CUPITEBET: rasulullah saw

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label rasulullah saw. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rasulullah saw. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 Oktober 2011

Al Habib Ahmad bin Ali Assegaf (Majelis Ta'lim Annurl Kassyaf)

14.22.00
Nasab beliau : al habib ahmad bin ali bin abdurrohman bin ahmad bin abdulqadir bin ali bin umar bin muhammad assegaf bin umar bin thoha bin umar ashofi bin abdurrohman bin muhammad bin ali bin abdurrohman assegaf bin muhammad mauladawilah bin ali bin alwi bin muhammad alfaqih muqadam bin ali bin muhammad shahib marbad bin ali khala ghazam bin alwi bin muhammad bin alwi alawiyah bin ubaidilah bin ahmad al muhajir bin isa arrumi bin muhammad an-nagieb bin ali uraidhi bin ja'far shadiq muhammad al-bagir bin ali zainal abidin bin al imam husein bin ali bin abi thalib karamalloh wajha bin fatimah azzahro binti MUHAMMAD SAW . Habib Ahmad bin Ali Assegaf adalah pribadi yang hangat, ramah,
Read More

Selasa, 05 Oktober 2010

Pemandangan Yang Indah

15.48.00
قَالَ أَنَسُ ابْنُ مَالِك رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : مَا نَظَرْناَ مَنْظَرًا كاَنَ أَعْجَبَ إِلَيْنَا مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

(صحيح البخاري)

Berkata Anas bin Malik Ra : "Kami belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah nabi shallallahu 'alaihi wasallam". (Shahih Al Bukhari)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ...

Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang telah menganugerahkan kepada kita anugerah terbesar yaitu iman, dengan perantara manusia yang paling beriman dan seseorang tidak akan mencapai puncak keimanan kecuali dengan mencintai sang pembawa tuntunan keimanan, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Read More

Rabu, 01 September 2010

Kemulyaan Memuji Rasulullah SAW

15.52.00
Dalam riwayat yang tsiqah ( kuat ) bahwa pada beberapa waktu yang lalu Syaikh Farazdaq orang yang selalu memuji Rasul shallallahu 'alaihi wasallam . Ia terus menerus memuji Rasul , kalau kita sekarang pujian-pujian itu seperti qasidah , maka setiap tahun dia selalu datang ke maqam Rasul di Masjid Nabawy dan membaca syair-syair pujian kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan setelah itu pulang , setiap tahunnya seperti itu . Dan setelah beberapa tahun datanglah seseorang menegurnya dan mengundangnya makan malam ke rumahnya.

Di Negara-negara timur tengah merupakan hal yang biasa jika ada orang asing di kampung mereka kemudian di undang ke rumah mereka untuk makan bersama , itu adalah hal yang umum disana . Maka Farazdaq sampailah di suatu tempat di luar kota Madinah dan masuklah ia ke dalam sebuah rumah besar , kemudian ia dipegangi oleh beberapa pengawal orang yang mengundangnya , dan orang yang mengundang itu berkata : " aku benci jika engkau memuji Rasulu , sekarang akan aku gunting lidahmu agar kau tidak bisa lagi membaca syair untuk memuji Rasul " maka ia pun memaksanya dan mengeluarkan lidahnya dan menggunting lidah Farazdaq dan melepaskannya dan memberikan lidah itu kepada Farazdaq kemudian menyuruhnya pergi .

Read More

Senin, 25 Januari 2010

Akhir Wasiat Nabi Muhammad saw Kepada Umatnya

11.58.00
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa(www.majelisrasulullah.org)


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : صَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمِنْبَرَ وَكَانَ آخِرَ مَجْلِسٍ جَلَسَهُ مُتَعَطِّفًا مِلْحَفَةً عَلَى مَنْكِبَيْهِ قَدْ عَصَبَ رَأْسَهُ بِعِصَابَةٍ دَسِمَةٍ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ : أَيُّهَا النَّاسُ إِلَيّ َ، فَثَابُوْا إِلَيْهِ ثُمَّ قاَلَ : أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ هَذَا الْحَيَّ مِنَ اْلأَنْصَارِ يَقِلُّوْنَ وَيَكْثُرُ النَّاسُ فَمَنْ وَلِيَ شَيْئًا مِنْ أُمَّةٍ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عََلَيْهِ وَسَلَّمَ فاَسْتَطَاعَ أَنْ يَضُرَّ فِيْهِ أَحَدًا أَوْ يَنْفَعَ فِيْهِ أَحَدًا فَلْيَقْبَلْ مِنْ مُحْسِنِهِمْ وَيَتَجَاوَزْ عَنْ مُسِيِّهِمْ .


( صحيح البخاري )



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Read More

Senin, 11 Januari 2010

Sejuta Pemuda Putihkan Jakarta Bersama Guru Mulia

18.02.00
Kontributor: Rahadian (www.majelisrasulullah.org)
Sunday, 10 January 2010


Dua perhelatan spektakuler digelar secara marathon oleh Majelis Shalawat dan Dzikir pemuda terbesar di Jakarta yaitu Majelis Rasulullah SAW. Sebuah Majelis yang sangat aktif membina para pemuda untuk selalu mengedepankan kedamaian dan keluhuran dalam setiap aktifitasnya. Dan sudah seringkali membuat acara-acara Dzikir dan Shalawat Akbar bukan hanya di seantero wilayah Jabodetabek bahkan hingga jauh ke pelosok kota luar Jabodetabek.
Read More

Kamis, 10 Desember 2009

Coming Soon Habib Umar bin Hafidz at Jakarta

10.38.00


www.MajelisRasulullah.org :Dengan segenap Puji bagi Maha Raja Tunggal Sekalian Alam Semesta, dan Limpahan Shalawat atas Imam Tunggal yg terpilih memimpin di dunia dan di Akhirat, Sayyidina Muhammad beserta keluarga dan Sahabat beliau, dan para penerusnya hingga akhir zaman.
Betapa tak tergambarkan kegembiraan ratusan ribu sanubari muslimin di wilayah Indonesia, khususnya Jakarta,
Read More

Selasa, 12 Mei 2009

HISTORY OF THE CEMETERY OF JANNAT AL-BAQ

08.43.00 0
diterjemahkan dari HISTORY OF THE CEMETERY OF JANNAT AL-BAQI

Oleh : Doddy Salman


Jannatul baqi

Rabu 8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925 mausoleum
(kuburan besar yang amat indah) di Jannatul al-Baqi di Madinah diratakan
dengan tanah atas perintah Raja Ibnu Saud.. Di tahun yang sama pula Raja
Ibnu Saud yang Wahabi itu menghancurkan makam orang-orang yang disayangi
Rasulullah Saw (ibunda, istri, kakek dan keluarganya) di Jannat al-Mualla
(Mekah).

Penghancuran situs bersejarah dan mulia itu oleh Keluarga al-Saud yang
Wahabi itu terus berlanjut hingga sekarang. Menurut beberapa ulama apa yang
terjadi di tanah Arabia itu adalah bentuk nyata konspirasi Yahudi melawan
Islam, di bawah kedok Tauhid. Sebenarnya, tujuan utamanya adalah secara
sistematis ingin menghapus pusaka dan warisan Islam yang masih tersisa agar
Kaum Muslim terputus dari sejarah Islam.

Asal Muasal al-Baqi

Secara harfiah "al-baqi" berarti taman pepohonan. Dikenal juga sebagai
"Jannat al-baqi" karena "keramatnya" sejak keluarga dan sahabat Rasulullah
dimakamkan di tempat ini.

Sahabat pertama yang dimakamkan di al-Baqi adalah Usman bin Madhoon yang
wafat 3 syaban tahun 3 hijiriah. Rasulullah memerintahkan menanam pepohonan
di sekitar pusaranya. Rasul juga meletakkan dua buah batu di antara makam
sahabatnya itu.

Tahun berikutnya putra Rasulullah Ibrahim wafat saat masih bayi. Dengan
derai air mata Rasulullah memakamkan putranya tercinta itu di al-Baqi. Sejak
itulah penduduk Madina ikut juga memakamkan sanak saudaranya di al-Baqi.
Apalagi setelah mendengar sabda Rasulullah," Salam sejahtera untukmu wahai
orang yang beriman, Jika Allah berkenan , kami akan menyusulmu. Ya Allah,
ampunilah ahli kubur al-Baqi'.

Tanah pemakaman al-Baqi perlahan pun diperluas. Tak kurang dari 7000 sahabat
Rasulullah dikuburkan di sini. Termasuk juga ahlul baytnya yaitu Imam Hasan
bin Ali, Imam Ali bin Husayn, Imam Muhammad Al_Baqir, dan Imam Ja'far
al-Sadiq.

Selain itu saudara Rasulullah yang dimakamkan di al-baqi adalah, Bibi
Safiyah dan Aatikah. Di al-baqi dimakamkan pula Fatimah binti al-Asad
(Ibunda Imam Ali bin Abi Thalib).

Khalifah Usman dimakamkan di luar al-Baqi namun belakangan karena perluasan
makam maka ia termasuk di al-Baqi. Imam mazhab sunni yang terkenal Malik bin
Anas juga dimakamkan di al-Baqi. Tak pelak al-Baqi adalah tempat amat
bersejarah bagi Kaum Muslimin di seluruh jagat raya.

Al-Baqi Dalam Perspektif Ahli Sejarah

Umar bin Jubair melukiskan al-Baqi saat ia berkunjung ke Madinah berkata,"
al-Baqi terletak di timur Madinah. Gerbang al-Baqi akan menyambut anda saat
tiba di al-baqi. Saat anda masuk kuburan pertama yang anda lihat di sebelah
kiri adalah kuburan Safiyah, bibi Rasulullah. Agak jauh dari situ terletak
pusara Malik bin Anas, Salah seorang Imam Ahlus Sunnah dari Madinah. Di atas
makamnya didirikan sebuah kubah kecil. Di depannya ada kubah putih tempat
makam putra Rasulullah Ibrahim. Di sebelah kanannya adalah makam Abdurahman
bin Umar putra Umar bin Khatab, dikenal sebagai Abu Shahma. Abu Shahma
dihukum cambuk oleh ayahnya karena minum khamar. Hukuman cambuk untuk
peminum khamar seharusnya tidak hingga mati . Namun Umar mencambuknya hingga
ajal merenggutnya. Di hadapan kuburan Abu Shahma adalah makam Aqeel bin Abi
Thalib dan Abdulah bin Ja'far al-Tayyar.Di muka kuburan mereka terbaring
pusara isteri Rasul dan Abbas bin Abdul Mutalib.

Makam Imam Hasan bin Ali, terletak di sisi kanan dari gerbang al-Baqi. Makam
ini dilindungi kubah tinggi . Di sebelah atas nisan Imam Hasan adalah makam
Abbas bin Abdul Muthalib. Kedua makam diselimuti kubah tinggi. Dindingnya
dilapisi bingkai kuning bertahtakan bintang indah. Bentuk serupa juga
menghias makam Ibrahim putra Rasulullah. Di belakang makam Abbas berdiri
rumah yang biasa digunakan Fatimah binti Rasulullah as. Biasa disebut "Bayt
al-Ahzaan" (rumah duka cita). Di tempat ini putri Rasulullah biasa berkabung
mengenang kepergian ayahnya tercinta rasulullah SAWW. Di ujung penghabisan
al-Baqi berdiri kubah kecil tempat Usman di makamkan. Di dekatnya terbaring
ibunda Ali bin Abi Thalib Fatimah binti Asad".

Satu setengah abad kemudian pengelana terkenal Ibnu Batutah mengunjungi
al-Baqi dan menemukan al Baqi tidaklah berbeda dengan yang dilukiskan Ibnu
Jubair. Ia menambahkan," Al-Baqi adalah kuburan sejumlah kaum Muhajirin dan
Anshar dan sahabat nabi lainnya. Kebanyakan mereka tidaklah dikenal'.

Berabad-abad lamanya al-Baqi tetap keramat dengan berbagai perbaikan
bangunan yang diperlukan. Semuanya berakhir diabad 19 kala Kaum Wahabi
muncul. Mereka menajiskan pusara mulia dan menunjukkan sikap kurangajar pada
para syahid dan para sahabat nabi yang dimakamkan di sana. Muslim yang tidak
sependapat dicap sebagai kafir dan dikejar-kejar untuk dibunuh.

Penghancuran Pertama al-Baqi

Kaum Wahabi percaya menziarahi makam dan pusara Nabi, Imam dan para syuhada
adalah pemujaan terhadap berhala dan pekerjaan yang tidak Islami. Mereka
yang melakukanya pantas dibunuh dan harta bendanya dirampas. Sejak invasi
pertama ke Irak hingga kini, faktanya, Kaum Wahabi, dan penguasa Negara
teluk lainnya membantai Kaum Muslim yang tidak sepaham dengan mereka. Tak
pelak lagi seluruh dunia Islam sangat menghormati pemakaman al-Baqi.
Khalifah Abu Bakar dan Umar bahkan menyatakan keinginannya untuk dimakamkan
di dekat makam Rasulullah.

Sejak 1205 Hijriah hingga 1217 Hijriah Kaum Wahabi mencoba menguasai
Semenanjung Arabia namun gagal. Akhirnya 1217 Hijriah mereka berhasil
menguasai Thaif dengan menumpahkan darah muslim yang tak berdosa. Mereka
memasuki Mekah tahun 1218 Hijriah dan menghancurkan semua bangunan dan kubah
suci, termasuk kubah yang menaungi sumur Zamzam.

