Muhamad Yusup
18.53.00
0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan kalah, maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan ketahuilah kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi hari, sore hari dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Jalla Wa Alla, Maha Suci Allah Swt yang dengan Kesucian Nya mensucikan jiwa hamba – hamba Nya dari segala keinginan yang hina, yang semakin mulia dan luhur mereka yang mengingat dan mengagungkan Allah, (dan) Tiadalah jiwa yang lebih indah dan bercahaya melebihi jiwa yang mengagungkan Allah… Maha Mensucikan jiwa hamba Nya dari kehendak yang hina, Maha Menjatuhkan keinginan buruk dari sanubari hamba – hamba Nya. Semakin dekat dan rindu seorang hamba kepada Allah, semakin berjatuhan keinginannya untuk berbuat yang munkar.
Demikianlah Cahaya Keagungan Illahi.
Bila telah terbit di dalam sanubari semakin terang benderang hingga sirnalah kegelapan didalam jiwa dan sanubari hamba Nya berganti dengan keinginan luhur, berganti dengan keinginan mulia dan berbuat kebaikan sepanjang sisa waktu dari usianya yang dipinjamkan Allah.
Wahai hamba – hamba Allah yang kita ini adalah milik Allah, yang usia kita dipinjami oleh Allah agar semakin dekat Kehadirat Nya, wahai yang bernafas dan hidup dengan Kehendak Allah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Nabiyyuna Muhamamd Saw ketika seseorang wanita yang hamil, Allah memerintahkan Malaikat didalam rahimnya yang selalu menyampaikan Kehadirat Allah. Jika sudah masuk janin ke dalam rahimnya maka Malaikat berkata “Ya Rabb nuthfah” (Wahai Allah janin telah masuk ke dalam rahim). Lantas apabila ia telah menjadi gumpalan darah dengan Kehendak dan Pengaturan Allah. Malaikat mengatakan “Ya Rabb…” (Wahai Allah dan Malaikat terus mengabarkan akan keadaan sang bayi). Wahai Allah telah menjadi gumpalan daging bayi ini, Wahai Allah telah mulai terbentuk bayi ini dan ketika ia hampir berbentuk, kelaminnya ditanyakan oleh Malaikat “Ya Rabb adzakar am untsa” (Wahai Allah apa yang Kau inginkan dari bayi ini, lelaki atau wanita). Maka dengan Kehendak Allah Swt memilihkan kelaminnya dan setelah itu muncullah bayi dan ditiupkan padanya ruh. Berdetaklah jantungnya dan berfungsilah seluruh aliran darahnya, berfungsilah seluruh tubuhnya dan menanti ijin untuk lahir ke muka bumi yang milik Allah, menanti ijin bernafas didunia yang milik Allah, ia pun lahir ke muka bumi dan menyerukan suara dan setelah itu ia hidup dengan Kehendak Illahi. Dialah (Allah) Yang Maha Memiliki setiap kelahiran, Yang Maha Memiliki setiap kehidupan, Yang Maha Menjatuhkan seluruh kekuasaan dengan kematian.
Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba – hamba Nya yang selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah satu – satunya hal yang menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api neraka. Mereka selamat karena memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada pernah bosan Mengampuni, Yang Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua yang dermawan, Yang Maha Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah (Allah Swt) Jalla Wa Allah.
Hadirin – hadirat, Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan hal yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang meninggal 3 orang anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang dari api neraka (hijaban lahu minannaar)”. Berarti kalau seseorang punya anak 3 yang meninggal maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api neraka. Betapa pedihnya dan sulitnya dan pahitnya kehilangan seorang anak, bagaimana dengan 3 orang anak? Seakan – akan sirna seluruh kenikmatan yang dia lewati sebelumnya. 3 orang anak yang wafat dari anak – anaknya (misalnya) namun hal itu diganti dengan hijaban lahu minannaar. Kesedihan itu kecil kalau dibandingkan anugerah bebas dari api neraka. Ketika ia melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan memuji Allah, Maha Suci Engkau Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan aku terjaga dari api yang mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang sudah melihat api neraka, seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela dikorbankan demi selamat dari api itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan sepanjang ia lahir hingga ia wafat, ia akan lewati kesedihan itu dan ia anggap gembira jika ia lihat api neraka itu.
Hadirin – hadirat, lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?” (bagaimana kalau yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal itsnain” (juga kalau hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari api neraka. Kesedihannya dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka selama – lamanya. Inilah anugerah yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa Allah selalu membayar kesedihan kita dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada kesedihan itu sendiri. Kalau seandainya seseorang itu melihat 2 anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat ia akan masuk api neraka maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus menginjak api neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak ingin anak kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan) dan kelembutan dari takdir – takdir Ilahi Swt.
Hadirin – hadirat, inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah). “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan dirinya untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan oleh keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang dimaksud “innaddiina yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah sudah Maha Mengetahui mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah jadikan agama ini mudah bagi kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah hawa nafsu kita yang berbicara tetapi pada hakekatnya semua umat ini mampu melakukan apa – apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.
“Wala yusyaddaddina ahadun illa ghalabahu”, tiadalah seseorang memaksakan dirinya. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar menjelaskan hal – hal yang sunnah kalau hal – hal yang fardhu (wajib) memang fadhu (wajib) tapi kalau hal – hal yang sunnah jangan paksakan diri kita. Al Imam Ibn Hajar memberi contoh: orang yang memaksakan dirinya untuk melakukan shalat tahajjud yang panjang, boleh saja ia lakukan shalat tahajjud yang panjang tapi kalau ia paksakan secara berlebihan yang akhirnya setelah tahajjud ketiduran dan shalat subuhnya terlewat. Shalat subuhnya adalah hal yang fardhu (wajib), ia paksakan untuk tahajjud yang lama akhirnya shalat subuhnya terlambat. Tentunya hal ini yang dimaksud dalam hadits “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu”, orang yang memaksakan dirinya dalam ketaatan yang lebih dari kemampuannya, ia akan kalah sendiri dengan keinginannya.
“Fasaddidu..”, Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari mengatakan “tawassuth lil a’mal” (jangan berlebihan dan jangan pula meremehkan, ditengah – tengah saja). Berbuat yang semampu kita dan itu dipertahankan karena “ahabbudin illaihi saw adhdhuwa mahum” demikian riwayat Shahih Bukhari, bahwa yang paling disenangi oleh Sang Nabi Saw dalam amal kita adalah yang berkelanjutan (berkesinambungan). Jadi jika hal itu pun ringan kalau berkesinambungan itu yang lebih disenangi oleh Rasul saw.
