CUPITEBET: hadist

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label hadist. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hadist. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Januari 2010

Akhir Wasiat Nabi Muhammad saw Kepada Umatnya

20.58.00
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa(www.majelisrasulullah.org)


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : صَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمِنْبَرَ وَكَانَ آخِرَ مَجْلِسٍ جَلَسَهُ مُتَعَطِّفًا مِلْحَفَةً عَلَى مَنْكِبَيْهِ قَدْ عَصَبَ رَأْسَهُ بِعِصَابَةٍ دَسِمَةٍ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ : أَيُّهَا النَّاسُ إِلَيّ َ، فَثَابُوْا إِلَيْهِ ثُمَّ قاَلَ : أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ هَذَا الْحَيَّ مِنَ اْلأَنْصَارِ يَقِلُّوْنَ وَيَكْثُرُ النَّاسُ فَمَنْ وَلِيَ شَيْئًا مِنْ أُمَّةٍ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عََلَيْهِ وَسَلَّمَ فاَسْتَطَاعَ أَنْ يَضُرَّ فِيْهِ أَحَدًا أَوْ يَنْفَعَ فِيْهِ أَحَدًا فَلْيَقْبَلْ مِنْ مُحْسِنِهِمْ وَيَتَجَاوَزْ عَنْ مُسِيِّهِمْ .


( صحيح البخاري )



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Read More

Kamis, 21 Januari 2010

Muslim Yang Paling Utama

01.04.00

Oleh Habib Munzir bin Fuad Al Musawa


عَنْ أَبِيْ مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ ، قَالُوْا ياَ رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ اْلِإسْلاَمِ أَفْضَلُ ؟ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ


( صحيح البخاري )

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah, "Muslim manakah yang paling utama ?" Maka Rasulullah sahallallahu 'alaihi wasallam menjawab : " seseorang yang orang-orang muslim lainnya selamat dari lidah dan tangannya " ( Shahih Al Bukhari )


Read More

Jumat, 30 Oktober 2009

Dalil Mengadakan Shalat Jum’at dengan 40 orang

20.44.00 0


I. Ayat al-quran


$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) šÏŠqçR Ío4qn=¢Á=Ï9 `ÏB ÏQöqtƒ ÏpyèßJàfø9$# (#öqyèó$$sù 4n<Î) ̍ø.ÏŒ «!$# (#râsŒur yìøt7ø9$# 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎öyz öNä3©9 bÎ) óOçGYä. tbqßJn=÷ès? ÇÒÈ


“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”(QS. Al-Jumu’ah : 9)
Read More

HUKUM BERLAFAZ NIAT SEBELUM SOLAT

20.42.00 2


Hukumnya adalah sunat. - Minhajut Thalibin li Imam An Nawawi.

Begitu juga pendapat Ibnu Hajar al Haithami pengarang kitab Tuhfah iaitu syarah kepada Minhajut Thalibin.

Begitu juga pendapat Imam Ramli - Nihayatul Muhtaj.

Begitu juga pendapat Imam Khatib Syarbini



Ia adalah diqiyaskan dari lafaz niat haji.

Di dalam hadith ertinya :

Dari saidina umar r.a, beliau berkata : Saya dengan RasuluLLah s.a.w berkata di Wadi Aqiq : datang tadi malam pesuruh dari Tuhanku, ia memerintahkan supaya kita solat di lembah yang diberi berkah ini, dan ucapkanlah "Ini Umrah dalam Haji" (Hadith Sahih riwayat Imam-Bukhari, Sahih BUkhari I hal. 189 - Fathul Bari Juz IV hal 135)

Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam Tuhfah, bahawa Usolli ini diqiyaskan kepada haji. Qiyas adalah salah satu sumber hukum agama.

Di dalam hadith Muslim :

Dari Anas bin Malik, beliau berkata : Saya dengar RasuluLLah s.a.w mengucapkan "Labbaika, Aku sengaja mengerjakan umrah dan Haji (Hadith riwayat Muslim - Syarah Muslim Juz VIII, hal 216)

Berdasarkan hadith ini, maka lafaz niat hukumnya adalah sunat sebelum solat di dalam Mazhab Syafie.



Wallahu'alam.....
Semoga Bermanfaat

Sumber:nurman rosyidi@?????.???

SocialTwist Tell-a-Friend


















Your Ad Here






Read More

Sebesar - Besarnya Kejahatan Diantara Muslimin

20.22.00 0

قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أَعْظَمَ الْمُسْلِمِينَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ شَيْءٍ لَمْ يُحَرَّمْ فَحُرِّمَ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh sebesar besar kejahatan diantara muslimin adalah orang yg mempermasalahkan hal yg tidak diharamkan, namun menjadi diharamkan sebab ia mempermasalahkannya” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَااْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا اْلجَمْعِ اْلعَظِيْمِ وَفي هَذِهِ اْلجَلْسَةِ اْلمُبَارَكَةِ جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مُتَّصِلِيْنَ بِنُوْرِ اْلمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

Limpahan Puji ke hadirat Allah SWT Yang Maha Luhur, Yang Maha mengundang kita kepada cahaya pengampunanNya hingga hadir dan berkumpul untuk mendapat pengampunan dan kelembutan Ilahi yang ditebarkan kepada hamba-hambaNya sepanjang waktu dan zaman. Sampailah kita di malam yang agung ini kembali berkumpul untuk mendapatkan mutiara-mutiara Ilahi yang abadi, perhiasan yang termulia dan terindah seakan tidak terlihat mata namun terlihat oleh Yang Maha Melihat Maha Raja langit dan bumi, yang sangat dimuliakan oleh Allah perhiasan yang berharga di hadapan Allah dan hal itulah berupa tuntunan-tuntunan Nabi kita Muhammad SAW. Allah sangat menghargai dan menghormati perbuatan-perbuatan luhur, sekecil-kecil perbuatan bahkan sampai perbuatan yang seakan tiada artinya, sampai menyingkirkan duri dari jalan pun dihormati dihargai dan disyukuri oleh Allah kepada kita, ketika seseorang menyingkirkan duri dari jalan, Rasul SAW bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :

فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَالله لَهُ . ( رواه البخاري

“ Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya”. ( HR. Bukhari )

Allah Maha tidak butuh pada perbuatan kita dan tidak pula butuh pada jasa kita, namun Sang Maha Baik berterima kasih atas perbuatan kita yang mau memperbaiki diri kita sendiri. Demikian indah dan cintanya Allah berterima kasih kepadamu karena engkau ingin membenahi diri, Allah yang berterima kasih. Berterima kasih karena kita ingin dekat denganNya, padahal Allah Maha tidak membutuhkan kita. Inilah Sang Maha Indah dan Sang Maha Sejahtera, dari namaNya lah berpijar segenap ciptaan dan kesejahteraan sepanjang waktu dan zaman, dan beruntung mereka yang mengikuti sang pembawa kesejahteraan Sayyidina Muhammad SAW . Maka kemenangan muncul mulai kebangkitan Sang Nabi dan terus keberhasilan dan keberhasilan, kesuksesan dan kesuksesan, kesuksesan seseorang dalam pribadinya selamat dari dosa, kesuksesan seseorang dalam pribadinya selamat dari musibah, kesuksesan suatu wilayah untuk terjauhakan dari suatu musibah, kesuksesan satu majelis atau satu halaqah atau kelompok masyarakat untuk mendapatkan ampunan Allah, kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirah, semua itu telah diberikan dan dikabarkan oleh Allah SWT di dalam firmanNya :

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا ¤ لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا ¤ وَيَنْصُرَكَ اللهُ نَصْرًا عَزِيْزًا . ( الفتح : 1-3

“ Sungguh Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, agar Allah memberikan ampunan kepadamu atas dosamu yang lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan menunjukkanmu ke jalan yang lurus, dan agar Allah menolongmu denagn pertolongan yang kuat “. ( QS. Al Fath : 1-3 )

Maksudnya, kemenangan keberhasilan bukan hanya untuk Sang Nabi tapi untuk semua penerusnya hingga akhir zaman, kenapa? karena Rasul SAW tidak merasa sukses dan tidak merasa berhasil kalau beliau hanya berhasil sendiri lantas ummat selanjutnya sirna dan musnah. Terbukti bahwa ummat-ummat sebelum beliau ketika setelah Nabi mereka wafat satu dua generasi sirnalah ajaran dan tuntunannya, membutuhkan tuntunan Nabi yang lain. Berbeda dengan Sang Nabi yang telah diberi oleh Allah Fathan Mubiinaa yaitu keberhasilan yang berkesinambungan, keberhasilan yang sebaik-baiknya, semakin hari ummat beliau bukan makin berkurang tapi semakin bertambah, semakin hari ummat beliau SAW semakin banyak .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Para mufassir ( ahli tafsir ) membuka makna ayat kedua ini :

لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ. ( الفتح : 2

“ Dan Allah mengampuni dosamu ( Muhammad SAW ) yang terdahulu dan yang akan datang”. ( QS. Al Fath : 2 )

Sebagian menafsirkan maknanya adalah dosa para sahabat beliau sebelum kebangkitan Sang Nabi dan dosa ummat beliau yang akan datang karena kesemuanya akan menemui Assyafa’ah Al ‘Uzhmaa (syafaat yg mulia) dari Nabiyyuna Muhammad SAW..

وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا. ( الفتح : 2

“ Dan Allah akan menyempurnakan untukmu kenikmatan dan menunjukkanmu ke jalan yang lurus”. ( QS. Al Fath : 2 )

maksudnya adalah keberhasilanmu ( Muhammad SAW ) dan keberhasilan para penerusmu di dunia hingga akhirah dengan keberhasilan yang abadi dan menunjukkanmu ke jalan yang lurus. Oleh sebab itu diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari Rasul SAW bersabda :

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظَاهِرُوْنَ . ( رواه البخاري

“ Masih ada sekelompok dari ummatku yang selalu tegak dalam kebenaran hingga datang pada mereka perintah Allah ( hari kiamat ) . ( HR. Bukhari )

Tiada akan pernah habis-habisnya ummatku ( Muhammad SAW ) itu, sekelompok dari ummatku terus ada dalam kebenaran, dalam kemuliaan dalam keluhuran, tidak bisa dibasmi habis sebagaimana ummat-ummat terdahulu tapi mereka terlihat jelas tidak terlalu sulit mencarinya, kelompok-kelompok pembawa kebenaran dan keluhuran dari ummat Nabi Muhammad SAW, hingga nanti mereka sampai di padang mahsyar mereka masih tetap terlihat dan ada . Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Bari Bisyarh Shahih Al Bukhari menjelaskan makna hadits ini, bahwa tiada akan ada habisnya sekelompok ummat yang mulia ini yang terus membawa kemuliaan dan mereka tidak tersembunyi tapi terlihat jelas muncul pada setiap waktu yang ada, kelompok-kelompok mulia yang membawa kebenaran sampai nanti akhir zaman, dan kelak akan lebih terlihat jelas di padang mahsyar para pengikut Sayyidina Muhammad SAW, para pecinta Rasulullah Ja’alanii Allahu Waiyyakum minhum ( Semoga Allah jadikan aku dan kalian diantara mereka ).

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul SAW dalam keadaan gundah, hingga Sayyidina Umar RA memberi salam kepadanya tidak dijawab satu dua kali dan yang ketiga maka Rasul SAW di waktu subuh itu berkata :

لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ الَّيْلَةَ سُوْرَةٌ هِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ . ( رواه البخاري

“ Sungguh telah turun kepadaku di malam ini satu surah yang agung, yang aku gembira dengan turunnya surah itu lebih daripada terbitnya matahari. ( HR. Bukhari )

Maka Sayyidina Umar RA berkata : surat apakah Ya Rasulallah?, maka Rasulullah SAW berkata :

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا ¤ لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا ¤ وَيَنْصُرَكَ اللهُ نَصْرًا عَزِيْزًا . ( الفتح : 1-3

Dan Allah akan memberimu pertolongan dengan pertolongan yang mulia, pertolongan yang dahsyat pertolongan yang hebat, bukan hanya untuk Sang Nabi tapi juga untuk para penerusnya, karena kalau seandainya hanya pertolongan untuk sang Nabi maka tentunya pertolongan itu tidak sempurna karena setelah Rasul SAW maka akan selesai tidak ada pertolongan untuk para penerusnya, karena para penerusnya bersambung cita-citanya dan perjuangannya dengan Sang Nabi SAW maka mereka pun terikat erat dengan hal ini, hal ini disebut dengan hukum taba’iyyah yaitu bersamaan. Sebagaimana Rasul SAW ketika sampai ke ‘Arsy Ar Rahman sampai ke hadirat Allah SWT Rasul SAW tetap dengan sandalnya, ketika Nabiyullah Musa AS menghadap Allah di bukit Turisina maka Allah berkata :

إِنِّيْ أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِاْلوَادِاْلمُقَدَّسِ طُوَى . ( طه : 12

“ Sungguh Aku ( Allah ) adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci “. ( QS. Taha : 12 )

Sang Nabi sampai di ‘arsy Ar Rahman tidak diperintah untuk melepas sandalnya, bukan berarti sandalnya lebih mulia dari seluruh makhluk bagaiman Jibril kok tidak bisa naik tapi sandal Rasul SAW bisa sampai ke hadirat Allah?, hingga muncul satu syair “ Mana sih yang lebih mulia Jibril atau sandal Rasul? kok sandal Rasul bisa sampai ke hadirat Allah?, tentunya (sangat lebih mulia) Jibril AS, sandal hanya terbuat dari kulit kambing yang tidak ada artinya, tapi masalahnya karena terikat di kaki Sayyidina Muhammad SAW…!, ini adalah hukum taba’iyyah. Tentunya pakaian Rasul SAW yang dipakai beliau bukan berarti lebih mulia dari semua makhluk, tapi karena hukum taba’iyyah yaitu terikat di pakaian Sang Nabi, nah kalau sandal yang terikat di kaki beliau bisa sampai ke hadirat Allah, terlebih lagi jiwa yang terikat kepada Sayyidina Muhammad SAW…!

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

وَيَنْصُرَكَ اللهُ نَصْرًا عَزِيْزًا . ( الفتح :3

“ Allah akan menolongmu dengan pertolongan yang dahsyat “ . ( QS. Al Fath : 3 )

Maka semua ummat ini yang selalu berusaha membenahi diri, yang berusaha semampunya membenahi hari-harinya memperindah hari-harinya, maka ia akan berada dalam cahaya pertolongan yang dahsyat oleh Allah SWT, cahaya kesuksesan dan keberhasilan sangat dekat kepadanya, karena apa? Karena ia kebagian dari biasnya cahaya ayat yang turun ini ( QS. Al Fath ) . Rasul SAW tidak mau memecah beliau dengan ummatnya, dimana pun dan kapan pun disaat-saat apa pun “ Ummatii, Ummatii “, di saat sakaratul maut pun “ Ummatii, Ummatii “, bangkit dari padang mahsyar kalimat pertamanya “ Ummatii, Ummatii”. Sampai ketika di hadapan Allah pun beliau tetap melibatkan ummat beliau, ketika Allah berfirman :

السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“ Salam sejahtera untukmu wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkahan “

Maka Rasul SAW menjawab :

السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

“ Salam sejahtera untuk kami dan semua hamba Allah yang shaleh “

Diterima salam Allah itu dipecah untuk seluruh ummatnya dan hamba-hamba Allah yang shaleh, tidak lepas jiwa sang Nabi dari ummat beliau SAW hingga saat sakaratul maut pun seraya berdoa kepada Allah SWT :

شَدِّدْ عَلَيَّ مَوْتِي وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِيْ

“ Wahai Allah pedihkan sakaratul maut ku dan ringankan untuk ummat ku “

Demikian Nabi kita Muhammad SAW . Rasul SAW memberikan satu tuntunan yang mulia dengan hadits ini kita mendapat peringatan dari Allah SWT lewat sang Nabi SAW :

إِنَّ أَعْظَمَ اْلمُسْلِمِيْنَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ شَيْئٍ لَمْ يُحَرَّمْ فَحُرِّمَ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ. ( رواه البخاري

“ Sebesar-besarnya dosa seorang muslim pada muslim lainnya itu adalah orang yang mempermasalahkan hal yang tidak diharamkan menjadi diharamkan karena ia mempermasalahkannya “. ( HR. Bukhari )

Hal seperti ini kata Rasul SAW adalah “ kejahatan muslim kepada muslim lainnya”. Yang harus berhati-hati muncul saudara-saudara di masa kini yang terus melarang hal-hal yang boleh, hal-hal yang mulia dilarang dan dikatakan syirik, dikatakan bid’ah dan lain sebagainya. Boleh tidak ziarah di pagi hari lebaran?, tentunya ziarah mau di siang hari, di malam hari, waktu puasa, waktu lebaran mau kapan pun ziarah itu sunnah. Rasul SAW bersabda :

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ اْلقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا

“ Aku sudah melarang kalian ziarah kubur , tapi sekarang kalian berziarahlah “

Ini menunjukkan ziarah kubur itu sunnah, mau siang hari atau malam dan kapan pun. Maka orang mau ziarah di bulan puasa silahkan, ziarah di bulan Rajab tafaddhal, ziarah di hari lebaran tidak ada larangannya. Muncul orang-orang yang mengatakan tidak ada nashnya atau dalilnya ziarah hari lebaran tentunya mau ziarah kapan pun boleh, kalau mau dilarang mana dalilnya?

Hadirin hadirat…hati-hati terkena hadits ini orang-orang yang mempermasalahkan hal-hal yang tidak dilarang sampai menjadi dilarang gara-gara ia mempermasalahkannya. Orang-orang kumpul membaca shalawat pada Nabi SAW, berzikir bersama dikatakan syirik dikatakan bid’ah . Kumpul bersama, zikir bersama, Rasulullah SAW tidak pernah memperbuatnya, MasyaAllah!! Berapa puluh hadits riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim yang menjelaskan tentang zikir berjama’ah dimana Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi :

إِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلاَءٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلاَءٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ ... ( رواه البخاري ومسلم

“ Jika ia mengingatKu dalam dirinya, Aku pun mengingatnya dalam diriKu, dan jika ia mengingatKu dalam keramaian Aku mengingatNya dalam keramaian yang lebih baik yaitu diantara para malaikat muqarrabin “. ( HR. Bukhari dan Muslim )

Berarti berzikir bersama adalah hal yang sunnah dan mustahab, Rasul SAW juga banyak menyampaikan hadits-hadits tentang orang-orang yang berkumpul atau halaqah az zikr maka para malaikat diturunkan, hadits ini sering saya sampaikan, sampai Rasul SAW berkata firman Allah dalam hadits qudsi :

يَا مَلَائِكَتِيْ أُشْهِدُكُمْ أَنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ

“ Wahai para malaikat Kujadikan kalian saksi, sungguh Aku ( Allah ) sudah mengampuni dosa mereka”

