CUPITEBET

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Rabu, 29 April 2009

Wajah yang bercahaya

21.48.00 0

Ini kisah dari seorang teman di MILIS, lupa siapa yang kirim ya? Hehe

 

Semalam ana jg dapet kisah menarik dari seorang ustad alumni Darul Musthafa

beliau mengisahkan tentang Habibana Umar bin Hafidz yang berdakwah di India.

 

Saat kendaraan Beliau memasuki daerah penduduk yang beragama Hindu

tanpa sadar Habib Umar membuka kaca jendela mobilnya

saat itu beliau menengok ke arah kumpulan orang

dan orang2 itu pun menoleh mobil tersebut setelah melintasi mereka beberapa jauh

tiba-tiba dua mobil menghadang lajunya kendaraan yang ditumpangi Hb.Umar

dan rombongan lalu mereka turun dari mobil masing2 dan terjadi dialog.

 

Hb.Umar       : wahai kalian apa yang kalian inginkan..

lelaki              : maaf, tuan tadi saat membuka jendela wajah tuan bercahaya..

Hb.Umar       : lalu..

Lelaki             : kami ingin mengetahui agama apa yg tuan anut.

Hb.Umar       : Islam..

lelaki             : Tolong.. ajarkan kami bagaimana caranya menganut agama tuan..

Hb.Umar       : dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat..

 

Akhirnya orang-orang tersebut masuk Agama Islam,

Subhanallah..

Pancaran cahaya ahli sujud telah membuka hati orang2 diluar Islam

dan membuat mereka masuk ke dalam agama yang diridoi Allah SWT.

 

Read More

Rasulullah SAW cinta kepada orang yang mencintai keturunannya

20.53.00 0

Abdullah Bin Mubarak mempunyai suatu kebiasaan, yaitu melaksanakan ibadah haji pada suatu tahun kemudian berperang fi sabilillah pada tahun berikutnya. Pada suatu kali, dia pernah menceritakan suatu peristiwa yang dialaminya pada suatu tahun hajinya;

Aku pergi ke pasar Kuffah, Iraq, untuk membeli unta dengan membawa 500 Dinar emas. DI tengah perjalanan, aku melihat seorang wanita yang sedang membersihkan bulu ayam, sedangkan aku yakin bahwa ayam itu berasal dari bangkai ayam. Kemudian aku mendekatinya dan berkata, " Mengapa kamu melakukan hal ini?"

Dia menjawab, "Wahai hamba Allah, janganlah kamu bertanya kepadaku tentang perkara yang tidak bermanfaat bagimu."

dari sela-sela jawabannya aku dapat memahami sesuatu telah terjadi dengannya, lalu aku mendesaknya lagi dengan satu pertanyaan. Dia menjawab, "Wahai hamba Allah, aku terpaksa mengatakan rahasiaku kepadamu, semoga Allah merahmatimu. Aku adalah seorang wanita Alawiyyah (Sebutan untuk wanita keturunan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, yang biasa disebut Syarifah) dan aku mempunyai empat orang putri sedangkan ayah dari anak-anakku ini telah meninggal dunia sejak beberapa waktu lalu. Hari ini adalah hari keempat kami tidak makan apapun. Oleh karena itu adalah halal bagi kami untuk memakan bangkai dalam keadaan darurat seperti sekarang ini. Kemudian aku mengambil bangkai ayam ini seperti yang engkau lihat aku sedang membersihkannya saat ini, untuk kuberikan kepada anak-anakku."

Kemudian aku berkata kepada diriku sendiri, "Celakalah engkau, wahai Ibn Mubarak, betapa senang keadaanmu dibandingkan dengan orang ini?" Aku berkata kepada wanita tersebut, "Bukalah kantongmu." Kemudian aku memasukkan semua uang Dinarku ke dalam kantong kainnya, sedang dia terdiam dan tidak menoleh. Aku bertanya kepadanya, "Kembalilah ke rumahmu dengan uang ini untuk memperbaiki kondisi keluargamu.: Jadi, pada tahun ini Allah SWT telah mencabut dari diriku keinginan untuk menunaikan ibadah haji dan aku segera kembali ke negeriku.

