalah Nama Allah.
Hadirin, Sayyidina Ibn Umar radhiyallahu anhuma diriwayatkan di dalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari, Ibn Umar ini setiap pagi keluar dan ditanya oleh orang “kau ini kepasar, belanja tidak?, lewat gang sana lewat gang sini, lewat rumah si anu lewat rumah si ini, pulang ke rumah, mau apa? keluar tidak silaturahmi pada fulan, ke pasar tidak belanja, balik lagi ke rumah, keluar sebentar balik lagi ke rumah”, ia berkata “aku keluar hanya untuk menyebarkan kalimat Assalam”. Lewat ada muslim, ucapkan “Assalamu’alaikum”, hanya untuk bersalam saja aku keluar rumah. Jadi orang keluar rumah itu macam macam niatnya, ada yang niat dagang, ada yang niat sekolah dan Para Shalihin ada yang teringat Keagungan Nama Allah. Assalam,
ia keluar dari rumahnya untuk menyebarkan salam lalu balik lagi kerumahnya.
Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhum diriwayatkan didalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari, beliau kalau keluar dari rumahnya memakai minyak wangi ditangan kanannya. Ini sering kita lihat, kenapa? Sayyidina Anas berkata “memuliakan orang yang menyalamiku”. Salah satu cara memuliakan mereka adalah memakai minyak wangi di tanganku, jadi orang yang menyalamiku itu nanti wangi tangannya. Darimana kau pelajari ini? dari Rasulullah Saw. Demikian indahnya akhlak.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dalam satu kejadian salah satu teman saya beberapa tahun yang lalu sudah lanjut usia, usinya 60 tahun lebih. Ia mempunyai 6 orang anak. Kebetulan ia menyeberang dari Lampung menuju ke Pelabuhan Merak. Di pelabuhan sudah beli tiket, ternyata ditipu. Tiketnya dibawa kabur entah kemana, ia sudah mengeluarkan uang dan ia orang yang tidak mampu. Cuma 1 ia mendapatkan kemuliaan, saat lewat 1 orang yang wajahnya bengis (barangkali preman disitu) ia mengucapkan salam. Orang ini kemana mana selalu bersalam yang jika kira kira yg disalamu adalah seorang muslim, maka ia selalu mengucapkan salam walaupun ia seorang yang tampak bengis di pelabuhan. “Assalamu’alaikum”, tidak dijawab. Barangkali kita tahu kalau di pelabuhan banyak orang yang tidak ramah, ada diantaranya ramah bukan kebanyakan tapi diantaranya tidak ramah. Diucapkan salam, tidak dijawab, diam saja.
Ia lewat saja bersama istri dan anak anaknya. Ketika terjadi penipuan ini, ia pun ribut “tiket saya dibawa orang, saya sudah bayar”. Tadi yang diucapkan salam tidak menjawab ikut dalam kerumunan itu, “kenapa?”, “ini tiket saya dibawa kabur”. “apa ciri ciri orang itu?”, “begini..begini”, “oo.. sudah tenang”, tidak lama ia datang bersama orang itu dan orang itu dipaksa untuk mengembalikan uangnya. “kenapa kamu menipu Bapak ini, Bapak ini saudara saya..!”. Padahal ia tidak kenal dengan orang itu, ia hanya disalami oleh orangtua tadi padahal ia tidak menjawab tapi ucapan salam itu tembus ke dalam hatinya. Bibirnya tidak menjawab, wajahnya cemberut tapi ucapan itu tembus ke hatinya dan ia terharu. Barangkali seumur hidupnya jarang orang mengucap salam kepadanya. Ia merasa seorang yang berulah barangkali, banyak berbuat jahat dan orang jijik mengucapkan salam kepadanya. Ada 1 orangtua ini mengucapkan salam kepadanya, orang itu ditipu, ia membelanya sampai berkata “ini saudara saya, kenapa kau menipunya?”, padahal baru kenal saat itu karena mengucapkan salam. Demikian hadirin hadirat indahnya sunnah Nabi Muhamamd Saw. Oleh sebab itu bantu kemuliaan sunnah Sang Nabi Saw dengan menyebarkan salam kepada orang yang kita kenal atau kepada orang yang tidak kita kenal.
Rasul Saw bersabda “la yukminu ahadukum hatta yuhibba li akhiihi maa yuhibbu linafsih” (belum sempurna iman seseorang sampai ia menginginkan apa yang terjadi padanya, terjadi juga pada saudara saudaranya dari kenikmatan), demikian diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari. Kalau ia punya kenikmatan ia menginginkan surga, ia menginginkan orang lain juga masuk surga, jika ia inginkan keluasan,ia inginkan seluruh muslimin dalam keluasan. Ini kesempurnaan iman. Maksudnya apa? Semakin tinggi derajat seseorang, semakin tidak mau memusuhi muslimin. Semakin tinggi derajatnya semakin ingin seluruh muslimin mendapatkan kemuliaan, jika ia telah menunaikan shalat 5 waktu, ia ingin seluruh muslimin menunaikan shalat 5 waktu, jika ia ingin masuk surga ia ingin seluruh muslimin masuk surga. Jiwa seperti ini telah dicerminkan oleh Sayyidina Muhammad Saw.
