CUPI CRYPTO: kebudayaan

Crypto & Blockchain Business Practitioner ➡️ https://linktr.ee/cupi | SEO Expert ➡️ majelis.info | Let's collaborate and achieve success together!

ads

Hot

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label kebudayaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kebudayaan. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Februari 2010

PERJALANAN HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA KE PAPUA 2010

15.43.00

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Sunday, 31 January 2010

K O K O D A, Irian Barat



 Image  Image  Image  Image



ImagePk 6.00 WIB (Waktu Indonesia bagian Barat) Selasa 26 Januari 2010 kami empat personil, Munzir Almusawa, Saeful Zahri, Hamidi Sanusi, Muhamad Ainiy, kami meninggalkan Bandara Soekarno hatta Jakarta dengan penerbangan Garuda Air menuju Makasar (ujungpandang), kami diantar oleh beberapa Crew penyambutan khusus Divisi Majelis Rasulullah saw dari para staf Bandara Soekarno untuk diantarkan ke pintu pesawat dan memperlancar segala sesuatunya, mereka pula yg selalu menjadi crew penyambutan kedatangan para tamu Majelis Rasulullah saw, termasuk saat kedatangan Guru Mulia ke Jakarta. Pesawat lepas landas tepat 06.00 WIB menuju Makasar untuk meneruskan menuju Sorong Irian Barat dengan penerbangan Merpati Air
Read More

Selasa, 12 Mei 2009

HISTORY OF THE CEMETERY OF JANNAT AL-BAQ

08.43.00 0
diterjemahkan dari HISTORY OF THE CEMETERY OF JANNAT AL-BAQI

Oleh : Doddy Salman


Jannatul baqi

Rabu 8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925 mausoleum
(kuburan besar yang amat indah) di Jannatul al-Baqi di Madinah diratakan
dengan tanah atas perintah Raja Ibnu Saud.. Di tahun yang sama pula Raja
Ibnu Saud yang Wahabi itu menghancurkan makam orang-orang yang disayangi
Rasulullah Saw (ibunda, istri, kakek dan keluarganya) di Jannat al-Mualla
(Mekah).

Penghancuran situs bersejarah dan mulia itu oleh Keluarga al-Saud yang
Wahabi itu terus berlanjut hingga sekarang. Menurut beberapa ulama apa yang
terjadi di tanah Arabia itu adalah bentuk nyata konspirasi Yahudi melawan
Islam, di bawah kedok Tauhid. Sebenarnya, tujuan utamanya adalah secara
sistematis ingin menghapus pusaka dan warisan Islam yang masih tersisa agar
Kaum Muslim terputus dari sejarah Islam.

Asal Muasal al-Baqi

Secara harfiah "al-baqi" berarti taman pepohonan. Dikenal juga sebagai
"Jannat al-baqi" karena "keramatnya" sejak keluarga dan sahabat Rasulullah
dimakamkan di tempat ini.

Sahabat pertama yang dimakamkan di al-Baqi adalah Usman bin Madhoon yang
wafat 3 syaban tahun 3 hijiriah. Rasulullah memerintahkan menanam pepohonan
di sekitar pusaranya. Rasul juga meletakkan dua buah batu di antara makam
sahabatnya itu.

Tahun berikutnya putra Rasulullah Ibrahim wafat saat masih bayi. Dengan
derai air mata Rasulullah memakamkan putranya tercinta itu di al-Baqi. Sejak
itulah penduduk Madina ikut juga memakamkan sanak saudaranya di al-Baqi.
Apalagi setelah mendengar sabda Rasulullah," Salam sejahtera untukmu wahai
orang yang beriman, Jika Allah berkenan , kami akan menyusulmu. Ya Allah,
ampunilah ahli kubur al-Baqi'.

Tanah pemakaman al-Baqi perlahan pun diperluas. Tak kurang dari 7000 sahabat
Rasulullah dikuburkan di sini. Termasuk juga ahlul baytnya yaitu Imam Hasan
bin Ali, Imam Ali bin Husayn, Imam Muhammad Al_Baqir, dan Imam Ja'far
al-Sadiq.

Selain itu saudara Rasulullah yang dimakamkan di al-baqi adalah, Bibi
Safiyah dan Aatikah. Di al-baqi dimakamkan pula Fatimah binti al-Asad
(Ibunda Imam Ali bin Abi Thalib).

Khalifah Usman dimakamkan di luar al-Baqi namun belakangan karena perluasan
makam maka ia termasuk di al-Baqi. Imam mazhab sunni yang terkenal Malik bin
Anas juga dimakamkan di al-Baqi. Tak pelak al-Baqi adalah tempat amat
bersejarah bagi Kaum Muslimin di seluruh jagat raya.

Al-Baqi Dalam Perspektif Ahli Sejarah

Umar bin Jubair melukiskan al-Baqi saat ia berkunjung ke Madinah berkata,"
al-Baqi terletak di timur Madinah. Gerbang al-Baqi akan menyambut anda saat
tiba di al-baqi. Saat anda masuk kuburan pertama yang anda lihat di sebelah
kiri adalah kuburan Safiyah, bibi Rasulullah. Agak jauh dari situ terletak
pusara Malik bin Anas, Salah seorang Imam Ahlus Sunnah dari Madinah. Di atas
makamnya didirikan sebuah kubah kecil. Di depannya ada kubah putih tempat
makam putra Rasulullah Ibrahim. Di sebelah kanannya adalah makam Abdurahman
bin Umar putra Umar bin Khatab, dikenal sebagai Abu Shahma. Abu Shahma
dihukum cambuk oleh ayahnya karena minum khamar. Hukuman cambuk untuk
peminum khamar seharusnya tidak hingga mati . Namun Umar mencambuknya hingga
ajal merenggutnya. Di hadapan kuburan Abu Shahma adalah makam Aqeel bin Abi
Thalib dan Abdulah bin Ja'far al-Tayyar.Di muka kuburan mereka terbaring
pusara isteri Rasul dan Abbas bin Abdul Mutalib.

Makam Imam Hasan bin Ali, terletak di sisi kanan dari gerbang al-Baqi. Makam
ini dilindungi kubah tinggi . Di sebelah atas nisan Imam Hasan adalah makam
Abbas bin Abdul Muthalib. Kedua makam diselimuti kubah tinggi. Dindingnya
dilapisi bingkai kuning bertahtakan bintang indah. Bentuk serupa juga
menghias makam Ibrahim putra Rasulullah. Di belakang makam Abbas berdiri
rumah yang biasa digunakan Fatimah binti Rasulullah as. Biasa disebut "Bayt
al-Ahzaan" (rumah duka cita). Di tempat ini putri Rasulullah biasa berkabung
mengenang kepergian ayahnya tercinta rasulullah SAWW. Di ujung penghabisan
al-Baqi berdiri kubah kecil tempat Usman di makamkan. Di dekatnya terbaring
ibunda Ali bin Abi Thalib Fatimah binti Asad".

Satu setengah abad kemudian pengelana terkenal Ibnu Batutah mengunjungi
al-Baqi dan menemukan al Baqi tidaklah berbeda dengan yang dilukiskan Ibnu
Jubair. Ia menambahkan," Al-Baqi adalah kuburan sejumlah kaum Muhajirin dan
Anshar dan sahabat nabi lainnya. Kebanyakan mereka tidaklah dikenal'.

Berabad-abad lamanya al-Baqi tetap keramat dengan berbagai perbaikan
bangunan yang diperlukan. Semuanya berakhir diabad 19 kala Kaum Wahabi
muncul. Mereka menajiskan pusara mulia dan menunjukkan sikap kurangajar pada
para syahid dan para sahabat nabi yang dimakamkan di sana. Muslim yang tidak
sependapat dicap sebagai kafir dan dikejar-kejar untuk dibunuh.

Penghancuran Pertama al-Baqi

Kaum Wahabi percaya menziarahi makam dan pusara Nabi, Imam dan para syuhada
adalah pemujaan terhadap berhala dan pekerjaan yang tidak Islami. Mereka
yang melakukanya pantas dibunuh dan harta bendanya dirampas. Sejak invasi
pertama ke Irak hingga kini, faktanya, Kaum Wahabi, dan penguasa Negara
teluk lainnya membantai Kaum Muslim yang tidak sepaham dengan mereka. Tak
pelak lagi seluruh dunia Islam sangat menghormati pemakaman al-Baqi.
Khalifah Abu Bakar dan Umar bahkan menyatakan keinginannya untuk dimakamkan
di dekat makam Rasulullah.

Sejak 1205 Hijriah hingga 1217 Hijriah Kaum Wahabi mencoba menguasai
Semenanjung Arabia namun gagal. Akhirnya 1217 Hijriah mereka berhasil
menguasai Thaif dengan menumpahkan darah muslim yang tak berdosa. Mereka
memasuki Mekah tahun 1218 Hijriah dan menghancurkan semua bangunan dan kubah
suci, termasuk kubah yang menaungi sumur Zamzam.

Tahun 1221, Kaum Wahabi masuk kota Madinah dan menajiskan al-Baqi dan semua
mesjid yang mereka lewati. Kaum Wahabi bahkan mencoba menghancurkan pusara
Rasulullah , namun entah dengan alasan apa usaha gila itu dihentikan. Di
tahun-tahun berikutnya jemaah haji asal Irak, Suriah dan Mesir ditolak untuk
masuk kota Mekah untuk berhaji. Raja al-saud memaksa setiap muslim yang
ingin berhaji harus menjadi wahabi atau jika tidak akan dicap sebagai kafir
dan dilarang masuk kota Mekah.

Al-Baqi pun diratakan dengan tanah tanpa menyisakan apapun, termasuk nisan
atau pusara. Belum puas dengan tindakan barbarnya Kaum Wahabi memerintahkan
tiga orang kulit hitam yang sedang berziarah ke pusara Nabi untuk
menunjukkan tempat persembunyian harta benda. Raja Ibnu Saud merampas harta
benda itu untuk dirinya sendiri.

Ribuan Muslim melarikan diri dari Mekah dan Madinah . Mereka menghindari
kejaran Kaum Wahabi. Muslim seluruh dunia mengutuk tindakan Saudi dan
mendesak khalifah kerajaan Otoman menyelamatkan situs-situs bersejarah dari
kehancuran. Dibawah pimpinan Muhammad Ali Basha mereka menyerang Hijaz,
dengan bantuan suku-suku setempat, akhirnya mereka menang, lalu ia mengatur
hukum dan pemerintahan di Hijaz, khususnya Mekah dan Madinah. Sekaligus
mengusir keluarga al-Saud. Muslim di seluruh dunia bergembira. Di Mesir
perayaan berlanjut hingga 5 hari! Tak diragukan lagi kegembiraan karena
mereka bisa pergi haji dan pusara mulia pun diperbaiki lagi.

Tahun 1818 Masehi Khalifah Ottoman Abdul Majid dan penggantinya Abdul Hamid
dan Mohammad, merekonstruksi semua tempat suci, memperbaiki semua warisan
Islam yang penting. Dari 1848 hingga 1860, biaya perbaikan telah mencapai
700 ribu Poundsterling. Sebagian besar dana diperoleh dari uang yang
terkumpul di makam Rasulullah.

Tindakan Barbar Kedua Kaum Wahabi

Kerajaan Ottoman telah mempercantik Madinah dan Mekah dengan memperbaiki
semua bangunan keagamaan dengan arsitektur bercita rasa seni tinggi. Richard
Burton, yang berkunjung ke makam rasulullah tahun 1853 dengan menyamar
sebagai muslim asal Afghanistan dengan nama Abdullah mengatakan Madinah
dipenuhi 55 mesjid dan kuburan suci. Orang Inggris lain yang datang ke
Madinah tahun 1877-1878 melukiskan keindahan yang setara dengan Istambul. Ia
menulis tentang dinding putih, menara berhias emas dan rumput yang hijau.

Tahun 1924 Wahabi masuk ke Hijaz untuk kedua kalinya Untuk kedua kalinya
pula pembantaian dan perampasan dilakukan. Orang-orang di jalan dibantai.
Tak terkecuali perempuan dan anak-anak jadi korban. Rumah-rumah diratakan
dengan tanah.

Awn bin Hashim menulis: lembah-lembah dipenuhi kerangka manusia, darah
kering berceceran di mana-mana. Sulit untuk menemukan pohon yang tidak ada
satu atau dua mayat tergeletak di dekat akarnya.

Madinah akhirnya menyerah setelah digempur habis Kaum Wahabi. Semua warisan
Islam dimusnahkan. Hanya pusara Nabi Saw yang tersisa.

Ibnu Jabhan (Ulama Wahabi) memberikan alasan mengapa ia merasa harus
meratakan makam Nabi Saw, " Kami tahu nisan di makam Rasulullah bertentangan
dengan akidah dan mendirikan mesjid di pemakamannya adalah dosa besar'.

Pusara Sang Syahid Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi) beserta syahid
perang Uhud lainnya dihancurkan. Masjid Nabi dilempari. Setelah protes dari
Kaum Muslim dunia Ibnu saud berjanji akan memperbaiki bangunan bersejarah
tersebut. Namun janji itu tidak pernah ditempati. Ibnu saud juga berjanji
Hijaz akan dikelola pemerintahan multinasional, khsusnya menyangkut Madinah
dan Mekah. Namun janji itu tinggalah janji.

Tahun 1925 giliran Janat al-Mulla pemakaman di Mekah dihancurkan. Ikut juga
dihancurkan rumah tempat Rasulullah dilahirkan. Sejak itulah hari duka untuk
semua muslim di jagat raya.

Tidakkah mengherankan Kaum Wahabi menghancurkan makam, pusara mulia dan
semua tempat-tempat bersejarah bagi dunia islam (semuanya diam tak
bergerak), sementara itu Raja-raja Saudi dijaga dengan ketat mengabiskan
jutaan dolar?

Hujan Protes

Tahun 1926 protes massal Kaum Muslim bergerak di seluruh dunia. Resolusi
diluncurkan dan daftar kejahatan wahabi dibuat. Isinya di antaranya adalah:

1. Penghancuran dan penodaan tempat suci ,di antaranya rumah kelahiran Nabi,
pusara Bani Hasyim di Mekah dan Jannat al-Baqi (Madinah), penolakan wahabi
pada muslim yang melafalkan al-fatihah di makam-makam suci tersebut.

2. Penghancuran tempat ibadah di antaranya Masjid Hamzah, Masjid Abu
Rasheed, dan pusara para Imam dan sahabat.

3. Campur tangan pelaksanaan ibadah haji

4. Memaksa muslim mengikuti inovasi wahabi dan menghapus aturan atas
keyakinan yang diajarkan para Imam mazhab

5. Pembantaian para sayid di Thaif, madina, Ahsa dan Qatif

6. Meratakan kuburan para Imam di al-Baqi yang sangat di hormati kaum Syiah

Protes yang sama bermunculan di Iran, Irak, Mesir, Indonesia dan Turki.
Mereka mengutuk tindakan barbar Saudi Wahabi. Beberapa ulama menulis traktat
dan buku untuk mengabarkan dunia fakta-fakta yang terjadi di Hijaz adalah
konspirasi karya Yahudi melawan Islam dengan berkedok Tauhid. Tujuan utama
adalah menghapus secara sistematis akar sejarah Kaum Muslim sehingga
nantinya Kaum Muslim kehilangan asal-usul keagamaannya.