Setelah para jamaah pulang dari haji, aku menemui dan bertamu ke rumah para tetangga dan teman-temanku yang baru kembali dari ibadah haji sambil mengucapkan kepada mereka, "Semoga Allah menerima hajimu dan membalas segala usahamu." Akan tetapi, anehnya mereka juga mengucapkan hal yang sama kepadaku. Semoga Allah menerima hajimu dan membalas segala usahamu. Bukankah kami bertemu denganmu pada beberapa tempat ini dan itu pada waktu haji?"

Kebanyakan mereka pun mengatakan hal yang sama kepadaku. Aku terus memikirkan keanehan peristiwa ini. Kemudian dalam mimpiku aku melihat Nabi SAW berkata kepadaku,

"Wahai hamba Allah janganlah engkau heran, sesungguhnya engkau telah menolong seorang yang sengsara dari (golongan) anakku amak aku meminta kepada Allah agar Dia ciptakan seorang malaikat yang serupa bentuknya denganmu untuk menghajikanmu." 

dikutib dari buku CARA NABI MENGHADAPI KESULITAN HIDUP karya Hendra Setiawan.

Read More

BETAPA PENTINGNYA MAULID NABI SAW

20.34.00 0

Sebuah kisah dari saudara kita, begini dia menceritakannya ….

 

Assalamu'alaikum wr wb...

Boleh kiranya ane berbagi kisah kepada antum sekalian. Kisah ini merupakan isi ceramah dari Sayyid Muhammad Abdullah Alkaf (msh muda dan sering hdr di MR) ketika beliau menyampaikan ceramah di acara maulid yang diadakan oleh Saudara kita, Mohammad Safei (pii_doanks) di daerah Industri, dkt Mangga Dua, Jakarta Utara bbrp Minggu lalu.

 

Beliau mengisahkan dua kejadian nyata di kota Salatiga, Jawa Tengah. Dikisahkan disana ada sebuah dusun yg awalnya mayoritas penduduk di dusun tersebut beragama Islam. Namun karena adanya Kristenisasi di daerah itu, berubahlah menjadi dusun Nasrani. Setiap kepala keluarga yg memeluk agama mereka, diberikan uang sejumlah sekian rupiah. Kebiasaan penduduk di sana adalah jika akan dtg bulan Maulid, biasanya warga bersiap2 membuat sebuah boneka besar, di jakarta seperti ondel2, yang berwajah seram. Dusun ini membuat, dusun itu membuat, hanya dusun yang terkristenisasikan ini saja yg tdk berbuat persiapan dikarenakan sdh murtad. Sebuah keluarga merasa tdk seperti thn2 sebelumnya, yg biasanya di dusun tsb warganya juga sibuk mempersiapkan boneka td, akhirnya dia berinisiatif mengatakan kepada kepala dusunnya bhw ia akan mengembalikan uang pemberian dr pihak gereja. Alasannya karena ia (keluarga itu) rindu dengan suasana bulan Maulid. Tdk berapa lama akhirnya para warga di dusun tersebut pun ikut berduyun-duyun melakukan hal yg sama (masuk kembali kepada Islam). Alasannya  simpel, karena rindu suasana bulan Maulid.

 

Kisah kedua masih dari kota Salatiga.. Beliau (Sayyid Muhammad Abdullah Alkaf) mengisahkan ada seorang mu'allaf yang sangat rindu ingin berjumpa dengan Rasulullah dlm keadaan sadar (bukan dlm mimpi). Mu'allaf ini sehari2nya sholat 5 waktu, sholat sunnah, tahajjud, sholawat, zikir dan apa saja ibadah2 demi Allah mengabulkan keinginannya itu. Malam hari diisi dengan tahajjud dan zikir sampai menangis, hingga akhirnya tertidur pulas. Suatu ketika mu'allaf ini bertemu dgn seorang habib di kota itu. Ia menceritakan keinginannya yg sangat besar itu kepada sang habib. Suatu mlm mu'allaf ini seperti biasa tahajjud, kemudian zikir sampai menangis, hingga akhirnya ia tertidur dalam keadaan air matanya msh menempel di pipinya. ketika ia tidur, dtg sesosok lelaki dengan tubuh yg sangat terang benderang. Sesosok lelaki td menghampiri si mu'allaf yg sedang tertidur dan menghapur air mata yg masih menempel di pipinya. Keesoakn harinya, si mu'allaf bertemu dengan habib yg sebelumnya pernah diketemukannya. Si habib bertanya apakah ia sudah bertemu dengan Rasulullah SAW? Si mu'allaf menjawab belum. Namun si habib bilang semalam Rasulullah dating ke kamarmu, menghapus air mata yang masih menempel di pipimu. Kontan saja si mu'allaf lgsg menangis terisak-isak mendengar penjelasan habib itu. Si mu'allaf lgsg duduk di tanah dan merengek-rengek layaknya seorang anak kecil yang ingin mainan, namun tdk dibelikan orang tuanya. Subhanallah. ..