Ketika musuh musuhnya melempari dirinya dan mengejarnya, beliau berdoa “Allahummahdiy Qaumiy fa innahum laa ya’lamuun”. Dibela itu orang yang melempari, dibela dengan doa beliau. Wahai Allah beri mereka petunjuk karena mereka tidak tahu. Dibela orang yang melempari beliau Saw.
Inilah puncak kesempurnaan akhlak Nabiyyuna wa Sayyiduna Muhammad Saw. Dan juga dalam ukhuwwah diantara kita satu sama lain, Allah Swt telah memerintahkan kita untuk mengikuti Sang Nabi Saw semampunya, yang dengan itu Allah meluaskan keberkahan dengan jiwa semacam Nabi Muhammad Saw inilah luasnya islam ke Barat dan Timur. Beliau bukanlah seorang kaya yang bisa mengunjungi seluruh permukaan Barat dan Timur untuk menyampaikan kalimat Tauhid. Beliau bukan seorang penguasa yang bisa mengerahkan ribuan pasukan untuk menyampaikan tuntunannya ke Barat dan Timur. Beliau hanya diikuti oleh beberapa budak dan para pemuda, semakin banyak dan semakin banyak pembenahan umat terjadi di Makkah dan sampai terusir pembenahan terjadi di Madinah, perlahan berlanjut ke seluruh permukaan bumi. Sampai saat ini 14 abad setelah wafat beliau (Nabi Saw) pembenahan umat terus berjalan, diteruskan oleh jiwa jiwa yang membawa kemuliaan semangat Nabi Muhammad Saw.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Di malam Idul Adha ini tentunya saya tidak berpanjang lebar, cuma perlu saya beritahukan bahwa majelis ini tidak ada liburnya. Majelis malam selasa ini Insya Allah tidak ada liburnya sampai yaumal qiyamah, Amin Allahumma Amin. Selama saya masih hidup, Insya Allah saya selalu hadir di malam selasa ini. Hadirin hadirat jadi kalau kebetulan lewat, ada suara terdengar kabar dari sana sini kalau malam selasa depan libur, itu jangan dibenarkan, itu ucapan yang tidak benar. majelis ini berlanjut, walau bulan ramadhan, walau malam lebaran, kita takbiran bersama majelis berlanjut,
Yang mampu hadir, silahkan hadir. Yang tidak bisa hadir, sekarang ada radio RASfm dan juga tentunya niatnya untuk hadir dan mendapatkan bagian pahalanya.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita bermunajat untuk pembenahan umat di bumi Jakarta dan sekitarnya dan juga untuk saudara saudara kita khususnya Ustadz Kadir Anggaluly yang barangkali beberapa hari lagi akan kembali ke wilayahnya di Irian Barat, semoga diberi kekuatan oleh Allah Swt, diberi perlindungan oleh Allah Swt dari musuh musuh islam. Semoga semakin banyak jamaah jamaah muslimin yang mulai bangkit mengenal shalat disana, Amin Allahumma Amin. Dan juga untuk para santri santri yang tinggal disini khususnya KH. Ahmad Baihaqi semoga dilimpahi keluasan dan pertolongan oleh Allah Swt dalam menegakkan dakwah dan semoga anak anak santri yang baru ini diberi ketenangan untuk betah tinggal di Jakarta di dalam taklim.
Ya Rabbiy Ya Rahman kami bermunajat Kehadirat Mu di hari Idul Adha ini dan hari hari tasyrik yang masih tersisakan Keagungan dan Kemuliaan Dzulhijjah, Rabbiy kami bermunajat Kehadirat Mu Yang Maha Luhur meminta seluruh daripada rahasia Kedermawanan Mu atas segala hal kami. Rabbiy Rabbiy Yang Maha Mengubah Keadaan, Wahai Yang Maha Mengubah Keadaan, ubah keadaan kami dengan sebaik baiknya dhahiran wa bathinan dunia wal akhirat, ubah keadaan hari esok kami dengan yang palingbaik di dalam kebahagiaan dunia dan akhirat, dalam keluasan dunia dan akhirat, dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 10 December 2008 )
www.majelisrasulullah.org
Rabu, 10 Desember 2008
Amalan Sholawat Dahsyat: Melelahkan 70.000 Malaikat & mendapat Syafaat Nabi
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, terutama nikmat Iman, Islam dan nikmat berNabi kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat serta salam kita haturkan kepada Idola kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan ahlul baitnya.