Demikian hadirin hadirat, bagaimana kelompok zikir dikatakan bid’ah, berzikir bersama dengan satu suara menyebut “ Yaa Allah “ , Rasul SAW tidak pernah berbuat seperti itu , Masyaallah!! Zikir bersama mau ditanya lagi caranya seperti apa?? Zikir berjama’ah zikir bersama, adakah satu hadits yang melarang sebutan nama ALLAH digemuruhkan ?? bukankah panggung-panggung maksiat orang menggemuruhkan nama-nama orang yang tidak pernah sujud kepada Allah, bukankah mereka yang lebih berhak ditentang?! Apakah salah jika orang menggemuruhkan nama Allah, salahkah jika orang berkumpul untuk mengelu-elukan keagungan nama Allah?! Sungguh nama Allah lebih berhak digemuruhkan dan diangkat daripada semua nama makhluk, sungguh Allah pencipta seluruh makhluk dan namaNya lebih berhak di sebut dan digemuruhkan daripada nama makhlukNya. Oleh sebab itu, kita tidak mau seperti mereka berkumpul dalam dosa dan kemaksiatan, tapi jangan salahkan kelompok yang mengagungkan nama Allah SWT. Demikian pula telah banyak muncul pelarangan-pelarangan baru padahal hal itu tidak dilarang, jadi kesemua hal itu adalah boleh terkecuali yang ada larangannya. Kecuali ibadah, kalau masalah ibadah berupa As Syari’ah Al Mutahharah (Mutahharah : suci) tidak bisa ditambah misalnya shalat lima waktu ditambah menjadi enam waktu tentunya tidak bisa,demikian pula puasa ramadhan ditambah puasa wajib menjadi puasa Sya’ban dan Ramadhan itu tidak bisa (tetap hanya ramadhan yg merupakan puasa yg fardhu/wajib). Tapi kalau perbuatan-perbuatan yang mengarah pada kebaikan, berkata Al Imam Ibn Rajab Hujjatul islam wabarakatul anam di dalam kitabnya Jaami;ul Uluum walhikam, bahwa firman Allah :

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ . ( النحل : 90

“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan , member bantuan kepada kerabat dan dia ( Allah ) melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia (Allah) memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran “. ( QS. An Nahl : 90 )

Beliau mengatakan ayat ini tidak menyisakan satu kebaikan kecuali sudah diperintah oleh Allah SWT apakah sudah ada di masa Nabi SAW atau belum ada. Dan ayat ini juga sudah melarang semua hal yang buruk apakah sudah ada di masa Nabi SAW atau belum ada. Ayat itu sudah menjadi sumbernya hukum untuk menjadi penjelas mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, hal yang baik sudah diperintah oleh Allah SWT, yang ada di masa Nabi atau belum ada dan hal yang buruk sudah dilarang oleh Allah SWT baik yang ada di masa Nabi atau belum ada. Seperti narkotika belum ada di masa Nabi tapi kita dilarang, tentunya kalau dilarang itu bid’ah karena tidak ada di masa Nabi SAW?, tentunya tidak demikian, ada qiyasnya karena hal itu memabukkan .

Hadirin hadirat…

Demikian pula hal-hal yang mulia yang belum ada di masa Nabi, seperti penjilidan Al Qur’an Al Karim. Alqur’an itu dikumpulkan dalam satu penjilidan belum di masa Nabi SAW, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari ketika terjadi pembunuhan ahlul Yamamah banyak para sahabat yang hafal Alqur’an terbunuh pada saat itu, maka berkata Sayyidina Umar Ibn Khattab kepada Khalifah Abu Bakr As Shiddiq RA “ Wahai Khalifah sebaiknya Alqur’an kita jadikan dalam satu buku saja”, karena di saat itu Alqur’an belum dijadikan dalam satu buku, tertibnya ( urutannya) sudah ada dari masa Rasul SAW, Rasul SAW telah berkata ini ayat tentang ini,,taruh ayat ini di surat ini, itu aturannya dari Rasul SAW semua. Tapi penjilidan menjadi satu buku tidak ada perintahnya dari Rasul SAW. Sahabat menghafalnya, ada yang menulisnya di kulit onta ada yang menulisnya di dinding dan lainnya, sebagian besar menjaga dengan hafalan. Maka Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : kaifa af’alu syaian lam yaf’alhu rasulullah ( bagaimana aku memperbuat suatu hal yang Rasulullah SAW tidak perbuatnya ), engkau ( Sayyidina Umar ) mengatakan agar Alqur’an dijadikan dalam satu buku sedangkan Rasulullah tidak memerintahnya, maka Sayyidina Umar berkata “ Demi kebaikan” kalau nanti sampai orang-orang yang hafal Alqur’an terus wafat dibantai dan habis, generasi setelah kita tidak mengenal Alqur’an engkau bertanggung jawab wahai khalifah Abu Bakr As Shiddiq “. Maka berkatalah Sayyidina Abu Bakr hattaa insyarah shadrii , hingga aku tenang dan akhirnya datang kepada Zaid bin Tsabit orang yang dipercaya, Wahai Zaid engkau orang yang baik yang kami ketahui mulai saat ini kuperintahkan engkau menulis dan menyalin Alqur’an. Dari riwayat semua Sahabat begitu banyak yang hafal Alqur’an di masa itu disalin, maka Zaid bin Tsabit berkata tiada tugas yang lebih berat dariku, lebih baik aku ditindih gunung daripada harus menjilid Alqur’an Alkarim Kalamullah SWT . Maka Sayyidina Zaid menulisnya dan selesai kemudian diresmikan di masa Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan RA maka disebut mushaf ‘utsmanii yaitu diresmikan di masa khalifah Utsman bin Affan RA diakui oleh seluruh sahabat, Sayyidina Ali, Sayyidina Abbas, Sayyidina Abdullah bin Abbas dan lain sebagainya yang mengakui mushaf ‘utsmanii sebagai Kalamullah SWT yang sudah banyak dihafal oleh para Sahabat, cuma baru dituliskan.

Jadi kalau semua hal yang baru itu tidak boleh, berarti Alqur’an yang kita pakai itu tidak boleh karena Rasul SAW tidak memerintahkan untuk dibukukan, Rasul SAW menyuruh dihafalkan bukan dibukukan namun kita membukukannya, dan kemudian baru diberi harakat (titik penanda) oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib serta ditambahi titik-titiknya, mana huruf ba’, ta’, tsa’, nun..hal itu tidak diketahui sebelumnya, kalau para sahabat mengerti tapi yang bukan para sahabat yang tidak pernah mendengar dari Rasulullah SAW tidak tau mana yang ta’, mana yang tsa’ dan lain sebagainya , maka dibedakan mana jim, mana kha’ mana ha’ ditambahi titiknya di atas, di bawah dan demikian. Maka di masa khalifah Sayyidina Umar bin Abdul Aziz Alquran diberi harakat fathah, kasrah , dhammah sebelumnya tidak ada harakatnya, orang dari luar bangsa Arab tidak tahu apa ini fathah atau kasrah atau dhammah, maka diberilah harakat.

Semakin kesini banyak orang yang di luar bangsa Arab yang masuk Islam tidak tahu artinya maka ditulislah terjemahannya, tambah kesini ditulislah tafsirnya nanti orang salah menafsirkan ayat ini, maka mulai para Imam menafsirkannya diantaranya Al Imam Thabari, Al Imam Qurthubi dan lainnya, Ini ayat kaitannya dengan hadits ini.. ini ayat maksudnya ini..jangan sampai orang mengatakan kok ini Alqur’an bertentangan yang ini bilang begini…yang itu bilang begini…tidak begitu, diperjelas hadits-haditsnya dan Asbaab Nuzul nya,
demikian hal itu tidak diperintah oleh Rasulullah SAW hal seperti itu boleh karena kebaikan, kalau dilarang bagaimana manusia memahami Alqur’an Alkarim ini dalam hal Alqur’an , demikian pula dengan hal-hal yang lainnya. Rasul SAW bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :

وَاللهِ إِنِّيْ لَا أَخْشَى عَلَيْكُمْ الشِّرْكَ مِنْ بَعْدِيْ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا أَنْ تَنَافَسُوْا فِيْهَا .

“ Demi Allah aku tidak takut kemusyrikan menimpa kalian, yang aku takutkan kalian berebutan keduniawian “

Jadi zaman sekarang kalau muncul kata-kata hati-hati syirik, hati-hati syirik, katakan padanya Rasul SAW sudah tidak khawatir syirik dari dulu, tidak usah bicara syirik dan syirik Rasul SAW sudah bersabda : “ Demi Allah aku tidak takut kemusyrikan menimpa kalian “, apa yang ditakutkan Rasul?

وَلَكِنِّيْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا أَنْ تَنَافَسُوْا فِيْهَا

“tetapi yang kutakutkan kalian berebut keduniawian “

Apa ini? Ini jawaban untuk kelompok yang selalu memusyrikkan muslimin muslimat, ini musyrik itu musyrik, memuliakan Nabi musyrik, tawassul musyrik, ziarah kubur musyrik, lihat Negara mereka, mereka berebut keduniawian dengan mendatangkan pasukan-pasukan non muslim untuk menghajar saudara muslimnya sendiri, berebut keduniawian. Sudah dijawab oleh Rasul SAW “ Aku tidak takut syirik menimpa kalian yang kutakutkan kalian berebut keduniawian”, saling hantam untuk mendapatkan keduniawian mendatangkan pasukan Amerika Serikat untuk menghantam saudara muslimnya sendiri, dibayar pasukan dari Luar Negeri untuk membantai saudara muslimnya sendiri. Rasul SAW telah berkata “ إِنِّيْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تَنَافَسُوْا فِيْهَا ", aku takut kalian berebut dalam keduniawian saling hantam. Inilah jawaban dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari.