Dari dua kisah di atas, kita bisa menarik kesimpulan. Dari kisah pertama, kita bisa melihat bahwa peringatan Maulid bukanlah sesuatu yang sia-sia seperti yg dikatakan saudara2 kita yg anti Maulid. Sudah terbukti karena rindu suasana Maulid, sebuah dusun yang tadinya sudah terkristenkan, kembali lagi kepada Islam karena rindu suasana di bulan Maulid.


Dari kisah kedua, (sebenarnya ane jg malu mengatakannya) kita bisa menilai apakah kerinduan kita untuk berjumpa Rasulullah, sudah sebesar si mu'allaf tadi? Si mu'allaf yang baru mengenal Islam dan Rasulullah SAW, tapi begitu dahsyat rasa cinta dan rindunya kepada Nabi Kita, Muhammad Al-Musthofa. Bagaimana dengan kita yang sejak lahir sudah terwariskan agama Islam dari orang tua-orang tua kita. Semoga bisa menjadi renungan, khususnya untuk ane. Wallahu A'lam bisshowwab..
Wassalamu a'laikum wr.wb...

 

Sumber : boy_volvo_2@

 

Read More

Teks dan Terjemahan Qasidah Yaa Rabbama

00.20.00 0

 

 

يـَـا رَ بَّ   مَـكَّــة َ  وَ الــصَّـــفَـا بِـمُـحَــــمَّـدٍ

اِغْــفِـرْ   لَـــنَـا  يـَا  سَــا مِــعًـا  لِــدُعَـانَـا

Wahai Pemilik Makkah dan Bukit Shafa, demi Muhammad,

Ampuni dosa kami Wahai Yang Maha Mendengar do'a kami.

 

 

اُ كْـــتُمْ  هَـــوَ  انَ   اِنْ  أَرَ دْ تَ  رِ ضَـــانَ

وَ  احْــذَرْ   تُـــبِـيْــحُ   بــِسِرِّ   نَـا  لِـسِـوَ انَـا

Sembunyikanlah Kecintaan kepada kami apabila engkau menginginkan restu kami (para wali Allah),

Dan jagalah agar kau tak sesumbarkan apa-apa yang kau ketahui dari Kemuliaan kami.

 

Klik untuk melanjutkan baca

 

Read More

Senin, 27 April 2009

Shalat Qabliyah Jumat

21.36.00 0

Shalat  qabliyah jumat hukumnya sunnah. Orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan tidak berdosa orang yang meninggalkannya. Kesunatan ini berdasarkan hadis-hadis shahih, bukan hadits dhoif sebagaimana yang diduga oleh segelintir Orang.

 

A.    Hadis-hadis yang menerangkan Shalat Qabliyah Jum’at

 

1.      Hadits Riwayat Abu dawud

“Dari Ibnu Umar Ra. Bahwasanya ia senantiasa memanjangkan  shalat qabliyah jum’at. Dan ia juga melakukan shalat ba’diyyah  jumat dua rekaat. Ia menceritakan bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa melakukan hal demikian”. (Nailul authar III/313).

Penilaian para muhadditsin terhadap hadist ini adalah :

Berkata Imam Syaukani: “Menurut Hafiz al-iraqi, hadits Ibnu umar itu isnadnya Sahih”.