Amalan Sholawat Dahsyat: Melelahkan 70.000 Malaikat & Syafaat Nabi
Pada artikel kali ini, kita akan membahas amalan sholawat dahsyat yang memiliki keutamaan luar biasa, yaitu dapat melelahkan 70.000 malaikat dan mendatangkan syafaat Nabi Muhammad SAW. Amalan ini diajarkan oleh Al Ustadz Syidik Syam, seorang murid dari Al 'Alamah Al Marhum Al Maghfurllah Al Walid Al Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir As Segaf.
Sholawat Melelahkan 70.000 Malaikat
Berikut adalah sholawat yang dapat melelahkan 70.000 malaikat:
جَزَ ى اللهُ عَنّا مُحَمَّدًا بِمَا هُوَ اَهْلُهُ
Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang bersholawat ini satu kali maka dapat meletihkan 70.000 Malaikat seribu pagi karena telah mencatat pahalanya" (Kitab Irsadul Ibad).
Keutamaan Sholawat Melelahkan Malaikat:
- Mendapatkan pahala yang sangat besar.
- Dicatat oleh 70.000 malaikat
Sholawat Mendatangkan Syafaat Nabi
Berikut adalah sholawat yang balasannya syafaat dari Rasulullah SAW:
اَللّهُمَّ صَلِّىِ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاَنْزِلْهُ الْمَنْزِلَ الْمُقَرَّبَ عِنْدَكَ يَوْمَ الْقِيَامَة
Dari Zaid bin Habab Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang membaca sholawat ini maka wajib atas orang itu mendapat syafaatku pada hari qiamat." (Kitab Durrotun Nashihin)
Keutamaan Sholawat Mendatangkan Syafaat Nabi:
- Mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat.
Cara Mengamalkan Sholawat:
- Baca sholawat "Jazallahu 'anna Muhammadan..." sebanyak 100 kali setiap hari.
- Baca sholawat "Allahumma sholli 'ala Muhammadin..." sebanyak 100 kali setiap hari.
Semoga amalan sholawat di atas dapat memberi manfaat kepada kita sebagai umat Rasulullah SAW. Semoga keberkahan dan rahmat Allah selalu menyertai kita, amin.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
artikel lama di bawah:
Alhamdulillah atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita,
Terutama nikmat Iman, Islam dan nikmat berNabi kepada Nabi Muhammad SAW.
Solawat serta salam kita haturkan kepada Idola kita baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan ahlul baitnya.
Pertama-tama (hehehe kayak pidato aja) saya ingin mengucapkan banyak terima kasih(sukron jazakumullah)
atas kunjungan saudara-saudara ke blog alfaqir yg sangat sederhana ini,
Dimohon kritik dan saran dari saudara-saudara.
Karena saran dan kritik dari saudara-saudara sangat berarti buat kemajuan blog ini.
Langsung aja nih, Cupi cuma mau sharing amalan dari seorang Ustadz dari Kebon baru, Tebet dan Beliau juga murid dari Al 'Alamah Al Marhum Al Maghfurllah Al Walid Al Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir As Segaf(Bukit Duri).
Ya, Ustadz tersebut adalah Al Ustadz Syidik Syam setiap malam Ahad memimpin taklim di Masjid At Taqwa, Tebet Utara 2(dekat stasiun Tebet).
Sebenarnya amalan ini saya dapat 3-4 tahun yg lalu di Majelis Taklim tersebut. Alhamdulillah, walaupun jarang-jarang, tapi saya bisa amalkan.
- Dibawah ini Solawat yang dapat meletihkan 70.000 Malaikat :
جَزَ ى اللهُ عَنّا مُحَمَّدًا بِمَا هُوَ اَهْلُهُ
Rasulullah SAW bersabda :
"Siapa yang bersolawat ini satu kali maka dapat meletihkan 70.000 Malaikat seribu pagi karena telah mencatat pahalanya"
(Kitab Irsadul Ibad)
*Dibaca setiap hari 100 x
- Solawat yang balasannya Syafaat dari Rasulullah SAW
اَللّهُمَّ صَلِّىِ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاَنْزِلْهُ الْمَنْزِلَ الْمُقَرَّبَ عِنْدَكَ يَوْمَ الْقِيَامَة
Dari Zaid bin Habab Rasulullah SAW bersabda :
"Siapa saja yang membaca solawat ini maka wajib atas orang itu mendapat syafaatku pada hari qiamat."
(Kitab Durrotun Nashihin)
*Dibaca setiap hari 100 x
Semoga amalan di atas dapat memberi manfaat kepada kita sebagai umat Rasulullah SAW.
semoga keberkahan dan rahmat Allah selalu menyertai kita, amin
kurang lebihnya mohon maaf,
Wassalamu'alaikum wr. wb.