Rasulullah SAW menyampaikan apa yang akan terjadi dan tuntunan-tuntunan mulia kepada kita, namun saudara-saudara kita yang terjebak dalam kerusakan aqidah itu bukan untuk dimusuhi, tapi turut dibenahi. Kalau saudara atau teman kita sakit bukan dibunuh tentunya, tapi diobati. Jangan dimusuhi atau diperangi rangkul mereka kepada kebenaran semampunya, berhasil atau tidak kau sudah dapatkan pahalanya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Juga muncul banyak pertanyaan kepada saya tentang masalah “ isbal “ yaitu menjulurkan celana, sarung atau baju sampai di bawah mata kaki, berlandaskan hadits Nabi SAW :

لَايَنْظُرُ اللهُ إِلَى مَنْ يَجُرُّ ثَوْبَهُ خَيَلاَءَ

“ Allah tidak mau melihat ( benci ) kepada orang yang pakaiannya menjulur sampai dibawah mata kaki “

Ini diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, dan orang yang mengatakan hal itu haram karena mereka sepotong-sepotong memahami hadits , karena riwayatnya di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika Rasul SAW mengucapkan : لَا يَنْظُرُ اللهُ إِلَى مَنْ يَجُرُّ ثَوْبَهُ خُيَلاَء , maka berkata Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq : “Ya Rasulallah pakaianku menjulur lebih dari mata kaki”, maka Rasulullah SAW berkata :إِنَّكَ صَنَعْتَ لَيْسَ خُيَلاَءَ , engkau perbuat itu bukan karena khuyala’ ( sombong ). Jadi di masa lalu ( bukan masa sekarang ), orang itu diketahui kaya atau miskin dengan pakaiannya, kalau pakaiannya di atas mata kaki itu rata-rata orang yang miskin. Kalau pakaiannya menjulur panjang di bawah mata kaki sampai ke tanah itu rata-rata orang kaya, kenapa? karena selalu naik kereta, selalu naik kuda tidak pernah jalan, selalu jalan di atas karpet saja (maka pakaiannya memanjang dibawah mata kaki karena memamerkan kesombongan akan kekayaannya), tapi kalau orang-orang susah sudah pasti jalan kaki tidak mungkin pakaiannya menjela pasti pakaiannya diatas mata kaki (karena lebih sering jalan ditanah),
“Ya Rasulallah aku memakai seperti itu”, maka Rasulullah menjawab : Engkau perbuat itu bukan karena kesombongan”. Ini menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah kesombongannya, demikian yang dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalani di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari.

Hadirin hadirat yang dimuliakn Allah…
Demikian pula yang sering ditanyakan adalah masalah tato, tentunya tato diharamkan oleh Allah SWT, karena tato itu menghalangi wudhu dan mandi wajib kita (hingga air tak sampai kekulit). Berbagai tato itu menghalangi sampainya air wudhu atau air mandi besar ke tubuh kita, maka hal itu dilarang oleh Nabi SAW seraya bersabda :

لَعَنَ اللهُ الوَاشِمَةَ وَاْلمُسْتَوْشِمَةَ

“ Allah SWT murka terhadap orang yang memakai tato dan orang yang bekerja untuk mentato “

Tapi kalau sudah dipakai tatonya lalu ia bertobat bagaimana? tidak bisa dihilangkan, bagaimana dengan wudhunya?, wudhunya tidak sah mandi besarnya tidak sah,
tentunya tidak demikian, para ulama’ kita diantaranya Al Habib Masyhur bin Al Hafidh mufti tarim kakak dari guru mulia kita menjelaskan bahwa hal itu dimaafkan kalau tidak ada cara untuk menghilangkannya.
(sebagian) Orang mengatakan ada cara untuk menghilangkannya, tapi dengan besi panas maka hal ini diharamkan, jadi memang wajib tato dihilangkan tapi kalau menghilangkannya harus menyakiti tubuh, maka tidak diperbolehkan di dalam syari’ah jadi dimaafkan saja, kalau ia sudah tobat ya sudah dimaafkan wudhunya sah, shalatnya sah, mandinya sah,
dan jangan risau, sungguh banyak pertanyaan pada saya, Habib saya tidak berani shalat, tidak berani ibadah karena saya ada tato dan saya tidak berani juga kalau dibersihkan dengan besi panas. Jalankan tobatmu, shalatmu dan segala ibadahmu Allah sudah sudah memaafkan kita insyaallah. Demikian hadirin hadirat namun memperbuatnya haram kalau belum diperbuat jangan diperbuat, kalau sudah diperbuat bertobatlah maka Allah sudah memaafkan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Rasul SAW bersabda :

إِنَّ مِنْ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا

“ Orang yang paling kucintai diantara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya “

Berlomba-lombalah untuk menjadi orang yang paling dicintai Rasulullah SAW. Saya tidak mampu menjadi orang yang berakhlak baik, tapi usahamu untuk mencapai akhlak yang baik sudah mendapatkan pahalaNya karena sudah berusaha menuju hal itu, sudah terikat dalam hal itu, sudah di jalan menuju kesana di dalam kelembutan Ilahi SWT . Orang yang sedang menuju dalam kebaikan lantas ia wafat di tengah jalan, ia sudah mendapatkan pahala kebaikannya. Demikian pula orang yang berusaha memperbaiki akhlak maka ia di dalam kelompok orang-orang yang dicintai Rasulullah SAW , seraya bersabda riwayat Shahih Al Bukhari إِنَّ مِنْ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا. orang yang sangat dicintai oleh beliau saw, dan ummat beliau di masa beliau dan di masa setelah beliau. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bagaimana cintanya para ummat sang Nabi, dan saya sering cerita bagaimana cintanya kaum Muhajirin dan Anshar, kaum lelaki cinta kepada Rasul SAW, kita lihat bagaimana cintanya kaum wanita Anshar kepada Rasul SAW. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa datang seorang wanita Anshar berkata kepada Rasul SAW :

يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ وَهَبْتُ لك مِنْكَ نَفْسِيْ

“ Wahai Rasulullah aku hadiahkan diriku untukmu ( untuk dijadikan budak Rasulullah SAW ) “.

Maka Rasulullah SAW terdiam dan hanya mengangguk-ngangguk saja, beliau bingung mau mengiyakan ia wanita, mau tidak diiyakan dia kecewa maka Rasul SAW diam lantas ada satu orang pria di samping Rasul SAW dan berkata : “Ya Rasulullah nikahkan saja ia denganku”, maka Rasul SAW melihat wanita itu dan berkata: engkau mau dinikahkan dengan pria itu? wanita itu menerima pria itu karena cintanya kepada Nabi Muhammad SAW , maka Rasul SAW berkata pada pria itu : Kau mau menikah dengannya,yang engkau punya apa? Pria itu berkata : tidak punya apa-apa wahai Rasul, maka Rasul SAW berkata : pulang ke rumahmu lihat ada apa, barangkali bisa dijadikan mahar , maka ia kembali tidak punya apa-apa wahai Rasul, walaupun hanya sekedar cincin besi tidak ada? Tidak ada wahai Rasul yang ada hanya pakaianku ini, maka sang Rasul SAW melihat wanita itu dan wanita itu tetap terima, maka Rasul SAW berkata : kalau begitu kau punya hafalan Alqur’an ?, pria itu menjawab : ada wahai Rasulullah, surat ini,,surat ini,,surat ini,,, maka kunikahkan kau dengan wanita ini dengan memberinya hafalan Alqur’an Al Karim, sang wanita terima bukan karena prianya tapi demi cintanya kepada Nabi Muhammad SAW, demikian hadirin hadirat kecintaan para shahabiyyah (sahabat nabi saw dari kaum wanita) kepada Nabi Muhammad SAW. Siapa yang mau terima seorang pria yang tidak ia kenal, tidak mempunyai apa-apa pula tapi demi cintanya kepada Muhammad Rasulullah SAW maka ia menerimanya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Demikian para sahabat RA, dikatakan bahwa Sayyidina Jabir Bin Abdillah RA ketika Rasul SAW sudah wafat, ia pergi perjalanan satu bulan untuk mendengar satu hadits Nabi Muhammad SAW yang belum pernah ia dengar, yaitu dari Abdullah bin Unays, ia pergi ke Syam satu bulan perjalanan, sampai di Syam ketemu dengan Abdullah bin Unays dan berkata Wahai sahabatku Jabir kenapa kau kesini? Maka Jabir berkata : “aku dengar kau punya satu hadits yang aku belum tahu”, (berkata Abdullah bin uneis ra) Jabir engkau datang kesini menempuh satu bulan perjalanan untuk satu hadits ? maka Jabir berkata “ أَخْشَى أَنْ أَمُوْتَ قَبْلَ أَنْ أَسْمَعَهُ “ aku takut wafat sebelum aku mendengar satu hadits itu,demikian keadaan mereka di masa itu. Sekarang majelis ta’lim Jakarta ada lebih dari 2000 majelis ta’lim, masing-masing membahas hadits, fiqh, tajwid, tauhid. Silahkan hadirin hadirat..
zaman dahulu sahabat menempuh perjalanan satu bulan untuk mendengarkan satu hadits Nabi SAW, sampai berkata “أَخْشَى أَنْ أَمُوْتَ قَبْلَ أَنْ أَسْمَعَهُ “, aku takut meninggal sebelum mendengar satu hadits itu, demikian indah dan cintanya mereka kepada hadits Nabi Muhammad SAW . Di sini dijelaskan Shahih Bukhari di majelis Rasul SAW , dan majelis ta’lim yang lainnya diperbanyak menjelaskan ilmu As Syari’ah Al Muthahharah kita tidak perlu perjalanan satu bulan, perjalanan beberapa menit, beberapa jam saja sudah sampai syukurilah kenikmatan ini.