Hafiz Ibnu Mulqin dalam kitabnya yang berjudul Ar-risalah berkata :”Isnadnya sahih tanpa ada keraguan”.

Imam Nawawi dalam Al-Khulashah mengatakan :‘Hadits tersebut shohih menurut persyaratan Imam Bukhori. Juga telah dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam shohihnya’.

 

2.      Hadits Riwayat Ibnu Majah

“Dari Abu Hurairah dan Abu Sufyan dari Jabir, keduanya berkata : Telah dating Sulaik al-Ghathfani ketika rasulullah tengah berkhutbah. Lalu Nabi bertanya kepadanya : “Apakah engkau sudah shalat dua rekaat sebelum dating kesini?” Dia mejawab : Belum. Nabi Saw. Bersabda: “Shalatlah kamu dua rekaat dan ringkaskanlah shalatmu”(Nailul Authar III/318).

 

Jelas sekali dalam hadits ini bagaimana Rasulallah saw. menganjurkan (pada orang itu) shalat sunnah qabliyyah jum’at dua raka’at sebelum duduk mendengarkan khutbah. Juga dalam menerangkan hadits ini Syeikh Syihabuddin al-Qalyubi (wafat 1070H) mengatakan; bahwa hadits ini nyata dan jelas berkenaan dengan shalat sunnah qabliyah jum’at, bukan shalat tahiyyatul masjid. Hal ini dikarenakan tahiyyatul masjid tidak boleh dikerjakan dirumah atau diluar masjid melainkan harus dikerjakan di masjid.

 

Syeikh Umairoh berkata: Andai ada orang yang mengatakan bahwa yang disabdakan oleh Nabi itu mungkin sholat tahiyyatul masjid, maka dapat dijawab “Tidak Mungkin”. Sebab shalat tahiyyatul masjid tidak dapat dilaku- kan diluar masjid, sedangkan nabi saw. (waktu itu) bertanya; Apakah engkau sudah sholat sebelum (dirumahnya) datang kesini ? (Al-Qalyubi wa Umairoh 1/212).

 

Begitu juga Imam Syaukani ketika mengomentari hadits riwayat Ibnu Majah tersebut mengatakan dengan tegas :

Sabda Nabi saw. ‘sebelum engkau datang kesini’ menunjukkan bahwa sholat dua raka’at itu adalah sunnah qabliyyah jum’at dan bukan sholat sunnah tahiyyatul masjid“.(Nailul Authar III/318)

Mengenai derajat hadits riwayat Ibnu Majah itu Imam Syaukani berkata ; ‘Hadits Ibnu Majah ini perawi-perawinya adalah orang kepercayaan’. Begitu juga Hafidz al-Iraqi berkata: ‘Hadits Ibnu Majah ini adalah hadits shohih’.

 

3.      Hadits riwayat Bukhori dan Muslim

“Dari Abdullah bin Mughaffal al-Muzanni, ia berkata; Rasulallah saw. bersabda: ‘Antara dua adzan itu terdapat shalat’”. Menurut para ulama yang dimaksud antara dua adzan ialah antara adzan dan iqamah.

Mengenai hadits ini tidak ada seorang ulamapun yang meragukan keshohih- annya karena dia disamping diriwayatkan oleh Bukhori Muslim juga diriwayat kan oleh Ahmad dan Abu Ya’la dalam kitab Musnadnya. Dari hadits ini saja kita sudah dapat memahami bahwa Nabi saw. menganjurkan supaya diantara adzan dan iqamah itu dilakukan sholat sunnah dahulu, termasuk dalam katergori ini sholat sunnah qabliyah jum’at. Tetapi nyatanya para golongan pengingkar tidak mengamalkan amalan sunnah ini karena mereka anggap amalan bid’ah.

 

4.      Riwayat dalam sunan Turmudzi II/18:

“Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya beliau melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebanyak empat raka’at dan sholat ba’diyah (setelah) jum’at sebanyak empat raka’at pula”.