Tindakan barbar Kaum Wahabi boleh jadi menginspirasi peristiwa bersejarah
lainnya. Sejarah perang dunia kedua mengingatkan kita akan kekejaman Nazi
Jerman. Orang-orang Yahudi melarikan diri setelah dikejar-kejar untruk
dibunuh Nazi. Kekejaman Hitler diperingati dunia (Khususnya Jerman dan
sekutunya). Kini Nazi dilarang dan orang yang mengusung simbol-simbolnya
bisa dihukum dan diusir dari Jerman. Hitler dan Nazi Jerman membantai jutaan
Yahudi (versi Ahmadinejad tidak mungkin sebanyak itu). Hitler tidak merusak
bangunan karya Yahudi. Hitler tidak merusak kuburan. Bandingkan dengan
tindakan Kaum Wahabi yang tidak saja membunuh dan mengusir orang hidup tapi
juga orang-orang yang sudah wafat juga ikut "dibunuh'!!!"

Berikut ini daftar makam dan tempat yang juga dihancurkan Kaum Wahabi

-Pemakaman al-Mualla di Mekah termasuk pusara isteri tercinta Nabi, Sayidah
Khadijah binti Khuwailid , Makam Ibunda Rasul Siti Aminah binti Wahhab,
makam pamananda Rasul Abu Thalib (Ayahanda Ali bin Abu Thalib) dan makam
kakek Nabi Abdul Muthalib

-makam Siti Hawa di Jedah

-makam ayahanda Rasul Abdullah bin Abdul Muthalib di Madinah

-rumah duka (baytl al-Ahzan) Sayidah Fatimah di Madinah

-Masjid Salman al_Farisi di Madinah

-Masjid Raj'at ash-Shams di Madinah

-Rumah Nabi di Madinah setelah hijrah dari Mekah

-Rumah Imam Ja'far al-Shadiq di Madinah

-Komplek (mahhalla) bani Hasyim di Madinah

-Rumah Imam Ali bin Abi Thalib tempat Imam Hasan dan Imam Husein dilahirkan

-Makam Hamzah dan para syuhada Uhud di gunung Uhud


Wallahu'alam bishawab
















Your Ad Here






Read More

Kamis, 12 Maret 2009

Kitab Hukum yang Unik & Lucu

14.09.00 0

 

Walau kitab hukum dan perundangan dibuat dengan serius, ternyata ada juga yang isinya unik, lucu dan konyol.

* THAILAND :

- Dilarang keluar rumah tanpa mengenakan celana dalam. (ketauan pake ngga pakenya gimana dong?)

*FILIPINA :

- Untuk mengurangi tingkat kemacatan lalu lintas kota Manila, ditetapkan bahwa :

Kendaraan bernomor akhir 1 atau 2 tidak diizinkan beroperasi di hari Senin.

Sedangkan angka 3 & 4 tidak boleh di hari Selasa, 5 & 6 tidak boleh di hari Rabu,

7 & 8 tidak boleh di hari Kamis, 9 & 0 tidak boleh di hari Jumat.

Peraturan ini berlaku sejak pukul 07.00 pagi setiap harinya.

*SWISS :

a. Dilarang berkebun di hari minggu. Alasannya : BERISIK!!!

b. Walau warga Swiss dilarang menjual, membeli, menyelundupkan, danmemproduksi minuman beralkohol, tapi mereka diizinkan untukmengkonsumsiny a.

*SWEDIA :

- Dilarang mengecat rumah tanpa ijin dari pemerintah dan harusmenggunakan cat yang sudah mendapat sertifikat / ijin dari pemerintah.

*KOREA SELATAN :

- Para polisi wajib melaporkan jumlah uang suap yang mereka terima dari para pengendara yang mereka tilang.

*SINGAPURA :

a. Dilarang menjual Permen karet di Singapura.

b. Dilarang berjalan tanpa busana (bugil)

c. Tidak menyiram setelah buang air di toilet, dapat dikenakan denda.

d. Jika Anda tertangkap basah meludah sebanyak 3X, Anda diwajibkanmembersih kan jalan di hari Minggu dengan menenteng tulisan di dada “Iam a Litterer” (Saya seorang Peludah)

e. Dilarang pipis di dalam lift / elevator. (YA IYAAAAAAALAAAAHHHH>>>GILA APA PIPIS DI LiFT)

*UNITED KINGDOM :

a. Dilarang menjual sayuran di hari minggu (kecuali wortel).

b. Wanita dilarang makan coklat di tempat umum.

c. Mengambil barang yang dibuang, dapat diancam hukuman Pidana Terorisme.

*MEKSIKO :

a. Wanita yang bekerja di kantor pemerintahan dilarang mengenakan rokmini atau pakaian yang dapat “memprovokasi” rekan kerja selama jam kerja.

b. Dilarang memaki di tempat umum.

*ITALIA :

a. Pria yang mengenakan rok mini di tempat umum dikenakan hukuman kurungan.(YA IYALAAAAH>>>ANEH SOALNYA….)

b. Memukul orang dengan kepalan tangan diancam hukum pidanapenganiayaan. Tapi menghajar orang dengan meja dan kursi dapat dianggapmembela diri.( Gila… trus apa bedanya????? ?)

*AUSTRALIA :

a. Anak-anak berusia di atas 18 tahun (dibawah 21) dilarang membeli rokok, tapi diizinkan merokok.

b. Dilarang mengangkat telepon pada deringan pertama.(KENAPA DILARANG SIIIH…GA PENTING)

c. Hanya Petugas Listrik berizin yang boleh mengganti lampu rumah.

d. Dilarang mengenakan celana Hot Pink di hari minggu. (huahahahaha. ..)

*YUNANI :

Dilarang mengenakan topi di stadium olahraga, karena dapat mengganggu pandangan orang lain.

*CHINA :

Hanya anak cerdas yang boleh kuliah (dan ini harus bisa dibuktikan dengan ijazah ujian Negara yang diterimanya) .

*KANADA :

a. Dilarang mencopot plester luka di tempat umum.

b. Dilarang menyirami tananam di kebun saat sedang hujan.

c. Dilarang pipis di semua tempat di Kanada (kecuali toilet rumah Anda sendiri). (trus kalo kebelet gimana? aneh deh…)

d. Dilarang memanjat pohon.

*PERANCIS :

a. Dilarang berciuman di kereta bawah tanah.

b. Dilarang menamai babi peliharaan Anda “Napoleon”. (MAKSA DEH AAAAH….)

*ISRAEL :

a. Dilarang memelihara babi di tanah Israel .. Orang yang melakukannya akan ditembak mati. (sadis euy..)

b. Dilarang ngupil di hari Sabat (Sabtu / Minggu). (rupanya ngupil juga perlu istirahat pas weekend :D)

c. Dilarang naik sepeda, kecuali punya izin mengendarai sepeda.

*AMERIKA :

1. ARIZONA :

a. Pemerintah Arizona melarang para pemburu melakukan aktivitaspemburuan onta di Arizona. (Masalahnya : Onta tidak hidup/ada diArizona. Lalu buat apa memberlakukan undang-undang itu? *bingung*)

b. Dilarang menirukan gaya Pendeta / Pastor setempat.

c. Dilarang mengendarai mobil tanpa sepatu.

d. Dilarang bermain domino di hari Minggu.

e. Dilarang memakai kumis palsu di gereja.

f. Hukuman mati diberlakukan bagi siapapun yang menaburkan garam di atas rel kereta api.

g. Dilarang mengendarai mobil dengan mata tertutup.

* 2. ALASKA :

a. Dilarang memfoto beruang yang lagi tidur.

b. Dilarang mengikat anjing peliharaan di atas kap / atap mobil.

c. Dilarang memberi minum bir pada rusa.

d. Dilarang berjalan-jalan sambil membawa busur dan anak panah.

* 3. ARKANSAS :

a. Pria diizinkan memukuli istrinya, tapi tidak boleh lebih dari 1 kali sebulan. (WHAT??!!)

b. Dilarang memelihara buaya di dalam bathtub. (idiiih…. Siapa juga yg mau????)

c. Pria dan wanita yang ketahuan saling menggoda di tengah jalan, akan dikenakan 30 hari penjara.

d. Dilarang membawa sapi berjalan-jalan di jalan utama setelah lewat jam 1 dini hari di hari Minggu..

*4. CALIFORNIA :

a. Binatang peliharaan dilarang dibiarkan berhubungan intim di sekitar lokasi sekolah, taman, dan tempat ibadah.

b. Wanita dilarang mengendarai mobil mengenakan daster.

c. Mobil tanpa pengemudi dilarang ngebut di jalan.(YA IAYALAAAAAAAAAAH)

d. Dilarang bersepeda di kolam renang. (APALAGI INI…)

e. Dilarang mengenakan sepatu boot koboi, kecuali Anda memelihara sapi minimal 2 ekor.

f. Dilarang memelihara binatang berwarna hijau dan berbau menyengat.

g. Dilarang bermain bowling di trotoar.

* 5. COLORADO :

a. Dilarang berdebat dengan polisi, kecuali kendaraan Anda dihentikan olehnya.

b. Dilarang mendirikan bangunan di tengah jalan. (YA IYALAAAH…GILA APA…????)

*6. CONNECTICUT

a. Dilarang mengendarai sepeda dengan kecepatan lebih dari 90 km/jam. (MAKSUDNYA SEPEDA MOTOR KALI YA..?)

b. Pria dilarang mencium istrinya di hari Minggu. (ANEEEH…SIRIK AJAH…)

c. Mobil pemadam kebakaran tidak diizinkan ngebut lebih dari 40 km/jam, walau sedang menuju ke lokasi kebakarang sekalipun.

d. Penata rias / kecantikan dilarang bersiul, berdendang, ataupun bernyanyi saat melayani pelanggan.

* 7. FLORIDA :

a. Konstitusi Negara menjamin babi-babi hamil bebas dari ancaman penjara, untuk tindakan apapun yang mereka lakukan.

b. Denda akan diberikan pada wanita yang tertidur saat rambutnya di-hair dryer, kecuali dia adalah pemilik salon.

c. Dilarang bernyanyi di depan umum sambil mengenakan pakaian renang.

d. Dilarang kentut di tempat umum setelah jam 6 sore. (MAKSUD LOOH..?!!)

e. Dilarang memecahkan piring dan gelas lebih dari 3 buah sehari. (PANTES DISANA GA ADA KUDA LUMPING)

*8. NEW YORK :

a. Dilarang menyapa orang sambil ngupil..

b. Dilarang mengenakan sandal setelah lewat jam 10 malam.

c. Pria dilarang keluar dengan mengenakan jaket dan celana yang gak matching.(WHAT… ??? KALO LAGI GAK MODE SERBA MATCHING GMANA???)

d. Pria dilarang keluar rumah topless (tidak mengenakan baju atasan).(FYI : Ini adalah hukum tertua di New York karena telah diberlakukansejak tahun 1900.)

e. Dilarang menyeruput sup.

f. Dilarang makan sambil berenang di lautan. (KITA SIH UDAH TAUUUUU….)

* 9. WASHINGTON :

a. Dilarang menyusui anak di tempat umum.

b. Dilarang menari dan minum di waktu bersamaan.

 

SUMBER : LUPA DARI MANA HEHEHE...

Read More

Jumat, 26 Desember 2008

Kesedihan Di Wajah Rasulullah SAW

10.31.00 0
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى نُخَامَةً فِي الْقِبْلَةِ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِ حَتَّى رُئِيَ فِي وَجْهِهِ فَقَامَ فَحَكَّهُ بِيَدِهِ فَقَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي صَلَاتِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ (صحيح البخاري

“Sungguh Nabi saw melihat bekas ludah yang mengering diarah kiblat, maka hal itu sangat membuat beliau saw sedih, hingga terlihat bekas kesedihan pada wajah beliau saw, seraya berdiri dan membersihkannya dengan jarinya dan bersabda : “Jika diantara kalian berdiri untuk melakukan shalatnya, sungguh ia sedang berbicara pada Tuhan Nya” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Memuliakan kita dalam kehidupan dunia yang menjenjang kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah, Tunggal dengan Kesempurnaan Nya, Maha Penguasa sepanjang waktu dan zaman, sebelum alam tercipta, setelah waktu dan zaman tercipta dan setelah waktu dan zaman berakhir dengan kehidupan yang kekal dan abadi. Beruntung jiwa yang mengingat Allah, Maha Lembut, Maha Memberi seluruh Anugerah kepada hamba – hamba Nya yang tidak bisa diberikan hamba satu sama lainnya. Panca indera, lautan, daratan, hewan, tumbuhan dan seluruh sel tubuhnya yang tidak ia ciptakan sendiri muncul dengan keajaiban Rahmat Allah Jalla Wa Alla dan setelah itu Maha Raja Alam Semesta mengutus para Nabi dan Rasul untuk menuntun hamba – hamba Nya agar selalu berada dalam keluhuran, meninggalkan kehinaan, meninggalkan perbuatan dhalim dan kejahatan untuk selalu berada didalam kebaikan, didalam dirinya, didalam ucapannya, didalam semua panca inderanya, didalam rumah tangganya dan didalam masyarakat.

Tuntunan sempurna para Nabi dan Rasul yang berakhir dengan tuntunan Nabi Mulia (Sayyidina Muhammad Saw). 
Maha Suci Allah yang mengundang jiwa hamba – hamba Nya untuk mendekat dengan ayat – ayat Ilahi. Diantara seruan Allah mengingatkan bagaimana hamba – hamba Nya yang barangkali menyinggung perasaan Allah didalam lintasan pemikiran ataupun ucapan mereka. Seraya berfirman “fa ammal insaanu idzaa mabtalaahu rabbuhu fa akkramahu wana’amahu fayaquulu Rabbiy akraman” QS. Al Fajr : 15. (manusia itu, kata Allah. Kalau Aku (Allah Swt) melimpahkan padanya keluasan, rezki dan kemuliaan maka ia berkata aku dimuliakan Allah. (Maksudnya Allah itu baik karena memberinya keluasan dan kenikmatan).
“Wa ammaa idzaa mabtalaahu faqadara a’laihi rizqahu fayaquulu Rabbiy ahaanan” QS. Al Fajr : 16, (kalau Aku mencobanya dengan sedikit dibatasi rezkinya, ia akan berkata Allah menghinakan aku. Ia mencela Allah ketika Allah memberinya cobaan dengan kesempitan rezki). 
Inilah manusia yang Allah jawab “kalla bal laa tukrimuunalyatiim”, QS. Al Fajr : 17 (bukan itu penyebabnya, tetapi diantara kalian tidak memuliakan anak – anak yatim). “wala tahaadhdhuna a’laa tha’amil miskin”, QS. Al Fajr : 18 (kalian juga lupa untuk mengajak orang – orang memberi makan orang – orang miskin). “wata’kuluunatturatsa aklallamma, watuhibbuunal maala hubban jammaa” QS. Al Fajr : 19–20. (kalian juga diantaranya banyak yang berebutan harta waris dan menyukai harta dengan kecintaan yang berlebihan). Kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan melebihi keperduliannya terhadap keluarganya, terhadap para fuqara yang miskin dan terhadap para tentangga dan terhadap yang lainnya. 