Kalau shalat tahajjud rasanya saya sulit bangunnya, ya kalau begitu lakukan shalat witir habis ba’diyah isya. Sudah shalat isya ada shalat sunnah ba’diyah setelah itu shalat witir 3 rakaat, itu sudah termasuk qiyamullail. Kau bangun shalat tahajjud lagi tidak apa – apa tapi jangan shalat witir 2X, karena yang makruh adalah yang witir 2X. kalau malam bangun lagi 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat shalat tahajjud, silahkan!!. Bangun tidak bangun sudah melakukan qiyamullail. Kalau bangun shalat tahajjud syukur kalau tidak bangun toh sudah melakukan qiyamullail. Ini yang disebut “tawassuth lil a’mal”. (misalnya) Saya ingin kemuliaan qiyamullail maka lakukan yang mudah, setelah ba’diyah isya lakukan shalat witir 3 rakaat itu sudah melakukan qiyamullail. Tapi saya mau bangun untuk tahajjud, ya kalau bangun tahajjud lakukan dan kalau tidak bangun qiyamullail sudah kita lakukan dengan shalat witir sudah dapat pahalanya. Sudah bisa melakukan qiyamullail setiap malam dengan shalat witir. Demikian hadirin – hadirat diantara kemudahan – kemudahan yang ditunjukkan dan bila kita dawamkan itu afdhal.
Oleh sebab itu Rasul Saw bersabda tadi “fasaddidu wa qaribu”, apa makna “qaribu” disini, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan “kalau tidak mampu kau perbuat hal yang sedemikian sempurna yang kau ketahui, perbuat amal yang dekat dengan itu, yang dekat kepadanya”. Seandainya kita dengar sebaik – baiknya puasa adalah puasa Nabi Daud, kata Rasul saw. Puasa sehari batal sehari, puasa lagi batal lagi. Itu puasa yang paling afdhal). Kita tidak mampu, ya kalau gitu puasa senin – kamis. Saya sibuk banyak pekerjaan, kalau begitu 3 hari dalam 1 bulan. Sibuk tidak mampu atau sakit atau banyak halangannya untuk melakukan puasa. Lakukan puasa syawal, lakukan puasa pada hari asyura, puasa pada hari arafah yang hanya datang 1 tahun sekali. Puasa arafah setahun sekali, puasa hari asyura setahun sekali, puasa syawal 1 minggu saja dalam 1 tahun.
Demikian hadirin – hadirat “wa qaribu”, dekatkan dengan diri kita. Saya mampunya hanya puasa fardhu (wajib) saja, puasa ramadhan. Tambah 1 hari setahun sekali puasa asysyura,
(ketahuilah bahwa) itu sebelum puasa ramadhan diwajibkan, puasa asyura sudah menjadi puasa wajib. Sebelum diwajibkan puasa bulan ramadhan, puasa asysyura wajib. Setelah muncul kewajiban puasa dibulan ramadhan, puasa asysyura menjadi sunnah muakkadah. Itu 1 tahun sekali, kalau tidak mampu puasa sunnah seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali. Puasa arafah setahun sekali. Demikian hadirin – hadirat, tahun depan tambah 2X arafah dan asysyura, tahun depannya lagi tambah syawal (1 minggu), arafah, asysyura 3X saja setahun. Tahun depannya barangkali bisa ditambah 2 bulan sekali, terus demikian riwayat Shahih Bukhari “yang paling disenangi Rasul saw adalah amal yang berkesinambungan”. Kalau amal sekali saja memang tidak boleh? Boleh, tapi yang berkesinambungan lebih afdhal. Ini kita bicara hal yang sunnah dan hal yang wajib tentu sudah jelas.
“Wa qaribu wa absyiru” (dan pahamilah hal – hal yang membuat kau gembira didalam ibadah daripada bisyarah bisyarah dan kabar – kabar mulia yang muncul itu pahami dan kabarkan). Kita sudah melakukan shalat witir, Alhamdulillah setiap malam shalat witir. Kenali kemuliaan pahala qiyamullail, seperti apa. “absyiru” katakan pada orang lain dan senangkan dirimu. Kalau qiyamullail itu pahalanya begini, begini, begini, itu yang dimaksud. Ketika kita beramal ibadah hadirkan didalam hati kita kemuliaan ibadah itu. Saya Alhamdulillah selalu hadir di majelis setiap malam selasa, hadirkan kemuliaan ibadah seperti ini. Allah Swt sudah mengatakan dari seluruh riwayat Shahih Bukhari dan Muslim “orang yang duduk di majelis dzikir dan majelis taklim, itu semua yang duduk disitu tidak akan dihinakan oleh Allah Swt yang duduk bersama berdzikir dan orang yang bertakdhim dan bershalawat, semuanya itu larut di majelis dzikir”.
Hadirin – hadirat inilah yang disebut “wa absyiru” agar bangkit semangat kita didalam ibadah lebih daripada yang ada. Kita sedang shalat 5 waktu, bangkitkan kemuliaan itu bahwa kau sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin. Inilah detik – detik terindah sepanjang waktu kita hidup hingga kita wafat belum ada detik – detik lebih agung daripada saat kita shalat, saat kita sujud. Ingatlah kemuliaan sujud itu bahwa Allah mengharamkan anggota sujud dibakar api neraka. “Innallaha harama alannaar an ta’kula min ibn adam atsarassujud” riwayat Shahih Bukhari sabda Rasul saw “Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud”. Ingat itu disaat kita bersujud, dan sedekat – dekat hamba kepada Allah. Hamba yang sangat dekat kepada Allah adalah saat ia bersujud. Sedang sujud ingat itu, sedang dzikir kemuliaannya, sedang puasa ingat kemuliaannya, sedang shalat ingat kemuliaan, berhadapan dengan ayah ibumu ingat kemuliaannya, ingat keberkahannya. Demikian absyiru.
Setelah itu Rasul Saw mengajari kita untuk banyak berdoa tapi Rasul saw mengajari 3 waktu yang paling afdhal padanya doa didalam setiap hari yaitu “wasta’inu bil qhudwati warrawhati wa syain minadduljah” (mohonlah pertolongan Allah pada 3 waktu yaitu disaat pagi). Ghudwah adalah mulai selesai fajr hingga waktu dhuha, sebagian ulama mengatakan sampai sebelum waktu zawal. Jadi 10 menit sebelum adzan dhuhur itu waktu zawal. Sebelum itu dari mulai waktu subuh (waktu pagi), doa – doa diijabah (dikabulkan) oleh Allah Swt.