Abdullah bin Mas’ud merupakan sahabat Nabi saw. yang utama dan tertua, dipercayai oleh Nabi sebagai pembawa amanah sehingga beliau selalu dekat dengan nabi saw. Beliau wafat pada tahun 32 H. Kalau seorang sahabat Nabi yang utama dan selalu dekat dengan beliau saw. mengamal- kan suatu ibadah, maka tentu ibadahnya itu diambil dari sunnah Nabi saw.

Penulis kitab Hujjatu Ahlis Sunnah Wal-Jama’ah setelah mengutip riwayat Abdullah bin Mas’ud tersebut mengatakan: “Secara dhohir (lahiriyah) apa yang dilakukan oleh Abdullah bin Mas’ud itu adalah berdasarkan petunjuk langsung dari Nabi Muhammad saw.”

Dalam kitab Sunan Turmudzi itu dikatakan pula bahwa Imam Sufyan ats-Tsauri dan Ibnul Mubarak beramal sebagaimana yang diamalkan oleh Abdullah bin Mas’ud ( Al-Majmu’ 1V/10).

 

5.      Hadits riwayat Ibnu Hibban dan Thabrani:

“Dari Abdullah bin Zubair, ia berkata, Rasulallah saw.. bersabda : ‘Tidak ada satupun sholat yang fardhu kecuali disunnahkan sebelumnya shalat dua raka’at’ “.

Menurut kandungan hadits ini jelas bahwa disunnahkan juga shalat qabliyyah jum’at sebelum sholat fardhu jum’at dikerjakan.

Mengenai derajat hadits ini Imam Hafidz as-Suyuthi mengatakan : ‘Ini adalah hadits shohih’ dan Ibnu Hibban berkata ; ‘Hadits ini adalah shohih’. Sedang- kan Syeikh al-Kurdi berkata: “Dalil yang paling kuat untuk dijadikan pegang- an dalam hal disyariatkannya sholat sunnah dua raka’at qabliyyah jum’at adalah hadits yang dipandang shohih oleh Ibnu Hibban yakni hadits Abdullah bin Zubair yang marfu’ (bersambung sanadnya sampai kepada Nabi saw.) yang artinya: ‘Tidak ada satupun shalat yang fardhu kecuali disunnahkan sebelumnya shalat dua raka’at’ “.

Demikianlah beberapa hadits yang shohih diatas sebagai dalil disunnah- kannya sholat qabliyyah jum’at.

 

B.     Menurut Ulama ahli fiqih khususnya dalam madzhab Syafi’i

 

Sedangkan kesimpulan beberapa ulama ahli fiqih khususnya dalam madzhab Syafi’i tentang hukum sholat sunnah qabliyyah jum’at yang tertulis dalam kitab-kitab mereka ialah :

1.      Hasiyah al-Bajuri 1/137 :

“Shalat jum’at itu sama dengan shalat Dhuhur dalam perkara yang disunnahkan untuknya. Maka disunnahkan sebelum jum’at itu empat raka’at dan sesudahnya juga empat raka’at”.

 

2.      Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarah Muhazzab 1V/9 :

“Disunnahkan shalat sebelum dan sesudah jum’at. Minimalnya adalah dua raka’at qabliyyah dan dua raka’at ba’diyyah (setelah sholat jum’at). Dan yang lebih sempurna adalah empat raka’at qabliyyah dan empat raka’at ba’diyyah’.

 

3.      Iqna’ oleh Syeikh Khatib Syarbini 1/99 :

“Jum’at itu sama seperti shalat Dhuhur.Disunnahkan sebelumnya empat raka’at dan sesudahnya juga empat raka’at”.

 

4.      Imam Nawawi  dalam Minhajut Thalibin :

“Disunnahkan shalat sebelum Jum’at sebagaimana shalat sebelum Dzuhur”.

Begitu juga masih banyak pandangan ulama pakar berbagai madzhab mengenai sunnahnya sholat qabliyyah jum’at ini.

 

Dengan keterangan-keterang an singkat mengenai kesunnahan sholat qabliyyah jum’at, kita akan memahami bahwa ini semua adalah sunnah Rasulallah saw., bukan sebagai amalan bid’ah. Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allah swt.

 

http://salafytobat. wordpress. com

 

Read More

Post Top Ad