Tahun 1221, Kaum Wahabi masuk kota Madinah dan menajiskan al-Baqi dan semua
mesjid yang mereka lewati. Kaum Wahabi bahkan mencoba menghancurkan pusara
Rasulullah , namun entah dengan alasan apa usaha gila itu dihentikan. Di
tahun-tahun berikutnya jemaah haji asal Irak, Suriah dan Mesir ditolak untuk
masuk kota Mekah untuk berhaji. Raja al-saud memaksa setiap muslim yang
ingin berhaji harus menjadi wahabi atau jika tidak akan dicap sebagai kafir
dan dilarang masuk kota Mekah.

Al-Baqi pun diratakan dengan tanah tanpa menyisakan apapun, termasuk nisan
atau pusara. Belum puas dengan tindakan barbarnya Kaum Wahabi memerintahkan
tiga orang kulit hitam yang sedang berziarah ke pusara Nabi untuk
menunjukkan tempat persembunyian harta benda. Raja Ibnu Saud merampas harta
benda itu untuk dirinya sendiri.

Ribuan Muslim melarikan diri dari Mekah dan Madinah . Mereka menghindari
kejaran Kaum Wahabi. Muslim seluruh dunia mengutuk tindakan Saudi dan
mendesak khalifah kerajaan Otoman menyelamatkan situs-situs bersejarah dari
kehancuran. Dibawah pimpinan Muhammad Ali Basha mereka menyerang Hijaz,
dengan bantuan suku-suku setempat, akhirnya mereka menang, lalu ia mengatur
hukum dan pemerintahan di Hijaz, khususnya Mekah dan Madinah. Sekaligus
mengusir keluarga al-Saud. Muslim di seluruh dunia bergembira. Di Mesir
perayaan berlanjut hingga 5 hari! Tak diragukan lagi kegembiraan karena
mereka bisa pergi haji dan pusara mulia pun diperbaiki lagi.

Tahun 1818 Masehi Khalifah Ottoman Abdul Majid dan penggantinya Abdul Hamid
dan Mohammad, merekonstruksi semua tempat suci, memperbaiki semua warisan
Islam yang penting. Dari 1848 hingga 1860, biaya perbaikan telah mencapai
700 ribu Poundsterling. Sebagian besar dana diperoleh dari uang yang
terkumpul di makam Rasulullah.

Tindakan Barbar Kedua Kaum Wahabi

Kerajaan Ottoman telah mempercantik Madinah dan Mekah dengan memperbaiki
semua bangunan keagamaan dengan arsitektur bercita rasa seni tinggi. Richard
Burton, yang berkunjung ke makam rasulullah tahun 1853 dengan menyamar
sebagai muslim asal Afghanistan dengan nama Abdullah mengatakan Madinah
dipenuhi 55 mesjid dan kuburan suci. Orang Inggris lain yang datang ke
Madinah tahun 1877-1878 melukiskan keindahan yang setara dengan Istambul. Ia
menulis tentang dinding putih, menara berhias emas dan rumput yang hijau.

Tahun 1924 Wahabi masuk ke Hijaz untuk kedua kalinya Untuk kedua kalinya
pula pembantaian dan perampasan dilakukan. Orang-orang di jalan dibantai.
Tak terkecuali perempuan dan anak-anak jadi korban. Rumah-rumah diratakan
dengan tanah.

Awn bin Hashim menulis: lembah-lembah dipenuhi kerangka manusia, darah
kering berceceran di mana-mana. Sulit untuk menemukan pohon yang tidak ada
satu atau dua mayat tergeletak di dekat akarnya.

Madinah akhirnya menyerah setelah digempur habis Kaum Wahabi. Semua warisan
Islam dimusnahkan. Hanya pusara Nabi Saw yang tersisa.

Ibnu Jabhan (Ulama Wahabi) memberikan alasan mengapa ia merasa harus
meratakan makam Nabi Saw, " Kami tahu nisan di makam Rasulullah bertentangan
dengan akidah dan mendirikan mesjid di pemakamannya adalah dosa besar'.

Pusara Sang Syahid Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi) beserta syahid
perang Uhud lainnya dihancurkan. Masjid Nabi dilempari. Setelah protes dari
Kaum Muslim dunia Ibnu saud berjanji akan memperbaiki bangunan bersejarah
tersebut. Namun janji itu tidak pernah ditempati. Ibnu saud juga berjanji
Hijaz akan dikelola pemerintahan multinasional, khsusnya menyangkut Madinah
dan Mekah. Namun janji itu tinggalah janji.

Tahun 1925 giliran Janat al-Mulla pemakaman di Mekah dihancurkan. Ikut juga
dihancurkan rumah tempat Rasulullah dilahirkan. Sejak itulah hari duka untuk
semua muslim di jagat raya.

Tidakkah mengherankan Kaum Wahabi menghancurkan makam, pusara mulia dan
semua tempat-tempat bersejarah bagi dunia islam (semuanya diam tak
bergerak), sementara itu Raja-raja Saudi dijaga dengan ketat mengabiskan
jutaan dolar?

Hujan Protes

Tahun 1926 protes massal Kaum Muslim bergerak di seluruh dunia. Resolusi
diluncurkan dan daftar kejahatan wahabi dibuat. Isinya di antaranya adalah:

1. Penghancuran dan penodaan tempat suci ,di antaranya rumah kelahiran Nabi,
pusara Bani Hasyim di Mekah dan Jannat al-Baqi (Madinah), penolakan wahabi
pada muslim yang melafalkan al-fatihah di makam-makam suci tersebut.

2. Penghancuran tempat ibadah di antaranya Masjid Hamzah, Masjid Abu
Rasheed, dan pusara para Imam dan sahabat.

3. Campur tangan pelaksanaan ibadah haji

4. Memaksa muslim mengikuti inovasi wahabi dan menghapus aturan atas
keyakinan yang diajarkan para Imam mazhab

5. Pembantaian para sayid di Thaif, madina, Ahsa dan Qatif

6. Meratakan kuburan para Imam di al-Baqi yang sangat di hormati kaum Syiah

Protes yang sama bermunculan di Iran, Irak, Mesir, Indonesia dan Turki.
Mereka mengutuk tindakan barbar Saudi Wahabi. Beberapa ulama menulis traktat
dan buku untuk mengabarkan dunia fakta-fakta yang terjadi di Hijaz adalah
konspirasi karya Yahudi melawan Islam dengan berkedok Tauhid. Tujuan utama
adalah menghapus secara sistematis akar sejarah Kaum Muslim sehingga
nantinya Kaum Muslim kehilangan asal-usul keagamaannya.

Tindakan barbar Kaum Wahabi boleh jadi menginspirasi peristiwa bersejarah
lainnya. Sejarah perang dunia kedua mengingatkan kita akan kekejaman Nazi
Jerman. Orang-orang Yahudi melarikan diri setelah dikejar-kejar untruk
dibunuh Nazi. Kekejaman Hitler diperingati dunia (Khususnya Jerman dan
sekutunya). Kini Nazi dilarang dan orang yang mengusung simbol-simbolnya
bisa dihukum dan diusir dari Jerman. Hitler dan Nazi Jerman membantai jutaan
Yahudi (versi Ahmadinejad tidak mungkin sebanyak itu). Hitler tidak merusak
bangunan karya Yahudi. Hitler tidak merusak kuburan. Bandingkan dengan
tindakan Kaum Wahabi yang tidak saja membunuh dan mengusir orang hidup tapi
juga orang-orang yang sudah wafat juga ikut "dibunuh'!!!"

Berikut ini daftar makam dan tempat yang juga dihancurkan Kaum Wahabi

-Pemakaman al-Mualla di Mekah termasuk pusara isteri tercinta Nabi, Sayidah
Khadijah binti Khuwailid , Makam Ibunda Rasul Siti Aminah binti Wahhab,
makam pamananda Rasul Abu Thalib (Ayahanda Ali bin Abu Thalib) dan makam
kakek Nabi Abdul Muthalib

-makam Siti Hawa di Jedah

-makam ayahanda Rasul Abdullah bin Abdul Muthalib di Madinah

-rumah duka (baytl al-Ahzan) Sayidah Fatimah di Madinah

-Masjid Salman al_Farisi di Madinah

-Masjid Raj'at ash-Shams di Madinah

-Rumah Nabi di Madinah setelah hijrah dari Mekah

-Rumah Imam Ja'far al-Shadiq di Madinah

-Komplek (mahhalla) bani Hasyim di Madinah

-Rumah Imam Ali bin Abi Thalib tempat Imam Hasan dan Imam Husein dilahirkan

-Makam Hamzah dan para syuhada Uhud di gunung Uhud


Wallahu'alam bishawab
















Your Ad Here






Read More

Rabu, 15 April 2009

BAYI YANG MAMPU MENGGERAKKAN BULAN

16.36.00 0

Assalamu’alaikum wr. Wb.

 

Di Ceritakan oleh Al Habib Abdullah bin Umar Al Athos

di Peringatan Maulid Nabi Semalam di Masjid Arrohmah (Masjid Lama)

yang konon Masjid ini telah ada sejak dahulu kala(hehehe)…

sehingga dinamakan Masjid lama.

 

Sedang duduk Rasulullah SAW bersama Pamannya Sayidina Abbas Ra.

Rasulullah SAW bertanya kepada Pamannya,

“ Paman, mengapa paman mudah masuk Islam” (kira-kira gitu deh intinya)

 

Pamannya bercerita,

“waktu engkau bayi saya masuk ke dalam rumahmu, tiada seorangpun disana,

Hanya engkau yang ada sedang berbaring dan sambil menunjuk jari telunjukmu

kearah bulan lalu kau goyangkan tanganmu kekanan dan kekiri

dan sayapun kagum melihat bulan bergerak mengikuti gerakan tanganmu.”

 

Itulah sebab Pamannya Nabi, Sayidina Abbas Ra. masuk Islam.

Wallahua’lam

  



ada revisi dari sang penceramah, semalam di Maulid Nabi di Majelis taklim Ust Mukhtar (bandar Kebuli) bahwa yang melihat Rasulullah SAW bermain dengan bulan adalah Pamannya Nabi Sayidina Abbas RA, bukan Sayidina Hamzah RA
Read More

Selasa, 27 Januari 2009

SEMOGA KITA MATI DALAM KEADAAN HUSNUL KHOTIMAH, AMIN...!

12.10.00 2

Cerita dari Habib Tohir bin Abdullah Al Kaff dalam acara tabligh akbar MT. Nurul Musthofa di Lapangan Bola PSPT Tebet.
Begini ceritanya ...
Sohiburrotib Al Attas, Al Imam Al Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos suatu hari meminta muridnya untuk memotong seekor kambing,
karena akan ada tamu beliau yang akan datang pada hari itu. Muridnya itu bergegas memotong kambing tersebut di kebun. Setelah dipegang erat-erat oleh muridnya dan mata pisau sudah dileher,
tiba-tiba kambing tersebut berontak dan murid tersebut gagal memotong urat nadi kambing tersebut
sehingga dalam syariat tidak sah dan kambing tersebut mati menjadi bangkai.

Muridnya risau merasa khawatir, akhirnya dia melaporkannya kepada gurunya Al Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos “Guru, saya sudah memegang erat-erat kambingnya, tiba-tiba kambingnya berontak dan saya gagal memotong urat nadinya, lalu kambing tersebut mati dan jadi bangkai” kata muridnya.

Tiba-tiba saja Al Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos menangis yang tak seperti biasanya, beliau menangis begitu takut.



Lalu muridnya bertanya, "Guru, kenapa kematian seekor kambing begitu membuat guru menangis? Saya akan ganti dengan 2 ekor atau lebih kambing yang lebih besar asalkan guru tidak menangis seperti itu lagi"

Sambil menahan tangis Al Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos berkata kepada muridnya. "Aku jadi takut, iman yang sudah kita pegang erat-erat dan kita jaga dengan baik, tapi di saat sakaratul maut lepas iman kita begitu saja"

----------------------------

Astaghfirullahal Adzim, seorang alim dan soleh begitu takut imannya lepas,
bagaimana dengan kita? Harusnya kita lebih takut dari beliau.

Ya Allahbiha 3x ... Ya Allah bi husnil khotimah

Setan dan iblis akan menyerupai setiap orang yang kita cintai di akhir hayat kita untuk mengelabui kita. Cuma satu makhluk yang tidak bisa setan dan iblis serupai, yaitu Baginda Rasulullah SAW. oleh karena itu marilah kita tingkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW untuk menolong kita diakhir hayat nanti.

Oleh karena itu, Saya mengajak pribadi saya khususnya dan pengunjung pada umumnya untuk meningkatkan iman dan takwa kita dan juga meningkatkan kecintaan kita dengan menghadiri setiap majelis taklim yang bisa kita hadiri.

wallahu alam
www.cupitebet.co.cc















Your Ad Here




Read More

Selasa, 13 Januari 2009

SELAMAT DATANG WAHAI GURU MULIA

16.14.00 2

Dengan segenap Puji bagi Maha Raja Tunggal Sekalian Alam Semesta, dan Limpahan Shalawat atas Imam Tunggal yg terpilih memimpin di dunia dan di Akhirat, Sayyidina Muhammad beserta keluarga dan Sahabat beliau, dan para penerusnya hingga akhir zaman.

Betapa tak tergambarkan kegembiraan ratusan ribu sanubari muslimin di wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura, ketika mendengar bahwa semakin dekatnya kunjungan berkala tahunan sang Imam, Alhabib Al Allamah Assayyid Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh, Guru yg selalu membimbing dengan kelembutan, dan mencirikan Kelembutan ajaran sang Nabi saw, yang siang dan malamnya adalah membimbing ratusan santri dari mancanegara, dan di akhir malamnya adalah tegak dengan kesendirian, hanya berduaan dengan Maha Raja Tunggal di Alam, dan mengakhiri malamnya dengan kedua tangan terangkat tinggi bermunajat dan mengemis curahan Rahmat bagi para muridnya, dan seluruh muslimin.