“Warrawhah”, rawhah adalah beberapa saat sebelum ashar sampai terbenamnya matahari. Disaat – saat seperti itu banyaklah berdoa, kata Rasul Saw. “wa syain minadduljah” yang paling afdhol di detik – detik akhir sepertiga malam terakhir sebelum adzan subuh. Jadi sebelum adzan subuh, kalau sepertiga malam terakhir bisa dihitung sendiri dari isya sampai adzan subuh dibagi 3, sepertiga terakhir itu waktunya, kira – kira jam 02.30 atau 03.00 WIB. Detik – detik sebelum adzan subuh, itulah detik – detik paling afdhal untuk berdoa dan di detik – detik itulah kelahiran Sayyidina Muhammad Saw, beliau lahir beberapa detik sebelum terbitnya fajar.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt memuliakan hamba – hamba Nya dengan tuntunan keluhuran dengan sunnah Nabi Nya, Muhammad Saw. Mereka semakin dekat kepada Allah Swt dan Allah jadikan agama islam ini mudah. Makin ingin seseorang mendalaminya makin dipermudah oleh Allah Swt urusan dunianya dan akhiratnya. Dan bukan berarti seseorang yang bekerja itu dia orang yang duniawi karena pekerjaan itu kalau diniatkan memberi nafkah menjadi pahala shadaqah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw “orang yang memberi nafkah kepada keluarganya maka ia mendapat pahala shadaqah”. Itulah hadirin – hadirat, jadi bekerja mendapatkan nafkah untuk keluarganya itu ada pahalanya dari Allah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “barangsiapa yang bekerja untuk menafkahi para fuqara, dia bekerja untuk dirinya tentunya dan keuntungan dari pekerjaannya itu untuk fuqara maka baginya itu pahala seakan – akan orang yang berpuasa di malam hari dan yang shalat malam di sepanjang malam”.
Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin seseorang dekat dan mengamalkan sunnah Sang Nabi saw, dia akan semakin sempurna dan demikian pula masyarakat. Semakin meluas ajaran sunnah Nabi Muhammad Saw maka akan semakin damai masyarakatnya. Beberapa waktu yang silam diwilayah Shibam di Hadramaut ada seorang qadhi (hakim). Di Shibam kebanyakan ulama, shalihin banyak disitu. Qadhi (hakim) itu 20 tahun bertugas menjadi hakim di wilayah Shibam. Setelah selesai jabatannya ia kembalikan semua penghasilan bulanannya, karena hakim kan ada gajinya, ada bulanannya dikembalikan yang selama 20 tahun. Dikembalikan kepada amir (pemimpin). “Kenapa dikembalikan?” Hakim menjawab “saya tidak bekerja. 20 tahun saya jadi hakim tidak ada 1 kasus pun”. Selama 20 tahun ia menjadi qadhi (hakim), tidak satu pun ada pengaduan kepada hakim.
Demikianlah masyarakat yang nabawiy, kalau sudah masyarakatnya asyik dengan sunnah Nabi Muhammad Saw tidak ada lagi hal – hal yang bersifat munkar. Ada satu yang mencaci temannya yang lain memaafkan, yang satu berbuat dholimi yang lain menasehati. “Tidak ada 1 kasus pun”, kata sang hakim. “20 tahun aku disini, tapi aku makan penghasilan tiap bulan makan dikasih, aku tidak mau memakannya karena aku tidak bekerja sebagai hakim, aku ditunjuk jadi hakim selama 20 tahun disini tidak ada kasus 1 pun yang datang kepadaku”. Demikian hadirin – hadirat, sampai ia selesai dari jabatannya dan tidak ada 1 kasus pun di wilayah itu, demikian indahnya masyarakat kalau sudah berjalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Allah berikan keberkahan, Allah berikan keluasan.
Demikian hadirin – hadirat yang dimulaikan Allah,
Saya pernah berkunjung ke Pulau Bengkalis diwilayah Riau. Pulau ini pulau yang kaya raya, Sampai ditempat pertama kali yang saya Tanya “bagaimana keadaan pulau ini?” mereka berkata “Habib, di pulau ini tidak ada bar, tidak ada diskotik, tidak ada café, tidak ada perjudian, tidak ada tempat zina, tidak ada itu semua”. Kenapa? Masyarakatnya tidak mau. Pernah buka disini bar, diskotik tapi tidak laku, tutup sendiri karena masyarakatnya tidak mau itu. Masjid ramai, pesantren ramai, majelis taklim ramai. Ada orang buka bar, buka diskotik tutup sendiri karena tidak laku. Jadi Habib disini tidak ada tempat maksiat karena masyarakatnya tidak mau. Subhanallah!! Kaya raya, Allah limpahkan keberkahan sebagaimana firman Allah “walaw anna ahlalqura amanu wattaqa lafatahnaa a’laihim barakaati minassamaai wal ardh” QS. Al A’raf : 76 (kalau seandainya masyarakat itu beriman dan bertaqwa, Allah limpahkan keberkahan dari langit dan bumi).
Hadirin – hadirat demikian indahnya seseorang dan masyarakat yang mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw. Rasul Saw selalu menuntuk kita kepada kesucian hidup. Oleh sebab itu diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw membanggakan umatnya “inna ummati yud’auna yaumal qiyamah Ghurran muhajjilin” (sungguh umatku di hari kiamat terang benderang wajah mereka itu). “famanisthatha’uu an yuthiila ghurratahu falyaf’al” demikian riwayat Shahih Bukhari. Maka kalian, kata Rasul “yang mempunyai kemampuan maka luaskan anggota wudhu (wajah, tangan, kaki) dan itu kalau saat membasuh wajah jangan diwajah saja namun diteruskan sampai lewat leher sampai ke telinga dan airnya diperluas. Disaat membasuh tangan dipanjangkan sampai diatas siku, itu bukan mubazir, itu adalah Ghurran Muhajjilin.
Hadirin – hadirat panjangkan sampai melewati siku, demikian juga membasuh kaki panjangkan sampai diatas pertengahan antara lutut dan mata kaki (tengah tengahnya) jadi sampai betis panjangkan itu air”. Itu kenapa? itu membuat anggota tubuh kita terang benderang di yaumal qiyamah. Rasul Saw membanggakan umatnya, anggota wudhu mereka terang benderang bercahaya. Dikenangnya umat Nabi Muhammad Saw dengan anggota wudhunya yang diberi cahaya oleh Allah Swt. Dan membasuh rambut, basuh seluruh bagian rambut sampai seluruhnya dan demikian pula telinga. Sempurnakan wudhu kita kalau kita berwudhu. Ini salah satu dari wasiat Nabi kita Muhammad Saw.
Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Utsman radiyallahu anhum berwudhu menghadap kiblat lantas beliau berwudhu dengan tenang dan dinikmati lalu melakukan shalat sunnah 2 rakaat. Setelah itu ditanya oleh Sahabat lain, “kau ini berbuat begini kenapa wahai khalifah Amirul Mukminin? Apakah Rasul saw mengajarkan begini?”, Sayyidina Utsman berkata “Rasul saw berkata barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik – baiknya, ia perindah wudhunya, perlahan – lahan, tidak terburu – buru, menghadap kiblat, menutup aurat, dalam keadaan seperti itu lalu ia shalat sunnah 2 rakaat tanpa berkata – kata dari mulai berwudhu sampai shalatnya usahakan tidak banyak bicara maka Allah akan mengampuni dosa – dosanya”. Dan kudengar ini langsung dari Rasulullah saw. Demikian dikatakan Sayyidina Ustman bin Affan radiyallahu anhum.