Kita bermunajat kepada Allah, semoga Allah SWT memuliakan hari;hari kita dengan keluhuran, semoga Allah SWT memuliakan kita dengan pengampunan, semoga Allah SWT memuliakan kita dengan kebahagiaan dunia dan akhirah, dan juga kita berdoa memohon kepada Allah SWT karena beberapa waktu mendatang sudah semakin dekat kunjungan guru mulia kita Al ‘Arif Billah Al ‘Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh yang kita ajukan untuk tiba tanggal 31 Desember 2009 dan akan hadir Tabligh Akbar malam 1 Januari di Parkir Timur Senayan, InsyaAllah acara ini tuntas dengan baik dan sukses, kemudian haul Al Imam Fakhrul Wujud yang dihadiri beliau sendiri pada hari Ahad sebagaimana biasanya, lalu malam selasa di Monas tanggal 4 Januari Insyaallah acara ini sukses dan tidak ada halangan dari Allah SWT, tentunya saya juga berat menyampaikannya karena pengajuan ini masih belum pasti, tapi saya sampaikan demi memohon doa dari hadirin sekalian agara acara ini sukses dan terlaksana. Malam 1 Januari malam paling banyak yang bermaksiat di bumi Jakarta ini, kita sudah dikelilingi oleh bencana di Tasikmalaya, di Sumatera Barat, di Banten terus bencana mengelilingi Jakarta, ini paling banyak dosa di Jakarta malam 1 Januari malam paling banyaknya zina, banyak perjudian, dan narkotika di malam itu kita makmurkan dengan zikir akbar setiap tahunnya memang tetapi tahun ini insyaallah dihadiri oleh guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, insyaallah menjadi gemuruh hujan hidayah bagi wilayah kita Jakarta khususnya agar menjadi kota yang paling damai dan dilimpahi rahmah dan juga untuk seluruh wilayah muslimin di negeri kita ini di barat dan timur, Amin Allahumma Amiin.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا...

Katakanlah bersama-sama..

يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ...يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لَاإِلهَ إِلَّا الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Kita lanjutkan dengan mengenang kembali indahnya Nabi kita Muhammad SAW, Tafaddhal..

SocialTwist Tell-a-Friend
sumber: www.majelisrasulullah.org


















Your Ad Here






Read More

Senin, 07 September 2009

Penduduk Ahli Surga

20.22.00 0

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَاعِفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رضي الله عنه : إِنْ كَانَتْ الْأَمَةُ مِنْ إِمَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ

(صحيح البخاري)

Rasulullah SAW bersabda :
“Maukah kukabarkan pada kaliam siapa penduduk sorga?, semua yg lemah dan tertindas dan rendah hati, jika mereka bersumpah (berdoa) dengan Nama Allah niscaya Allah kabulkan”. (Shahih Bukhari)
Berkata anas bin Malik ra : “Jika seorang budak miskin diantara penduduk di Madinah menggenggam tangan Rasul saw lalu mengajak beliau saw, maka beliau saw akan ikut kemanapun budak itu mau membawa beliau saw” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِر،ِاْلَحَمْدلُلهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ

اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ، وَقَدْ نَادَانَا، لَبَّيْكَ ياَمَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وعَلىَ أَلِهِ، الحَمْدُلِله الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذاَاْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ اَّلذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذَا اْلمَجْلِسِ اْلعَظِيْمِ..

Limpahan puji ke hadirat Allah SWT yang telah mengumpulkan kita di dalam perkumpulan yang luhur, di dalam jamuan-jamuan keabadian kasih sayang Ilahi, Yang melimpahkan rahmatNya sepanjang waktu dan zaman, dan di majelis ini aku dan kalian dijamu dengan cahaya-cahaya kasih sayang Allah, yang maha dekat dengan hamba-hambaNya, beruntunglah mereka yang mensucikan namaNya yang maha luhur ; Allah SWT berfirman : سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى¤ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى (الأعلى : 1-2 ) ”Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Luhur", mengundang setiap jiwa dan sanubari untuk mencapai keluhuran dunia dan akhirat, agar setiap nafas dan detik kehidupannya diterangkan (Diterangi) pada (oleh) cahaya keluhuran dengan mensucikan nama Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha tidak butuh disucikan karena sudah Maha Suci dan Maha memiliki segala kesucian, dan siap melimpahkan segala kesucian dan keluhuran kepada hamba-hambaNya yang mensucikan keagungan Nama Nya. سَبِّحِ اسْمَ رَبَّكَ اْلأَعْلَى ( Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Luhur ) di dalam jiwa dan sanubarimu, Dialah Allah Yang Maha Luhur dan Abadi Maha Suci dan Maha mensucikanmu dari segala dosa, Maha mensucikan kita dari segala musibah, Maha mensucikan kita dari segala kesedihan, Maha mensucikan kita dari segala hal-hal yang hina. Dialah ALLAH…Satu kalimat Nya mengundang segala keluhuran dalam kehidupan kita, satu firman ini mengundang rahasia keluhuran dunia dan akhirat ;

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى ¤ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى ¤ وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى ¤ وَالَّذِيْ أَخْرَجَ اْلمَرْعَى ¤ فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى ¤ ( الأعلى : 1-5
“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Luhur, Yang menciptakanmu dan melimpahkan kepadamu hidayah
jalan petunjuk kebenaran dengan tuntuna Sayyidina Muhammad SAW. اَلَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى , Yang menciptakan kita dan menciptakan seluruh yang tercipata dan yang akan tercipta, dan menjadikan kehidupan sempurna dan terikat bagaikan rantai yang saling menyempurnakan satu sama lain, pria dan wanita, besar dan kecil, hewan dan tumbuhan, daratan dan lautan, matahari dan bulan, bumi dan, dan segala apa yang ada di alam semesta, dicipta oleh Allah dan disempurnakan. وَاَّلذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى , dan Yang Maha menentukan bagimu segala ketentuan, (dan hidayah) Maha menentukan pengampunan bagi mereka yang hadir di majelis dzikir, Maha menentukan kasih sayang bagi mereka yang berpuasa Ramadhan, Maha menentukan kerinduanNya bagi mereka yang rindu berjumpa denganNya. وَاَّلذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى , dan Allah SWT pula yang memberikan petunjukdan memberikan ketentuan pada setiap makhluk yang terkecil dari sel yang terkecil, sampai bermilyar, trilyun planet yang ada di jagat raya. وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى , dan Allah SAW pula Yang memberikan hidayah, dan mashdarul hidayah (sumber hidayah yg diciptakan Allah swt) adalah Sayyidina Muhammad SAW, matahari hidayah yang tiada pernah terbenam dicipta oleh Allah SWT untuk menuntun hamba-hambaNya kepada rahmat dan kasih sayangNya.., Sayyidina Muhammad SAW.

Matahari yang kita ketahui dan kita lihat terbit dan terbenam, terus bertugas menyinari belahan barat dan timur namun matahari itu akan hilang cahayanya kelak, namun ada ciptaan Allah, matahari juga yaitu matahri yang membawa keridhaan Allah Yang Maha Abadi yaitu Nabi Muhammad SAW. اَلَّذِيْ خَلَقَ اْلمَرْعَى ¤ فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى Allah juga Yang menciptakan rerumputan dan tumbuh-tumbuhan dari apa-apa yang muncul di permukaan bumi dan (membuatnya kering saat) kemarau,(dan membuatnya tumbuh kembali dimusim) hujan, dan terus berganti-ganti untuk menguliti bumi dengan keindahan, dan Allah SWT Yang Maha Luhur juga yang menciptakan musim, yang menciptakan hujan, yang menciptakan kemarau, hingga rerumputan tumbuh kemudian berganti dengan musim semi , musim tumbuh, musim kering dan tumbuh kembali dan tumbuh-tumbuhan yang kering dan mati itu menjadi pupuk untuk tumbuhnya tumbuhan yang baru.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
سَنُقْرِئُكَ فَلاَتَنْسَى ¤ إِلَّا مَاشاَءَ اللهُ إِنَّهُ يَعْلمُ اْلجَهْرَ وَمَايَخْفَى ¤ وَنُيَسِّرَكَ لِلْيُسْرَى (الأعلى : 6- 8 “Akan Kusampaikan kepadamu tuntunan-tuntunan Alqur’an wahai Muhammad dan janganlah engkau lupa”( kalau secara bahasa). Al Imam Ibn Abbas RA di dalam Tafsir Ibn Abbas menjelaskan ayat : فَلاَ تَنْسَى إِلَّا مَاشَاءَ اللهُ (dan janganlah engkau wahai Muhammad lupa akan ayat ini”)“Bahwa Rasul SAW tidak pernah lupa setelah itu, selama-lamanya tentang ayat Al qur’an Al karim, kalimat فَلاَ تَنْسَى disini maksud Ibn Abbas adalah; Allah menjadikan Nabi tidak akan lupa selama-lamanya إِلَّا مَاشَاءَ اللهُ (kecuali waktu yang dikehendaki Allah), dan Allah sudah menjadikan hafalan Alqur’an beliau abadi.

إِنَّهُ يَعْلَمُ اْلجَهْرَ وَمَايَخْفَى “Sungguh Allah Maha Mengetahui yang terlihat dan yang tersembunyi”.Yang terlihat dari kenikmatan kita dan yang tersembunyi, yang terlihat dari musibah dan kesedihan kita dan yang tersembunyi, dan ini pun bermakna hal-hal yang telah terjadi dan yang akan datang. وَنُيَسِّرَكَ لِلْيُسْرَى “dan Allah SWT akan memberimu kemudahan sehingga kau mencapai kemudahan”.Dan ayat ini turun untuk beliau dan umat beliau SAW yang memperjuangkan dakwah beliau akan mencapai kemudahan di dalam dakwahnya kepada Allah SWT. Semoga Allah melimpahkan kepada ku dan kalian rahasia kemudahan di dunia dan akhirat, dan juga selalu melindungi kita di dalam cahaya kemudahan yang milik Allah ditumpahkan kepadaku dan kepada kalian.