Tahun 1994 adalah kunjungan pertama beliau ke Indonesia, seorang Da'I muda yg telah mendunia ini pun mengadakan kesepakatan dengan para Ulama dan habaib di Indonesia untuk mengabulkan permintaan mereka dalam menerima siswa siswa dari Indonesia untuk dibimbing oleh beliau di Yaman, tepatnya di kota Tarim, Hadramaut.

Sebagaimana para Ulama dan Habaib angkatan angkatan abad ke 18 dan yg sebelumnya hingga zaman wali songo di abad abad sebelumnya berasal dari Kota Tarim, atau dari Indonesia yg menimba ilmu disana, dan kembali ke Indonesia sebagai da'I da'i pewaris tugas sang Nabi saw untuk berdakwah dg kelembutan dan kasih sayang kepada penduduk bumi.

Sembilan makam para wali itu sebagai saksi abadi bahwa mereka mendatangi negeri ini karena Tugas Mulia yg mereka telah diizinkan Allah swt untuk memangkunya, sebagai penyeru kepada Keluhuran yg Abadi, demikian pula makam maka orang shalih di belahan Nusantara, yg juga bertebaran di Jakarta seperti wilayah Luar Batang, Kwitang, Alhawi Condet, Kalibata dan masih banyak lagi.

Mereka adalah pembawa Panji Tauhid, dengan limpahan kemuliaan Allah swt saat mereka hidup dan Allah swt masih menunjukkan bahkan setelah mereka wafat, bahwa mereka adalah pembawa Rahmat bagi sekalian Alam, penerus tugas sang Nabi saw, sebagaimana makam seorang dari mereka di Aceh, yg banjir Tsunami dengan kekuatan ratusan juta Ton dengan kecepatan rata rata 300km/jam dan tingginya di sebagian wilayah mencapai 30 meter, namun Banjir itu menyingkir dan terbelah di makam tersebut, sama hal nya dengan beberapa masjid di propinsi tersebut.

Bukanlah berarti mereka itu pemilik kekuasaan abadi, namun Allah Yang Maha Raja Penguasa Keabadian menghendaki para kekasih Nya termuliakan di Bumi, dan Jasad yg selalu terang benderang dengan Cahaya Sujud pada Nya, dan masjid masjid yg selalu digunakan untuk sujud kepada Nya, diabadikan Nya bagai Monumen Perlindungan Nya, sebagai Benteng Kukuh disaat Dia menghendaki turunnya musibah di wilayah itu.

Maka kedatangan Da'I besar ini pun bagai Pelangi Nan Indah yg muncul setelah guyuran hujan di Negara ini, tahun 1994 beliau menerima 30 siswa WNI untuk dibimbing ilmu syariah islamiyyah, dan kesemuanya menyaksikan bahwa Guru yg satu ini sangat luar biasa dalam ketaatan, sangat indah perangainya, penyantun, berakhlak mulia, berbudi luhur, dan sangat berkasih sayang pada murid muridnya melebihi pada anak anaknya.

Kami menyaksikan bagaimana Guru Mulia ini selalu memberikan prioritas pada kami dibanding murid murid yg lain dari warga Negara Yaman, beliau selalu berkata pd mereka : "Mereka datang dari jauh, meninggalkan keluarga dan kampung halamannya, untuk mencari ilmu, wajib bagi kita memuliakan para tamu Allah ini..".

Kami teringat saat Idul Fitri pertama kami disana, semua santri pulang pada ayah ibu mereka, tinggallah kami para pemuda belia yg bermuram durja teringat Idul Fitri di kampung halaman, dengan hati yg trenyuh melihat semua teman teman yg lain bergembira ria dengan keluarganya, Beliau memahami perasaan kami, malam lebaran itu beliau meninggalkan keluarganya, beliau mendatangi kami, lalu berkata dengan suara sangat teramat lembut : "semua santri telah bersama ayah dan ibunya, dan kalian bersamaku.., aku akan menemani kalian dan bersama kalian bertakbir malam ini".

Betapa lembut perangainya, suatu saat beliau kedatangan beberapa murid baru yg sangat tak beradab dan sangat banyak membuat pelanggaran, karena murid murid baru itu tidak berniat menimba ilmu, namun orang tua mereka lah yg kewalahan terhadap anak anaknya dan melemparkan anak anaknya ke pangkuan beliau untuk mendapatkan bimbingan.

Kami teringat malam itu Beliau mengumpulkan seluruh mereka dan murid muridnya yg lain, lalu beliau memberi nasihat, lalu tiba tiba nasihatnya terhenti.. suasana pun mencekam, tiba tiba beliau mulai menangis.. menangis.. menangis sekeras kerasnya, seraya berkata : "Bila Dia (Allah) bertanya kepadaku kelak tentang kalian?., Bila Dia meminta pertanggungjawaban dariku atas kalian..., Bila Dia menanyaiku?, dan bila sang Nabi bertanya pula kepadaku tentang perbuatan kalian?, aku harus bertanggungjawab?, Demi Allah, kalau ditindihkan Gunung besar diatas kepalaku hingga aku lumat dan lebur menjadi debu, itu jauh lebih baik daripada sampainya berita tentang buruknya amal kalian kepada sang Nabi (saw)?", lalu beliau bermunajat dengan tangisnya agar seluruh muridnya dilimpahi hidayah dan keluhuran..

Tahun 1998 angkatan pertama kembali ke Indonesia, dan setiap tahunnya alumni Ma'had Darulmustafa bimbingan beliau yg baru berdiri pd tahun 1997 ini terus menghujani Nusantara, termasuk Malaysia dan kini Singapura, demikian pula Srilangka, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan masih banyak murid murid beliau yg berduyun duyun dari pelbagai Negara menimba ilmu dari Guru Kelembutan ini.

Beliau mendapat penghargaan dari Presiden Republik Yaman Ali Abdullah Shaleh, yg sangat mengagumi beliau, dengan bimbingan Kelembutan dan kasih sayang, dan memang ribuan WNA berdatangan ke negeri itu untuk mengunjungi Sang Guru, lain dengan beberapa Ma'had di beberapa wilayah Yaman lainnya yg banyak mengajarkan kekerasan dan terorisme, dan adapula santri santri dari WNI yg menuntut ilmu di tempat mereka. Ma'had Darulmustafa kini telah meresmikan bimbingan pelajaran dengan 4 bahasa, yaitu Arab, English, Afrika dan Indonesia, dan santri terbanyak adalah berasal dari Indonesia.

Kunjungan Guru Mulia ini ke Indonesia berlangsung setiap tahunnya, untuk menjenguk murid murid beliau yg telah berjumlah ratusan memenuhi Bumi Nusantara ini, puluhan pesantren telah berdiri, ratusan majelis taklim telah dibuka, media televisi, radio, surat kabar, acapkali menampilkan liputan mengenai aktifitas mereka yg selalu berjuang menegakkan dakwah di wilayahnya masing masing dengan kasih sayang, Rahmat dan kelembutan.

Insya Allah Bumi Jakarta akan disentuh langkah mulia beliau dalam beberapa hari mendatang, pada sabtu malam (10 Januari'09) bersama dengan Guru Mulia akan diadakan acara Ziarah ke Makam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, Luar Batang, Jakarta Barat. Pada pagi hari minggu (11 Januari '09), adalah acara puncak, tepatnya pk 10.00wib, yaitu perayaan Haul Al Imam Abubakar bin Salim Fakhrul wujud rahimahullah. Dan senin malam (12 Januari '09) diadakan beliau akan berkunjung dan menghadiri Majelis salah seorang muridnya, Hamba Allah yg penuh dosa dan sangat membutuhkan bimbingan Sang Guru, Munzir bin Fuad Almusawa, yaitu di Lapangan Monas, hadirin diperkirakan akan mencapai satu juta orang.

Selamat Datang Wahai Guru Mulia pembawa semilir kelembutan.. betapa cahaya kelembutan telah kau tebarkan di sanubari ratusan muridmu di Mancanegara, dan muridmu pun telah pula membina dan memimpin ribuan bahkan puluhan ribu muslimin di belahan bumi barat dan timur, kedatanganmu adalah pelipur lara dan penghibur kesedihan bagi perjuangan murid muridmu yg siang malam jatuh bangun memperjuangkan dakwah sang Nabi saw?

maka Wahai Yang Maha Membangkitkan Kemuliaan bangkitkanlah semangat keluhuran di sanubari kami khususnya dan di sanubari penduduk nusantara ini, dengan kedatangan Hamba Mu yg kau muliakan sebagai pewaris perjuangan sang Nabi saw yg telah dibawa dan diemban oleh para Da'I terpilih Mu dari zaman ke zaman. Jadikan kedatangan beliau sebagai hembusan Rahmat Mu pd Jutaan sanubari penduduk negeri ini, maka terangkatlah musibah dan bencana, terampunilah dosa dosa, dan sejuklah sanubari hamba hamba Mu di negeri ini, amiin.

www.majelisrasulullah.org






















Your Ad Here



Read More

Jumat, 26 Desember 2008

Kesedihan Di Wajah Rasulullah SAW

10.31.00 0
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى نُخَامَةً فِي الْقِبْلَةِ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِ حَتَّى رُئِيَ فِي وَجْهِهِ فَقَامَ فَحَكَّهُ بِيَدِهِ فَقَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي صَلَاتِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ (صحيح البخاري

“Sungguh Nabi saw melihat bekas ludah yang mengering diarah kiblat, maka hal itu sangat membuat beliau saw sedih, hingga terlihat bekas kesedihan pada wajah beliau saw, seraya berdiri dan membersihkannya dengan jarinya dan bersabda : “Jika diantara kalian berdiri untuk melakukan shalatnya, sungguh ia sedang berbicara pada Tuhan Nya” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Memuliakan kita dalam kehidupan dunia yang menjenjang kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah, Tunggal dengan Kesempurnaan Nya, Maha Penguasa sepanjang waktu dan zaman, sebelum alam tercipta, setelah waktu dan zaman tercipta dan setelah waktu dan zaman berakhir dengan kehidupan yang kekal dan abadi. Beruntung jiwa yang mengingat Allah, Maha Lembut, Maha Memberi seluruh Anugerah kepada hamba – hamba Nya yang tidak bisa diberikan hamba satu sama lainnya. Panca indera, lautan, daratan, hewan, tumbuhan dan seluruh sel tubuhnya yang tidak ia ciptakan sendiri muncul dengan keajaiban Rahmat Allah Jalla Wa Alla dan setelah itu Maha Raja Alam Semesta mengutus para Nabi dan Rasul untuk menuntun hamba – hamba Nya agar selalu berada dalam keluhuran, meninggalkan kehinaan, meninggalkan perbuatan dhalim dan kejahatan untuk selalu berada didalam kebaikan, didalam dirinya, didalam ucapannya, didalam semua panca inderanya, didalam rumah tangganya dan didalam masyarakat.

Tuntunan sempurna para Nabi dan Rasul yang berakhir dengan tuntunan Nabi Mulia (Sayyidina Muhammad Saw). 
Maha Suci Allah yang mengundang jiwa hamba – hamba Nya untuk mendekat dengan ayat – ayat Ilahi. Diantara seruan Allah mengingatkan bagaimana hamba – hamba Nya yang barangkali menyinggung perasaan Allah didalam lintasan pemikiran ataupun ucapan mereka. Seraya berfirman “fa ammal insaanu idzaa mabtalaahu rabbuhu fa akkramahu wana’amahu fayaquulu Rabbiy akraman” QS. Al Fajr : 15. (manusia itu, kata Allah. Kalau Aku (Allah Swt) melimpahkan padanya keluasan, rezki dan kemuliaan maka ia berkata aku dimuliakan Allah. (Maksudnya Allah itu baik karena memberinya keluasan dan kenikmatan).
“Wa ammaa idzaa mabtalaahu faqadara a’laihi rizqahu fayaquulu Rabbiy ahaanan” QS. Al Fajr : 16, (kalau Aku mencobanya dengan sedikit dibatasi rezkinya, ia akan berkata Allah menghinakan aku. Ia mencela Allah ketika Allah memberinya cobaan dengan kesempitan rezki). 
Inilah manusia yang Allah jawab “kalla bal laa tukrimuunalyatiim”, QS. Al Fajr : 17 (bukan itu penyebabnya, tetapi diantara kalian tidak memuliakan anak – anak yatim). “wala tahaadhdhuna a’laa tha’amil miskin”, QS. Al Fajr : 18 (kalian juga lupa untuk mengajak orang – orang memberi makan orang – orang miskin). “wata’kuluunatturatsa aklallamma, watuhibbuunal maala hubban jammaa” QS. Al Fajr : 19–20. (kalian juga diantaranya banyak yang berebutan harta waris dan menyukai harta dengan kecintaan yang berlebihan). Kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan melebihi keperduliannya terhadap keluarganya, terhadap para fuqara yang miskin dan terhadap para tentangga dan terhadap yang lainnya. 

Kata Allah “kalian jadikan harta lebih dari segala – galanya maka Allah sempitkan hartanya dan diketahui bahwa hartanya tidak bisa berbuat segala sesuatu dari apa yang ia inginkan”.

“Kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkaa, wajaa rabbuka walmalaku shaffan shoffaa, wajii’a yaumaidzin bijahannam, yaumaidzin yatadzakkarul insaanu wa anna lahudzikra” QS. Al Fajr : 21 – 23) 

“kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkan” QS. Al Fajr : 21 (akan datang waktunya alam semesta ini diguncang dengan gempa yang dahsyat). Disaat itu berakhirlah seluruh kehidupan, disaat itu berakhirlah seluruh harta dan keluasan dalam hal – hal yang bersifat duniawi dan selesailah seluruh hubungan keluarga dan kasih sayang.