Hadirin – hadirat, para sahabat radiyallahu anhum adalah orang – orang yang paling mencintai Rasulullah Saw. Cinta mereka kepada Rasul saw sangat – sangat dahsyat sampai dikatakan ketika Sayyidina Abu Hurairah radiyallahu anhu berhadapan dengan Rasul saw saat itu beliau sedang junub (sedang dalam keadaan hadats besar) maka Abu Hurairah radiyallahu anhu cepat – cepat pergi meninggalkan Rasul saw. Ketika jumpa dengan Rasul saw ditanya “aina kunta ya Abu Huhairah?”, kau tadi dimana ya Abu Hurairah? kenapa lari sembunyi? Berkata Abu Hurairah “kuntu junuban Ya Rasulullah”, wahai Rasulullah tadi aku sedang hadats besar belum mandi junub (mandi wajib). “wa akrahu an ujaalisaka illa wa ana alaa thaharah”, dan aku tidak mau duduk bersamamu dan menghadapmu terkecuali dalam keadaan suci. Demikian cinta mereka (para sahabat) kepada Sayyidina Muhammad Saw.
Dan tentunya kita ingat 1 nama, manusia yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad Saw dari semua nama para sahabatnya. Siapakah ia? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha, putri tercintanya yang paling dicintai Rasul saw dari semua sahabat radiyallahu anhum. Terbukti bagaimana kita dengar ketika Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Ketika Rasul saw wafat, Sayyidina Abu Bakar ini kalau selesai shalat malam terdengar suara gemuruh dari dadanya bagaikan suara air yang bergolak dan ketika ia wafat tercium bau hati yang terbakar, hati yang terpanggang. Hati kalau dibakar baunya seperti itu tercium dari mulutnya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq maka ketika ditanya kenapa maka salah satu riwayat mengatakan “itu adalah karena tidak tahannya menahan kerinduan kepada Rasulullah Saw”. Dan ternyata hal itu telah didahului oleh Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha yang ketika setelah wafatnya Rasul saw, ia tidak lagi keluar dari rumahnya dan terus berada dirumahnya dan keluar hanya beberapa saat untuk berjumpa dengan Amirul Mukminin Abu Bakar Ashshiddiq dan setelah itu tidak keluar dari rumahnya. Beberapa bulan kemudian ialah yang pertama kali wafat dari para sahabat Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, “Rasul saw berkata kepada Sayyidatuna Fatimah bahwa engkaulah yang paling pertama menjumpaiku dari para kekasihku”. Maksudnya dari semua orang – orang yang dicintai oleh Rasul saw dari kalangan sahabat yang paling pertama kali menjumpai Rasul Saw di alam barzah adalah Sayyidatuna Fatimah. Terbukti beliaulah yang pertama kali wafat setelah Rasul Saw wafat.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum tahu kemuliaan derajat Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Sebagian orang di masa sekarang mengatakan Abu Bakar Ashshiddiq itu tidak mencintai ahlul bait, hal ini tentunya salah karena riwayat Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari ketika Abu Bakar Ashshiddiq ditanya bahwa Sayyidatuna Fatimah Azzahra tersinggung atas ucapannya maka Abu Bakar Ashshiddiq datang kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib mohon ijin untuk minta ridho kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra” , dan Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra dating pada sayyidah Fatimah Azzahra mohon ridho dan mohon maaf atas kesalahannya dan ia tidak keluar dari rumahnya Sayyidatuna Fatimah sebelum Sayyidatuna Fatimah Azzahra ridho memaafkan kesalahan Abu Bakar Ashshiddiq. Maka berkata Imam Ibn Hajar Al Asqalani riwayat ini menyelesaikan permasalahan yang saat sekarang ini dipermasalahkan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita gembira dengan hari – hari mulia kita yang semakin dekat dengan kedatangan Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh yang Insya Aallah akan tiba pada tanggal 8 Januari 2008, hari Kamis yang malam itu akan langsung diadakan acara malam jum’at di gedung Dalail Khairat, komplek hankam, Cidodol. Mulai pk. 20.30 WIB sebagaimana biasa dan tentunya hari jum’at beliau akan khutbah jum’at di Masjid Al Hawi dan malam minggunya (malam ahad) ziarah kubro ke Luar Batang dan pada malam selasa hadir bersama kita Insya Allah tanggal 12 Januari 2008 dan pada tanggal 11 Januari 2008 (hari ahad) Haul Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar bin Salim di Cidodol sebagaimana biasanya. Nanti jadwal akan kita bagikan, dan kita berdoa agar acara – acara ini sukses dan tidak ada hambatan sama sekali.
Kita juga bermunajat agar Allah Swt memberikan kemudahan dan kelancaran bagi acara kita di malam 1 Januari 2009 kita akan berdzikir bersama untuk mengimbangi maksiat yang banyak muncul di malam 1 Januari. Riuh orang – orang dengan meniup terompet di malam 1 Januari, kita akan gemuruhkan malam itu dengan ratusan ribu muslimin yang menggebu karena menyebut Nama Allah .. Allah.. dan semoga Allah Swt memberikan kemudahan kepada kita dalam pengadaan acara ini.
Kita bermunajat untuk diri kita dan seluruh muslimin dan semua pemirsa yang mendengarkan di Radio RASfm semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi kita. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram pandanglah seluruh jiwa kami seluruh sanubari kami, pastikan seluruh nama – nama kami didalam nama – nama yang Kau limpahi Rahmat Keberkahan dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan. Ya Rahman Ya Rahim RahmatMu yang kami minta yang tiada memiliki kecuali Kau Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, Lmpahkan Rahmat kepada hamba Mu yang terbenam dan terbitnya matahari. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Kau limpahkan Rahmat kepada kami, limpahkan Rahmat kepada rumah tangga kami, kepada diri kami, kepada segala aktifitas kami, Ya Dzaljalali wal ikram Yadzaththauli wal in’am Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Menamakan diri Mu Rahman dan Rahim, Wahai Yang Menamakan diri Mu Arhamur Rahimin Yang Maha Pengasih melebihi semua yang berkasih sayang, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Rahman Ya Rahim beri kami kesempatan memandang indahnya Dzat Mu Yang Maha Indah dan jadikan jiwa – jiwa kami selalu bercahaya dengan cahaya keindahan Mu siang dan malam, jadikan hari – hari kami dilimpahi kebahagiaan dan rahmat sepanjang waktu dan zaman. Ya Rahman Ya Rahim sampai kami wafat jadikan wafat kami adalah awal dari kebahagiaan yang kekal, Ya Rahman Ya Rahim jadikan kehidupan kami sebagai gelombang Rahmat Mu demi menjenjang kebahagiaan yang abadi, jadikan ayah bunda kami dimuliakan dunia wal akhirat, ampuni dosa kami dan dosa ayah bunda kami. Ya Rahman Ya Rahim dan jagalah keturunan kami, anak – anak kami Rabbiy jangan Kau jadikan mereka kelak terjebak didalam perzinahan, atau dalam perjudian, atau dalam segala kemunkaran, pelihara anak – anak keturunan kami Ya Rahman Ya Rahim pelihara keluarga dan kerabat kami, maafkan teman – teman yang dalam kemaksiatan, hujani mereka dengan hidayah.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
www.majelisrasulullah.org
Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan kalah, maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan ketahuilah kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi hari, sore hari dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Jalla Wa Alla, Maha Suci Allah Swt yang dengan Kesucian Nya mensucikan jiwa hamba – hamba Nya dari segala keinginan yang hina, yang semakin mulia dan luhur mereka yang mengingat dan mengagungkan Allah, (dan) Tiadalah jiwa yang lebih indah dan bercahaya melebihi jiwa yang mengagungkan Allah… Maha Mensucikan jiwa hamba Nya dari kehendak yang hina, Maha Menjatuhkan keinginan buruk dari sanubari hamba – hamba Nya. Semakin dekat dan rindu seorang hamba kepada Allah, semakin berjatuhan keinginannya untuk berbuat yang munkar.