فَذَكِّرْ اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى ¤ سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى ¤ وَيَتَجَنَّبُهَااْلأَشْقَى ¤ اَّلذِيْ يَصْلىَ النَّارَ الْكُبْرَى¤ ثُمَّ لاَيَمُوْتُ فِيْهَا وَلَايَحْيَ¤ الأعلى : 9-13 “Maka berilah peringatan sampaikan kepada mereka tuntunan-tuntunan kemuliaan kalau mereka mau menerimanya اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى ) ) jangan dipaksakan, orang yang bermaksiat jangan kau paksakan harus meninggalkan kemaksiatan, karena keinginan iman itu dari hatinya bukan dari perbuatannya, jangan di depan kita saja akhirnya tidak maksiat, di belakang maksiat lagi. Berilah mereka itu peringatan “ اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى “ kalau membawa manfaat bagi mereka dan kalau mereka itu mau menerima kemuliaan itu. Allah berfirman سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى: “ maka orang-orang yang mau berfikir dengan keluhuran, mereka akan ingat kepada Allah SWT dan risau akan apa-apa yang terjadi di hari kemudian, di hari yang akan datang, atau di hari esoknya, atau waktu yang akan datang”. وَيَتَجَنَّبُهَا اْلأَشْقَى ¤ الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ اْلكُبْرَى , Orang-orang lain yang tidak terima akan menghindar sendiri dari kemuliaan, (dan mereka akan sampai kepada neraka yg besar) dan itu sudah disifatkan oleh Allah namun orang-orang yang baik akan meninggalkan hal-hal yang hina. Orang-orang yang baik akan meninggalkan hal-hal yang hina, orang yang tidak mau mendengar seruan-seruan kelembutan Ilahi tetap di dalam jalan kehinaan mereka, dan mereka di dalam kemurkaan Allah SWT. Semoga Allah SWT menyelamatkanku dan kalian dari kemurkaanNya, dan selalu di dalam cahaya kesucian nama Allah SWT. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى , Beruntunglah mereka yang mensucikan dirinya, maknanya dua; ” mensucikan dirinya secara bathin dari sifat-sifat yang hina, dan juga mensucikan diri dan tubuhnya dengan berzakat “. Zakat fitrah di hadapan kita sebentar lagi, zakat fitrah sudah (boleh)mulai dikeluarkan di malam pertama bulan Ramadhan, afdhalnya di malam Idul Fitri tapi kalau sudah selesai shalat Idul Fitri hukumnya tetap wajib tapi menjadi dosa, tetap wajib dikeluarkan tapi menjadi dosa, kenapa? karena telatnya. Seseorang yang terlambat mengeluarkan zakat fitrah entah lupa, entah sibuk atau lainnya masih wajib tidak ia mengeluarkan zakat fitrah? tetap wajib, tapi terkena dosa karena telah lewat dari waktunya. Demikian hadirin..,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى ¤ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (Beruntunglah mereka yang mensucikan dirinya) “Beruntunglah mereka yang mengingat nama Allah, mengingat nama pemiliknya, mengingat nama penciptanya”. وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى, (“Beruntunglah mereka yang mengingat nama Allah), dan memperbanyak shalat, melakukan shalat yang fardhu, perbanyak shalat tarawih. Semoga aku dan kalian selalu dalam kemuliaan shalat di bulan seribu sujud, di malam-malam agung ini kita melakukan tarawih 20 rakaat setiap malam berarti 40 kali bersujud setiap malam, ini berarti dalam satu bulan lebih dari 1000 kali sujud. Semoga Allah melimpahkan kepadaku dan kepada kalian rahasia kemuliaan bulan seribu sujud.بَلْ تُؤْثِرُوْنَ اْلحَيَاةَ الدُّنْيَا , Allah memberi peringatan yang lembut, namun di antara kalian masih ada yang lebih ingin kehidupan dunia dari keridhaan Ku, mereka yang kembali dari keluhuran selalu memilih hal yang dimurkai Allah, maka mereka itu di dalam kehinaan. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ اْلحَيَاةَ الدُّنْيَا , bahkan kalian masih lebih memilih kehidupan dunia, وَاْلأَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ; dan akhirat itu jauh lebih baik dari kehidupan dunia yang sementara, karena kehidupan akhirat itu abadi. Firman Allah إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ اْلأُوْلَى ; Peringatan tentang kehidupan duniawi yang fana dan sementara ini, dan akhirat adalah kehidupan yang abadi, dan seluruh orang banyak menyeru nama Allah dan mensucikan diri,dari sejak Nabi-nabi yang terdahulu sudah Ku beritahukan, sudah Ku sampaikan إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ اْلأُوْلَى ¤ صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى Tiada satu pun para Nabi dan Rasul di utus ke bumi ini kecuali memperingatkan tentang hal ini, dan pula tercantum pada shuhuf (wahyu2) yg turun pada Ibrahim as dan Musa as) bahwa kehidupan dunia akan sirna, bukan berarti tidak boleh mencari dunia, bukan berarti tidak boleh kaya raya, bahkan Rasul mendoakan Sayyidina Anas bin Malik RA agar kaya raya. Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari : اَللَّهُمَّ اَكْثِرْ مَالَهُ وَذُرِّيَّتَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْهِمَا “ Ya Allah perbanyaklah harta Anas bin Malik dan keturunannya, dan limpahi keberkahan pada harta dan keturunannya”. Menunjukkan bahwa meminta kekayaan kepada Allah bukan hal yang dilarang syariah, karena Sang Nabi mendoakan diantara sahabatnya kaya raya, namun yang menjadi hina disini adalah cinta keduniawian.

Hadirin hadirat.. seperti malam ini kita semua meninggalkan keduniawian kita berkumpul disini meninggalkan rumah kita dan kesibukan, duduk di majelis dzikir. Semoga aku dan kalian dalam rahasia keluhuranNya dan kebahagiaan yang abadi. Amiiin…

Sampailah kita pada hadits mulia ini, dimana Rasul SAW menyampaikan kepada kita : أَلَاأُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ اْلجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيْفٍ مُتَضَاعِفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ “ Maukah kalian ku kabarkan tentang penduduk sorga itu siapa? , “Orang-orang lemah, orang-orang miskin, orang-orang tertindas..,(jika mereka berdoa dan bersumpah atas nama Allah niscaya dikabulkan Allah) Al Imam Ibn Hajar Al ‘Atsqalani Hujjatul Islam Wa Baraakatul Anam di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari, mensyarahkan makna hadits ini bahwa maksud dari ucapan bukan hanya orang yang lemah dan tertindas, bahkan orang-orang shaleh yang merendahkan dirinya tidak terlihat dan termasyhur, tapi dia shalihin maka orang-orang seperti ini termasuk dalam hadits tsbhadits itu menurut Al Imam Ibn Hajar Al ‘Atsqalani, “ hati-hati kata Rasul SAW, kalau mereka itu berdoa dan bersumpah dengan nama Allah, pasti Allah kabulakan. Apa maksud dari hadits ini? Hati-hati dengan fuqara’, jangan musuhi fuqara’, jangan marah kepada fuqara’, bukankah kita sudah mendengar firman Allah :
فَأَمَّا اْليَتِيْمَ فَلاَ تَقْهَرْ ¤ وَأَمَّا السَّائِلَ فَلاَ تَنْهَرْ ( الضحى : 9-10 ) maka terhadap anak-anak yatim jangan kau hardik, dan orang-orang miskin jangan kau marahi, jangan kau usir demikian hadirin firman Allah kepada kita. Dan hadits ini jelas, diriwayatkan dalam musnad Imam Ahmad yang memperjelas makna hadits ini : رُبَّ أَشْعَثٍ مَدْفُوْعٍ بِاْلأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ “Hati-hati terhadap para pengemis yang diusir di pintu-pintu rumah sebagian orang, kalau mereka bersumpah atas nama Allah maka Allah kabulkan doanya”. Demikian peringatan Sang Nabi kepada kita untuk berlemah lembut kepada fuqara’. Hadirin hadirat…Allah SWT juga berfirman di dalam hadits qudsy Al Imam Muslim di dalam Shahihnya ; “ Bahwa jika Allah SWT berhadapan dengan hamba-hambaNya seraya berfirman: يَا ابْنَ آدَمَ إِنِّيْ جَائِعٌ فًلَا تُطْعِمُنِيْ wahai keturunan Adam Aku ini lapar di kehidupan dunia dan kau tidak memberiKu makan, maka hamba-hambaNya berkata : يَارَبِّ كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ اْلعَالَمِيْنَ Rabbi, bagaimana aku memberiMu makan sedangkan Engkau Rabbul ‘Alamin? , maka Allah berkata :
اِسْتَطْعَمَكَ عَبْدِيْ فُلاَنْ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِيْ “HambaKu fulan mengemis kepada mu dia kelaparan dan kau tidak memberinya makan, taukah kamu jika kamu memberinya makan, makanan itu sampai kehadapan Ku?”, maksudnya bukan sampai makanannya, tetapi perbuatan mulia itu dimuliakan oleh Allah.