“wajaa’a rabbuka walmalaku shaffan shoffaa” QS. Al Fajr : 22 disaat itu Allah Swt menghadap seluruh hamba Nya dan para Malaikat berbaris – baris (menyaksikan apa – apa yang diperbuat keturunan Adam)

“wajii’a ayaumaidzim bijahannam” QS. Al Fajr : 23 (dan disaat itu terlihatlah api neraka yang mengerikan). “yaumaidzin yatadzakkarul insanu wa anna lahudzdzikra” QS. Al Fajr : 23 (disaat itu baru mereka tersadar atas apa – apa yang telah mereka perbuat dari kedhalimannya, dari lepasnya mereka dari sifat – sifat yang baik di masa hidupnya baru mereka sadar dihari itu), kata Allah. 

“wa annalahudzdzikra” (apa gunanya kesadaran dihari itu karena tidak lagi berguna dan tidak merubah keadaan). 
Maksudnya apa? 
Ketika seseorang memahami dan menyadari kesalahannya dimuka bumi maka bentuk kesadarannya menjadi taubat dan lebur dosa – dosanya. Terangkatlah derajatnya dari hina kepada mulia, atau dari mulia kepada yang lebih mulia. Tapi ketika kesadaran baru muncul di hari itu “wa annalahudzdzikra” , maka apa lagi gunanya kalau baru sadar saat itu?, baru manusia berkata sebagaimana ayat berikutnya : Yaa Laytaniy Qaddamtu Lii Hayaatiy “aku sudah ketinggalan kehidupanku tidak bisa kembali lagi”. Tidak bisa lagi menyebut Nama Allah, tidak bisa lagi bergetar bibirnya Mengagungkan Rabbul Alamin, tidak bisa lagi bersujud, tidak bisa lagi berwudhu, tidak bisa lagi menambah satu huruf pun dari amal pahalanya dan tidak bisa lagi menghapus satu dosa pun dari catatan dosanya. “yaalaytani” QS. Al Fajr : 24 (celakalah aku karena telah didahului oleh kehidupanku). 

Dan disaat itulah hadirin – hadirat, Allah Swt mengundang kita kepada keluhuran, mengundang kita kepada kemuliaan. “fayaumaidzin laa yua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yuutsiqu watsaqahuu ahad” QS. Al Fajr : 25 - 26 (hari itu tidak ada beban dan kesulitan terkecuali pada pelakunya sendiri). Maka disaat itu Allah Swt mengundang kepada kita “fayaumaidzil ayua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yautsiqu watsaqahuu ahad ya ayyuhal insan”, Dan Allah Swt menyeru kepada kita untuk sampai kepada Kasih Sayang Nya dan Rahmat Nya. Demikianlah Allah Swt memanggil kita.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah kita baca hadits Nabiyyuna Muhammad Saw bersama – sama, demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi Saw didalam adab beliau kepada Allah. Menjaga perasaan Rabbul Alamin dengan penjagaan yang sangat sempurna. Kita memahami bahwa menjaga perasaan orang adalah perbuatan yang baik, ternyata perbuatan yang paling sempurna adalah juga menjaga perasaan Allah. 

Sebagaimana hadits yang kita baca, Rasul Saw melihat ada bekas air ludah yang mengering di tembok masjid depan. Berubah wajah beliau “..hatta ru’iya fii wajhihi”, maka berubahlah wajah beliau dengan kesedihan. Dalam riwayat hadits lainnya mengalir airmata beliau sampai terlihat diwajahnya membekas kesedihan itu. Apa yang terjadi wahai Rasul hingga membuat kau sedih? maka disaat itu Rasul saw berdiri beliau membersihkan bekas ludah itu dengan jari – jari beliau lalu berkata “inna ahadakum idza qaama ilaa shalaatihi fa innahu yunaaji rabbahu”, jika kalian ini sedang melakukan shalat kalian sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah Swt. Demikian Sang Nabi saw menjaga perasaan Allah dan menjaga adab kepada Tuhannya. 

Tentunya orang yang meludah ke arah kiblat itu bukan maksud ingin meludahi Allah atau meludahi kiblat didalam masjid. Tentunya tidak sengaja tapi perbuatan itu sangat sangat tidak disukai oleh Sang Nabi saw. Hingga diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari bahwa riwayat hadits lainnya oleh Imam Ibn Hibban dan Imam Abu Daud, ketika Rasul saw melihat salah seorang meludah ke arah kiblatnya didalam masjid seraya berkata “tidak ada kebaikan shalat untukmu”. Karena apa? karena ia tidak menjaga adab kepada Rabbul Alamin disaat ia menghadap Allah. Oleh sebab itu hadirin, shalat itu mempunyai ruhani bukan hanya dhahirnya saja bacaan dan gerakan tapi mempunyai ruhani. Ruhani shalat itu adalah menghadap Allah Swt. Dhahirnya menghadap kiblat dengan rukunnya yang sempurna demikian juga dengan dhahirnya sebagaimana sabda Sang Nabi saw riwayat Shahih Bukhari “shalluu kama ra’aytumuuniy ushalliy”, shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku shalat. Maka itu dhahirnya namun ruhaninya adalah menghadap Allah. Ketika seseorang telah mempelajari hal – hal yang dhahir didalam shalat dan sempurna shalatnya didalam tuntunan islam, setelah itu ia mempelajari dan memahami betapa agungnya shalat yaitu menghadap Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Itulah detik – detik teragung didalam sepanjang kehidupan kita, mulai kita lahir hingga kita dipendam didalam bumi tidak ada detik – detik termulia melebihi saat kita didalam shalat. Hadirin – hadirat, amal pahala agung ini tidak diberikan kepada umat – umat sebelumnya terkecuali diberikan kepada umat ini Keagungan menghadap Allah Swt. Oleh sebab itu jika kita renungkan disaat kita akan berpisah dengan kehidupan dunia ini kita akan sampai kedalam kubur kita itu bukan untuk 1, 2 hari, 1, 2 tahun namun ribuan tahun barangkali kita sendiri, sendiri dalam ribuan tahun. Tidak bisa bicara dengan siapapun, tidak bisa menghubungi siapapun, sendiri saja. Bukan 1 hari bukan 2 hari orang tidak betah hidup, 1 minggu tidak jumpa dengan siapapun, bagaimana kalau ribuan tahun tidak melihat apa – apa? ribuan tahun ia sendiri dan tidak melihat manusia, tidak melihat alam, tidak melihat matahari, tidak lain. Akan tetapi hal yang dirisaukan adalah riwayat Shahih Bukhari bahwa diperlihatkan kepada ahlulkubur itu dimana tempatnya, diperlihatkan kepadanya nanti. Jika tempatnya di surga diperlihatkan tempatnya di surga dan ia semakin rindu kepada surga. Jika tempatnya didalam penjara, ia sudah melihatnya sebelum ia masuk padanya. Inilah penyesalan yang kekal, inilah kerugian yang abadi.

Hadirin – hadirat, seandainya kita merenung akan datang satu waktu nanti bahwa engkau akan berpisah dengan semua temanmu dan bersama si fulan saja (misalnya). Satu orang teman kita, aku hanya akan bersama dia nanti ribuan tahun. Kita akan berfikir mulai sekarang, bagaimana caranya supaya si fulan itu baik kepada kita karena hanya itu satu – satunya teman kita. Saat kita wafat, kita akan ditemani Kasih Sayang Allah Swt atau sebaliknya. Inilah Cahaya Yang Maha Agung yang akan menemani ribuan tahun kita disaat kita lepas dari semua teman, lepas dari segala apa yang kita fikirkan didunia. Tentunya hadirin – hadirat untuk inilah kita shalat agar kita tidak dilupakan oleh Allah disaat semua saudara lupa kepada kita. Disaat itu tidak ada satu kasih pun yang mau menemani kita didalam kubur. Mereka akan duduk mengantar kita dikubur dan 1, 2 jam kemudian mereka meninggalkan kita. Tidak mau mereka tinggal disitu menemani kita bertahun – tahun apalagi ribuan tahun. Disaat itulah Yang Maha Ada tetap Ada. Disaat segala yang fana telah meninggalkan kita, Yang Maha Ada tetap Ada. Nama yang kau bermunajat dan kau bersujud pada Nya (Allah Swt) akan menyambutmu sebagai tamu agung Nya. Dan disaat itulah Allah sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda didalam salah satu khutbahnya, beliau berkata “demikian banyak hal – hal yang belum kulihat sebelumnya sekarang kulihat saat ini didalam tempatku ini sampai surga dan neraka pun aku melihatnya saat ini”, kata Sang Nabi saw. “…”, bahwa kami wahyukan padamu bahwa kalian akan mendapatkan cobaan didalam kubur kalian masing – masing. Cobaan apa? Tiadalah seseorang wafat terkecuali didatangi oleh Malaikat dan bertanya “ma ilmuka fi hadzarrajul?”, para Malaikat itu bertanya apa pengetahuanmu terhadap pria ini..? (Nabi Muhammad Saw?) Ini pertanyaan dalam kubur kan banyak versi tapi versi yang paling shahih pertanyaan pertama adalah “bagaimana pendapatmu dan pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw” (ini versi yang paling shahih, diriwayatkan lebih dari 7X didalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beruntung orang – orang yang mencintai Nabi Muhammad Saw. Rasul saw berkata jika seseorang itu mukmin ia menjawab “innahu Muhammad Rasulullah Saw ja ana bil bayyinaatu wal huda, fa amanna bihi wa ajibna”, dia adalah Muhammad Rasulullah Saw, beliau datang kepada kami dengan petunjuk dan kebenaran dan kami mengikutinya. Maka Malaikat berkata “qad arafna innaka mukmin Nim shaalihan innaka mukmin”, kami tahu sekarang kau ini orang yang shalih, tidur dan istirahatlah menanti sidang akbar. 
Dan orang – orang yang berdosa dan selain itu orang – orang yang .. ketika ditanya “siapa dan bagaimana pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw”, ia berkata “aku tidak tahu”. Ucapannya tidak tahu mengawali kesulitannya dan penyiksaannya hingga sidang akbar. 

Hadirin – hadirat, kematian pasti datang kepada kita semua yang hidup. Semua yang berkumpul disini akan menemui kematian dan beruntung mereka yang merindukan Allah. “man ahabba liqa’ Allah ahabballah liqa’ah”, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah pun rindu berjumpa dengannya. Tentu kita selalu bermunajat dan berharap dalam hidup kita dan kita jangan wafat terkecuali dalam keadaan rindu kepada Allah. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw adalah Sang Pembawa Tuntunan yang sempurna didalam kesejahteraan. Sedemikian hebatnya tuntunan Sang Nabi saw dan dahsyatnya tuntunan keluhuran yang beliau sampaikan, beliau menolak untuk mengajar setiap malam. Ketika para Sahabat meminta Rasul saw untuk menjadikan majelis beliau setiap malam, beliau menolak. 23.15 “mukhofatan Assaaammmah ‘alaina”, takut para Sahabatnya itu bosan dengan tuntunan yang beliau sampaikan (demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari). Sedemikian hebatnya, orang yang paling sempurna akhlaknya, yang dengan melihat wajahnya tenang hati para Sahabat karena wajah yang paling sejuk dan paling ramah. Beliau masih tidak mau menyampaikan terlalu sering karena takut nanti mereka akan bosan. Betapa indahnya tuntunan Nabi Muhamamd Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan beliau saw mengajarkan banyak dari perbuatan – perbuatan yang sempurna didalam menata para Sahabat dan kaum muslimin. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bagi – bagi hadiah kepada orang – orang yang banyak berbuat salah dan dosa, maka Sayyidina Sa’ad radiyallahu anhum “ya Rasulullah a’thirrajul innahu mukmin” (ya Rasulullah beri orang yang ini karena ia orang yang baik orang beriman orang shalih). Rasul saw tidak memberi, beri lagi orang lain yang banyak berbuat dosa maka Sa’ad ra berkata “ya Rasulullah innahu mukmin”, ini orang yang kau lewati justru orang yang baik, kau salah beri, yang diberi orang yang banyak menyimpang, justru yang diberi orang yang tidak banyak berbuat baik. Maka Rasul saw bersabda “ya Sa’ad inni athaithurrajul wa rajul ahab ilayya minhu, khashyathan an yakubbahullahu finnar..!”, wahai Sa’ad, aku ini memberi orang itu dan aku lebih mencintai orang lainnya, aku memberi orang ini agar Allah tidak mencampakkannya didalam api neraka agar ia lebih baik lagi dari perbuatannya. 

Demikian hadirin, sempurnanya tuntunan Nabi Muhammad Saw. 