Demikianlah Cahaya Keagungan Illahi.
Bila telah terbit di dalam sanubari semakin terang benderang hingga sirnalah kegelapan didalam jiwa dan sanubari hamba Nya berganti dengan keinginan luhur, berganti dengan keinginan mulia dan berbuat kebaikan sepanjang sisa waktu dari usianya yang dipinjamkan Allah.
Wahai hamba – hamba Allah yang kita ini adalah milik Allah, yang usia kita dipinjami oleh Allah agar semakin dekat Kehadirat Nya, wahai yang bernafas dan hidup dengan Kehendak Allah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Nabiyyuna Muhamamd Saw ketika seseorang wanita yang hamil, Allah memerintahkan Malaikat didalam rahimnya yang selalu menyampaikan Kehadirat Allah. Jika sudah masuk janin ke dalam rahimnya maka Malaikat berkata “Ya Rabb nuthfah” (Wahai Allah janin telah masuk ke dalam rahim). Lantas apabila ia telah menjadi gumpalan darah dengan Kehendak dan Pengaturan Allah. Malaikat mengatakan “Ya Rabb…” (Wahai Allah dan Malaikat terus mengabarkan akan keadaan sang bayi). Wahai Allah telah menjadi gumpalan daging bayi ini, Wahai Allah telah mulai terbentuk bayi ini dan ketika ia hampir berbentuk, kelaminnya ditanyakan oleh Malaikat “Ya Rabb adzakar am untsa” (Wahai Allah apa yang Kau inginkan dari bayi ini, lelaki atau wanita). Maka dengan Kehendak Allah Swt memilihkan kelaminnya dan setelah itu muncullah bayi dan ditiupkan padanya ruh. Berdetaklah jantungnya dan berfungsilah seluruh aliran darahnya, berfungsilah seluruh tubuhnya dan menanti ijin untuk lahir ke muka bumi yang milik Allah, menanti ijin bernafas didunia yang milik Allah, ia pun lahir ke muka bumi dan menyerukan suara dan setelah itu ia hidup dengan Kehendak Illahi. Dialah (Allah) Yang Maha Memiliki setiap kelahiran, Yang Maha Memiliki setiap kehidupan, Yang Maha Menjatuhkan seluruh kekuasaan dengan kematian.
Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba – hamba Nya yang selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah satu – satunya hal yang menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api neraka. Mereka selamat karena memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada pernah bosan Mengampuni, Yang Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua yang dermawan, Yang Maha Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah (Allah Swt) Jalla Wa Allah.
Hadirin – hadirat, Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan hal yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang meninggal 3 orang anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang dari api neraka (hijaban lahu minannaar)”. Berarti kalau seseorang punya anak 3 yang meninggal maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api neraka. Betapa pedihnya dan sulitnya dan pahitnya kehilangan seorang anak, bagaimana dengan 3 orang anak? Seakan – akan sirna seluruh kenikmatan yang dia lewati sebelumnya. 3 orang anak yang wafat dari anak – anaknya (misalnya) namun hal itu diganti dengan hijaban lahu minannaar. Kesedihan itu kecil kalau dibandingkan anugerah bebas dari api neraka. Ketika ia melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan memuji Allah, Maha Suci Engkau Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan aku terjaga dari api yang mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang sudah melihat api neraka, seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela dikorbankan demi selamat dari api itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan sepanjang ia lahir hingga ia wafat, ia akan lewati kesedihan itu dan ia anggap gembira jika ia lihat api neraka itu.
Hadirin – hadirat, lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?” (bagaimana kalau yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal itsnain” (juga kalau hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari api neraka. Kesedihannya dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka selama – lamanya. Inilah anugerah yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa Allah selalu membayar kesedihan kita dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada kesedihan itu sendiri. Kalau seandainya seseorang itu melihat 2 anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat ia akan masuk api neraka maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus menginjak api neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak ingin anak kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan) dan kelembutan dari takdir – takdir Ilahi Swt.
Hadirin – hadirat, inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah). “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan dirinya untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan oleh keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang dimaksud “innaddiina yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah sudah Maha Mengetahui mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah jadikan agama ini mudah bagi kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah hawa nafsu kita yang berbicara tetapi pada hakekatnya semua umat ini mampu melakukan apa – apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.
“Wala yusyaddaddina ahadun illa ghalabahu”, tiadalah seseorang memaksakan dirinya. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar menjelaskan hal – hal yang sunnah kalau hal – hal yang fardhu (wajib) memang fadhu (wajib) tapi kalau hal – hal yang sunnah jangan paksakan diri kita. Al Imam Ibn Hajar memberi contoh: orang yang memaksakan dirinya untuk melakukan shalat tahajjud yang panjang, boleh saja ia lakukan shalat tahajjud yang panjang tapi kalau ia paksakan secara berlebihan yang akhirnya setelah tahajjud ketiduran dan shalat subuhnya terlewat. Shalat subuhnya adalah hal yang fardhu (wajib), ia paksakan untuk tahajjud yang lama akhirnya shalat subuhnya terlambat. Tentunya hal ini yang dimaksud dalam hadits “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu”, orang yang memaksakan dirinya dalam ketaatan yang lebih dari kemampuannya, ia akan kalah sendiri dengan keinginannya.
“Fasaddidu..”, Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari mengatakan “tawassuth lil a’mal” (jangan berlebihan dan jangan pula meremehkan, ditengah – tengah saja). Berbuat yang semampu kita dan itu dipertahankan karena “ahabbudin illaihi saw adhdhuwa mahum” demikian riwayat Shahih Bukhari, bahwa yang paling disenangi oleh Sang Nabi Saw dalam amal kita adalah yang berkelanjutan (berkesinambungan). Jadi jika hal itu pun ringan kalau berkesinambungan itu yang lebih disenangi oleh Rasul saw.