Hadirin hadirat… oleh sebab itu hati-hati terhadap fuqara’ ini bulan Ramadhan bulan kedermawanan Allah SWT, dan orang yang paling dermawan Nabi Muhammad SAW dan beliau pula lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan . Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ; Ketika Makhramah RA yang sudah lanjut usia, seorang kakek miskin bersama anaknya, dia berkata kepada anaknya : Anakku…ini Rasul sedang bagi-bagi untuk fuqara’, maka kita datang nanti saja karena kalau sekarang masih penuh orang antri, maka anaknya berkata: Wahai Ayah nanti kalau sudah selesai penutupan, habis pembagian bagaimana dengan kita datang terlambat. Maka Ayah berkata : sabar saja wahai anakku, nanti kita datang setelah orang sepi.., kira-kira begitu. Lalu datanglah mereka setelah pembagian selesai dan Rasulullah telah masuk ke rumah. Maka berkata Makhramah RA : Wahai putraku panggilkan Rasulullah SAW. Maka putranya berkata : “Ayah..aku memanggil Rasulullah SAW untuk ayah, Rasulullah ku panggil!!?? Sudah masuk kita sudah terlambat datang pembagian salah kita sendiri datang telat, Rasul sudah masuk lalu aku panggil lagi?! Ya memang salah kita datang terlambat”, kira-kira begitu. Maka ayahnya ( Makhramah RA ) berkata : يَابُنَيَّ إِنَّهُ لَيْسَ بِجَبَّارٍ Wahai anakku Rasulullah SAW itu lembut, bukan orang yang bengis dan suka menolak orang-orang yang meminta, panggil beliau… Maka putranya berkata : Assalamu’alaikum Ya Rasulullah… ini Makhramah dan putranya kami datang terlambat. Kemudian Rasulullah SAW keluar dan berkata : “wahai Makhramah ini bagianmu, aku tidak lupa engkau wahai Makramah, kusisihkan…” Rasul SAW tidak lupa nama-nama fuqara’ di Madinah Al Munawwarah, dilihat ketika pembagian fuqara’ si fulan tidak ada..si fulan tidak ada, maka disimpankan. Kalau kau tidak datang maka ku antar ke rumahmu wahai Makhramah, kau datang terlambat ini ku siapkan tidak ada yang ku lupakan. Demikian indahnya Sayyidina Muhammad SAW. Lanjutan Hadits ini (hadits pembahasan utama) : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّار … Maukah ku kabarkan kepada kalian siapakah penduduk neraka itu? عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِر Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan; “makna Utullin Jawwathin Mutakabbir adalah orang yang makan minum sendiri dan tidak peduli terhadap fuqara’ dan tidak mau peduli terhadap orang miskin. Orang-orang yang sombong, makan minum sendiri dan tidak mau tau tentang orang-orang miskin, dan mereka itu selalu berucap dengan kalimat-kalimat yang sombong, mereka itu penduduk neraka kata Rasul SAW. مُسْتَكْبِر (orang yang sombong) Na’udzubillah semoga Allah menjaga kita dari sifat sombong. Manusia yang paling indah Sayyidina Muhammad SAW…Diteruskan hadits ini terikat dengan riwayat Anas bin Malik ra tentang indahnya Nabi SAW, Rasul SAW itu orang yang paling sopan dan ramah. Kalau seandainya salah seorang budak di kota Madinah, budak..disana itu kan masih zaman perbudakan, dan zaman perbudakan itu kikis dan sirna setelah kebangkitan Islam. Karena dengan Islam inilah kikis dan sirnanya perbudakan.

Perlu saya jelaskan masalah perbudakan, sebagian mereka musuh-musuh Islam menjelaskan bahwa Islam memperbolehkan perbudakan. Beda, perbudakan muslimin yang ada di dalam Syariah dengan perbudakan di luar muslimin. Perbudakan di dalam Islam itu adalah orang-orang yang melawan muslimin dan memerangi muslimin dan tidak mau masuk Islam maka mereka dijadikan budak, tidak dimasukkan ke penjara. Tidak ada di dalam Islam namanya orang-orang di penjara karena memerangi muslimin tapi dijadikan budak, wah kejam sekali dijadikan budak??, sebentar! budak di dalam Islam fahami dulu…, Rasul SAW memerintahkan sebagaimana sabdanya SAW riwayat Shahih Al Bukhari :” beri makan budak kalian sebagaimana makanan kalian, kalau kalian makan apa beri makanan yang sama dan jangan bentak-bentak dia”. Dan Riwayat Al Imam Bukhari di dalam kitab Adab Al Mufrad , salah seorang sahabat membentak budaknya (sedangkan) dibelakangnya Rasulullah SAW, Rasulullah SAW bersabda : bertakwalah kepada Allah wahai Hamba Allah..!), maka sahabat itu berbalik melihat Rasulullah SAW dan berkata : Ya Rasulullah SAW, mohon maaf aku menghardik budak, maka berkata Rasul SAW : Kau sudah tau bukan apa yang harus engkau perbuat? Sahabat menjawab: Tahu ya Rasulullah, aku bebaskan dia. Menghardik budak bebas budaknya, ini tuntunan Sayyidina Muhammad SAW. Hidup satu rumah, makan sama dengan tuannya, tidak dipaksakan masuk Islam, dimana hadirin hadirat ajaran di barat dan timur mengajarkan orang yang memerangi kita suruh tinggal serumah, suruh makan bersama kita, tidak dipakasakan masuk Islam. Inilah indahnya perbudakan di dalam Islam. Dan setiap kali ratusan hadits dalam riwayat yang tsiqah ataupun shahih yang menjelaskan “ Barang siapa yang melepaskan budak…, barangsiapa yang membebaskan budak…, barangsiapa yang melepaskan budak…,barangsiapa, barangsiapa, terus dan terus…akhirnya perbudakan sirna dengan kebangkitan Islam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Berkata Sayyidina Anas bin Malik RA, (disaat itu) masa perbudakan masih belum sirna, kalau budak-budak yang datang dari Habsyah atau dari mana-mana yang diperjualkan di Madinah itu memegang tangan Rasululullah SAW , maka Rasululullah SAW ikut dibawa pergi kemanapun oleh para budak itu. Al Imam Ibn Hajar RA berkata bahkan diantara mereka mengajak Nabi untuk ke luar Madinah, maka Nabi ikut sampai ke luar Madinah. Nabi SAW tidak mau melepaskan tangan orang yang masih menggenggam tangan beliau SAW walaupun seorang budak. Diajak budak kesana ikut, sampai ke luar Madinah ditarik ikut. Demikian indahnya budi pekerti Rasulullah SAW.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Hari-hari mulia.. kita di hari mulia ini yaitu tepatnya tanggal 10 Ramadhan malam 11 Ramadhan. 10 Ramadhan ini adalah Fath Makkah, Fath Makkah dimana Rasul SAW tahun ke-8 Hijriah sebagimana diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dan lainnya, bahwa Rasulullah SAW sudah mengadakan perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang kuffar Qurays, yang pada saat Rasul SAW ingin masuk ke kota Makkah pada tahun 6 Hijriah bulan Dzulqa’dah yang disebut Perjanjian Hudaibiyah atau Baiatur Ridwan, di saat itu Rasul SAW ditahan oleh kuffar Qurays tidak boleh masuk, Rasulullah SAW berkata kami ingin masuk dengan damai, mereka mengatakan tidak boleh masuk. Kami masuk cuma mau tawaf, sa’i dan umrah setelah itu keluar, tetap tidak boleh masuk. Maka Sayyidina Umar bin Khattab RA berkata Ya Rasulullah : أَلَسْنَا مُسْلِمِيْنَ؟ (bukankah kita ini muslimin?), bukankah mereka itu musuh-musuh dan mereka itu telah menghalangi kita untuk masuk ke kampung halaman kita sendiri…kita perangi saja jumlah kita 1500, saat itu di Hudaibiyah. Maka Rasulullah berkata : tidak!, kita tetap pada tempat kita menunggu perintah Allah, menunggu perintah Allah sampai akhirnya persediaan minuman mereka habis. Maka saat itu Rasul SAW meminta air, dibawakan bejana air maka berdirilah Nabi SAW dan kemudian Rasul SAW duduk mau minum, para Sahabat sudah mengerubuti, Rasul SAW bertanya: kenapa kalian?, Ya Rasulullah ..tidak ada lagi air kecuali ini, kalau kau minum, habis tidak ada lagi air. Rasulullah SAW mengulurkan tangannya ke dalam bejana itu, mengalirlah air dari jari- jari Rasulullah“شَرِبْنَا وَتَوَضَأْنَا شَرِبْنَا وَتَوَضَّأْنَا “ demikian riwayat shahih Bukhari kami minum, kami wudhu, kami minum, kami wudhu. Satu, dua, tiga, empat.., 1500 muslimin yang minum dan wudhu dari air yang mengalir dari jari-jari Rasulullah SAW. Dan diriwayatkan لَوْ كُنَّا مِائَةَ اَلْفٍ لَكَفَى ( Kalau seandainya jumlah kami 100 ribu pun akan mencukupi) daripada air yang keluar dari jari-jari Sang Nabi. Hal itu perhitungkan kalau kita, jika air untuk minum dan wudhu tarulah 2 liter tiap orang dikalikan 1500 orang, 3000 liter keluar dari jari-jari Muhammad Rasulullah SAW, inilah mu’jizat Sang Nabi SAW .

Hadirin hadirat..Ketika para Muhadditsin ( Ahli Hadits) dan para fuqahaa’ ( Ahli Fiqh) memperjelas tentang hukum air, hukum air mana yang paling afdhal, air yang paling afdhal adalah air zamzam namun air yang keluar dari jari-jari Rasulullah lebih afdhal dari air zamzam, karena air zamzam keluar dari bumi, tapi air itu keluar dari jari-jari Sayyidina Muhammad SAW Wabaaraka ‘alaih wa ‘alaa Alih. Dan Rasulullah SAW setelah perjanjian Hudaibiyah kembali ke Madinah karena tidak diijinkan untuk masuk ke Makkah. Dua tahun kemudian masuk ke Makkah dengan 10.000 ribu Muslimin muslimat diantaranya, dan Rasul SAW meberikan panji di tangan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallah Wajhah dari Muhajirin, dan dari Anshar salah seorang Anshar RA .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Di malam Fath Makkah Abu Sofyan buru-buru masuk Islam, ini cara dakwah Nabi Muhammad SAW. Abu Sufyan pimpinan Makkah, datang masuk Islam di malam Fath Makkah karena sudah melihat puluhan ribu muslimin yang mau masuk Makkah, kalau tidak buru-buru masuk Islam, habis!!, kira-kira begitu. Abu Sufyan datang, maka Abu Sufyan risau gimana mau ketemu Rasulullah Karena Rasulullah dikelilingi ratusan kemah para Sahabat, demikian riwayat Sirah Ibn Hisyam. Maka Abu Sufyan ini ditolong oleh Abbas bin Abdul Mutthalib RA atau salah seorang Sahabat lainnya, kemudian kata Sayyidina Abbas RA : Mau apa engkau datang kesini, nggak salah kau kan pimpinan Makkah datang kesini mau apa? dia (Abu Sufyan) berkata : Aku mau masuk Islam. Kalau kau mau masuk Islam kau datang kepada Rasulullah naik ke kuda Rasulullah, tapi bagaimana orang-orang yang akan menghalangiku?, mereka pasti akan membunuhku. Tidak akan ada yang menyentuhmu kalau kau di atas kuda Rasulullah SAW, karena mereka tau kau adalah tamu Rasulullah SAW, maka Abu Sufyan berjalan sampai ke depan kemah Rasulullah SAW. Para Sahabat melihat Abu Sufyan di atas kuda Rasul SAW, di depan kemah berdiri Sayyidina Umar bin Khattab RA, seraya berkata : Abu Sufyan datang juga !!kau datang sendiri menyerahkan nyawamu, kecuali (tak akan selamat) seperti (mustahilnya) masuknya onta ke lubang jarum tidak bisa lepas dari pedangku sekarang. Maka Rasulullah SAW berkata: Lepaskan wahai Umar, lepaskan..maka Sayyidina Umar melepaskannya. Abu Sufyan! Apa yang kau mau? Abu Sufyan berkata aku selalu terusir dari hidayah, maka Rasul SAW berkata: kau yang mengusir dirimu dari hidayah. Hidayah ditawarkan kepada semua hamba Allah, maka ia pun masuk Islam dan kembali ke Makkah.