Oleh sebab itu ketika didalam Surah ‘Abasa, Ibn Umi Maktum (yang buta) radiyallahu anhu menyela ucapan Sang Nabi saw ketika berbicara kepada pembesar - pembesar quraisy. Rasul saw sedang menjelaskan Islam dan mengajak mereka masuk Islam, Ibn Umi Maktum yang sudah masuk Islam menyela ucapan Sang Nabi saw, maka Rasul saw cemberut. Maka turunlah firman Allah “ ‘Abasa watawallaa, anjaahul a’ma” QS. ‘Abasa : 1-2 (ia (Muhammad) cemberut dan berpaling…) ketika datang seorang yang buta karena Allah Swt seakan – akan menegur sang Nabi saw. 
Ini bukan perbuatan salah pada diri beliau saw, perbuatan Rasul saw benar, karena tidak sepantasnya seorang muslim menyela ucapan seorang Rasulullah, dan Rasul saw tidak mencela Ibn Umi Maktum dengan celaan dan ucapan tetapi Rasul saw hanya cemberut saja sedangkan Rasul saw tahu Ibn Umi Maktum buta (tidak melihat) maka cemberut beliau saw tak akan menyinggung perasaannya. Demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi saw untuk menunjukkan kepada para Sahabat yang lain bahwa menyela ucapan Rasulullah adalah hal salah, hingga beliau cemberut tapi beliau juga tidak mau menyakiti perasaan Ibn Umi Maktum yang buta, maka Rasul tidak mengucap apa – apa dan cemberutnya tidak dilihat oleh Ibn Umi Maktum. 
Lalu bagaimana dengan teguran ayat itu? Teguran ayat tersebut ditujukan kepada pembesar – pembesar quraisy bahwa Allah lebih menghargai iman seorang buta yang miskin daripada pembesar – pembesar quraisy yang semakin sombong dan kufur.

Demikian hadirin – hadirat, tuntunan indah dari Nabiyyuna Muhammad Saw. Tentang munculnya pertanyaan akan hadits Shahih yang dijadikan dalil Rasul saw menyentuh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha lantas Rasul shalat tanpa berwudhu lagi. Ini dipakai sebagian orang untuk menusuk fatwa Imam Syafi’i dengan fatwa ini, mengatakan bahwa hadits itu hadits shahih (dishahihkan oleh Abu Dawud dan lainnya) bahwa Rasul menyentuh istrinya lalu shalat tanpa berwudhu lagi (berarti sentuhan dengan wanita tidak membatalkan wudhu). Hadits ini hadirin - hadirat dikatakan Shahih oleh Abu Daud dan lainnya tetapi didhaifkan oleh Imam Bukhari. Kita tahu bahwa didalam fatwa para Muhadits jika 1 orang Muhaddits mengatakan shahih dan salah seorang ahli hadits lainnya mengatakan dhaif, dilihat itu yang mengatakan dhaif siapa? lebih tinggi derajatnya atau lebih rendah. Kalau misalnya Imam Muslim haditsnya shahih lalu ada ahli hadits lain mengatakan dhaif maka tentunya Imam Muslim haditsnya masih bisa dipertahankan karena Imam Muslim lebih tinggi daripada ahli hadits itu. 
Tetapi kalau yang mendhaifkan adalah Imam Bukhari (yang paling tinggi derajatnya pada para hadits) maka selesailah sudah fatwa hadits yang mengatakan shahih, tetap menjadi dhaif karena didhaifkan oleh Imam Bukhari. 
Imam Bukhari mendhaifkan hadits itu karena periwayatnya Ibrahim Attaymiy tidak jumpa dan menderngar dari Aisyah radiyallahu anha, jadi sanadnya terputus sehingga haditsnya mursal dan hadits itu tidak bisa dipakai dalil. 
Demikian hadirin – hadirat, ditambah pula Imam Syafi’i mengatakan hadits itu adalah mansukh (dihapus) dengan turunnya firman Allah yang memerintahkan berwudhu jika menyentuh wanita. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah memberikan tuntunan tersuci kepada kita yang dibawa oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Oleh sebab itu jangan putus asa didalam menuntut ilmu. Kita lihat Para Sahabat ra, mereka menuntut ilmu ke tempat yang sangat jauh demi mendapatkan 1 hadits. 
Riwayat Shahih Bukhari Sayyidina Jabir bin Abdillah radiyallahu anhu keluar dari Madinah dalam perjalanan 1 bulan ke negeri Syam. untuk mendengar 1 hadits Rasul saw yang belum pernah ia dengar. Ia pergi kepada Abdullah bin Unais Al Anshariy radiyallahu anhu . Datang kesana 1 bulan perjalanan, 1 bulan perjalanan itu kan 30 hari 30 malam berarti 30X beristirahat karena hanya memakai seekor unta saja kendaraannya. 30X istirahat ia lakukan perjalanan ini demi mencapai Abdullah bin Unais di negeri Syam. Kemudian Abdullah bin Unais berkata “ya ibni Abdillah kau ini datang kesini jauh – jauh dari Madinah hanya untuk 1 hadits saja..??”. Maka berkata Jabir ra “aku takut keburu meninggal sebelum mendengar 1 hadits itu”, padahal Jabir ibni Abdillah tahu ribuan hadits. Tapi kalau 1 hadits yang belum pernah ia dengar, ia datang dengan perjalanan 1 bulan demi mendengar 1 hadits Nabi Muhammad Saw dan takut wafat sebelum mendengar hadits itu. Demikian tamaknya mereka kepada kemuliaan dan tuntunan Nabinya Muhammad Saw. 

Jakarta ini kan wilayah yang paling banyak majelis taklimnya paling makmur dan paling banyak di Jakarta. Tentunya masa kini tidak ada perjalanan 1 bulan, sepanjang dunia ini tidak ada perjalanan sampai 1 bulan. Yang paling jauh belasan jam dan puluhan jam saja, tidak sampai 1 bulan hanya untuk 1 hadits. Di majelis ini belasan hadits dimunculkan setiap malam selasa, majelis lainnya dan majelis lainnya dan lainnya. Betapa ruginya nafas – nafas yang lepas dari Keagungan Allah Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Rasul saw memberikan tuntunan - tuntunan kepada kita maka perbaikilah hari – hari kita, perbaikilah siang dan malam kita. Jadikan hari kita semakin mulia dan tentunya yang perlu saya sampaikan Majelis Rasulullah Saw akan mengadakan Tabligh Akbar dan ziarah malam Minggu, malam senin (malam 1 Muharram) ada Tabligh Akbar dan ziarah dan juga malam 1 Januari juga ada Tabligh Akbar dan ziarah. Ini kita terus membesarkan syiar – syiar Keagungan Nama Allah Swt dan dakwah Nabi Muhammad Saw. Mendekati hari – hari, meramaikan daripada acara – acara yang sebenarnya bukan acara muslimin dengan meniup terompet dan lain sebagainya, di malam 1 Januari padahal kalau yang non muslim berbuat seperti itu ya tentunya tidak seramai kalau muslimin yang mendukungnya. Ini muslimin ikut terjun kesana dan ikut meramaikan acara itu. Oleh sebab itu kita mengadakan Tabligh Akbar di malam 1 Januari untuk mengimbangi saudara – saudara kita yang terjebak hal – hal itu agar kembali kepada kemuliaan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga hari – hari kita semakin baik, semoga bumi Jakarta ini semakin makmur dan semakin baik. Dan Insya Allah malam 1 Januari kita akan mengadakan dzikir Insya Allah disini di Masjid Jami Almunawwar, Insya Allah dihadiri oleh Wakil Presiden RI kita berdzikri di malam 1 Januari Insya Allah di Masjid Jami Almunawwar. Demikian malam 1 Muharram kita akan melakukan Tabligh Akbar di Klender dan setelah itu Ziarah dan akan diumumkan kelak dan tanggal 12 Januari kita akan mengadakan malam selasa di Monas bersama Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh dan kita berharap hadirin akan melebihi dari 1 juta muslimin – muslimat karena dihadiri oleh Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt membenahi jiwa kita dari segala kehinaan, membenahi perasaan kita dari segala kesalahan. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa kami, inilah perasaan kami, inilah hari – hari kami yang penuh dengan dosa. Rabbiy kami menengadahkan kedua tangan kami mengadukan keadaan kami agar Kau benahi kehidupan kami dengan lebih baik dan semakin baik, Rabbiy kami mengadukan hari – hari kami yang penuh dengan kesulitan dan Kaulah Yang Maha Membenahi hamba- hamba Mu dari zaman ke zaman yang di dunia dan yang telah wafat, Ya Rahman Ya Rahim benahi keadaan kami demi Keagungan Nama Mu Yang Maha Luhur, demi Kesucian Nama Mu Yang Maha Bercahaya, demi Keabadian Mu Yang Maha Melimpahkan Kedermawanan sepanjang waktu dan zaman, Rabbiy pastikan seluruh nama kami yang hadir tidak akan pernah melihat api neraka dan juga untuk semua yang mendengar daripada acara mulia ini semoga dilimpahkan pengampunan atasnya dan kami, Ya Rahman Ya Rahim hapuskan segala dosa ayah bunda kami dari segala dosa mereka, hapuskan dosa – dosa mereka agar semua kami ini tidak lagi membawa dosa ke majelis ini terkecuali telah Kau ampuni. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram ketika kami telah dirunkan kedalam kubur kami, Rabbiy Rabbiy jangan Kau lupakan kami saat semua orang melupakan kami dan jadikan akhir nafas kami adalah akhir nafas puncak kerinduan kami kehadirat Mu, Ya Rahman Ya Rahim

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Ya ayyatuhannafsul muthmainah, irji’ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah, fadkhuliif ii i’baadii, wadkhulii jannatii (QS. Al Fajr : 27-30) Wahai orang – orang yang diberi jiwa yang tenang oleh Allah..!. Siapa orang yang diberi jiwa yang tenang? Orang yang asyik menyebut Nama Allah dan Mengagung – agungkan Nama Allah. Kembalilah kepada TuhanMu dalam segala kemuliaan dan lamaran – lamaran keridhoan Allah, tinggalkan kemunkaran. Cobalah mendekat kepada hal – hal yang mulia dalam keadaan ridho dan masuklah kedalam kelompok orang – orang yang dimuliakan Allah. Dan masuklah kedalam surganya Allah.

Rabbiy pastikan ayat ini menjadi saksi masuknya kami kedalam surgamu Ya Allah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 24 December 2008 )
www.majelisrasulullah.org


















Read More

Jumat, 19 Desember 2008

SUNGGUH ISLAM ITU AGAMA YANG MUDAH

18.53.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ (صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan kalah, maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan ketahuilah kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi hari, sore hari dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Jalla Wa Alla, Maha Suci Allah Swt yang dengan Kesucian Nya mensucikan jiwa hamba – hamba Nya dari segala keinginan yang hina, yang semakin mulia dan luhur mereka yang mengingat dan mengagungkan Allah, (dan) Tiadalah jiwa yang lebih indah dan bercahaya melebihi jiwa yang mengagungkan Allah… Maha Mensucikan jiwa hamba Nya dari kehendak yang hina, Maha Menjatuhkan keinginan buruk dari sanubari hamba – hamba Nya. Semakin dekat dan rindu seorang hamba kepada Allah, semakin berjatuhan keinginannya untuk berbuat yang munkar.

Demikianlah Cahaya Keagungan Illahi.

Bila telah terbit di dalam sanubari semakin terang benderang hingga sirnalah kegelapan didalam jiwa dan sanubari hamba Nya berganti dengan keinginan luhur, berganti dengan keinginan mulia dan berbuat kebaikan sepanjang sisa waktu dari usianya yang dipinjamkan Allah.
Wahai hamba – hamba Allah yang kita ini adalah milik Allah, yang usia kita dipinjami oleh Allah agar semakin dekat Kehadirat Nya, wahai yang bernafas dan hidup dengan Kehendak Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Nabiyyuna Muhamamd Saw ketika seseorang wanita yang hamil, Allah memerintahkan Malaikat didalam rahimnya yang selalu menyampaikan Kehadirat Allah. Jika sudah masuk janin ke dalam rahimnya maka Malaikat berkata “Ya Rabb nuthfah” (Wahai Allah janin telah masuk ke dalam rahim). Lantas apabila ia telah menjadi gumpalan darah dengan Kehendak dan Pengaturan Allah. Malaikat mengatakan “Ya Rabb…” (Wahai Allah dan Malaikat terus mengabarkan akan keadaan sang bayi). Wahai Allah telah menjadi gumpalan daging bayi ini, Wahai Allah telah mulai terbentuk bayi ini dan ketika ia hampir berbentuk, kelaminnya ditanyakan oleh Malaikat “Ya Rabb adzakar am untsa” (Wahai Allah apa yang Kau inginkan dari bayi ini, lelaki atau wanita). Maka dengan Kehendak Allah Swt memilihkan kelaminnya dan setelah itu muncullah bayi dan ditiupkan padanya ruh. Berdetaklah jantungnya dan berfungsilah seluruh aliran darahnya, berfungsilah seluruh tubuhnya dan menanti ijin untuk lahir ke muka bumi yang milik Allah, menanti ijin bernafas didunia yang milik Allah, ia pun lahir ke muka bumi dan menyerukan suara dan setelah itu ia hidup dengan Kehendak Illahi. Dialah (Allah) Yang Maha Memiliki setiap kelahiran, Yang Maha Memiliki setiap kehidupan, Yang Maha Menjatuhkan seluruh kekuasaan dengan kematian.

Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba – hamba Nya yang selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah satu – satunya hal yang menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api neraka. Mereka selamat karena memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada pernah bosan Mengampuni, Yang Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua yang dermawan, Yang Maha Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah (Allah Swt) Jalla Wa Allah.

Hadirin – hadirat, Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan hal yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang meninggal 3 orang anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang dari api neraka (hijaban lahu minannaar)”. Berarti kalau seseorang punya anak 3 yang meninggal maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api neraka. Betapa pedihnya dan sulitnya dan pahitnya kehilangan seorang anak, bagaimana dengan 3 orang anak? Seakan – akan sirna seluruh kenikmatan yang dia lewati sebelumnya. 3 orang anak yang wafat dari anak – anaknya (misalnya) namun hal itu diganti dengan hijaban lahu minannaar. Kesedihan itu kecil kalau dibandingkan anugerah bebas dari api neraka. Ketika ia melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan memuji Allah, Maha Suci Engkau Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan aku terjaga dari api yang mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang sudah melihat api neraka, seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela dikorbankan demi selamat dari api itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan sepanjang ia lahir hingga ia wafat, ia akan lewati kesedihan itu dan ia anggap gembira jika ia lihat api neraka itu.