Kalau shalat tahajjud rasanya saya sulit bangunnya, ya kalau begitu lakukan shalat witir habis ba’diyah isya. Sudah shalat isya ada shalat sunnah ba’diyah setelah itu shalat witir 3 rakaat, itu sudah termasuk qiyamullail. Kau bangun shalat tahajjud lagi tidak apa – apa tapi jangan shalat witir 2X, karena yang makruh adalah yang witir 2X. kalau malam bangun lagi 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat shalat tahajjud, silahkan!!. Bangun tidak bangun sudah melakukan qiyamullail. Kalau bangun shalat tahajjud syukur kalau tidak bangun toh sudah melakukan qiyamullail. Ini yang disebut “tawassuth lil a’mal”. (misalnya) Saya ingin kemuliaan qiyamullail maka lakukan yang mudah, setelah ba’diyah isya lakukan shalat witir 3 rakaat itu sudah melakukan qiyamullail. Tapi saya mau bangun untuk tahajjud, ya kalau bangun tahajjud lakukan dan kalau tidak bangun qiyamullail sudah kita lakukan dengan shalat witir sudah dapat pahalanya. Sudah bisa melakukan qiyamullail setiap malam dengan shalat witir. Demikian hadirin – hadirat diantara kemudahan – kemudahan yang ditunjukkan dan bila kita dawamkan itu afdhal.
Oleh sebab itu Rasul Saw bersabda tadi “fasaddidu wa qaribu”, apa makna “qaribu” disini, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan “kalau tidak mampu kau perbuat hal yang sedemikian sempurna yang kau ketahui, perbuat amal yang dekat dengan itu, yang dekat kepadanya”. Seandainya kita dengar sebaik – baiknya puasa adalah puasa Nabi Daud, kata Rasul saw. Puasa sehari batal sehari, puasa lagi batal lagi. Itu puasa yang paling afdhal). Kita tidak mampu, ya kalau gitu puasa senin – kamis. Saya sibuk banyak pekerjaan, kalau begitu 3 hari dalam 1 bulan. Sibuk tidak mampu atau sakit atau banyak halangannya untuk melakukan puasa. Lakukan puasa syawal, lakukan puasa pada hari asyura, puasa pada hari arafah yang hanya datang 1 tahun sekali. Puasa arafah setahun sekali, puasa hari asyura setahun sekali, puasa syawal 1 minggu saja dalam 1 tahun.
Demikian hadirin – hadirat “wa qaribu”, dekatkan dengan diri kita. Saya mampunya hanya puasa fardhu (wajib) saja, puasa ramadhan. Tambah 1 hari setahun sekali puasa asysyura,
(ketahuilah bahwa) itu sebelum puasa ramadhan diwajibkan, puasa asyura sudah menjadi puasa wajib. Sebelum diwajibkan puasa bulan ramadhan, puasa asysyura wajib. Setelah muncul kewajiban puasa dibulan ramadhan, puasa asysyura menjadi sunnah muakkadah. Itu 1 tahun sekali, kalau tidak mampu puasa sunnah seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali. Puasa arafah setahun sekali. Demikian hadirin – hadirat, tahun depan tambah 2X arafah dan asysyura, tahun depannya lagi tambah syawal (1 minggu), arafah, asysyura 3X saja setahun. Tahun depannya barangkali bisa ditambah 2 bulan sekali, terus demikian riwayat Shahih Bukhari “yang paling disenangi Rasul saw adalah amal yang berkesinambungan”. Kalau amal sekali saja memang tidak boleh? Boleh, tapi yang berkesinambungan lebih afdhal. Ini kita bicara hal yang sunnah dan hal yang wajib tentu sudah jelas.
“Wa qaribu wa absyiru” (dan pahamilah hal – hal yang membuat kau gembira didalam ibadah daripada bisyarah bisyarah dan kabar – kabar mulia yang muncul itu pahami dan kabarkan). Kita sudah melakukan shalat witir, Alhamdulillah setiap malam shalat witir. Kenali kemuliaan pahala qiyamullail, seperti apa. “absyiru” katakan pada orang lain dan senangkan dirimu. Kalau qiyamullail itu pahalanya begini, begini, begini, itu yang dimaksud. Ketika kita beramal ibadah hadirkan didalam hati kita kemuliaan ibadah itu. Saya Alhamdulillah selalu hadir di majelis setiap malam selasa, hadirkan kemuliaan ibadah seperti ini. Allah Swt sudah mengatakan dari seluruh riwayat Shahih Bukhari dan Muslim “orang yang duduk di majelis dzikir dan majelis taklim, itu semua yang duduk disitu tidak akan dihinakan oleh Allah Swt yang duduk bersama berdzikir dan orang yang bertakdhim dan bershalawat, semuanya itu larut di majelis dzikir”.
Hadirin – hadirat inilah yang disebut “wa absyiru” agar bangkit semangat kita didalam ibadah lebih daripada yang ada. Kita sedang shalat 5 waktu, bangkitkan kemuliaan itu bahwa kau sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin. Inilah detik – detik terindah sepanjang waktu kita hidup hingga kita wafat belum ada detik – detik lebih agung daripada saat kita shalat, saat kita sujud. Ingatlah kemuliaan sujud itu bahwa Allah mengharamkan anggota sujud dibakar api neraka. “Innallaha harama alannaar an ta’kula min ibn adam atsarassujud” riwayat Shahih Bukhari sabda Rasul saw “Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud”. Ingat itu disaat kita bersujud, dan sedekat – dekat hamba kepada Allah. Hamba yang sangat dekat kepada Allah adalah saat ia bersujud. Sedang sujud ingat itu, sedang dzikir kemuliaannya, sedang puasa ingat kemuliaannya, sedang shalat ingat kemuliaan, berhadapan dengan ayah ibumu ingat kemuliaannya, ingat keberkahannya. Demikian absyiru.
Setelah itu Rasul Saw mengajari kita untuk banyak berdoa tapi Rasul saw mengajari 3 waktu yang paling afdhal padanya doa didalam setiap hari yaitu “wasta’inu bil qhudwati warrawhati wa syain minadduljah” (mohonlah pertolongan Allah pada 3 waktu yaitu disaat pagi). Ghudwah adalah mulai selesai fajr hingga waktu dhuha, sebagian ulama mengatakan sampai sebelum waktu zawal. Jadi 10 menit sebelum adzan dhuhur itu waktu zawal. Sebelum itu dari mulai waktu subuh (waktu pagi), doa – doa diijabah (dikabulkan) oleh Allah Swt.