Kata Allah “kalian jadikan harta lebih dari segala – galanya maka Allah sempitkan hartanya dan diketahui bahwa hartanya tidak bisa berbuat segala sesuatu dari apa yang ia inginkan”.

“Kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkaa, wajaa rabbuka walmalaku shaffan shoffaa, wajii’a yaumaidzin bijahannam, yaumaidzin yatadzakkarul insaanu wa anna lahudzikra” QS. Al Fajr : 21 – 23) 

“kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkan” QS. Al Fajr : 21 (akan datang waktunya alam semesta ini diguncang dengan gempa yang dahsyat). Disaat itu berakhirlah seluruh kehidupan, disaat itu berakhirlah seluruh harta dan keluasan dalam hal – hal yang bersifat duniawi dan selesailah seluruh hubungan keluarga dan kasih sayang.

“wajaa’a rabbuka walmalaku shaffan shoffaa” QS. Al Fajr : 22 disaat itu Allah Swt menghadap seluruh hamba Nya dan para Malaikat berbaris – baris (menyaksikan apa – apa yang diperbuat keturunan Adam)

“wajii’a ayaumaidzim bijahannam” QS. Al Fajr : 23 (dan disaat itu terlihatlah api neraka yang mengerikan). “yaumaidzin yatadzakkarul insanu wa anna lahudzdzikra” QS. Al Fajr : 23 (disaat itu baru mereka tersadar atas apa – apa yang telah mereka perbuat dari kedhalimannya, dari lepasnya mereka dari sifat – sifat yang baik di masa hidupnya baru mereka sadar dihari itu), kata Allah. 

“wa annalahudzdzikra” (apa gunanya kesadaran dihari itu karena tidak lagi berguna dan tidak merubah keadaan). 
Maksudnya apa? 
Ketika seseorang memahami dan menyadari kesalahannya dimuka bumi maka bentuk kesadarannya menjadi taubat dan lebur dosa – dosanya. Terangkatlah derajatnya dari hina kepada mulia, atau dari mulia kepada yang lebih mulia. Tapi ketika kesadaran baru muncul di hari itu “wa annalahudzdzikra” , maka apa lagi gunanya kalau baru sadar saat itu?, baru manusia berkata sebagaimana ayat berikutnya : Yaa Laytaniy Qaddamtu Lii Hayaatiy “aku sudah ketinggalan kehidupanku tidak bisa kembali lagi”. Tidak bisa lagi menyebut Nama Allah, tidak bisa lagi bergetar bibirnya Mengagungkan Rabbul Alamin, tidak bisa lagi bersujud, tidak bisa lagi berwudhu, tidak bisa lagi menambah satu huruf pun dari amal pahalanya dan tidak bisa lagi menghapus satu dosa pun dari catatan dosanya. “yaalaytani” QS. Al Fajr : 24 (celakalah aku karena telah didahului oleh kehidupanku). 

Dan disaat itulah hadirin – hadirat, Allah Swt mengundang kita kepada keluhuran, mengundang kita kepada kemuliaan. “fayaumaidzin laa yua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yuutsiqu watsaqahuu ahad” QS. Al Fajr : 25 - 26 (hari itu tidak ada beban dan kesulitan terkecuali pada pelakunya sendiri). Maka disaat itu Allah Swt mengundang kepada kita “fayaumaidzil ayua’dzdzibu a’dzabahuu ahad, wala yautsiqu watsaqahuu ahad ya ayyuhal insan”, Dan Allah Swt menyeru kepada kita untuk sampai kepada Kasih Sayang Nya dan Rahmat Nya. Demikianlah Allah Swt memanggil kita.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah kita baca hadits Nabiyyuna Muhammad Saw bersama – sama, demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi Saw didalam adab beliau kepada Allah. Menjaga perasaan Rabbul Alamin dengan penjagaan yang sangat sempurna. Kita memahami bahwa menjaga perasaan orang adalah perbuatan yang baik, ternyata perbuatan yang paling sempurna adalah juga menjaga perasaan Allah. 

Sebagaimana hadits yang kita baca, Rasul Saw melihat ada bekas air ludah yang mengering di tembok masjid depan. Berubah wajah beliau “..hatta ru’iya fii wajhihi”, maka berubahlah wajah beliau dengan kesedihan. Dalam riwayat hadits lainnya mengalir airmata beliau sampai terlihat diwajahnya membekas kesedihan itu. Apa yang terjadi wahai Rasul hingga membuat kau sedih? maka disaat itu Rasul saw berdiri beliau membersihkan bekas ludah itu dengan jari – jari beliau lalu berkata “inna ahadakum idza qaama ilaa shalaatihi fa innahu yunaaji rabbahu”, jika kalian ini sedang melakukan shalat kalian sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah Swt. Demikian Sang Nabi saw menjaga perasaan Allah dan menjaga adab kepada Tuhannya. 

Tentunya orang yang meludah ke arah kiblat itu bukan maksud ingin meludahi Allah atau meludahi kiblat didalam masjid. Tentunya tidak sengaja tapi perbuatan itu sangat sangat tidak disukai oleh Sang Nabi saw. Hingga diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari bahwa riwayat hadits lainnya oleh Imam Ibn Hibban dan Imam Abu Daud, ketika Rasul saw melihat salah seorang meludah ke arah kiblatnya didalam masjid seraya berkata “tidak ada kebaikan shalat untukmu”. Karena apa? karena ia tidak menjaga adab kepada Rabbul Alamin disaat ia menghadap Allah. Oleh sebab itu hadirin, shalat itu mempunyai ruhani bukan hanya dhahirnya saja bacaan dan gerakan tapi mempunyai ruhani. Ruhani shalat itu adalah menghadap Allah Swt. Dhahirnya menghadap kiblat dengan rukunnya yang sempurna demikian juga dengan dhahirnya sebagaimana sabda Sang Nabi saw riwayat Shahih Bukhari “shalluu kama ra’aytumuuniy ushalliy”, shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku shalat. Maka itu dhahirnya namun ruhaninya adalah menghadap Allah. Ketika seseorang telah mempelajari hal – hal yang dhahir didalam shalat dan sempurna shalatnya didalam tuntunan islam, setelah itu ia mempelajari dan memahami betapa agungnya shalat yaitu menghadap Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Itulah detik – detik teragung didalam sepanjang kehidupan kita, mulai kita lahir hingga kita dipendam didalam bumi tidak ada detik – detik termulia melebihi saat kita didalam shalat. Hadirin – hadirat, amal pahala agung ini tidak diberikan kepada umat – umat sebelumnya terkecuali diberikan kepada umat ini Keagungan menghadap Allah Swt. Oleh sebab itu jika kita renungkan disaat kita akan berpisah dengan kehidupan dunia ini kita akan sampai kedalam kubur kita itu bukan untuk 1, 2 hari, 1, 2 tahun namun ribuan tahun barangkali kita sendiri, sendiri dalam ribuan tahun. Tidak bisa bicara dengan siapapun, tidak bisa menghubungi siapapun, sendiri saja. Bukan 1 hari bukan 2 hari orang tidak betah hidup, 1 minggu tidak jumpa dengan siapapun, bagaimana kalau ribuan tahun tidak melihat apa – apa? ribuan tahun ia sendiri dan tidak melihat manusia, tidak melihat alam, tidak melihat matahari, tidak lain. Akan tetapi hal yang dirisaukan adalah riwayat Shahih Bukhari bahwa diperlihatkan kepada ahlulkubur itu dimana tempatnya, diperlihatkan kepadanya nanti. Jika tempatnya di surga diperlihatkan tempatnya di surga dan ia semakin rindu kepada surga. Jika tempatnya didalam penjara, ia sudah melihatnya sebelum ia masuk padanya. Inilah penyesalan yang kekal, inilah kerugian yang abadi.

Hadirin – hadirat, seandainya kita merenung akan datang satu waktu nanti bahwa engkau akan berpisah dengan semua temanmu dan bersama si fulan saja (misalnya). Satu orang teman kita, aku hanya akan bersama dia nanti ribuan tahun. Kita akan berfikir mulai sekarang, bagaimana caranya supaya si fulan itu baik kepada kita karena hanya itu satu – satunya teman kita. Saat kita wafat, kita akan ditemani Kasih Sayang Allah Swt atau sebaliknya. Inilah Cahaya Yang Maha Agung yang akan menemani ribuan tahun kita disaat kita lepas dari semua teman, lepas dari segala apa yang kita fikirkan didunia. Tentunya hadirin – hadirat untuk inilah kita shalat agar kita tidak dilupakan oleh Allah disaat semua saudara lupa kepada kita. Disaat itu tidak ada satu kasih pun yang mau menemani kita didalam kubur. Mereka akan duduk mengantar kita dikubur dan 1, 2 jam kemudian mereka meninggalkan kita. Tidak mau mereka tinggal disitu menemani kita bertahun – tahun apalagi ribuan tahun. Disaat itulah Yang Maha Ada tetap Ada. Disaat segala yang fana telah meninggalkan kita, Yang Maha Ada tetap Ada. Nama yang kau bermunajat dan kau bersujud pada Nya (Allah Swt) akan menyambutmu sebagai tamu agung Nya. Dan disaat itulah Allah sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda didalam salah satu khutbahnya, beliau berkata “demikian banyak hal – hal yang belum kulihat sebelumnya sekarang kulihat saat ini didalam tempatku ini sampai surga dan neraka pun aku melihatnya saat ini”, kata Sang Nabi saw. “…”, bahwa kami wahyukan padamu bahwa kalian akan mendapatkan cobaan didalam kubur kalian masing – masing. Cobaan apa? Tiadalah seseorang wafat terkecuali didatangi oleh Malaikat dan bertanya “ma ilmuka fi hadzarrajul?”, para Malaikat itu bertanya apa pengetahuanmu terhadap pria ini..? (Nabi Muhammad Saw?) Ini pertanyaan dalam kubur kan banyak versi tapi versi yang paling shahih pertanyaan pertama adalah “bagaimana pendapatmu dan pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw” (ini versi yang paling shahih, diriwayatkan lebih dari 7X didalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beruntung orang – orang yang mencintai Nabi Muhammad Saw. Rasul saw berkata jika seseorang itu mukmin ia menjawab “innahu Muhammad Rasulullah Saw ja ana bil bayyinaatu wal huda, fa amanna bihi wa ajibna”, dia adalah Muhammad Rasulullah Saw, beliau datang kepada kami dengan petunjuk dan kebenaran dan kami mengikutinya. Maka Malaikat berkata “qad arafna innaka mukmin Nim shaalihan innaka mukmin”, kami tahu sekarang kau ini orang yang shalih, tidur dan istirahatlah menanti sidang akbar. 
Dan orang – orang yang berdosa dan selain itu orang – orang yang .. ketika ditanya “siapa dan bagaimana pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw”, ia berkata “aku tidak tahu”. Ucapannya tidak tahu mengawali kesulitannya dan penyiksaannya hingga sidang akbar. 

Hadirin – hadirat, kematian pasti datang kepada kita semua yang hidup. Semua yang berkumpul disini akan menemui kematian dan beruntung mereka yang merindukan Allah. “man ahabba liqa’ Allah ahabballah liqa’ah”, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah pun rindu berjumpa dengannya. Tentu kita selalu bermunajat dan berharap dalam hidup kita dan kita jangan wafat terkecuali dalam keadaan rindu kepada Allah. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw adalah Sang Pembawa Tuntunan yang sempurna didalam kesejahteraan. Sedemikian hebatnya tuntunan Sang Nabi saw dan dahsyatnya tuntunan keluhuran yang beliau sampaikan, beliau menolak untuk mengajar setiap malam. Ketika para Sahabat meminta Rasul saw untuk menjadikan majelis beliau setiap malam, beliau menolak. 23.15 “mukhofatan Assaaammmah ‘alaina”, takut para Sahabatnya itu bosan dengan tuntunan yang beliau sampaikan (demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari). Sedemikian hebatnya, orang yang paling sempurna akhlaknya, yang dengan melihat wajahnya tenang hati para Sahabat karena wajah yang paling sejuk dan paling ramah. Beliau masih tidak mau menyampaikan terlalu sering karena takut nanti mereka akan bosan. Betapa indahnya tuntunan Nabi Muhamamd Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan beliau saw mengajarkan banyak dari perbuatan – perbuatan yang sempurna didalam menata para Sahabat dan kaum muslimin. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bagi – bagi hadiah kepada orang – orang yang banyak berbuat salah dan dosa, maka Sayyidina Sa’ad radiyallahu anhum “ya Rasulullah a’thirrajul innahu mukmin” (ya Rasulullah beri orang yang ini karena ia orang yang baik orang beriman orang shalih). Rasul saw tidak memberi, beri lagi orang lain yang banyak berbuat dosa maka Sa’ad ra berkata “ya Rasulullah innahu mukmin”, ini orang yang kau lewati justru orang yang baik, kau salah beri, yang diberi orang yang banyak menyimpang, justru yang diberi orang yang tidak banyak berbuat baik. Maka Rasul saw bersabda “ya Sa’ad inni athaithurrajul wa rajul ahab ilayya minhu, khashyathan an yakubbahullahu finnar..!”, wahai Sa’ad, aku ini memberi orang itu dan aku lebih mencintai orang lainnya, aku memberi orang ini agar Allah tidak mencampakkannya didalam api neraka agar ia lebih baik lagi dari perbuatannya. 

Demikian hadirin, sempurnanya tuntunan Nabi Muhammad Saw. 

Oleh sebab itu ketika didalam Surah ‘Abasa, Ibn Umi Maktum (yang buta) radiyallahu anhu menyela ucapan Sang Nabi saw ketika berbicara kepada pembesar - pembesar quraisy. Rasul saw sedang menjelaskan Islam dan mengajak mereka masuk Islam, Ibn Umi Maktum yang sudah masuk Islam menyela ucapan Sang Nabi saw, maka Rasul saw cemberut. Maka turunlah firman Allah “ ‘Abasa watawallaa, anjaahul a’ma” QS. ‘Abasa : 1-2 (ia (Muhammad) cemberut dan berpaling…) ketika datang seorang yang buta karena Allah Swt seakan – akan menegur sang Nabi saw. 
Ini bukan perbuatan salah pada diri beliau saw, perbuatan Rasul saw benar, karena tidak sepantasnya seorang muslim menyela ucapan seorang Rasulullah, dan Rasul saw tidak mencela Ibn Umi Maktum dengan celaan dan ucapan tetapi Rasul saw hanya cemberut saja sedangkan Rasul saw tahu Ibn Umi Maktum buta (tidak melihat) maka cemberut beliau saw tak akan menyinggung perasaannya. Demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi saw untuk menunjukkan kepada para Sahabat yang lain bahwa menyela ucapan Rasulullah adalah hal salah, hingga beliau cemberut tapi beliau juga tidak mau menyakiti perasaan Ibn Umi Maktum yang buta, maka Rasul tidak mengucap apa – apa dan cemberutnya tidak dilihat oleh Ibn Umi Maktum. 
Lalu bagaimana dengan teguran ayat itu? Teguran ayat tersebut ditujukan kepada pembesar – pembesar quraisy bahwa Allah lebih menghargai iman seorang buta yang miskin daripada pembesar – pembesar quraisy yang semakin sombong dan kufur.