Hadirin – hadirat, lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?” (bagaimana kalau yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal itsnain” (juga kalau hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari api neraka. Kesedihannya dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka selama – lamanya. Inilah anugerah yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa Allah selalu membayar kesedihan kita dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada kesedihan itu sendiri. Kalau seandainya seseorang itu melihat 2 anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat ia akan masuk api neraka maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus menginjak api neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak ingin anak kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan) dan kelembutan dari takdir – takdir Ilahi Swt.

Hadirin – hadirat, inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah). “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan dirinya untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan oleh keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang dimaksud “innaddiina yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah sudah Maha Mengetahui mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah jadikan agama ini mudah bagi kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah hawa nafsu kita yang berbicara tetapi pada hakekatnya semua umat ini mampu melakukan apa – apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.

“Wala yusyaddaddina ahadun illa ghalabahu”, tiadalah seseorang memaksakan dirinya. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar menjelaskan hal – hal yang sunnah kalau hal – hal yang fardhu (wajib) memang fadhu (wajib) tapi kalau hal – hal yang sunnah jangan paksakan diri kita. Al Imam Ibn Hajar memberi contoh: orang yang memaksakan dirinya untuk melakukan shalat tahajjud yang panjang, boleh saja ia lakukan shalat tahajjud yang panjang tapi kalau ia paksakan secara berlebihan yang akhirnya setelah tahajjud ketiduran dan shalat subuhnya terlewat. Shalat subuhnya adalah hal yang fardhu (wajib), ia paksakan untuk tahajjud yang lama akhirnya shalat subuhnya terlambat. Tentunya hal ini yang dimaksud dalam hadits “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu”, orang yang memaksakan dirinya dalam ketaatan yang lebih dari kemampuannya, ia akan kalah sendiri dengan keinginannya.

“Fasaddidu..”, Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari mengatakan “tawassuth lil a’mal” (jangan berlebihan dan jangan pula meremehkan, ditengah – tengah saja). Berbuat yang semampu kita dan itu dipertahankan karena “ahabbudin illaihi saw adhdhuwa mahum” demikian riwayat Shahih Bukhari, bahwa yang paling disenangi oleh Sang Nabi Saw dalam amal kita adalah yang berkelanjutan (berkesinambungan). Jadi jika hal itu pun ringan kalau berkesinambungan itu yang lebih disenangi oleh Rasul saw.

Kalau shalat tahajjud rasanya saya sulit bangunnya, ya kalau begitu lakukan shalat witir habis ba’diyah isya. Sudah shalat isya ada shalat sunnah ba’diyah setelah itu shalat witir 3 rakaat, itu sudah termasuk qiyamullail. Kau bangun shalat tahajjud lagi tidak apa – apa tapi jangan shalat witir 2X, karena yang makruh adalah yang witir 2X. kalau malam bangun lagi 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat shalat tahajjud, silahkan!!. Bangun tidak bangun sudah melakukan qiyamullail. Kalau bangun shalat tahajjud syukur kalau tidak bangun toh sudah melakukan qiyamullail. Ini yang disebut “tawassuth lil a’mal”. (misalnya) Saya ingin kemuliaan qiyamullail maka lakukan yang mudah, setelah ba’diyah isya lakukan shalat witir 3 rakaat itu sudah melakukan qiyamullail. Tapi saya mau bangun untuk tahajjud, ya kalau bangun tahajjud lakukan dan kalau tidak bangun qiyamullail sudah kita lakukan dengan shalat witir sudah dapat pahalanya. Sudah bisa melakukan qiyamullail setiap malam dengan shalat witir. Demikian hadirin – hadirat diantara kemudahan – kemudahan yang ditunjukkan dan bila kita dawamkan itu afdhal.

Oleh sebab itu Rasul Saw bersabda tadi “fasaddidu wa qaribu”, apa makna “qaribu” disini, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan “kalau tidak mampu kau perbuat hal yang sedemikian sempurna yang kau ketahui, perbuat amal yang dekat dengan itu, yang dekat kepadanya”. Seandainya kita dengar sebaik – baiknya puasa adalah puasa Nabi Daud, kata Rasul saw. Puasa sehari batal sehari, puasa lagi batal lagi. Itu puasa yang paling afdhal). Kita tidak mampu, ya kalau gitu puasa senin – kamis. Saya sibuk banyak pekerjaan, kalau begitu 3 hari dalam 1 bulan. Sibuk tidak mampu atau sakit atau banyak halangannya untuk melakukan puasa. Lakukan puasa syawal, lakukan puasa pada hari asyura, puasa pada hari arafah yang hanya datang 1 tahun sekali. Puasa arafah setahun sekali, puasa hari asyura setahun sekali, puasa syawal 1 minggu saja dalam 1 tahun.

Demikian hadirin – hadirat “wa qaribu”, dekatkan dengan diri kita. Saya mampunya hanya puasa fardhu (wajib) saja, puasa ramadhan. Tambah 1 hari setahun sekali puasa asysyura,
(ketahuilah bahwa) itu sebelum puasa ramadhan diwajibkan, puasa asyura sudah menjadi puasa wajib. Sebelum diwajibkan puasa bulan ramadhan, puasa asysyura wajib. Setelah muncul kewajiban puasa dibulan ramadhan, puasa asysyura menjadi sunnah muakkadah. Itu 1 tahun sekali, kalau tidak mampu puasa sunnah seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali. Puasa arafah setahun sekali. Demikian hadirin – hadirat, tahun depan tambah 2X arafah dan asysyura, tahun depannya lagi tambah syawal (1 minggu), arafah, asysyura 3X saja setahun. Tahun depannya barangkali bisa ditambah 2 bulan sekali, terus demikian riwayat Shahih Bukhari “yang paling disenangi Rasul saw adalah amal yang berkesinambungan”. Kalau amal sekali saja memang tidak boleh? Boleh, tapi yang berkesinambungan lebih afdhal. Ini kita bicara hal yang sunnah dan hal yang wajib tentu sudah jelas.

“Wa qaribu wa absyiru” (dan pahamilah hal – hal yang membuat kau gembira didalam ibadah daripada bisyarah bisyarah dan kabar – kabar mulia yang muncul itu pahami dan kabarkan). Kita sudah melakukan shalat witir, Alhamdulillah setiap malam shalat witir. Kenali kemuliaan pahala qiyamullail, seperti apa. “absyiru” katakan pada orang lain dan senangkan dirimu. Kalau qiyamullail itu pahalanya begini, begini, begini, itu yang dimaksud. Ketika kita beramal ibadah hadirkan didalam hati kita kemuliaan ibadah itu. Saya Alhamdulillah selalu hadir di majelis setiap malam selasa, hadirkan kemuliaan ibadah seperti ini. Allah Swt sudah mengatakan dari seluruh riwayat Shahih Bukhari dan Muslim “orang yang duduk di majelis dzikir dan majelis taklim, itu semua yang duduk disitu tidak akan dihinakan oleh Allah Swt yang duduk bersama berdzikir dan orang yang bertakdhim dan bershalawat, semuanya itu larut di majelis dzikir”.

Hadirin – hadirat inilah yang disebut “wa absyiru” agar bangkit semangat kita didalam ibadah lebih daripada yang ada. Kita sedang shalat 5 waktu, bangkitkan kemuliaan itu bahwa kau sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin. Inilah detik – detik terindah sepanjang waktu kita hidup hingga kita wafat belum ada detik – detik lebih agung daripada saat kita shalat, saat kita sujud. Ingatlah kemuliaan sujud itu bahwa Allah mengharamkan anggota sujud dibakar api neraka. “Innallaha harama alannaar an ta’kula min ibn adam atsarassujud” riwayat Shahih Bukhari sabda Rasul saw “Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud”. Ingat itu disaat kita bersujud, dan sedekat – dekat hamba kepada Allah. Hamba yang sangat dekat kepada Allah adalah saat ia bersujud. Sedang sujud ingat itu, sedang dzikir kemuliaannya, sedang puasa ingat kemuliaannya, sedang shalat ingat kemuliaan, berhadapan dengan ayah ibumu ingat kemuliaannya, ingat keberkahannya. Demikian absyiru.

Setelah itu Rasul Saw mengajari kita untuk banyak berdoa tapi Rasul saw mengajari 3 waktu yang paling afdhal padanya doa didalam setiap hari yaitu “wasta’inu bil qhudwati warrawhati wa syain minadduljah” (mohonlah pertolongan Allah pada 3 waktu yaitu disaat pagi). Ghudwah adalah mulai selesai fajr hingga waktu dhuha, sebagian ulama mengatakan sampai sebelum waktu zawal. Jadi 10 menit sebelum adzan dhuhur itu waktu zawal. Sebelum itu dari mulai waktu subuh (waktu pagi), doa – doa diijabah (dikabulkan) oleh Allah Swt.

“Warrawhah”, rawhah adalah beberapa saat sebelum ashar sampai terbenamnya matahari. Disaat – saat seperti itu banyaklah berdoa, kata Rasul Saw. “wa syain minadduljah” yang paling afdhol di detik – detik akhir sepertiga malam terakhir sebelum adzan subuh. Jadi sebelum adzan subuh, kalau sepertiga malam terakhir bisa dihitung sendiri dari isya sampai adzan subuh dibagi 3, sepertiga terakhir itu waktunya, kira – kira jam 02.30 atau 03.00 WIB. Detik – detik sebelum adzan subuh, itulah detik – detik paling afdhal untuk berdoa dan di detik – detik itulah kelahiran Sayyidina Muhammad Saw, beliau lahir beberapa detik sebelum terbitnya fajar.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt memuliakan hamba – hamba Nya dengan tuntunan keluhuran dengan sunnah Nabi Nya, Muhammad Saw. Mereka semakin dekat kepada Allah Swt dan Allah jadikan agama islam ini mudah. Makin ingin seseorang mendalaminya makin dipermudah oleh Allah Swt urusan dunianya dan akhiratnya. Dan bukan berarti seseorang yang bekerja itu dia orang yang duniawi karena pekerjaan itu kalau diniatkan memberi nafkah menjadi pahala shadaqah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw “orang yang memberi nafkah kepada keluarganya maka ia mendapat pahala shadaqah”. Itulah hadirin – hadirat, jadi bekerja mendapatkan nafkah untuk keluarganya itu ada pahalanya dari Allah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “barangsiapa yang bekerja untuk menafkahi para fuqara, dia bekerja untuk dirinya tentunya dan keuntungan dari pekerjaannya itu untuk fuqara maka baginya itu pahala seakan – akan orang yang berpuasa di malam hari dan yang shalat malam di sepanjang malam”.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin seseorang dekat dan mengamalkan sunnah Sang Nabi saw, dia akan semakin sempurna dan demikian pula masyarakat. Semakin meluas ajaran sunnah Nabi Muhammad Saw maka akan semakin damai masyarakatnya. Beberapa waktu yang silam diwilayah Shibam di Hadramaut ada seorang qadhi (hakim). Di Shibam kebanyakan ulama, shalihin banyak disitu. Qadhi (hakim) itu 20 tahun bertugas menjadi hakim di wilayah Shibam. Setelah selesai jabatannya ia kembalikan semua penghasilan bulanannya, karena hakim kan ada gajinya, ada bulanannya dikembalikan yang selama 20 tahun. Dikembalikan kepada amir (pemimpin). “Kenapa dikembalikan?” Hakim menjawab “saya tidak bekerja. 20 tahun saya jadi hakim tidak ada 1 kasus pun”. Selama 20 tahun ia menjadi qadhi (hakim), tidak satu pun ada pengaduan kepada hakim.

Demikianlah masyarakat yang nabawiy, kalau sudah masyarakatnya asyik dengan sunnah Nabi Muhammad Saw tidak ada lagi hal – hal yang bersifat munkar. Ada satu yang mencaci temannya yang lain memaafkan, yang satu berbuat dholimi yang lain menasehati. “Tidak ada 1 kasus pun”, kata sang hakim. “20 tahun aku disini, tapi aku makan penghasilan tiap bulan makan dikasih, aku tidak mau memakannya karena aku tidak bekerja sebagai hakim, aku ditunjuk jadi hakim selama 20 tahun disini tidak ada kasus 1 pun yang datang kepadaku”. Demikian hadirin – hadirat, sampai ia selesai dari jabatannya dan tidak ada 1 kasus pun di wilayah itu, demikian indahnya masyarakat kalau sudah berjalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Allah berikan keberkahan, Allah berikan keluasan.

Demikian hadirin – hadirat yang dimulaikan Allah,
Saya pernah berkunjung ke Pulau Bengkalis diwilayah Riau. Pulau ini pulau yang kaya raya, Sampai ditempat pertama kali yang saya Tanya “bagaimana keadaan pulau ini?” mereka berkata “Habib, di pulau ini tidak ada bar, tidak ada diskotik, tidak ada café, tidak ada perjudian, tidak ada tempat zina, tidak ada itu semua”. Kenapa? Masyarakatnya tidak mau. Pernah buka disini bar, diskotik tapi tidak laku, tutup sendiri karena masyarakatnya tidak mau itu. Masjid ramai, pesantren ramai, majelis taklim ramai. Ada orang buka bar, buka diskotik tutup sendiri karena tidak laku. Jadi Habib disini tidak ada tempat maksiat karena masyarakatnya tidak mau. Subhanallah!! Kaya raya, Allah limpahkan keberkahan sebagaimana firman Allah “walaw anna ahlalqura amanu wattaqa lafatahnaa a’laihim barakaati minassamaai wal ardh” QS. Al A’raf : 76 (kalau seandainya masyarakat itu beriman dan bertaqwa, Allah limpahkan keberkahan dari langit dan bumi).