“Warrawhah”, rawhah adalah beberapa saat sebelum ashar sampai terbenamnya matahari. Disaat – saat seperti itu banyaklah berdoa, kata Rasul Saw. “wa syain minadduljah” yang paling afdhol di detik – detik akhir sepertiga malam terakhir sebelum adzan subuh. Jadi sebelum adzan subuh, kalau sepertiga malam terakhir bisa dihitung sendiri dari isya sampai adzan subuh dibagi 3, sepertiga terakhir itu waktunya, kira – kira jam 02.30 atau 03.00 WIB. Detik – detik sebelum adzan subuh, itulah detik – detik paling afdhal untuk berdoa dan di detik – detik itulah kelahiran Sayyidina Muhammad Saw, beliau lahir beberapa detik sebelum terbitnya fajar.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt memuliakan hamba – hamba Nya dengan tuntunan keluhuran dengan sunnah Nabi Nya, Muhammad Saw. Mereka semakin dekat kepada Allah Swt dan Allah jadikan agama islam ini mudah. Makin ingin seseorang mendalaminya makin dipermudah oleh Allah Swt urusan dunianya dan akhiratnya. Dan bukan berarti seseorang yang bekerja itu dia orang yang duniawi karena pekerjaan itu kalau diniatkan memberi nafkah menjadi pahala shadaqah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw “orang yang memberi nafkah kepada keluarganya maka ia mendapat pahala shadaqah”. Itulah hadirin – hadirat, jadi bekerja mendapatkan nafkah untuk keluarganya itu ada pahalanya dari Allah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “barangsiapa yang bekerja untuk menafkahi para fuqara, dia bekerja untuk dirinya tentunya dan keuntungan dari pekerjaannya itu untuk fuqara maka baginya itu pahala seakan – akan orang yang berpuasa di malam hari dan yang shalat malam di sepanjang malam”.
Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin seseorang dekat dan mengamalkan sunnah Sang Nabi saw, dia akan semakin sempurna dan demikian pula masyarakat. Semakin meluas ajaran sunnah Nabi Muhammad Saw maka akan semakin damai masyarakatnya. Beberapa waktu yang silam diwilayah Shibam di Hadramaut ada seorang qadhi (hakim). Di Shibam kebanyakan ulama, shalihin banyak disitu. Qadhi (hakim) itu 20 tahun bertugas menjadi hakim di wilayah Shibam. Setelah selesai jabatannya ia kembalikan semua penghasilan bulanannya, karena hakim kan ada gajinya, ada bulanannya dikembalikan yang selama 20 tahun. Dikembalikan kepada amir (pemimpin). “Kenapa dikembalikan?” Hakim menjawab “saya tidak bekerja. 20 tahun saya jadi hakim tidak ada 1 kasus pun”. Selama 20 tahun ia menjadi qadhi (hakim), tidak satu pun ada pengaduan kepada hakim.
Demikianlah masyarakat yang nabawiy, kalau sudah masyarakatnya asyik dengan sunnah Nabi Muhammad Saw tidak ada lagi hal – hal yang bersifat munkar. Ada satu yang mencaci temannya yang lain memaafkan, yang satu berbuat dholimi yang lain menasehati. “Tidak ada 1 kasus pun”, kata sang hakim. “20 tahun aku disini, tapi aku makan penghasilan tiap bulan makan dikasih, aku tidak mau memakannya karena aku tidak bekerja sebagai hakim, aku ditunjuk jadi hakim selama 20 tahun disini tidak ada kasus 1 pun yang datang kepadaku”. Demikian hadirin – hadirat, sampai ia selesai dari jabatannya dan tidak ada 1 kasus pun di wilayah itu, demikian indahnya masyarakat kalau sudah berjalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Allah berikan keberkahan, Allah berikan keluasan.
Demikian hadirin – hadirat yang dimulaikan Allah,
Saya pernah berkunjung ke Pulau Bengkalis diwilayah Riau. Pulau ini pulau yang kaya raya, Sampai ditempat pertama kali yang saya Tanya “bagaimana keadaan pulau ini?” mereka berkata “Habib, di pulau ini tidak ada bar, tidak ada diskotik, tidak ada café, tidak ada perjudian, tidak ada tempat zina, tidak ada itu semua”. Kenapa? Masyarakatnya tidak mau. Pernah buka disini bar, diskotik tapi tidak laku, tutup sendiri karena masyarakatnya tidak mau itu. Masjid ramai, pesantren ramai, majelis taklim ramai. Ada orang buka bar, buka diskotik tutup sendiri karena tidak laku. Jadi Habib disini tidak ada tempat maksiat karena masyarakatnya tidak mau. Subhanallah!! Kaya raya, Allah limpahkan keberkahan sebagaimana firman Allah “walaw anna ahlalqura amanu wattaqa lafatahnaa a’laihim barakaati minassamaai wal ardh” QS. Al A’raf : 76 (kalau seandainya masyarakat itu beriman dan bertaqwa, Allah limpahkan keberkahan dari langit dan bumi).
Hadirin – hadirat demikian indahnya seseorang dan masyarakat yang mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw. Rasul Saw selalu menuntuk kita kepada kesucian hidup. Oleh sebab itu diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw membanggakan umatnya “inna ummati yud’auna yaumal qiyamah Ghurran muhajjilin” (sungguh umatku di hari kiamat terang benderang wajah mereka itu). “famanisthatha’uu an yuthiila ghurratahu falyaf’al” demikian riwayat Shahih Bukhari. Maka kalian, kata Rasul “yang mempunyai kemampuan maka luaskan anggota wudhu (wajah, tangan, kaki) dan itu kalau saat membasuh wajah jangan diwajah saja namun diteruskan sampai lewat leher sampai ke telinga dan airnya diperluas. Disaat membasuh tangan dipanjangkan sampai diatas siku, itu bukan mubazir, itu adalah Ghurran Muhajjilin.
Hadirin – hadirat panjangkan sampai melewati siku, demikian juga membasuh kaki panjangkan sampai diatas pertengahan antara lutut dan mata kaki (tengah tengahnya) jadi sampai betis panjangkan itu air”. Itu kenapa? itu membuat anggota tubuh kita terang benderang di yaumal qiyamah. Rasul Saw membanggakan umatnya, anggota wudhu mereka terang benderang bercahaya. Dikenangnya umat Nabi Muhammad Saw dengan anggota wudhunya yang diberi cahaya oleh Allah Swt. Dan membasuh rambut, basuh seluruh bagian rambut sampai seluruhnya dan demikian pula telinga. Sempurnakan wudhu kita kalau kita berwudhu. Ini salah satu dari wasiat Nabi kita Muhammad Saw.
Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Utsman radiyallahu anhum berwudhu menghadap kiblat lantas beliau berwudhu dengan tenang dan dinikmati lalu melakukan shalat sunnah 2 rakaat. Setelah itu ditanya oleh Sahabat lain, “kau ini berbuat begini kenapa wahai khalifah Amirul Mukminin? Apakah Rasul saw mengajarkan begini?”, Sayyidina Utsman berkata “Rasul saw berkata barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik – baiknya, ia perindah wudhunya, perlahan – lahan, tidak terburu – buru, menghadap kiblat, menutup aurat, dalam keadaan seperti itu lalu ia shalat sunnah 2 rakaat tanpa berkata – kata dari mulai berwudhu sampai shalatnya usahakan tidak banyak bicara maka Allah akan mengampuni dosa – dosanya”. Dan kudengar ini langsung dari Rasulullah saw. Demikian dikatakan Sayyidina Ustman bin Affan radiyallahu anhum.