Demikian hadirin – hadirat, tuntunan indah dari Nabiyyuna Muhammad Saw. Tentang munculnya pertanyaan akan hadits Shahih yang dijadikan dalil Rasul saw menyentuh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha lantas Rasul shalat tanpa berwudhu lagi. Ini dipakai sebagian orang untuk menusuk fatwa Imam Syafi’i dengan fatwa ini, mengatakan bahwa hadits itu hadits shahih (dishahihkan oleh Abu Dawud dan lainnya) bahwa Rasul menyentuh istrinya lalu shalat tanpa berwudhu lagi (berarti sentuhan dengan wanita tidak membatalkan wudhu). Hadits ini hadirin - hadirat dikatakan Shahih oleh Abu Daud dan lainnya tetapi didhaifkan oleh Imam Bukhari. Kita tahu bahwa didalam fatwa para Muhadits jika 1 orang Muhaddits mengatakan shahih dan salah seorang ahli hadits lainnya mengatakan dhaif, dilihat itu yang mengatakan dhaif siapa? lebih tinggi derajatnya atau lebih rendah. Kalau misalnya Imam Muslim haditsnya shahih lalu ada ahli hadits lain mengatakan dhaif maka tentunya Imam Muslim haditsnya masih bisa dipertahankan karena Imam Muslim lebih tinggi daripada ahli hadits itu. 
Tetapi kalau yang mendhaifkan adalah Imam Bukhari (yang paling tinggi derajatnya pada para hadits) maka selesailah sudah fatwa hadits yang mengatakan shahih, tetap menjadi dhaif karena didhaifkan oleh Imam Bukhari. 
Imam Bukhari mendhaifkan hadits itu karena periwayatnya Ibrahim Attaymiy tidak jumpa dan menderngar dari Aisyah radiyallahu anha, jadi sanadnya terputus sehingga haditsnya mursal dan hadits itu tidak bisa dipakai dalil. 
Demikian hadirin – hadirat, ditambah pula Imam Syafi’i mengatakan hadits itu adalah mansukh (dihapus) dengan turunnya firman Allah yang memerintahkan berwudhu jika menyentuh wanita. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah memberikan tuntunan tersuci kepada kita yang dibawa oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Oleh sebab itu jangan putus asa didalam menuntut ilmu. Kita lihat Para Sahabat ra, mereka menuntut ilmu ke tempat yang sangat jauh demi mendapatkan 1 hadits. 
Riwayat Shahih Bukhari Sayyidina Jabir bin Abdillah radiyallahu anhu keluar dari Madinah dalam perjalanan 1 bulan ke negeri Syam. untuk mendengar 1 hadits Rasul saw yang belum pernah ia dengar. Ia pergi kepada Abdullah bin Unais Al Anshariy radiyallahu anhu . Datang kesana 1 bulan perjalanan, 1 bulan perjalanan itu kan 30 hari 30 malam berarti 30X beristirahat karena hanya memakai seekor unta saja kendaraannya. 30X istirahat ia lakukan perjalanan ini demi mencapai Abdullah bin Unais di negeri Syam. Kemudian Abdullah bin Unais berkata “ya ibni Abdillah kau ini datang kesini jauh – jauh dari Madinah hanya untuk 1 hadits saja..??”. Maka berkata Jabir ra “aku takut keburu meninggal sebelum mendengar 1 hadits itu”, padahal Jabir ibni Abdillah tahu ribuan hadits. Tapi kalau 1 hadits yang belum pernah ia dengar, ia datang dengan perjalanan 1 bulan demi mendengar 1 hadits Nabi Muhammad Saw dan takut wafat sebelum mendengar hadits itu. Demikian tamaknya mereka kepada kemuliaan dan tuntunan Nabinya Muhammad Saw. 

Jakarta ini kan wilayah yang paling banyak majelis taklimnya paling makmur dan paling banyak di Jakarta. Tentunya masa kini tidak ada perjalanan 1 bulan, sepanjang dunia ini tidak ada perjalanan sampai 1 bulan. Yang paling jauh belasan jam dan puluhan jam saja, tidak sampai 1 bulan hanya untuk 1 hadits. Di majelis ini belasan hadits dimunculkan setiap malam selasa, majelis lainnya dan majelis lainnya dan lainnya. Betapa ruginya nafas – nafas yang lepas dari Keagungan Allah Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Rasul saw memberikan tuntunan - tuntunan kepada kita maka perbaikilah hari – hari kita, perbaikilah siang dan malam kita. Jadikan hari kita semakin mulia dan tentunya yang perlu saya sampaikan Majelis Rasulullah Saw akan mengadakan Tabligh Akbar dan ziarah malam Minggu, malam senin (malam 1 Muharram) ada Tabligh Akbar dan ziarah dan juga malam 1 Januari juga ada Tabligh Akbar dan ziarah. Ini kita terus membesarkan syiar – syiar Keagungan Nama Allah Swt dan dakwah Nabi Muhammad Saw. Mendekati hari – hari, meramaikan daripada acara – acara yang sebenarnya bukan acara muslimin dengan meniup terompet dan lain sebagainya, di malam 1 Januari padahal kalau yang non muslim berbuat seperti itu ya tentunya tidak seramai kalau muslimin yang mendukungnya. Ini muslimin ikut terjun kesana dan ikut meramaikan acara itu. Oleh sebab itu kita mengadakan Tabligh Akbar di malam 1 Januari untuk mengimbangi saudara – saudara kita yang terjebak hal – hal itu agar kembali kepada kemuliaan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga hari – hari kita semakin baik, semoga bumi Jakarta ini semakin makmur dan semakin baik. Dan Insya Allah malam 1 Januari kita akan mengadakan dzikir Insya Allah disini di Masjid Jami Almunawwar, Insya Allah dihadiri oleh Wakil Presiden RI kita berdzikri di malam 1 Januari Insya Allah di Masjid Jami Almunawwar. Demikian malam 1 Muharram kita akan melakukan Tabligh Akbar di Klender dan setelah itu Ziarah dan akan diumumkan kelak dan tanggal 12 Januari kita akan mengadakan malam selasa di Monas bersama Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh dan kita berharap hadirin akan melebihi dari 1 juta muslimin – muslimat karena dihadiri oleh Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt membenahi jiwa kita dari segala kehinaan, membenahi perasaan kita dari segala kesalahan. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa kami, inilah perasaan kami, inilah hari – hari kami yang penuh dengan dosa. Rabbiy kami menengadahkan kedua tangan kami mengadukan keadaan kami agar Kau benahi kehidupan kami dengan lebih baik dan semakin baik, Rabbiy kami mengadukan hari – hari kami yang penuh dengan kesulitan dan Kaulah Yang Maha Membenahi hamba- hamba Mu dari zaman ke zaman yang di dunia dan yang telah wafat, Ya Rahman Ya Rahim benahi keadaan kami demi Keagungan Nama Mu Yang Maha Luhur, demi Kesucian Nama Mu Yang Maha Bercahaya, demi Keabadian Mu Yang Maha Melimpahkan Kedermawanan sepanjang waktu dan zaman, Rabbiy pastikan seluruh nama kami yang hadir tidak akan pernah melihat api neraka dan juga untuk semua yang mendengar daripada acara mulia ini semoga dilimpahkan pengampunan atasnya dan kami, Ya Rahman Ya Rahim hapuskan segala dosa ayah bunda kami dari segala dosa mereka, hapuskan dosa – dosa mereka agar semua kami ini tidak lagi membawa dosa ke majelis ini terkecuali telah Kau ampuni. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram ketika kami telah dirunkan kedalam kubur kami, Rabbiy Rabbiy jangan Kau lupakan kami saat semua orang melupakan kami dan jadikan akhir nafas kami adalah akhir nafas puncak kerinduan kami kehadirat Mu, Ya Rahman Ya Rahim

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Ya ayyatuhannafsul muthmainah, irji’ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah, fadkhuliif ii i’baadii, wadkhulii jannatii (QS. Al Fajr : 27-30) Wahai orang – orang yang diberi jiwa yang tenang oleh Allah..!. Siapa orang yang diberi jiwa yang tenang? Orang yang asyik menyebut Nama Allah dan Mengagung – agungkan Nama Allah. Kembalilah kepada TuhanMu dalam segala kemuliaan dan lamaran – lamaran keridhoan Allah, tinggalkan kemunkaran. Cobalah mendekat kepada hal – hal yang mulia dalam keadaan ridho dan masuklah kedalam kelompok orang – orang yang dimuliakan Allah. Dan masuklah kedalam surganya Allah.

Rabbiy pastikan ayat ini menjadi saksi masuknya kami kedalam surgamu Ya Allah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 24 December 2008 )
www.majelisrasulullah.org


















Read More

Senin, 24 November 2008

Diantara Rumah dan Mimbar Rasulullah saw adalah Taman-Taman Sorga

08.19.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw :
“Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman sorga, dan mimbarku diatas telaga Haudh” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Langit dan Bumi, Maha Menciptakan seluruh alam semesta dari ketiadaan, Maha Membentangkan angkasa raya dengan Kesempurnaan, Maha Berjasa atas setiap kehidupan dengan jasa yang tiada pernah terbayar dengan syukur dan sujud, Maha Suci Allah Swt yang telah membangkitkan kepada kita Sang Pembawa Risalah, Pembawa Kedamaian Dunia, Rahmatan Lil Alamin (Sayyidina Muhammad Saw), Pembawa Ketenangan di dalam kehidupan, Pembawa Kebahagiaan yang mengajar bimbingan terluhur dari segenap bimbingan. Sayyidina Muhammad Saw idolaku dan idola kalian, Sang Pembawa Akhlak Terluhur, manusia yang paling ramah, manusia yang paling bersopan santun, manusia yang paling banyak tersenyum, manusia yang paling indah budi pekertinya, mengajarkan bakti kepada Ayah dan Bunda, mengajarkan bakti kepada tetangga, mengajarkan bakti kepada rumah tangga, mengajarkan bakti kepada keluarga, mengajarkan bakti dan pembawa kedamaian bagi masyarakatnya…, Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Cahaya kesucian Allah yang berpijar di dalam jiwa Sang Nabi saw menerangi hamba hamba Nya dengan Alqur’anul karim sebagaimana firman Allah Swt “menyeru ke jalan Allah dengan kehendak Allah dan menjadi pelita yang terang benderang” (QS AL Ahzab 46). Walaupun beliau (Nabi Saw) teah wafat tetapi perjuangan dan bakti beliau dan jasa beliau tetap membekas dari zaman ke zaman di permukaan Barat dan Timur.

Hadirin hadirat,
Sang Pembawa Rahmatnya Allah Swt), kekasihku dan kekasih kalian, idolaku dan idola kalian.., Sayyidina Nabi Muhammad Saw. Allah Swt berfirman : “Demi bintang bila telah berpijar benderang” (QS Annajm 1). Najm adalah bintang yang mempunyai cahaya yang berpijar, Bintang di dalam bahasa arab ada 2 yaitu Najm dan Kawkab. Perbedaan Najm dan Kawkab, Kawkab adalah bintang yang cahayanya adalah pantulan dari cahaya bintang lain, kalau Najm adalah bintang yang bercahaya dengan cahaya sendiri.
Bulan termasuk Kawkab karena tidak bercahaya, namun mengambil cahaya dari matahari, dan matahari termasuk Najm karena berpijar dengan cahaya sendiri.

Allah Swt bersumpah demi bintang yang berpijar dengan keindahan. Sebagaian para ahli tafsir menjelaskan bahwa An Najm ini adalah Sayyidina Muhammad Saw. Ketika sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin, sedang dalam puncak kerinduannya kepada Allah, berpijar dengan kerinduan pencipta Nya (Allah Swt). Demi sang bintang yang berpijar dengan cahaya yang indah, yang tentunya sebagian para ulama mengatakan yang dimaksud adalah Nabiyyuna Muhammad Saw karena beliaulah cahaya yang berpijar yang diberi gelar oleh Allah siraajan muniiraa (pelita yang terang benderang). Kalau bintang bintang itu kan akan sirna di hari kiamat terkecuali bintang yang berpijar yaitu kekasih Allah yang tercinta Sayyidina Muhammad Saw. "Beliau (Nabi Saw) itu bukan orang yang tidak mengerti dan bukan pula orang yang menipu"( QS Annajm 2). Dengan kejadian apa? dengan kejadian setiap ucapan dan kalimat kalimatnya yang menyampaikan Alqur’anul karim.

Allah Swt meneruskan firmannya “beliau (Nabi Saw) tidak berbicara dari hawa nafsunya kecuali wahyu yang diwahyukan Allah Swt kepada beliau” (QS Annajm 3).
Kalimat kalimat tersuci yang ada di alam, kalimat kalimat yang teragung yang muncul didalam tuntunan Sang Nabi Saw, yang dengan itu menenangkan hamba Nya, mereka yang dalam kesedihan atau di dalam permasalahan atau di dalam musibah akan tenang dan terus bersabar akan terangkat dari musibahnya dengan segera karena jiwa yang dipenuhi cahaya Sang Pembawa Al Qur’an, jiwa yang dipenuhi cahaya Allah dan Iman dan juga mereka yang dilimpahi kenikmatan dan keluasan tidak menjadi kufur dan sombong. Kenapa? karena ada cahaya iman. "Diajarkan pada beliau (saw) oleh yg dahsyat kekuatannya (jibril as)" (QS Annajm 4), Diajarkan kepadanya (saw), Jibril As yang Allah gelari Shadidul quwaa (dahsyah kekuatannya) Malaikat Jibril As. Yang diberi kemuliaan dan kekuatan oleh Allah Swt yaitu malaikat Jibril As.