Hadirin – hadirat demikian indahnya seseorang dan masyarakat yang mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw. Rasul Saw selalu menuntuk kita kepada kesucian hidup. Oleh sebab itu diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw membanggakan umatnya “inna ummati yud’auna yaumal qiyamah Ghurran muhajjilin” (sungguh umatku di hari kiamat terang benderang wajah mereka itu). “famanisthatha’uu an yuthiila ghurratahu falyaf’al” demikian riwayat Shahih Bukhari. Maka kalian, kata Rasul “yang mempunyai kemampuan maka luaskan anggota wudhu (wajah, tangan, kaki) dan itu kalau saat membasuh wajah jangan diwajah saja namun diteruskan sampai lewat leher sampai ke telinga dan airnya diperluas. Disaat membasuh tangan dipanjangkan sampai diatas siku, itu bukan mubazir, itu adalah Ghurran Muhajjilin.
Hadirin – hadirat panjangkan sampai melewati siku, demikian juga membasuh kaki panjangkan sampai diatas pertengahan antara lutut dan mata kaki (tengah tengahnya) jadi sampai betis panjangkan itu air”. Itu kenapa? itu membuat anggota tubuh kita terang benderang di yaumal qiyamah. Rasul Saw membanggakan umatnya, anggota wudhu mereka terang benderang bercahaya. Dikenangnya umat Nabi Muhammad Saw dengan anggota wudhunya yang diberi cahaya oleh Allah Swt. Dan membasuh rambut, basuh seluruh bagian rambut sampai seluruhnya dan demikian pula telinga. Sempurnakan wudhu kita kalau kita berwudhu. Ini salah satu dari wasiat Nabi kita Muhammad Saw.

Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Utsman radiyallahu anhum berwudhu menghadap kiblat lantas beliau berwudhu dengan tenang dan dinikmati lalu melakukan shalat sunnah 2 rakaat. Setelah itu ditanya oleh Sahabat lain, “kau ini berbuat begini kenapa wahai khalifah Amirul Mukminin? Apakah Rasul saw mengajarkan begini?”, Sayyidina Utsman berkata “Rasul saw berkata barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik – baiknya, ia perindah wudhunya, perlahan – lahan, tidak terburu – buru, menghadap kiblat, menutup aurat, dalam keadaan seperti itu lalu ia shalat sunnah 2 rakaat tanpa berkata – kata dari mulai berwudhu sampai shalatnya usahakan tidak banyak bicara maka Allah akan mengampuni dosa – dosanya”. Dan kudengar ini langsung dari Rasulullah saw. Demikian dikatakan Sayyidina Ustman bin Affan radiyallahu anhum.

Hadirin – hadirat, para sahabat radiyallahu anhum adalah orang – orang yang paling mencintai Rasulullah Saw. Cinta mereka kepada Rasul saw sangat – sangat dahsyat sampai dikatakan ketika Sayyidina Abu Hurairah radiyallahu anhu berhadapan dengan Rasul saw saat itu beliau sedang junub (sedang dalam keadaan hadats besar) maka Abu Hurairah radiyallahu anhu cepat – cepat pergi meninggalkan Rasul saw. Ketika jumpa dengan Rasul saw ditanya “aina kunta ya Abu Huhairah?”, kau tadi dimana ya Abu Hurairah? kenapa lari sembunyi? Berkata Abu Hurairah “kuntu junuban Ya Rasulullah”, wahai Rasulullah tadi aku sedang hadats besar belum mandi junub (mandi wajib). “wa akrahu an ujaalisaka illa wa ana alaa thaharah”, dan aku tidak mau duduk bersamamu dan menghadapmu terkecuali dalam keadaan suci. Demikian cinta mereka (para sahabat) kepada Sayyidina Muhammad Saw.

Dan tentunya kita ingat 1 nama, manusia yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad Saw dari semua nama para sahabatnya. Siapakah ia? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha, putri tercintanya yang paling dicintai Rasul saw dari semua sahabat radiyallahu anhum. Terbukti bagaimana kita dengar ketika Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Ketika Rasul saw wafat, Sayyidina Abu Bakar ini kalau selesai shalat malam terdengar suara gemuruh dari dadanya bagaikan suara air yang bergolak dan ketika ia wafat tercium bau hati yang terbakar, hati yang terpanggang. Hati kalau dibakar baunya seperti itu tercium dari mulutnya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq maka ketika ditanya kenapa maka salah satu riwayat mengatakan “itu adalah karena tidak tahannya menahan kerinduan kepada Rasulullah Saw”. Dan ternyata hal itu telah didahului oleh Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha yang ketika setelah wafatnya Rasul saw, ia tidak lagi keluar dari rumahnya dan terus berada dirumahnya dan keluar hanya beberapa saat untuk berjumpa dengan Amirul Mukminin Abu Bakar Ashshiddiq dan setelah itu tidak keluar dari rumahnya. Beberapa bulan kemudian ialah yang pertama kali wafat dari para sahabat Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, “Rasul saw berkata kepada Sayyidatuna Fatimah bahwa engkaulah yang paling pertama menjumpaiku dari para kekasihku”. Maksudnya dari semua orang – orang yang dicintai oleh Rasul saw dari kalangan sahabat yang paling pertama kali menjumpai Rasul Saw di alam barzah adalah Sayyidatuna Fatimah. Terbukti beliaulah yang pertama kali wafat setelah Rasul Saw wafat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum tahu kemuliaan derajat Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Sebagian orang di masa sekarang mengatakan Abu Bakar Ashshiddiq itu tidak mencintai ahlul bait, hal ini tentunya salah karena riwayat Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari ketika Abu Bakar Ashshiddiq ditanya bahwa Sayyidatuna Fatimah Azzahra tersinggung atas ucapannya maka Abu Bakar Ashshiddiq datang kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib mohon ijin untuk minta ridho kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra” , dan Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra dating pada sayyidah Fatimah Azzahra mohon ridho dan mohon maaf atas kesalahannya dan ia tidak keluar dari rumahnya Sayyidatuna Fatimah sebelum Sayyidatuna Fatimah Azzahra ridho memaafkan kesalahan Abu Bakar Ashshiddiq. Maka berkata Imam Ibn Hajar Al Asqalani riwayat ini menyelesaikan permasalahan yang saat sekarang ini dipermasalahkan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita gembira dengan hari – hari mulia kita yang semakin dekat dengan kedatangan Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh yang Insya Aallah akan tiba pada tanggal 8 Januari 2008, hari Kamis yang malam itu akan langsung diadakan acara malam jum’at di gedung Dalail Khairat, komplek hankam, Cidodol. Mulai pk. 20.30 WIB sebagaimana biasa dan tentunya hari jum’at beliau akan khutbah jum’at di Masjid Al Hawi dan malam minggunya (malam ahad) ziarah kubro ke Luar Batang dan pada malam selasa hadir bersama kita Insya Allah tanggal 12 Januari 2008 dan pada tanggal 11 Januari 2008 (hari ahad) Haul Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar bin Salim di Cidodol sebagaimana biasanya. Nanti jadwal akan kita bagikan, dan kita berdoa agar acara – acara ini sukses dan tidak ada hambatan sama sekali.

Kita juga bermunajat agar Allah Swt memberikan kemudahan dan kelancaran bagi acara kita di malam 1 Januari 2009 kita akan berdzikir bersama untuk mengimbangi maksiat yang banyak muncul di malam 1 Januari. Riuh orang – orang dengan meniup terompet di malam 1 Januari, kita akan gemuruhkan malam itu dengan ratusan ribu muslimin yang menggebu karena menyebut Nama Allah .. Allah.. dan semoga Allah Swt memberikan kemudahan kepada kita dalam pengadaan acara ini.

Kita bermunajat untuk diri kita dan seluruh muslimin dan semua pemirsa yang mendengarkan di Radio RASfm semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi kita. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram pandanglah seluruh jiwa kami seluruh sanubari kami, pastikan seluruh nama – nama kami didalam nama – nama yang Kau limpahi Rahmat Keberkahan dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan. Ya Rahman Ya Rahim RahmatMu yang kami minta yang tiada memiliki kecuali Kau Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, Lmpahkan Rahmat kepada hamba Mu yang terbenam dan terbitnya matahari. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Kau limpahkan Rahmat kepada kami, limpahkan Rahmat kepada rumah tangga kami, kepada diri kami, kepada segala aktifitas kami, Ya Dzaljalali wal ikram Yadzaththauli wal in’am Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Menamakan diri Mu Rahman dan Rahim, Wahai Yang Menamakan diri Mu Arhamur Rahimin Yang Maha Pengasih melebihi semua yang berkasih sayang, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Rahman Ya Rahim beri kami kesempatan memandang indahnya Dzat Mu Yang Maha Indah dan jadikan jiwa – jiwa kami selalu bercahaya dengan cahaya keindahan Mu siang dan malam, jadikan hari – hari kami dilimpahi kebahagiaan dan rahmat sepanjang waktu dan zaman. Ya Rahman Ya Rahim sampai kami wafat jadikan wafat kami adalah awal dari kebahagiaan yang kekal, Ya Rahman Ya Rahim jadikan kehidupan kami sebagai gelombang Rahmat Mu demi menjenjang kebahagiaan yang abadi, jadikan ayah bunda kami dimuliakan dunia wal akhirat, ampuni dosa kami dan dosa ayah bunda kami. Ya Rahman Ya Rahim dan jagalah keturunan kami, anak – anak kami Rabbiy jangan Kau jadikan mereka kelak terjebak didalam perzinahan, atau dalam perjudian, atau dalam segala kemunkaran, pelihara anak – anak keturunan kami Ya Rahman Ya Rahim pelihara keluarga dan kerabat kami, maafkan teman – teman yang dalam kemaksiatan, hujani mereka dengan hidayah.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
www.majelisrasulullah.org


















Read More

Senin, 24 November 2008

Diantara Rumah dan Mimbar Rasulullah saw adalah Taman-Taman Sorga

08.19.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw :
“Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman sorga, dan mimbarku diatas telaga Haudh” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Langit dan Bumi, Maha Menciptakan seluruh alam semesta dari ketiadaan, Maha Membentangkan angkasa raya dengan Kesempurnaan, Maha Berjasa atas setiap kehidupan dengan jasa yang tiada pernah terbayar dengan syukur dan sujud, Maha Suci Allah Swt yang telah membangkitkan kepada kita Sang Pembawa Risalah, Pembawa Kedamaian Dunia, Rahmatan Lil Alamin (Sayyidina Muhammad Saw), Pembawa Ketenangan di dalam kehidupan, Pembawa Kebahagiaan yang mengajar bimbingan terluhur dari segenap bimbingan. Sayyidina Muhammad Saw idolaku dan idola kalian, Sang Pembawa Akhlak Terluhur, manusia yang paling ramah, manusia yang paling bersopan santun, manusia yang paling banyak tersenyum, manusia yang paling indah budi pekertinya, mengajarkan bakti kepada Ayah dan Bunda, mengajarkan bakti kepada tetangga, mengajarkan bakti kepada rumah tangga, mengajarkan bakti kepada keluarga, mengajarkan bakti dan pembawa kedamaian bagi masyarakatnya…, Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Cahaya kesucian Allah yang berpijar di dalam jiwa Sang Nabi saw menerangi hamba hamba Nya dengan Alqur’anul karim sebagaimana firman Allah Swt “menyeru ke jalan Allah dengan kehendak Allah dan menjadi pelita yang terang benderang” (QS AL Ahzab 46). Walaupun beliau (Nabi Saw) teah wafat tetapi perjuangan dan bakti beliau dan jasa beliau tetap membekas dari zaman ke zaman di permukaan Barat dan Timur.

Hadirin hadirat,
Sang Pembawa Rahmatnya Allah Swt), kekasihku dan kekasih kalian, idolaku dan idola kalian.., Sayyidina Nabi Muhammad Saw. Allah Swt berfirman : “Demi bintang bila telah berpijar benderang” (QS Annajm 1). Najm adalah bintang yang mempunyai cahaya yang berpijar, Bintang di dalam bahasa arab ada 2 yaitu Najm dan Kawkab. Perbedaan Najm dan Kawkab, Kawkab adalah bintang yang cahayanya adalah pantulan dari cahaya bintang lain, kalau Najm adalah bintang yang bercahaya dengan cahaya sendiri.
Bulan termasuk Kawkab karena tidak bercahaya, namun mengambil cahaya dari matahari, dan matahari termasuk Najm karena berpijar dengan cahaya sendiri.

Allah Swt bersumpah demi bintang yang berpijar dengan keindahan. Sebagaian para ahli tafsir menjelaskan bahwa An Najm ini adalah Sayyidina Muhammad Saw. Ketika sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin, sedang dalam puncak kerinduannya kepada Allah, berpijar dengan kerinduan pencipta Nya (Allah Swt). Demi sang bintang yang berpijar dengan cahaya yang indah, yang tentunya sebagian para ulama mengatakan yang dimaksud adalah Nabiyyuna Muhammad Saw karena beliaulah cahaya yang berpijar yang diberi gelar oleh Allah siraajan muniiraa (pelita yang terang benderang). Kalau bintang bintang itu kan akan sirna di hari kiamat terkecuali bintang yang berpijar yaitu kekasih Allah yang tercinta Sayyidina Muhammad Saw. "Beliau (Nabi Saw) itu bukan orang yang tidak mengerti dan bukan pula orang yang menipu"( QS Annajm 2). Dengan kejadian apa? dengan kejadian setiap ucapan dan kalimat kalimatnya yang menyampaikan Alqur’anul karim.