Hadirin – hadirat, para sahabat radiyallahu anhum adalah orang – orang yang paling mencintai Rasulullah Saw. Cinta mereka kepada Rasul saw sangat – sangat dahsyat sampai dikatakan ketika Sayyidina Abu Hurairah radiyallahu anhu berhadapan dengan Rasul saw saat itu beliau sedang junub (sedang dalam keadaan hadats besar) maka Abu Hurairah radiyallahu anhu cepat – cepat pergi meninggalkan Rasul saw. Ketika jumpa dengan Rasul saw ditanya “aina kunta ya Abu Huhairah?”, kau tadi dimana ya Abu Hurairah? kenapa lari sembunyi? Berkata Abu Hurairah “kuntu junuban Ya Rasulullah”, wahai Rasulullah tadi aku sedang hadats besar belum mandi junub (mandi wajib). “wa akrahu an ujaalisaka illa wa ana alaa thaharah”, dan aku tidak mau duduk bersamamu dan menghadapmu terkecuali dalam keadaan suci. Demikian cinta mereka (para sahabat) kepada Sayyidina Muhammad Saw.
Dan tentunya kita ingat 1 nama, manusia yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad Saw dari semua nama para sahabatnya. Siapakah ia? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha, putri tercintanya yang paling dicintai Rasul saw dari semua sahabat radiyallahu anhum. Terbukti bagaimana kita dengar ketika Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Ketika Rasul saw wafat, Sayyidina Abu Bakar ini kalau selesai shalat malam terdengar suara gemuruh dari dadanya bagaikan suara air yang bergolak dan ketika ia wafat tercium bau hati yang terbakar, hati yang terpanggang. Hati kalau dibakar baunya seperti itu tercium dari mulutnya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq maka ketika ditanya kenapa maka salah satu riwayat mengatakan “itu adalah karena tidak tahannya menahan kerinduan kepada Rasulullah Saw”. Dan ternyata hal itu telah didahului oleh Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha yang ketika setelah wafatnya Rasul saw, ia tidak lagi keluar dari rumahnya dan terus berada dirumahnya dan keluar hanya beberapa saat untuk berjumpa dengan Amirul Mukminin Abu Bakar Ashshiddiq dan setelah itu tidak keluar dari rumahnya. Beberapa bulan kemudian ialah yang pertama kali wafat dari para sahabat Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, “Rasul saw berkata kepada Sayyidatuna Fatimah bahwa engkaulah yang paling pertama menjumpaiku dari para kekasihku”. Maksudnya dari semua orang – orang yang dicintai oleh Rasul saw dari kalangan sahabat yang paling pertama kali menjumpai Rasul Saw di alam barzah adalah Sayyidatuna Fatimah. Terbukti beliaulah yang pertama kali wafat setelah Rasul Saw wafat.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum tahu kemuliaan derajat Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Sebagian orang di masa sekarang mengatakan Abu Bakar Ashshiddiq itu tidak mencintai ahlul bait, hal ini tentunya salah karena riwayat Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari ketika Abu Bakar Ashshiddiq ditanya bahwa Sayyidatuna Fatimah Azzahra tersinggung atas ucapannya maka Abu Bakar Ashshiddiq datang kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib mohon ijin untuk minta ridho kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra” , dan Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra dating pada sayyidah Fatimah Azzahra mohon ridho dan mohon maaf atas kesalahannya dan ia tidak keluar dari rumahnya Sayyidatuna Fatimah sebelum Sayyidatuna Fatimah Azzahra ridho memaafkan kesalahan Abu Bakar Ashshiddiq. Maka berkata Imam Ibn Hajar Al Asqalani riwayat ini menyelesaikan permasalahan yang saat sekarang ini dipermasalahkan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita gembira dengan hari – hari mulia kita yang semakin dekat dengan kedatangan Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh yang Insya Aallah akan tiba pada tanggal 8 Januari 2008, hari Kamis yang malam itu akan langsung diadakan acara malam jum’at di gedung Dalail Khairat, komplek hankam, Cidodol. Mulai pk. 20.30 WIB sebagaimana biasa dan tentunya hari jum’at beliau akan khutbah jum’at di Masjid Al Hawi dan malam minggunya (malam ahad) ziarah kubro ke Luar Batang dan pada malam selasa hadir bersama kita Insya Allah tanggal 12 Januari 2008 dan pada tanggal 11 Januari 2008 (hari ahad) Haul Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar bin Salim di Cidodol sebagaimana biasanya. Nanti jadwal akan kita bagikan, dan kita berdoa agar acara – acara ini sukses dan tidak ada hambatan sama sekali.
Kita juga bermunajat agar Allah Swt memberikan kemudahan dan kelancaran bagi acara kita di malam 1 Januari 2009 kita akan berdzikir bersama untuk mengimbangi maksiat yang banyak muncul di malam 1 Januari. Riuh orang – orang dengan meniup terompet di malam 1 Januari, kita akan gemuruhkan malam itu dengan ratusan ribu muslimin yang menggebu karena menyebut Nama Allah .. Allah.. dan semoga Allah Swt memberikan kemudahan kepada kita dalam pengadaan acara ini.
Kita bermunajat untuk diri kita dan seluruh muslimin dan semua pemirsa yang mendengarkan di Radio RASfm semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi kita. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram pandanglah seluruh jiwa kami seluruh sanubari kami, pastikan seluruh nama – nama kami didalam nama – nama yang Kau limpahi Rahmat Keberkahan dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan. Ya Rahman Ya Rahim RahmatMu yang kami minta yang tiada memiliki kecuali Kau Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, Lmpahkan Rahmat kepada hamba Mu yang terbenam dan terbitnya matahari. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Kau limpahkan Rahmat kepada kami, limpahkan Rahmat kepada rumah tangga kami, kepada diri kami, kepada segala aktifitas kami, Ya Dzaljalali wal ikram Yadzaththauli wal in’am Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Menamakan diri Mu Rahman dan Rahim, Wahai Yang Menamakan diri Mu Arhamur Rahimin Yang Maha Pengasih melebihi semua yang berkasih sayang, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Rahman Ya Rahim beri kami kesempatan memandang indahnya Dzat Mu Yang Maha Indah dan jadikan jiwa – jiwa kami selalu bercahaya dengan cahaya keindahan Mu siang dan malam, jadikan hari – hari kami dilimpahi kebahagiaan dan rahmat sepanjang waktu dan zaman. Ya Rahman Ya Rahim sampai kami wafat jadikan wafat kami adalah awal dari kebahagiaan yang kekal, Ya Rahman Ya Rahim jadikan kehidupan kami sebagai gelombang Rahmat Mu demi menjenjang kebahagiaan yang abadi, jadikan ayah bunda kami dimuliakan dunia wal akhirat, ampuni dosa kami dan dosa ayah bunda kami. Ya Rahman Ya Rahim dan jagalah keturunan kami, anak – anak kami Rabbiy jangan Kau jadikan mereka kelak terjebak didalam perzinahan, atau dalam perjudian, atau dalam segala kemunkaran, pelihara anak – anak keturunan kami Ya Rahman Ya Rahim pelihara keluarga dan kerabat kami, maafkan teman – teman yang dalam kemaksiatan, hujani mereka dengan hidayah.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
www.majelisrasulullah.org