Diriwayatkan oleh Imam Ibn Abbas ra di dalam tafsirnya bahwa ketika Jibril As lewat di Masjidil Aqsa melihat iblis dan saat itu iblis itu terkena angin daripada sayapnya Jibril As sehingga iblis itu terlempar sampai ke India. Demikian dahsyatnya kekuatan malaikat Jibril As.
Hadirin hadirat Allah menjelaskan bahwa Al Qur’an ini diturunkan kepada Sang Nabi saw oleh makhluk Nya yang paling kuat yaitu Jibril As diberi kekuatan oleh Allah. Tapi sekuat kuatnya Jibril As, Jibril As tidak mampu berhadapan dengan Allah, terkecuali Sayyidina Muhammad Saw. Dan berjumpa Jibril As dengan Sang Nabi Saw membawa beliau sampai kepada apa? dan disaat itu Sang Nabi Saw diangkat oleh Allah di ufuk agung yang tertinggi. Lantas Sang Nabi Saw mendekat kehadirat Allah Swt. Sedemikian dekatnya, seakan akan dekatnya 2 hasta dengan Rabbul Alamin. (Firman Allah swt : "Pemilik kekuatan sempurna, dan ia (nabi saw) di ufuk yg tinggi, lalu ia mendekat dan mendekat, hingga sangat dekat sejarak dua hasta atau lebih dekat, maka diwahyukan pada hamba Nya (Rasul saw) dari wahyu wahyu Nya, dan sungguh hatinya tak berdusta atas apa apa yg telah dilihatnya, apakah kalian meragukan apa yg dilihatnya?" QS Annajm 5-12), , Sangat dekat makhluk yang paling disucikan Allah Yang Maha Suci sehingga Allah memberikan perumpamaan “seakan akan dekatnya 2 hasta bahkan lebih dekat lagi”. Diwahyukanlah kepada hamba Nya apa apa yang ingin diwahyukannya oleh Allah. Sang kekasih, sanubari mulia itu tidak berdusta atas apa yang diucapkannya.
Imam Ibn Abbas ra di dalam tafsirnya menukil salah satu pendapat bahwa Nabi saw tidak melihat Allah dengan matanya tetapi melihat Allah dengan sanubari dan jiwanya.
karena kekuatan jiwa dan sanubari lebih tajam dari kekuatan penglihatan. Kekuatan penglihatan terbatas tetapi kekuatan jiwa dan sanubari jauh lebih tajam menangkap perjumpaan yang demikian agungnya dengan Rabbul Alamin. Penglihatan bisa berkedip dan terpejam tapi jiwa dan sanubari tidak berkedip.
Demikian pendengaran, demikian panca indera ada batasnya tetapi kemuliaan jiwa dan sanubari jauh lebih tajam. Oleh sebab itu Sang Nabi saw berhadapan dengan Allah dengan jiwanya. Kalau seandainya berhadapan dengan jiwa dan sanubarinya maka seluruh panca inderanya sudah pasti berhadapan,
demikian Al Imam Ibn Abbas menjelaskan di dalam tafsirnya. Beliau (Nabi Saw) melihat Allah dengan jiwanya dan itu telah terangkum dengan seluruh panca indera beliau. Apakah kalian masih meragukan apa apa yang dilihat Sang Nabi saw. Demikian agungnya penjumpaan Sang Nabi saw dengan Allah di malam yang suci itu dan ternyata keberkahan bukan hanya sampai disitu, justru itu adalah salah satu awal kebangkitan munculnya ajaran kedamaian di muka bumi. Kembalilah Sang Nabi saw ke muka bumi di dalam perjuangannya menegakkan Rahmat Lil Alamin. Tugas utama Sang Nabi Saw adalah Rahmatan Lil Alamin.

Sampailah kita kepada hadits mulia ini yang memberi kejelasan bahwa walaupun beliau sudah tidak berada di tengah tengah kita di dalam kehidupannya tapi mimbar beliau dan rumah beliau, apa apa yang ada diantara mimbar dan rumah beliau masih tetap taman taman surganya Allah Swt.

"Apa apa yang ada diantara mimbarku dan rumahku adalah taman taman surga". Menunjukkan bekas perjuangan beliau (Nabi Saw) tidak pernah sirna. Oleh sebab itu Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa makna dari hadits ini adalah pendapat mereka yang mengatakan bahwa raudhah itu yang ada di Masjid Nabawiy antara mimbar dan kubur beliau itu yang disebut raudhah. Tempat itu lebih afdhal, dari Makkah Al Mukarramah ada sebagian pendapat yang mengatakan demikian tapi yang diluar itu tentunya adalah Masjid Al Haram lebih afdhal. Karena apa? karena ada haditsnya yang menjelaskan bahwa raudhah itu adalah taman taman surga.
Al Imam Ibn Hajar mengatakan sebagian ulama menjelaskan raudhah itu kelak akan dimunculkan oleh Allah dan dipindahkan di dalam surganya Allah Swt. Dan mimbarku berada diatas telaga haudh. Namun kesimpulan daripada hadits ini bahwa perjuangan Sang Nabi Saw tidak akan sirna dan keberkahan akan terus maju. Bagi mereka mereka yang ingin meneruskan perjuangan beliau (Nabi Saw) kemenangan akan selalu menjelang..

Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tidak akan ada habis habisnya kelompok dari umatku ada yang terus muncul diantara umatku berdakwah (pada kebenaran) mereka tidak akan sirna sampai sampai di hadapan Allah Swt”. Demikian mulianya kelompok ini, dijamin oleh Sang Nabi saw tetap ada dan membawa kedamaian.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu walaupun kerusakan yang terus terjadi diantara umat dan masyarakat kita. Munculnya narkoba yang semakin dahsyat dan segala hal yang bersifat munkar, ini semua pasti akan terbenahi jika muncul muncul kelompok kelompok yang ingin membenahi umat dengan kedamaian dan dengan rahmatan lil alamin. Ini akan terbenahi.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, semoga Allah Swt mengelompokkan majelis kita diantara mereka yang disabdakan oleh Sang Nabi Saw “tidak akan ada habis habisnya kelompok dari umatku akan terus ada, yang terus membawa tuntunanku dan bimbinganku, yang mneruskan perjuangan akhlak beliau, yang meneruskan sunnah beliau, yang meneruskan kedamaian yang dibawa oleh beliau”.

Inilah hari pahlawan kita. Hadirin hadirat,
mereka nenek moyang kita, kakek kakek kita berjuang dengans senjata apa adanya, Allah Swt berikan kemenangan karena kekuatan niatnya. Karena perjuangan merekalah kita bisa terlepas dari para penjajah dan tentunya kita tidak mau pisah dengan mereka begitu saja. Kita ingin bersatu dan bersama mereka dalam satu perjuangan thaifah ba’da thaifah. Generasi demi generasi dan sebelumnya dan sebelumnya sampai kepada generasi Sayyidina Muhammad Saw.

Ya Rahman Ya Rahim kuatkan jiwa kami untuk selalu bersatu dalam niat dengan para syuhada kami, dengan para pahlawan kami yang telah melewati dan menjadikan bumi Indonesia ini bersatu dalam kemakmuran dan kedamaian, Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim mereka telah mengorbankan harta dan nyawanya demi mengusir para penjajah, demi mengusir para pengkhianat yang mendatangi bangsa kita, maka Rabbiy muliakan arwah mereka bersama syuhada dan muqarrabin. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am
dan jadikan kami para penerus perjuangan mereka membawa kedamaian khususnya di bumi Jakarta dan juag wilayah sekitar. Ya Rahman Ya Rahim teruslah berikan bimbingan dan bantuan kepada kami untuk terus mendapatkan keberhasilan didalam membenahi masyarakat di sekitar kami, di dalam membenahi kedamaian, di dalam membenahi akhlak para pemuda kami.
Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am kami telah mendengar sabdamu (Nabi Muhammd Saw) bahwa antara mimbar dan rumah beliau adalah taman taman surga karena tempat itu selalu dilewati oleh perjuangan beliau. Jadikan jiwa kami sebagai taman taman surga. Ya Rahman Ya Rahim dengan kecintaan kepada Nabi kami Muhammad Saw, dengan niat kami untuk terus meneruskan perjuangan akhlak beliau, perjuangan sunnah beliau, Ya Rahman Ya Rahim pastikan kami berada di dalam kelompok yang disabdakan oleh Sang Nabi Saw “tiada henti hentinya sekelompok dari umatku terus ada dari generasi ke generasi membawa kedamaian bagi masyarakat di muka bumi. Pastikan kami diantara mereka Ya Rabb Ya Dzaljalali wal ikram

jadikanlah Rabbiy malam ini malam terindah dalam kehidupan kami, inilah malam doa kami, demi semangat para pahlawan dan syuhada kami Rabbiy, mereka yang telah wafat dan arwah mereka telah berada di dalam kemuliaan, tambahkan kemuliaan mereka dan juga atas kami Ya Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim jangan Kau pecah belahkan kami, jangan Kau hancur leburkan bangsa kami, satukan kami dalam satu kalimat muia, didalam kalimat tauhid, didalam keluhuran, didalam kedamaian, didalam kebahagiaan. Ya Rahman Ya Rahiim limpahkan keberkahan bagi kami, limpahkan atas kami kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadikanlah musim hujan yang akan datang membawa rahmat, jangan Kau jadikan musim hujan ini membawa musibah dan jadikan pula kemarau jika akan datang membawa rahmat dan jangan Kau jadikan pula musibah. Ya Dzaljalali wal ikram jadikan setiap nafas kami rahmat, jadikan hari hari kami limpahan anugerah, jadikan siang dan malam kami di limpahi kebahagiaan, limpahkan kemuliaan bagi Ayah Bunda kami dan bagi para pahlawan kami. Mereka Rabbiy, bagi Ayah Bunda kami yang masih hidup limpahkan keberkahan dalam hidupnya, Ayah Bunda kami yang telah wafat muliakan mereka bersama para muqarrabin dan para shidiqqin. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am

Hadirin hadirat kita berdoa sambil memanggil Nama Allah Yang Maha Luhur dan jadikanlah dalam setiap kalimat itu, doa doamu dan harapanmu kepada Allah Swt dan Insya Allah tiada satupun doa yang kita panjatkan terkecuali dikabulkan oleh Allah Swt. Dengan keberkahan majelis dzikir, dengan Keagungan Nama Allah, dengan Kebesaran dan Cahaya Nama Allah Swt mintalah cahaya kedamaian dan kebahagiaan sepanjang hidup, mintalah cahaya kemegahan dunia dan akhirat, mintalah cahaya kebahagiaan terbit pada hari harimu dan tiada pernah terbenam.
Panggillah Nama Allah Swt sebagaimana firmannya “Ingatlah kalian kepada Allah maka Allah akan mengingat kalian"(QS Al Baqarah 152), dan "Dzikirlah dan sebutlah Nama Allah dengan sebutan yang banyak”(QS Al Ahzab 41). Dan “barangsiapa yang mencintai sesuatu, akan banyak menyebutnya”. Maka jadikanlah kau di kelompok orang yang mencintai Allah Swt, Rabbiy Rabbiy kami telah mendengar hadits qudsi dari NabiMu Muhammad Saw, dari firmanMu Rabbiy Yang Maha Luhur, “sudah kupastikan kasih sayang Ku bagi mereka yang saling berdzikir dan saling bersilaturahmi karena Aku dan saling menyayangi dan bersatu karena Aku, Kupastikan atas mereka kasih sayanKu” kata Allah. Pastikan atas kami kasih sayangMu Ya Rabb, pastikan atas kami cahaya kasih sayangMu Rabbiy yang dengan itu menerbitkan tuma’ninah dan kebahagiaan didalam hari hari kami.

Ya Allah…, Ya Allah…, Ya Allah…, Ya Allah …..

Ya Rahman Ya Rahiim hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, selagi engkau menyebut Nama Allah satu kali engkau lebih dekat kepada Allah Swt, semakin dekat kepada Allah dan semakin jauh dari musibah dan semakin jauh dari cobaan dan semakin jauh dari hambatan karena Dialah Yang Maha Meluaskan segala galanya, mintalah kehadiratNya Yang Maha Melimpahkan Keluasan dan Kebahagiaan, semoa dilimpahkan bagi kita keluasan dunia dan akhirat.

Faquuluuu (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

www.majelisrasulullah.org
Read More

Kamis, 20 November 2008

Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki (1365-1425 H / - 2004M)