Allah Swt meneruskan firmannya “beliau (Nabi Saw) tidak berbicara dari hawa nafsunya kecuali wahyu yang diwahyukan Allah Swt kepada beliau” (QS Annajm 3).
Kalimat kalimat tersuci yang ada di alam, kalimat kalimat yang teragung yang muncul didalam tuntunan Sang Nabi Saw, yang dengan itu menenangkan hamba Nya, mereka yang dalam kesedihan atau di dalam permasalahan atau di dalam musibah akan tenang dan terus bersabar akan terangkat dari musibahnya dengan segera karena jiwa yang dipenuhi cahaya Sang Pembawa Al Qur’an, jiwa yang dipenuhi cahaya Allah dan Iman dan juga mereka yang dilimpahi kenikmatan dan keluasan tidak menjadi kufur dan sombong. Kenapa? karena ada cahaya iman. "Diajarkan pada beliau (saw) oleh yg dahsyat kekuatannya (jibril as)" (QS Annajm 4), Diajarkan kepadanya (saw), Jibril As yang Allah gelari Shadidul quwaa (dahsyah kekuatannya) Malaikat Jibril As. Yang diberi kemuliaan dan kekuatan oleh Allah Swt yaitu malaikat Jibril As.

Diriwayatkan oleh Imam Ibn Abbas ra di dalam tafsirnya bahwa ketika Jibril As lewat di Masjidil Aqsa melihat iblis dan saat itu iblis itu terkena angin daripada sayapnya Jibril As sehingga iblis itu terlempar sampai ke India. Demikian dahsyatnya kekuatan malaikat Jibril As.
Hadirin hadirat Allah menjelaskan bahwa Al Qur’an ini diturunkan kepada Sang Nabi saw oleh makhluk Nya yang paling kuat yaitu Jibril As diberi kekuatan oleh Allah. Tapi sekuat kuatnya Jibril As, Jibril As tidak mampu berhadapan dengan Allah, terkecuali Sayyidina Muhammad Saw. Dan berjumpa Jibril As dengan Sang Nabi Saw membawa beliau sampai kepada apa? dan disaat itu Sang Nabi Saw diangkat oleh Allah di ufuk agung yang tertinggi. Lantas Sang Nabi Saw mendekat kehadirat Allah Swt. Sedemikian dekatnya, seakan akan dekatnya 2 hasta dengan Rabbul Alamin. (Firman Allah swt : "Pemilik kekuatan sempurna, dan ia (nabi saw) di ufuk yg tinggi, lalu ia mendekat dan mendekat, hingga sangat dekat sejarak dua hasta atau lebih dekat, maka diwahyukan pada hamba Nya (Rasul saw) dari wahyu wahyu Nya, dan sungguh hatinya tak berdusta atas apa apa yg telah dilihatnya, apakah kalian meragukan apa yg dilihatnya?" QS Annajm 5-12), , Sangat dekat makhluk yang paling disucikan Allah Yang Maha Suci sehingga Allah memberikan perumpamaan “seakan akan dekatnya 2 hasta bahkan lebih dekat lagi”. Diwahyukanlah kepada hamba Nya apa apa yang ingin diwahyukannya oleh Allah. Sang kekasih, sanubari mulia itu tidak berdusta atas apa yang diucapkannya.
Imam Ibn Abbas ra di dalam tafsirnya menukil salah satu pendapat bahwa Nabi saw tidak melihat Allah dengan matanya tetapi melihat Allah dengan sanubari dan jiwanya.
karena kekuatan jiwa dan sanubari lebih tajam dari kekuatan penglihatan. Kekuatan penglihatan terbatas tetapi kekuatan jiwa dan sanubari jauh lebih tajam menangkap perjumpaan yang demikian agungnya dengan Rabbul Alamin. Penglihatan bisa berkedip dan terpejam tapi jiwa dan sanubari tidak berkedip.
Demikian pendengaran, demikian panca indera ada batasnya tetapi kemuliaan jiwa dan sanubari jauh lebih tajam. Oleh sebab itu Sang Nabi saw berhadapan dengan Allah dengan jiwanya. Kalau seandainya berhadapan dengan jiwa dan sanubarinya maka seluruh panca inderanya sudah pasti berhadapan,
demikian Al Imam Ibn Abbas menjelaskan di dalam tafsirnya. Beliau (Nabi Saw) melihat Allah dengan jiwanya dan itu telah terangkum dengan seluruh panca indera beliau. Apakah kalian masih meragukan apa apa yang dilihat Sang Nabi saw. Demikian agungnya penjumpaan Sang Nabi saw dengan Allah di malam yang suci itu dan ternyata keberkahan bukan hanya sampai disitu, justru itu adalah salah satu awal kebangkitan munculnya ajaran kedamaian di muka bumi. Kembalilah Sang Nabi saw ke muka bumi di dalam perjuangannya menegakkan Rahmat Lil Alamin. Tugas utama Sang Nabi Saw adalah Rahmatan Lil Alamin.

Sampailah kita kepada hadits mulia ini yang memberi kejelasan bahwa walaupun beliau sudah tidak berada di tengah tengah kita di dalam kehidupannya tapi mimbar beliau dan rumah beliau, apa apa yang ada diantara mimbar dan rumah beliau masih tetap taman taman surganya Allah Swt.

"Apa apa yang ada diantara mimbarku dan rumahku adalah taman taman surga". Menunjukkan bekas perjuangan beliau (Nabi Saw) tidak pernah sirna. Oleh sebab itu Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa makna dari hadits ini adalah pendapat mereka yang mengatakan bahwa raudhah itu yang ada di Masjid Nabawiy antara mimbar dan kubur beliau itu yang disebut raudhah. Tempat itu lebih afdhal, dari Makkah Al Mukarramah ada sebagian pendapat yang mengatakan demikian tapi yang diluar itu tentunya adalah Masjid Al Haram lebih afdhal. Karena apa? karena ada haditsnya yang menjelaskan bahwa raudhah itu adalah taman taman surga.
Al Imam Ibn Hajar mengatakan sebagian ulama menjelaskan raudhah itu kelak akan dimunculkan oleh Allah dan dipindahkan di dalam surganya Allah Swt. Dan mimbarku berada diatas telaga haudh. Namun kesimpulan daripada hadits ini bahwa perjuangan Sang Nabi Saw tidak akan sirna dan keberkahan akan terus maju. Bagi mereka mereka yang ingin meneruskan perjuangan beliau (Nabi Saw) kemenangan akan selalu menjelang..

Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tidak akan ada habis habisnya kelompok dari umatku ada yang terus muncul diantara umatku berdakwah (pada kebenaran) mereka tidak akan sirna sampai sampai di hadapan Allah Swt”. Demikian mulianya kelompok ini, dijamin oleh Sang Nabi saw tetap ada dan membawa kedamaian.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu walaupun kerusakan yang terus terjadi diantara umat dan masyarakat kita. Munculnya narkoba yang semakin dahsyat dan segala hal yang bersifat munkar, ini semua pasti akan terbenahi jika muncul muncul kelompok kelompok yang ingin membenahi umat dengan kedamaian dan dengan rahmatan lil alamin. Ini akan terbenahi.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, semoga Allah Swt mengelompokkan majelis kita diantara mereka yang disabdakan oleh Sang Nabi Saw “tidak akan ada habis habisnya kelompok dari umatku akan terus ada, yang terus membawa tuntunanku dan bimbinganku, yang mneruskan perjuangan akhlak beliau, yang meneruskan sunnah beliau, yang meneruskan kedamaian yang dibawa oleh beliau”.

Inilah hari pahlawan kita. Hadirin hadirat,
mereka nenek moyang kita, kakek kakek kita berjuang dengans senjata apa adanya, Allah Swt berikan kemenangan karena kekuatan niatnya. Karena perjuangan merekalah kita bisa terlepas dari para penjajah dan tentunya kita tidak mau pisah dengan mereka begitu saja. Kita ingin bersatu dan bersama mereka dalam satu perjuangan thaifah ba’da thaifah. Generasi demi generasi dan sebelumnya dan sebelumnya sampai kepada generasi Sayyidina Muhammad Saw.

Ya Rahman Ya Rahim kuatkan jiwa kami untuk selalu bersatu dalam niat dengan para syuhada kami, dengan para pahlawan kami yang telah melewati dan menjadikan bumi Indonesia ini bersatu dalam kemakmuran dan kedamaian, Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim mereka telah mengorbankan harta dan nyawanya demi mengusir para penjajah, demi mengusir para pengkhianat yang mendatangi bangsa kita, maka Rabbiy muliakan arwah mereka bersama syuhada dan muqarrabin. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am
dan jadikan kami para penerus perjuangan mereka membawa kedamaian khususnya di bumi Jakarta dan juag wilayah sekitar. Ya Rahman Ya Rahim teruslah berikan bimbingan dan bantuan kepada kami untuk terus mendapatkan keberhasilan didalam membenahi masyarakat di sekitar kami, di dalam membenahi kedamaian, di dalam membenahi akhlak para pemuda kami.
Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am kami telah mendengar sabdamu (Nabi Muhammd Saw) bahwa antara mimbar dan rumah beliau adalah taman taman surga karena tempat itu selalu dilewati oleh perjuangan beliau. Jadikan jiwa kami sebagai taman taman surga. Ya Rahman Ya Rahim dengan kecintaan kepada Nabi kami Muhammad Saw, dengan niat kami untuk terus meneruskan perjuangan akhlak beliau, perjuangan sunnah beliau, Ya Rahman Ya Rahim pastikan kami berada di dalam kelompok yang disabdakan oleh Sang Nabi Saw “tiada henti hentinya sekelompok dari umatku terus ada dari generasi ke generasi membawa kedamaian bagi masyarakat di muka bumi. Pastikan kami diantara mereka Ya Rabb Ya Dzaljalali wal ikram

jadikanlah Rabbiy malam ini malam terindah dalam kehidupan kami, inilah malam doa kami, demi semangat para pahlawan dan syuhada kami Rabbiy, mereka yang telah wafat dan arwah mereka telah berada di dalam kemuliaan, tambahkan kemuliaan mereka dan juga atas kami Ya Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim jangan Kau pecah belahkan kami, jangan Kau hancur leburkan bangsa kami, satukan kami dalam satu kalimat muia, didalam kalimat tauhid, didalam keluhuran, didalam kedamaian, didalam kebahagiaan. Ya Rahman Ya Rahiim limpahkan keberkahan bagi kami, limpahkan atas kami kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadikanlah musim hujan yang akan datang membawa rahmat, jangan Kau jadikan musim hujan ini membawa musibah dan jadikan pula kemarau jika akan datang membawa rahmat dan jangan Kau jadikan pula musibah. Ya Dzaljalali wal ikram jadikan setiap nafas kami rahmat, jadikan hari hari kami limpahan anugerah, jadikan siang dan malam kami di limpahi kebahagiaan, limpahkan kemuliaan bagi Ayah Bunda kami dan bagi para pahlawan kami. Mereka Rabbiy, bagi Ayah Bunda kami yang masih hidup limpahkan keberkahan dalam hidupnya, Ayah Bunda kami yang telah wafat muliakan mereka bersama para muqarrabin dan para shidiqqin. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am

Hadirin hadirat kita berdoa sambil memanggil Nama Allah Yang Maha Luhur dan jadikanlah dalam setiap kalimat itu, doa doamu dan harapanmu kepada Allah Swt dan Insya Allah tiada satupun doa yang kita panjatkan terkecuali dikabulkan oleh Allah Swt. Dengan keberkahan majelis dzikir, dengan Keagungan Nama Allah, dengan Kebesaran dan Cahaya Nama Allah Swt mintalah cahaya kedamaian dan kebahagiaan sepanjang hidup, mintalah cahaya kemegahan dunia dan akhirat, mintalah cahaya kebahagiaan terbit pada hari harimu dan tiada pernah terbenam.
Panggillah Nama Allah Swt sebagaimana firmannya “Ingatlah kalian kepada Allah maka Allah akan mengingat kalian"(QS Al Baqarah 152), dan "Dzikirlah dan sebutlah Nama Allah dengan sebutan yang banyak”(QS Al Ahzab 41). Dan “barangsiapa yang mencintai sesuatu, akan banyak menyebutnya”. Maka jadikanlah kau di kelompok orang yang mencintai Allah Swt, Rabbiy Rabbiy kami telah mendengar hadits qudsi dari NabiMu Muhammad Saw, dari firmanMu Rabbiy Yang Maha Luhur, “sudah kupastikan kasih sayang Ku bagi mereka yang saling berdzikir dan saling bersilaturahmi karena Aku dan saling menyayangi dan bersatu karena Aku, Kupastikan atas mereka kasih sayanKu” kata Allah. Pastikan atas kami kasih sayangMu Ya Rabb, pastikan atas kami cahaya kasih sayangMu Rabbiy yang dengan itu menerbitkan tuma’ninah dan kebahagiaan didalam hari hari kami.

Ya Allah…, Ya Allah…, Ya Allah…, Ya Allah …..

Ya Rahman Ya Rahiim hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, selagi engkau menyebut Nama Allah satu kali engkau lebih dekat kepada Allah Swt, semakin dekat kepada Allah dan semakin jauh dari musibah dan semakin jauh dari cobaan dan semakin jauh dari hambatan karena Dialah Yang Maha Meluaskan segala galanya, mintalah kehadiratNya Yang Maha Melimpahkan Keluasan dan Kebahagiaan, semoa dilimpahkan bagi kita keluasan dunia dan akhirat.

Faquuluuu (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

www.majelisrasulullah.org
Read More

Post Top Ad