Masuklah Muslimin ke Makkah Al Mukarromah pada hari Jum’at tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriah melalui segala penjuru Makkah, maka di saat itu berkatalah Abu Sufyan pimpinan Makkah (riwayat shahih Muslim) yang sudah masuk Islam : “Ya Rasulullah, Mahkota kekuasaan quraisy sudah diserahkan padamu, tidak ada lagi quraisy yang akan memerangimu setelah hari ini “. Maka Rasulullah berkata : بَيْتَ أَبِيْ سُفْيَانَ فَهُوَ آمِنٌ مَنْ دَخَل ( yang masuk rumah Abu Sufyan dia aman) ,indahnya akhlak Nabi Muhammad SAW. Maka kaum Anshar berkata di dalam hati dan saling bisik satu sama lain, Rasulullah ternyata sudah kembali ke kampungnya di Makkah, ya sudah kita pulang ke Madinah. Maka saat itu turunlah wahyu, diriwayatkan di dalam Shahih Muslim berkata Abu Hurairah RA: إِذَا نَزَلَ اْلوَحْيُ لاَ أَحَدُ مِنَّا يَرْفَعُ طَرَفَهُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ , kalau sudah turun wahyu tidak satu pun diantara kami mampu mengangkat kepala melihat wajah Nabi Muhammad SAW dan saat itu cahaya terang benderang dan rahasia cahaya kewibawaan Ilahi menundukkan seluruh makhluk hingga tidak bisa mengangkat kepala di hadapan Sayyidina Muhammad SAW. Setelah turun wahyu Rasulullah SAW berkata Yaa ma’syaral Anshar ( Wahai kaum Anshar), orang Anshar berkata Labbaik Yaa Rasulullah ..Kalian telah mengatakan bahwa aku ini sudah memilih quraisy untuk disini dan akan tinggal di Makkah!!! Maka Rasulullah SAW berkata : كَلاَّ إِنِّي عَبْدُاللهِ وَ رَسُوْلُهُ إِنَّيْ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ وَاْلمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَاْلمَمَاتُ مَمَاتُكُم “Sungguh tidak!! aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah ke kampung kalian yaitu Madinah Al Munawwarah, hidup dan mati ku bersama kalian”. Maksudnya apa? Aku (Nabi Muhammad SAW) setelah ini akan kembali ke Madinah dan aku akan wafat di kampung kalian di Madinah Al Munawwarah. فَأَقْبَلُوْا إِلَيْهِ يَبْكُوْنَ ( maka kaum Anshar menangis karena gembira dan mereka mengerubuti Rasulullah SAW), (Shahih Muslim). seraya menangis dan berkata : Ya Rasulullah bukan apa-apa, kami cuma takut kehilangan engkau, kau sudah kembali ke Makkah tempat kelahiran mu, kami sudah hidup bersama mu bertahun-tahun, delapan tahun kami menerima mu saat semua kaum menolak mu, dan kami takut berpisah dengan mu Ya Rasulullah (Syarah Nawawi ala shahih Muslim). Maka Rasulullah berkata “ Laa” aku akan kembali kepada kalian, hanya sebentar ke Makkah dan kembali ke Madinah Al Munawwarah. Demikian indahnya Sayyidina Nabi Muhammad SAW, orang yang mengenal keindahan beliau tidak menjauh dari beliau.

Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari, ketika menjeritnya batang pohon kurma yang ketika Rasulullah SAW berpindah dari bersandar padanya, pohon itu menjerit dan menangis sehingga terdengar oleh semua para Sahabat, bagaimana batang pohon kurma itu menjerit dan menangis, maka Rasul SAW turun dan memeluk batang pohon kurma itu, maka tangisnya bagaikan tangis bayi yang ditenangkan ibunya, dan perlahan-lahan mulai diam (Shahih Bukhari). Disampaikan oleh Guru Mulia kita Al Al Mufassir Al Musnid Al ‘Allamah Al Habib Umar bin Hafidz alaihi ridhwanullah (semoga baginya keridhoan Allah swt) di dalam kitabnya, Beliau menjelaskan bahwa ; bayangkan sebatang pohon kurma ini yang tidak mau menjauh dari Rasul SAW, padahal cuma berdekatan beberapa hasta saja Rasulullah pindah, tapi dia tidak mau jauh dari Nabi Muhammad SAW, dan perhatikan cinta Rasul SAW kepada yang mencintainya dan merinduinya walau hanya batang pohon kurma, maka datanglah Rasul SAW dan memeluk batang pohon kurma itu seraya menangis tersendat-sendat dan akhirnya terdiam tangisnya. Demikian indahnya budi pekerti Nabi Muhammad SAW itu terhadap batang pohon kurma, lebih pada ummatnya yang merindukan Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT memuliakan kita dengan rahasia keluhuran, rahasia kebahagiaan. Ya Rahman Ya Rahim.. demi kemuliaan bulan Ramadhan agung ini, demi kemuliaan Fath Makkah, demi kemuliaan Badr Al Kubra, demi kemuliaan Nuzul Al Qur’an, demi kemuliaan Lailatul Qadr, demi kemuliaan seluruh anugerahMu yang Kau limpah ruahkan, demi kesucian namaMu Yang Maha Luhur..Singkirkan seluruh dosa-dosa kami, pastikan hari esok kami lebih indah dari hari ini dunia dan akhirat, dzaahiran wa bathinan…

فقولو جميعا...
(Kataklanlah bersama sama)
ياالله.. ياألله.. ياألله....

يا ألله يارحمن يارحيم...،
لاإله إلا الله....
لاإله إلا الله محمد رسول الله ..
صلى الله عليه وسلم كلمة حق عليها نحيا وعليها نموت وعليها نبعث إن شاء الله

تعالى من الأمنين

Hadirin Hadirat...InsyaAllah malam 17 Ramadhan kita akan mengadakan acara Haul Ahlul Badr Al Kubra Alaihim ridhwanullah ajmain(semoga keridhoan Allah swt atas mreka semua), dan juga malam Nuzul Al Qur’an, dengan membaca dzikir Yaa Allah 1.000X (dzikir Jalalah) di Masjid At Tin, Insya Allah yang hadir lebih banyak dari yang hadir di malam Nisf Sya’ban. Semoga Allah SWT mensukseskan acara ini, dan memberi kemudahan dari segala hal-hal yang merintangi , dan menjaga acara ini menjadi acara yang dilimpahi keberkahan . Sebagaimana kabar yang telah disampaikan pada Al Musnid Al Hafidz Al Habib Umar bin Hafidz, bahwa kita akan mengadakan acara Haul Ahlul Badr sebagaiman a di Tarim di tempat beliau di Darul Musthafa mengadakan Haul Ahlul Badr sekaligus Doa (dimalam yg sama), maka kita pun mengadakan di malam yang sama, Beliau mendoakan keberkahan, demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah. Semoga acara ini sukses dan membawa keberkahan bagi kita dan bagi penduduk Jakarta khususnya, dan seluruh muslimin di barat dan timur.

Demikian Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, acara ini kita lanjutkan dengan renungan Ramadhan, merenungkan keagungan Ramadhan, sepuluh hari agung telah lewat dari kehidupan kita di bulan Ramadhan ini, esok sudah tanggal 11 sebentar lagi setengah,sebentar lagi selesai Ramadhan. Ramadhan yang telah lalu kemarin tidak akan pernah kembali lagi selama-lamanya dalam kehidupan kita. Kita merenungi keagungan Ramadhan. Tafaddhal masykuraa…

مَرْحَبًا يَاشَهْرَ رَمَضَان مَرْحَبًا شَهْرَ اْلعِبَادَةِ
مَرْحَبًا يَاشَهْرَ رَمَضَانَ مَرْحَبًا شَهْرَالسَّعَادَةِ

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Kita doakan para tamu kita, dan juga fadhilah Al Ustadz Ad Da’I ilallah Asy Syaikh Raamiy bin Faruq Najmuddin, matta’anallah bih semoga di limpahi rahmat dan keberkahan oleh Allah SWT Wajazaakumullah Khairal Jaza’. Dan juga kita mohonkan doa kepada guru yang kita muliakan dan kita cintai fadhilah Al Ustadz Ad Da’I ilallah Assayyid Ibrahim Aidid, tafaddhal Masykuura.


www.majelisrasulullah.org



















Your Ad Here






Read More

Post Top Ad