07.13.00 0

Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki, dekat Bab As-salam.Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul “Hadist al-Jumah”. Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.Selama menjalankan tugas da’wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.Sebagaimana adat para Sadah dan Asyraf ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.Setelah wafat Sayyid Alwi Almaliki, anaknya Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus ayahnya. Dan sebelumnya ia selalu mendapatkan sedikit kesulitan karena ia merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah ia melanjutkan studi dan ta’limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihanya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidi Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universitas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil menggarap untuk membuka majlis ta’lim dan pondok di rumah beliau.Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjid haram atau di rumah beliau tidak berpoin kepada ilmu tertentu seperti di Universitas. Akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan semua bisa mencicipi apa yang diberikan Sayyid Maliki. Maka dari itu beliau selalu menitik-beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama-sama. Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di mana negara saja kita dapatkan murid beliau, di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dahwah sayid Muhammad Almaliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit dari murid2 beliau yang masuk ke dalam pemerintahan.Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari pula beliau telah berusaha mendirikan pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari seluruh penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama.Sayid Muhammad Almaliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan thariqahnya. Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan. Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar. Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan marja’ dan reference di negara-negara mereka.Tulisan BeliauDi samping tugas beliau sebagai da’i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab2 beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll. Sayyid Muhammad merupakan seorang penulis prolifik dan telah menghasilkan hampir seratus buah kitab. Beliau telah menulis dalam pelbagai topik agama, undang-undang, social serta sejarah, dan kebanyakan bukunya dianggap sebagai rujukan utama dan perintis kepada topik yang dibicarakan dan dicadangkan sebagai buku teks di Institusi-institusi Islam di seluruh dunia. Kita sebutkan sebahagian hasilnya dalam pelbagai bidang: Aqidah:1. Mafahim Yajib an Tusahhah 2. Manhaj As-salaf fi Fahm An-Nusus 3. At-Tahzir min at-Takfir 4. Huwa Allah 5. Qul Hazihi Sabeeli 6. Sharh ‘Aqidat al-‘Awam Tafsir:1. Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an 2. Wa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’la 3. Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al-Quran 4. Hawl Khasa’is al-Quran Hadith:1. Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif 2. Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadith 3. Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi 4. Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik Sirah:1. Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-Kamil 2. Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah 3. ‘Urf al-Ta’rif bi al-Mawlid al-Sharif 4. Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-Bariyyah 5. Al-Zakha’ir al-Muhammadiyyah 6. Zikriyat wa Munasabat 7. Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra Usul:1. Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh 2. Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh 3. Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari‘ah al-Islamiyyah Fiqh:1. Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha 2. Labbayk Allahumma Labbayk 3. Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn al-Shar‘iyyah wa al-Bid‘iyyah 4. Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyarat Khayr al-‘Ibad 5. Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif 6. Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Ijhaf Tasawwuf:1. Shawariq al-Anwar min Ad‘iyat al-Sadah al-Akhyar 2. Abwab al-Faraj 3. Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar 4. Al-Husun al-Mani‘ah 5. Mukhtasar Shawariq al-Anwar Lain-lain:1. Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Makkah) 2. Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis) 3. Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sukan dalam Islam) 4. Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da‘wah ila Allah (Teknik Dawah) 5. Ma La ‘Aynun Ra’at (Butiran Syurga) 6. Nizam al-Usrah fi al-Islam (Peraturan Keluarga Islam) 7. Al-Muslimun Bayn al-Waqi‘ wa al-Tajribah (Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman) 8. Kashf al-Ghumma (Ganjaran Membantu Muslimin) 9. Al-Dawah al-Islahiyyah (Dakwah Pembaharuan) 10. Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Koleksi Ucapan) 11. Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Kemulian Ummah Islamiyyah) 12. Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Metodologi Pendidikan Nabawi) 13. Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Kumpulan Ijazah Datuk beliau, As-Sayyid Abbas) 14. Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Kumpulan Ijazah Bapa beliau, As-Sayyid Alawi) 15. Al-Tali‘ al-Sa‘id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah) 16. Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah) Daftar buku di atas merupakan beberapa kitab As-Sayyid Muhammad yang telah dihasilkan dan diterbitkan. Terdapat banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan juga yang belum dicetak.Kita juga tidak menyebutkan banyak penghasilan turath yang telah dikaji, dan diterbitkan buat pertama kali, dengan nota kaki dan komentar dari As-Sayyid Muhammad. Secara keseluruhannya, sumbangan As-Sayyid Muhammad amat berguna. Banyak hasil kerja As-Sayyid Muhammad telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara. Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka. Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan dan dituduh sebagai “seorang yang sesat”. Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf. Pada akhir hayatnya yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri“ di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 Dhul Q’idah 1424 H dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah“, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist. Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da’wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas.Pada tg 11/11/1424, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da’wah.Beliau wafat meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alwi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini .Beliau wafat hari jumat tg 15 ramadhan 1425 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping kuburan istri Rasulallah Khadijah binti Khuailid ra. Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disembahyangkan di Masjidil Haram ba’da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat.Semoga kita bisa meneladani beliau.Amien.Sayyid Al-Maliki: Pembina Ulama di IndonesiaPengantar Redaksi:Berbicara tentang pesantren di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, serta para kyai dan ulama pengasuhnya, tak bisa dilepaskan dari sang ‘aliim dari Makkah ini, (Almarhum) as-Sayyid As-Syaikh Muhammad ibn ‘Alawi ibn ‘Abbas al-Maliki al-Hasani al-Makki. Seorang ‘aliim yang mewarisi pekerjaan dakwah ayahanda dan kakekndanya, membina para santri dari berbagai daerah dan negara di dunia Islam, di tanah suci ummat Islam, Makkah al-Mukarromah. Ayahanda (atau mungkin Kakeknda) beliau adalah salah satu guru dari ulama-ulama sepuh di Indonesia, seperti Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, KH. Abdullah Faqih Langitan, dan lain-lain. Dunia Islam kehilangan salah satu ulama terbesarnya di abad ini, setelah wafatnya beliau medio Ramadan tahun 1425H yang lalu. Muslimdelft.nl menampilkan biografi beliau, sebagai ulama pertama dari luar Indonesia yang kami muat di rubrik biografi ini. Insya Allah, kita akan membaca beberapa kenangan dan kisah hidup beliau dari beberapa murid dan santri yang pernah mendapatkan ilmu dan barakah lewat beliau. Selamat membaca dan menikmati!Tentang as-Sayyid Muhammad ibn ‘Alawioleh Dr. G. F. HaddadAs-Syaikh as-Sayyid Dr. Muhammad ibn as-Sayyid ‘Alawi ibn as-Sayyid ‘Abbas ibn as-Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asY-Syadzili adalah seorang pendidik Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan cahaya dari Rumah Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam di zaman kita saat ini, seorang ‘alim kontemporer dalam ilmu hadits, ‘alim mufassir (penafsir) Quran, Fiqh, doktrin (‘aqidah), tasawwuf, dam biografi Nabawi (sirah), beliau saat ini adalah otoritas yang paling dihormati di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Ibu dari segala kota. Baik ayahandanya (wafat 1971 CE) maupun kakek beliau adalah para imam dan pimpinan para khatib (penceramah) di Kota Suci Makkah., seperti juga Sayyid Muhammad sendiri sejak permulaan 1971 hingga 1983, saat mana beliau dicekal dari kedudukannya setelah penerbitan kitab beliau Mafahim Yujib an Tusahhah.Sayyid Muhammad dididik semenjak kecil oleh ayahanda beliau dalam sumber-sumber keislaman, selain pula oleh ulama-ulama Makkah terkemuka lainnya, seperti Sayyid Amin Kutbi, Hassan Masshat, Muhammad Nur Sayf, Sa’id Yamani, dan lain-lain. Beliau memperoleh gelar Ph.D-nya dalam Studi Hadits dengan penghargaan tertinggi dari Jami’ al-Azhar di Mesir, saat beliau baru berusia dua puluh lima tahun. Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistani, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazat) dan rantai transmissi (isnad) dari Imam Habib Ahmad Mashhur al-Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syaikh Dya’uddin Qadiri di Madinah, Mawlana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya.Shaykh Sayyid Muhammad telah mengarang lebih dari seratus buku, monograf, dan artikel-artikel dan bahasa Arab tentang berbagai topic dalam ilmu-ilmu keislaman. Di antara karya-karya beliau yang paling terkenal, adalah:• Abwab al-Faraj (“Gerbang-gerbang Pengiriman”) [Kairo: Dar al-Ja’fari, tanpa tahun], sebuah manual yang mendeskripsikan tentang doa munajah, dan bacaan untuk berbagai situasi dari Qur’an, Sunnah, dan para Imam Islam, disertai deskripsi akan adab/tata cara bagi sang pendoa. Buku ini berisi pula resep yang berharga untuk membaca Fatihah secara sering.• Al Anwar al-Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khayr al-Bariyya (“Cahaya-cahaya Menakjubkan dari Perjalanan Malam dan Naiknya Sang Ciptaan Terbaik”) [edisi kedua, Riyadh: tanpa penerbit, 1998], sebuah monograph yang mengumpulkan seluruh riwayat-riwayat sahih tentang perjalanan malam (Isra’) Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam serta naiknya beliau ke langit (Mi’raj) dalam suatu narasi tunggal.• Al-Bayan wa at-Ta’rif fi Dzikra al-Mawlid as-Syarif (“Penjelasan dan Definisi Perayaan Mawlid yang Mulia”) [diterbitkan as-Sayyid Muhammad Alawi 1995], sebuah antologi singkat akan teks dan sya’ir yang terkait dengan subjek Mawlid.• Hawl al-Ihtifal bi Dzikra al-Mawlid an-Nabawi as-Syarif (“Berkaitan dengan Peringatan Hari Kelahiran Nabi sall-allahu ‘alaihi wasallam”) [ed. 10, Cairo: Dar Jawami’ al-Kalim, 1998], kumpulan detail dari bukti dan dalil yang diajukan ulama akan kebolehan merayakan mawlid. [untuk topik ini, lihat pula kitab karya ‘Izz ad-Din Husayn as-Syaikh, al-Adilla as-Syar’iyya fi Jawaz al-Ihtifal bi Milad Khayrul Bariyya] (1993).• Al-Husun al-Mani’a (“Benteng-genteng Tak Terkalahkan”), sebuah buklet tentang ibadah harian yang dipilih dari Sunnah dan praktek para Salaf.• Huwa Allah (“(Dia adalah Allah)”), sebuah statement akan doktrin Sunni untuk menolak penyimpangan kaum anthropomorphisme (mujassimah).• Khulasa Shawariq al-Anwar min Ad’iya as-Sada al-Akhyar (“Ringkasan Cahaya-cahaya yang Terbit dari Doa-doa Shuyukh Terpilih”), sebuah manual munajat diambil dari Sunnah dan para Imam Islam. Berisi antara lain doa-doa bernilai tinggi, seperti hizb Imam an-Nawawi yang dimulai dengan kata-kata:Dengan nama Allah, Allah Maha Besar! Aku berkata atas diriku, agamaku, istri-istriku, anak-anakku, hartaku, teman-temanku, Agama mereka, dan harta mereka, seribu kali “Tak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi Yang Agung.”• Al-Madh an-Nabawi Bayn al-Ghuluww wa al-Insaf (“Pujian pada Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam, Antara Berlebihan dan Kepantasan”) [Kairo: Dar Wahdan, tanpa tanggal], sebuah studi dengan contoh-contoh dari Qur’an, Hadits, Komentar-komentar, dan sya’ir menunjukkan bahwa memuji Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam adalah bagian dari kesempurnaan Islam seseorang, dan bukannya sebagaimana kalian mereka yang dengki, berlawanan dengan hadits: “Jangan memujiku berlebihan (laa tutruunii) seperti kaum Kristen memuji berlebihan ‘Isa bin Maryam [yaitu dengan menuhankannya].” [diriwayatkan dari ‘Umar oleh Bukhari, Ahmad, Malik, dan ad-Darimi].• Mafahim Yujib an Tusahhah (“Koreksi-koreksi yang Perlu atas Beberapa Kesalahpahaman”) [ed. 10, Madinah 1999], mungkin adalah pernyataan kontemporer paling penting dari Ahl as-Sunnah atas ajaran-ajaran “Salafi”. Dalam buku ini, Syaikh Muhammad ibn ‘Alawi menuliskan bukti-bukti dan posisi dari Imam-Imam AhlusSunnah terhadap topik-topik seperti tasawwuf, tawassul, syafa’at Nabi Sall-Allahu ‘alaihi wasallam, peringatan hari kelahiran beliau atau Mawlid, mazhab Asy’ari, dan lain-lain dengan dokumentasi yang ekstensif, termasuk dari sumber-sumber yang diklaim sebagai autoritatif bagi Salafi sendiri.• Mafhum at-Tatawwur wa at-Tajdid fi Shari’a al-Islamiyya (“Apa yang Dimaksud dengan Pertumbuhan dan Pembaharuan dalam Hukum Islam”).• Manhaj as-Salaf fi Fahm an-Nusus Bayn an-Nazariyya wa at-Tatbiq (“Metodologi para Pendahulu dalam Memahami Teks: Teori dan Praktik”), karya terakhir beliau, sebuah kelanjutan dan update dari Mafahim.• Muhammad sall-allahu ‘alayhi wasallam al-Insan al-Kamil (“Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam Manusia Sempurna”) [ed. 4 Madina: Matabi’ ar-Rasyid, 1990], suatu ringkasan komprehensif akan sifat-sifat (atribut) Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam dengan penyampaian seperti kitab-kitab Syamail [e.g. at-Tirmidzi, as-Syama’il; al-Qadi ‘Iyad, as-Syifa’; al-Baghawi, al-Anwar fi Syama’il an-Nabi al-Mukhtar; Abu Nu’aym, al-Bayhaqi, dan lainnya: Dala’il an-Nubuwwah, al-Qastallani, al-Mawahib al-Laduniyya dan komentarnya oleh az-Zurqani; as-Suyuti, al-Khasa’is al-Kubra dan ar-Riyad an-Aniqa; Syams ad-Din Muhammad ibn Yusuf as-Shami as-Salihi, Subul al-Huda wa al-Rashad fi Sira Khayr al-‘Ibad, dikompilasi dari lebih tiga ratus sumber; an-Nabahani, Shawahid al-Haqq; Shaykh ‘Abd Allah Siraj ad-Din, Sayyiduna Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam, dan lain sebagainya]. Bab-babnya memiliki judul-judul antara lain:“Kesempurnaan Keutamaan-keutamaan Beliau dan Sifat-sifat Sucinya.”“Kesempurnaan akan Kesuciannya dari Cacat dan Aspek-aspek yang Dipertanyakan, dan Penjagaan Allah atas Beliau dari Musuh-musuh, Setan dan Serangan serta Gangguan.”“Kesempurnaan Keutamaannya yang Mulia dan Karakter Pribadinya yang Tak Tertandingi”“Kesempurnaan Kebijaksanaanya dalam Pemerintahan dam Kepemimpinan Militer.”“Kesempurnaan Perilakunya dalam Pemerintahan dan Pendidikan Ummatnya, dan Interaksi Penuh Perhatian darinya dengan Mereka secara Umum, dan dengan Keluarga Beliau dan Sahabat-Sahabatnya secara khusus.”“Kesempurnaan Hukum Beliau dan Pemenuhannya atas Kebutuhan Manusia serta Kebersesuaian dengan Semangat Waktu tanpa Adanya Perubahan ataupun Penggantian.”• Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyya (“Orientalis Antara Kejujuran dan Prasangka”) [Jeddah: Matabi’ Sahar, 1982], sebuah survey singkat akan celah kekurangan literature tentang Islam oleh non-Muslim.• Al-Qawa’id al-Asasiyya fi ‘Ulum al-Qur’an (“Kaidah-kaidah Mendasar dalam Ilmu-ilmu Al-Quran”) [Makkah: diterbitkan pengarang, 1999], sebuah pendahuluan atas kitab karya Dr. Nur al-Din ‘Itr, ‘Ulum al-Quran al-Kariim (“Ilmu-ilmu Quran Mulia”). [edisi ke-6, Damascus: Matba’a al-Sabah, 1996].• Al-Qawa’id al-Asasiyya fi Usul al-Fiqh (“Kaidah-kaidah Mendasar dalam Usul Fiqh-Prinsip-prinsip Hukum”) [Makkah, diterbitkan penerbit, 1999], sebuah pendahuluan dan pengenalan akan buku dua jilid karya Dr. Wahba al-Zuhayli, Usul al-Fiqh al-Islami [Damascus: Dar al-Fikr, 1986].• Al-Qudwa al-Hasana fi Manhaj ad-Da’wah ila Allah (“Teladan Luhur dalam Metode Da’wah Memanggil Orang Lain menuju Allah”) [ed. 10, Madinah, 1999].• Qul Hadzihi Sabili (“(Katakan: Inilah Jalanku) (12:108)”), sebuah manual ringkas tentang doktrin dan akhlaq Islami.• Ar-Risala al-Islamiyya Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha (“Pesan Islam: Kesempurnaannya, Keabadiannya, dan Keuniversalannya”) [Editor: Najih Maymun al-Indonisi. Jeddah: Matabi’ Sahar, 1990]• Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyara Khayr al-‘Ibad (“Penyembuh Hati berkenaan dengan Ziyarah Sebaik-baik Manusia”), yang menerangkan bukti-bukti dan posisi para Imam Ahlus Sunna akan subjek bepergian mengunjungi Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, dengan tujuan untuk memperoleh barakah (tabarrukan) dan syafa’ah (tasyaffu’an).• At-Tali’ as-Sa’id al-Muntakhab Min al-Musalsalat wa al-Asanid (“Bulan Baru Kebahagiaan: Pilihan atas Hadits-hadits dan Isnad-isnad Serupa”). [edisi ke-2. Makkah: Matabi’ al-Safa, 1992]• Tarikh al-Hawadits wa al-Ahwal an-Nabawiyya (“Peristiwa-peristiwa Bersejarah dan Penanda dalam Kehidupan Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam”) [ed 12. Jeddah: Matabi’ Sahar, 1996],• Al-‘Uqud al-Lu’lu’iyya bi al-Asanid al-‘Alawiyya (“Kalung Mutiara: Isnad-isnad ‘Alawi”) [edisi 2], sang Syaikh mencantumkan rantai transmisi yang beliau terima dari ayahnda beliau, as-Sayyid ‘Alawi ibn ‘Abbas al-Maliki.• Wa Huwa bi al-Ufuq al-A’la (“(Dan Dia di Cakrawala yang Paling Tinggi) (53:7)”), sebuah komentar paling komprehensif hingga saat ini akan perjalanan malam dan naikna (Isra’ Mi’raj) Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam, berisi lebih dari empat puluh karya yang khusus tentang subjek tersebut. Sebuah karya sandingan dari karya Syaikh lainnya al-Anwar al-Bahiyya, buku ini berisi komentar detail atas ayat-ayat yang terkait dengan melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dokumentasi lengkap atas riwayat-riwayat releven yang sahih.Sayyid Muhammad ibn ‘Alawi amat dicintai oleh penduduk Makkah, Madinah, dan Hijaz. Setelah pencekalan beliau dari pengajaran umum dan khutbah, beliau mendedikasikan dirinya dalam pendidikan secara privat atas ratusan murid-murid dalam studi Islam, dengan penekanan atas orang-orang Asia Tenggara, di kediaman danmasjid beliau di jalan al-Maliki di distrik Rusayfa di Makkah. Dr. Zuhayr Kutbi dari Makkah menulis biografi beliau yang diterbitkan di Mesir tahun 1995. [dengan catatan yang dituylis oleh Syaikh Fakhruddin Owaisi al-Madani, semoga Allah membalas kebaikan padanya atas hal ini]. as-Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki:Pembina Calon Ulama’ Indonesia (2) Oleh: DHB WicaksonoBismilahirrahmanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…Sebelum Meninggal Kumpulkan Santri, In Memoriam Sayid MuhammadTahashshontu Bidzil Mulki Walmalakuut. Wa’tasomtu Bidzil ‘Izaati Waljabaruut. Watawakkaltu ‘alal Maliki…SETIDAK-TIDAKNYA saya mendapatkan ijazah tiga hizib dari Sayid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Alhasani Makkah, ketika sowan kali pertama, musim haji tahun 2003. Potongan bait di atas adalah Hizib Nashor atau “Hizbun Nashor”. Dua hizib yang lain yaitu “Hizbun Nawawi” dan “Hizbul Bahr”. Ketiganya termuat dalam kitab kecil karya Sayid Muhammad “Syawariqul Anwar”. Selain memuat hizib, dalam kitab tersebut juga terdapat catatan “Istighfar Alkabir”, “Alwirdul Latif”, “Ratibul Imam” dan lain-lain.Ketika sowan Sayid di rumahnya, Jalan Al Maliki, kawasan Rusyaifah, sekitar 8 km arah Selatan Masjidil Haram, Makkah, saya ditemani KH Maemun Zubair, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang dan Drs HM Chabib Thoha MA, Kakanwil Depag Jateng.Nama Sayid Muhammad di kalangan kiai dan ulama Indonesia sangat akrab. Bahkan Kiai Maemun menuturkan pernah menjadi santri ayah Sayid Muhammad yaitu Sayid Abbas. Maka kabar meninggalnya Sayid Muhammad, Jumat dini hari lalu (29/10/2004) mengagetkan para kiai dan ulama.Sejumlah kiai yang tengah menunaikan umroh Ramadan tidak kalah kagetnya. “Kami berencana sowan Kamis malam. Bahkan sudah janjian lewat santri Sayid di rumahnya. Belum sempat sowan, Jumat dini hari sudah dipanggil Allah Subhanahu Wataala,” tutur KH Abdul Wahid Zuhdi sambil terbata-bata melalui telepon.Wakil Rois Syuriyah PWNU Jateng yang kini memimpin pesantren di Bandungsari Grobogan itu, pernah menjadi santri di rubat (pesantren) milik Sayid Muhammad. “Tolong diumumkan di Indonesia dan shalat ghaib untuk Sayid,” pesan Gus Wahid.Agar DiamalkanKiai Maemun Zubair berpesan agar hizib dan doa-doa yang diijazahkan Sayid diamalkan. “Insya Allah bermanfaat Gus,” katanya. Ketika mendengar Sayid Muhammad meninggal, saya hanya bisa menangis sambil mendekat erat-erat Kitab “Syawariqul Anwar”-nya Sayid.Menurut Mbah Maemun, hizib-hizib itu mempunyai fungsi yang berbeda- beda. Pengaruhnya menjadi sangat luar biasa tergantung dari sasaran dan tujuannya. Makanya di kalangan pesantren, tidak sembarangan kiai memberikan ijazah hizib kepada santrinya. Untuk mendapatkannya, ada yang harus melewati ritual seperti puasa, riyadhah dan lain-lain.Sebelum meninggal, kata Gus Rouf (Abdul Rouf), putra KH Maemun Zubair yang masih menjadi santri Sayid Muhammad, ulama terkemuka di Makkah itu seolah-olah tahu akan dipanggil Sang Khalik. Buktinya beberapa jam sebelumnya Sayid sempat mengumpulkan para santri dan memberikan wejangan.Ratusan santrinya, sebagian besar berasal dari Indonesia. Menurut Mbah Maemun, mereka tidak dipungut biaya serupiah pun. Bahkan tiap santri mendapat uang saku sari Sayid tiap bulan 200 real (sekitar Rp 500.000).Yang menarik lagi, hampir setiap tamu yang bersilaturahim ke rumah, pulangnya pasti diberi oleh-oleh. Mungkin kitab-kitab atau makanan bahkan uang.Kali kedua bertemu Sayid Muhammad, Ramadan tahun lalu saya sudah lebih percaya diri. Kalau kunjungan pertama ditemani Mbah Maemun Zubair dan Drs HM Chabib Thoha MA, kunjungan kedua diantar Gus Wahid.Saya merasa lebih senang dan tidak lagi deg-degan seperti kunjungan pertama. Mengapa? Karena di dekat saya ada 80 kiai NU dan pengasuh Pondok Pesantren se-Jateng yang jagoan berkomunikasi dalam Bahasa Arab. (Agus Fathuddin Yusuf-33) dari Suara MerdekaSayid Muhammad Meninggal DuniaSEMARANG - Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Ulama Besar Makkah (Min Kibaril Ulamail Makkah) Sayid Muhammad bin Alawi bin Abbas Almaliki Alhasani, Jumat pagi (Waktu Arab Saudi) wafat. Sejumlah kiai dan ulama dari Jateng yang tengah menunaikan ibadah umrah Ramadan, bertakziah ke rumah duka, kawasan Rusyaifah, Jl Maliki, sekitar 8 km dari Masjidil Haram, Makkah.Pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah, Suburan Mranggen, KH Hanif Muslih Lc melalui telepon internasional kepada Suara Merdeka menjelaskan, Sayid Muhammad wafat sekitar pukul 04.00 (Waktu Arab Saudi). “Yang sangat luar biasa, beliau wafat hari Jumat di bulan suci Ramadan,” katanya.Kamis malam, sehari sebelum wafat, para kiai dipimpin KH Abdul Wahid Zuhdi (Gus Wahid) Bandungsari, Ngaringan, Grobogan, bermaksud silaturahmi ke kediaman Sayid. Namun, menurut salah seorang santrinya, Abdul Rouf (Gus Rouf) Sayid tengah pergi ke suatu tempat yang dirahasiakan. Gus Rouf adalah putra KH Maemun Zubair yang telah menjadi santri kepercayaan Sayid Muhammad di Makkah beberapa tahun lamanya. Gus Wahid sendiri pernah menjadi santri Sayid selama tiga tahun sebelum pulang memimpin pondok di Bandungsari, Grobogan. (B13, amp-63) dari Suara Merdekaas-Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki:Pembina Calon Ulama’ Indonesia (3)Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…“AS-SAYYID MUHAMMAD BIN ALWI AL-MALIKI”oleh Hasan Husen AssagafMakkah dan dunia Islam menangis, jumat 15 Ramadhan. Setelah azan subuh dikumandangkan dan sholat subuh didirikan di Masjidil Haram- Makkah, tersiarlah berita bahwa Sayyid Mohammad bin Alwi Almaliki, wafat. Beliau meninggal sekitar pukul 6 pagi di salah satu rumah sakit di Makkah, setelah beberapa jam saja berjuang melawan penyakit yang datang secara mendadak. Berita itu membuat cukup kabut keluarga, murid-muridnya, dan masyarakat Makkah yang tengah menunggu kepulihan kembali kesehatan beliau. Tapi sebaliknya berita yang didengar adalah wafatnya beliau. Ini benar-benar yang membuat mereka menjadi kalang kabut.Begitu mendengar berita duka dari mulut ke mulut, ribuan masyarakat pencinta beliau panik. Mereka kalang-kabut dan berbondong-bondong menyerbu rumah kediaman beliau untuk menyaksikan kebenaran wafatnya beliau yang secara mendadak. Karena mereka hampir tidak percaya dengan berita itu. Suasana pun tambah panik lagi pagi itu setelah jasad Almarhum dibawa dari rumah sakit ke rumah beliau.Ribuan orang berduyun-duyun ke rumah beliau ingin menyaksikan jenazah Almarhum secara langsung.Kepanikan warga Makkah itu membuat macet lalu-lintas. Jalan menuju Hay al Rashifah, rumah kediaman beliau, dipadati kendaraan dan manusia. Itulah sekedar info yang saya dapatkan dari kawan-kawan saya di Makkah disaat kepulangan Sayyid Muhammad Almaliki ke rahmatullah pada hari Jumat lalu.Beberapa jam sebelum kepulangan beliau ke rahmatullah, tidak sedikit masyarakat dan santri datang seperti biasa ke rumahnya di hay Rashifah Makkah untuk mendengarkan wejangan dan ceramah Ramadhan yang biasa di berikan setiap hari usai sholat tarawih. Mereka semua menunggu ceramah dan nafahat ramadhaniyah khususnya ceramah tentang perang Badar yang dijanjikan beliau akan diutarakannya pada pertengahan bulan yang suci Ramadhan.Akan tetapi Allah telah merencanakan kematian beliau di hari itu yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Pada saat itu Sayyid Mohammad bin Alwi al Maliki mendapatkan serangan jantung secara mendadak dan segera dibawa kerumah sakit.Hanya beberapa jam saja beliau tinggal di rumah sakit dan dengan kesedihan yang dalam diberitakan beliau telah menghembuskan nafasnya yang terakhir.Untuk mengenang jasa-jasa beliau yang begitu besar bagi umat Islam, saya ringkaskan dibawah ini sekelumit kisah beliau yang diketahui, adapun yang tidak diketahui lebih banyak dari yang diketahui.Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki lahir di makkah tahun 1365H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah –Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Bab As salamAyah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul “Hadist al-Jumah”. Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.Selama menjalankan tugas da’wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.Sebagaimana adat para Sadah [1] dan Asyraf [2] ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.Setelah wafat Sayyid Alwi Almaiki, anaknya Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus ayahnya. Dan sebelumnya ia selalu mendapatkan sedikit kesulitan karena ia merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah ia melanjutkan studi dan ta’limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihanya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidi Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universiatas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil menggarap untuk membuka majlis ta’lim dan pondok di rumah beliau.Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjid haram atau di rumah beliau tidak berpoin kepada ilmu tertentu seperti di Universitas. Akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan semua bisa mencicipi apa yang diberikan Sayyid Maliki. Maka dari itu beliau selalu menitik-beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama-sama. Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di mana negara saja kita dapatkan murid beliau, di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dahwah sayid Muhammad Almaliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit dari murid2 beliau yang masuk ke dalam pemerintahan.Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari pula beliau telah berusaha mendirikan pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari seluruh penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama.Sayid Muhammad Almaliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan thariqahnya. Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan. Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar. Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan marja’ dan reference di negara-negara mereka.Pada akhir hayatnya yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 Dhul Q’idah 1424 H dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah”, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist. Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da’wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas.Pada tg 11/11/1424, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da’wah.Di samping tugas beliau sebagai da’i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermangfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab2 beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.Beliau wafat meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alwi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini .Beliau wafat hari jumat tg 15 ramadhan 1425 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping kuburan istri Rasulallah Khadijah binti Khuwailid ra. Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disembahyangkan di Masjidil Haram ba’da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat.Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan dihati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendiriannya dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Selamat jalan… selamat jalan,.. kebaikan dan kemulyaan kamu telah meliputimu semasa hidupmu dan disaat wafatmu. Kamu telah hidupi hari hari mu didunia dengan mulia, dan sekarang kamu telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia. Jika sekarang kita telah berpisah untuk sementara, maka kami pasti akan menyusulmu Insya Allah dan kita pasti akan bertemu dan berkumpul kembali.AssalamualaikumHasan Husen Assagaf.20 Ramadhan 1425HCatatan Kaki:[1] Sadah, bentuk plural (jamak) dari Sayyid, di daerah Hijaz, khususnya Makkah Madinah berarti keturunan Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wa aalihi wasahbihi wasallam, yang biasa menjadi ‘aliim ulama’.[2] Asyraf, bentuk plural (jamak) dari Syarif, di daerah Hijaz, khususnya Makkah Madinah, berarti keturunan Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wa aalihi wasahbih wasallam, yang biasa menjadi penguasa/pimpinan (sebelum munculnya Dinasti Sa’ud).as-Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki: Pembina Calon Ulama’ Indonesia (4) Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…Sayid Muhammad Al-Maliki Ulama Kenamaan MakkahBerita dukacita datang dari kota suci Mekkah. Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Alhasani, wafat pada 15 Ramadhan 1425 H, bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004. Meninggalnya ulama kelahiran Mekkah tahun 1943 (1362H) cukup mengejutkan warga kota Mekkah, khususnya para mukimin Indonesia yang tinggal di Kota Suci itu. Karena, ulama yang menjadi panutan para kyai di banyak negara ini, sebelum menghembuskan nafas terakhir masih menunaikan shalat subuh di kediamannya.Ketika jenazah Sayid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan sejumlah warga Afrika banyak yang menangis dan histeris. Sementara toko-toko di sekitar Masjidul Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita.Jenazah almarhum di makamkan di pemakaman Ma’la di Mekkah, berdekatan dengan makam Sayidatina Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW. Harian Arab Saudi Okaz sengaja mengetengahkan tiga halaman suratkabarnya untuk memuat kegiatan, aktivitas, dan biografi almarhum.Kebesaran Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Ayahnya Sayid Alwi Al Maliki adalah guru dari pendiri NU, KH Hasyim Ashari. Dia juga pernah menjadi guru besar di Masjidil Haram pada 1930-an dan 40-an. Banyak ulama sepuh dari Nahdlatul Ulama (NU) yang menimba ilmu dari Sayid Alwi Al-Maliki. Sepeninggal Sayid Alwi, kiprahnya dilanjutkan oleh Sayid Muhammad Al-Maliki.Sayid Alwi juga pernah mengajar di Masjidil Haram, Makkah. Almarhum ayahnya ini dulu tinggal di Aziziah, yang tidak jauh dari Masjidil Haram. Di masjid yang dijadikan sebagai kiblat umat Islam ini, Sayid Alwi mengajar murid-muridnya yang datang dari berbagai negara, termasuk para jamaah dari Indonesia. Warga Betawi sendiri pada masa-masa itu, banyak mengirimkan anak-anak mereka belajar ke tanah Hejaz (sebutan Kerajaan Arab Saudi kala itu).Ketika dua tahun lalu saya berkunjung di kediamannya di Rushaifah sekitar empat kilometer dari Masjidil Haram, terlihat ratusan muridnya yang berdiam di pesantren dan sekaligus kediamannya. Banyak diantara mereka yang berasal dari Indonesia. Di samping dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sejumlah negara di Afrika.Ketua Umum DPP PAN Amien Rais pernah berkunjung ke Sayid Muhammad Al-Maliki. Demikian pula Hamzah Haz saat masih menjabat sebagai wakil presiden. Banyak ulama Indonesia, saat melaksanakan ibadah haji dan umrah, selalu sowan ke rumah Al Maliki.Almarhum yang telah beberapa kali ke Indonesia dan murid-muridnya mempunyai banyak pesantren di pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera, punya perhatian khusus pada Indonesia. Seperti saat Hamzah Haz tahun lalu mengunjunginya, di hadapan para ulama Mekkah dan berbagai negara Islam, ia berdoa agar bangsa Indonesia dipersatukan Allah, dan tidak bercerai berai.Di depan kediamannya, terdapat sebuah masjid cukup besar. Sementara di bagian dalam, terdapat sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk menerima tamu dalam jumlah besar. Boleh dikata Al-Maliki tidak pernah sepi menerima banyak tamu tiap hari. Al-Maliki yang murah senyum dan berwajah tampan, ketika itu, tengah mengadakan pertemuan dengan sejumlah ulama, di antaranya dari Afrika dan Eropa. Pertemuan silaturahmi semacam ini hampir tiap malam dilakukan.Dalam pertemuan itu dibacakan maulid Nabi Muhammad SAW, yang boleh dikatakan jarang terjadi di Arab Saudi. Menurut keterangan, di antara murid-muridnya itu banyak para mukimin asal Indonesia yang telah menjadi warga Arab Saudi. Biasanya, setelah shalat Isya para tamu kemudian makan bersama berupa nasi kebuli. Satu nampan besar umumnya dihidangkan untuk 5 hingga 6 orang. Almarhum yang pada tahun 1970-an dan 1980-an kerap berkunjung ke Indonesia. Ia singgah di berbagai pesantren dan perguruan Islam di Indonesia. Ia juga pernah beberapa kali berkunjung ke Majelis Taklim Kwitang, Attahiriyah, dan Assyafiiyah.Tak henti belajarSayid Muhammad Al Maliki memulai pendidikan di Masjidil Haram, tempat ayahnya pernah mengajar. Kemudian dilanjutkan di sekolah Tahfidil Quran. Masih dalam usia muda, Sayid yang tidak pernah bosan menempa ilmu itu kemudian berkeliling ke India dan Pakistan. Di sini ia belajar di kota Bombay, Hederabad, dan Karachi dari ulama di kota-kota tersebut.Ia kemudian melanjutkan pelajarannya di Universitas Al-Azhar Bidang Usuluddin dan mendapat gelar doktor. Dari Al-Azhar ia melanjutkan pendidikan ke Maroko dan beberapa negara Afrika Utara. Setelah ayahnya wafat, pada 1971 ia menjadi guru besar di Masjidil Haram. Sebelumnya menjadi dosen syariah di Universitas Makkah Mukarommah. Ia juga pernah dipilih sebagai ketua penelitian internasional dalam perlombaan MTQ pada pertengahan tahun 1970-an. Sayid Muhammad Al Maliki mendirikan tidak kurang 30 buah pesantren dan sekolah di Asia Tenggara. Karangannya mencapai puluhan kitab mengenai usuluddin, syariah, fikih dan sejarah Nabi Muhammad. Ia mendapat gelar profesor dari Universitas Al-Azhar pada tanggal 6 Mei 2000. Ratusan murid yang menampa pendidikan di pesantrennya, biaya makan dan pemondokan ditanggungnya, alias gratis.Menurut Habib Abdurahman A Basurrah, wakil sekjen Rabithah Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia di antara murid-murid Al-Maliki banyak yang menjadi ulama terkenal dan pendiri dari berbagai pesantren. Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur; Habib Hud Baqir Alatas pimpinan majelis taklim As-Shalafiah; Habib Saleh bin Muhammad Alhabsji; Habib Naqib Bin Syechbubakar yang memimpin majelis taklim di Bekasi; Novel Abdullah Alkaff yang membuka pesantren di Parangkuda, Sukabumi.Di antara ulama Betawi lainnya yang pernah menimba ilmu di Makkah adalah KH Abdurahman Nawi, yang kini memiliki tiga buah madrasah/pesantren masing-masing di Tebet, Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Al-Maliki. Seperti KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang (Probolinggo), dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo.(alwi shahab )Sumber: Harian Republika As-Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki: Pembina Calon Ulama’ Indonesia (5-TAMMAT) Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…Mengenang As-Sayyid Muhammad `Alawi al-Maliki al-Hasani ‘Allamah daerah al-Hijaz Sebuah kenangan pribadi oleh Shafiq MortonSaat berita itu muncul bahwa Nabi Muhammad (s) telah wafat karena demam di Madinah, timbul ketidakpercayaan di antara para Sahabat. Sayyidina ‘Umar yang ketika itu hendak berangkat menuju Syria, mula-mula menolak untuk mempercayai berita bahwa Nabi (s) telah wafat.Sungguh, rasa duka dapat mengambil beragam bentuk penyangkalan, amarah, keputusasaan, dan tentu saja, kerusakan. Malaikat Maut adalah sesosok makhluk yang tak dapat diduga. Keterkejutan diri kita akan mendadaknya maut, suatu hal yang paling pasti setelah peristiwa kelahiran, adalah suatu bagian kemanusiaan diri kita.Mungkin, karena insting pertama kita adalah untuk survive dan yang kedua adalah kenyamanan dari dunia ini. Kita memiliki pekerjaan, kita memiliki rumah, kita memiliki anak-anak, kita memiliki suatu kehidupan dan kita ingin hidup itu terus berlanjut. Singkat kata, kita tak ingin meninggalkan semua itu!Namun pada Jumat, 14 Ramadan (1425 H, red.), sang daun telah gugur dari pohon Sayyid Muhammad al-Maliki dan Sang Malaikat Maut telah datang untuk mengambil satu di antara ulama terbesar di era modern ini.Sayyid Muhammad adalah Grand-Shaikh saya, dan ketika berita wafatnya mulai menyeruak ke Cape Town di Jumat pagi, saya pun tak mempercayai apa yang baru saya dengar. Tak mungkin!Saat kebenaran itu muncul di hadapan saya, saya pun amat terpukul. Kehilangan seorang Syaikh, mata air pengetahuan Anda dan penjaga jiwa Anda, adalah seperti kehilangan orang tua Anda.Saya hanyalah seorang murid yang paling hina, namun ketika saya menulis ini, hati saya dipenuhi dengan citra yang lebih besar daripada kehidupan, citra Sayyid Muhammad… pemurah, menyejukkan dan bijaksana – sungguh suatu miniatur kopi dari kakek moyang beliau yang seorang Nabi – Sayyid Muhammad demikian baik pada diri saya walau beliau tak mengenal saya, dan demikian pemurah sekalipun di saat beliau tak mesti melakukannya bagi diri saya.Nama-nama para Syaikh beliau di Makkah yang hebat-hebat pun melintas di hadapan mata saya, namun saya tak mampu memaksa diri saya menuliskan nama-nama itu. Merekalah otoritas (bidang agama, red.) di zaman mereka, dan mereka semua memberkati kejeniusan Sayyid Muhammad dengan totalitas barakah mereka. Dan pada gilirannya, pada barakah beliau-lah, saya ingin mengikatkan diri ini.Judul-judul buku dan kitab karangan beliau (lebih dari seratus judul) berenang dalam alam kesadaran diri saya. Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan, salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara. Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka.Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan oleh ‘rumah Najd’ dan dituduh sebagai “seorang yang sesat”. Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah.Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ‘ilm (pengetahuan) dan tasawwuf. Saat kaum Salafi-Wahhabi mendiskreditkan beliau, beliau pun menulis lebih banyak buku dan mendirikan Zawiyyah beliau sendiri yang menjadi “United Nations” (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dari para ‘Ulama.Akhirnya, protes dari dunia Muslim memaksa kaum Salafi-Wahhabi untuk menghentikan usaha mereka memeti-eskan sang ‘aliim kontemporer yang paling terkenal dalam mazhab Maliki ini. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendukung beliau, dan yang lain membenci beliau bahkan lebih dalam lagi.Kedengkian mereka sebenarnya didorong oleh fakta bahwa Sayyid Muhammad al-Maliki jauh lebih unggul dari sekedar tandingan mereka. Hampir secara sendirian saja, beliau mengambil Islam Sunni dari klaim tangan-tangan Neo-Khawarij Salafi-Wahhabi dan menempatkannya kembali ke tangan mayoritas ummat ini.Melalui berbagai karya-karyanya yang menonjol, beliau menyuntikkan kepercayaan diri yang amat dibutuhkan dalam per‘debat’an saat kaum jahil dan pseudo-tradisionalis yang mengandalkan ijtihad-pribadi mulai meracuni mainstream Islam.Saya dapat menuliskan lebih banyak dan lebih banyak lagi tentang hal ini. Sayyid Muhammad telah mencapai banyak hal dalam 60 tahun hidupnya yang singkat bersama kita. Hidupnya tentu saja tidaklah hanya berisi peperangan intelektualnya melawan kaum Wahabi. Adalah kemampuannya untuk melihat kebaikan yang demikian menyentuh hati.Saat waktu-waktu fajar mulai terbit, saya pun berjuang mencari kata-kata. Ingatan akan Sayyid Muhammad tetap memenuhi ruangan saya. Seakan-akan beliau tengah melihat melalui bahu saya, dengan tongkat yang terpegang di satu tangan, dan tasbih hitam di tangan yang lain, senyumannya, wajahnya yang bercahaya dibingkai oleh lilitan turban hijau.Saya tahu diri saya egois, namun saya hanya mampu mengekspresikan kehilangan atas beliau dengan becermin tentang arti beliau bagi diri hina ini. Semata ini karena Sayyid Muhammad selalu menyirami diri saya, yang bukan siapa-siapa sama sekali ini, dengan berbagai hadiah kapan pun saya berkunjung menemui beliau.Tentu saja, itu bukan karena favoritisme – jauh dari hal itu sama sekali – melainkan itulah Sunnah dari Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam. Bagi seseorang yang baru masuk dalam Islam seperti saya, Sayyid Muhammad demikian dalam perhatiannya sebagaimana sang Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam melakukan hal yang sama bagi mereka yang baru memeluk Din ini.Namun, adalah karena sifat dari hadiah itu yang demikian bermakna, dan di waktu yang sama, sangat tipikal dari seseorang seperti Sayyid Muhammad.Saya memandangi hadiah-hadiah itu dengan penuh ketakjuban. Mereka bersama-sama datang bagi diri ini untuk mensimbolisasikan sesuatu yang demikian agung, karena melalui hadiah-hadiah beliau, beliau telah memberikan pada saya suatu dunia. Beliau mestilah kini tengah tersenyum di alam barzakh saat saya menggosokkan jari-jari ini pada kebenaran! (tentang hadiah-hadiah itu, red.Saya teringat akan sepotong kain kiswah (kain penutup ka’bah, red.) yang tersimpan dalam secarik amplop. Saat saya pandang jahitan-jahitan hitam gelapnya, saya tersadar bahwa kain hitam ini bermakna bagaikan arah, untuk Qiblah yang harus ada dalam hati saya. Saya membuka halaman-halaman Quran wangi hadiah beliau. Inilah al-Furqan, Kriteria yang mesti saya bawa selama hidup ini.Saya pun teringat akan jubah dan fez Maroko yang tersimpan dalam lemari, inilah pakaian-pakaian Perlindungan yang mesti saya kenakan. Di atas meja saya, “kitab hijau” berisi doa-doa karya beliau yang demikian terkenal, Syawariq ul-Anwar (Lampu-lampu yang Bersinar) adalah Sarana-sarana. Dalam laci saya, tersimpar pena emas yang beliau berikan pada diri saya, suatu alat Senjata yang jauh lebih tajam daripada sebilah pedang.Saya terkesima akan kebijaksanaannya. Sebuah e-mail tiba dari Saudi Arabia. Fakhruddin Owaisi al-Madani melukiskan janazah Sayyid Muhammad dengan detail yang mengharukan. Demikian besar proses pemakaman beliau hingga prosesi janazah tersebut memanjang dari Masjidil Haram hingga pekuburan Jannat ul-Ma’la. [Dikatakan lebih dari 300.000 orang menghadiri salat jenazah beliau.]“Makkah menangis baginya, Arabia tengah menangisi kepergiannya… seluruh dunia Islam menangis bagi dirinya,” tulis Fakhruddin, “semoga Allah mengkaruniakan padanya (Sayyid Muhammad) Jannah tertinggi di samping kakenda tercinta beliau, Sayyidina Rasulullah sallaAllahu ‘alayhi wasallam.”Ketika saya telan kembali air mata yang tengah berguguran ini, yang bisa saya ucapkan hanyalah “Aamiiin!”حدثنا هارون بن اسحاق الهمداني، أخبرنا عبدة بن سليمان عن هشام بن عروة، عن أبيه، عن عبد اللّه بن عمرو بن العاص قال: قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: إن اللّه لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يترك عالما اتخذ الناس رؤوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا “. (رواه البخاري في كتاب العلْم و مسلْم)Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr ibn al-‘As bahwa Nabi SallAllahu ‘alayhi wasallam bersabda:“Allah tak akan mencabut ilmu dari hati para ulama, tapi Ia mencabut para ulama tersebut (mereka wafat). Tak akan ada lagi ulama tersisa untuk mengambil alih tempat mereka sehingga manusia akan mengambil orang-orang yang amat jahil sebagai pemimpinnya. Pemimpin-pemimpin jahil itu akan ditanyai masalah-masalah, dan mereka akan memberikan fatwa tanpa pengetahuan (ilmu). Mereka tersesatkan dan menyesatkan yang lainnya.” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Kitab ul-’ilmi dan Riwayat MuslimTAMMATWallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq Sumber:http://www.almihrab.com/http://muslimdelft.nl/titian_ilmu/biografi/assayyid_muhammad_ibn_alawi_almaliki_pembina_calon_ulama_indonesia_3.phphttp://www.asyraaf.com/v2/manaqib.php?op=2&id=15Mengenang Sayyid M.Alawi Al-Maliki Al-HAsaniMinggu, 10 Februari 08 (16:07) - oleh : junaidiSEKILAS TENTANG BELIAU: Syekh M.bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Makki al-Hasani lahir di Mekah tahun 1362H (1943M). Silsilah nasab beliau bersambung sampai Rasulullah SAW melalui Sayyiduna al-Hasan RA.Beliau belajar di halaqah-halaqah Masjidil-Haram dan pernah sekolah di madrasah al-Falah kemudian Madrasah Tahfiz al-Qur’an. Kemudian beliau menuntut ilmu di luar negeri seperti India dan Pakistan.Beliau meraih gelar MA dan Doctor dari Kuliyah Usuluddin Universitas al-Azhar. Kemudian beliau ke Maroco untuk menuntut ilmu dari ulama-ulama yang terkenal di situ.Beliau pernah mengajar di Kuliyah Syari’ah Makkah al-Mukarramah tahun 1390H. (1970M) kemudian menjadi guru di Masjid al-Haram tahun 1391H setelah meninggalnya ayah beliau dan ketika itu beliau menjadi guru di Universitas al-Malik Abdul-Aziz.Beliau sering mengisi ceramah dan pengajian di siaran radio dan diskusi-diskusi umum baik dalam dan di luar Saudi. Dan beliau terpilih menjadi ketua pertama Lajnah Tahkim Internasional untuk Musabaqoh Qur’an Karim tahun 1399H, 1400H dan 1401H.Beliau telah mengunjungi negara-negara Islam dan mendirikan lebih dari 30 Ma’had dan 30 Madrasah di Asia bagian timur dan selatan.Berdasarkan karya-karya beliau dan pengalaman beliau dalam berakwah di berbagai negara Islam, maka Universitas al-Azhar memberikan gelar Profesor kepada beliau pada tanggal 2 safar 1421H (6 Mei 2000)Telah terbit sebuah buku yang mengumpulkan ilmu-ilmu, kehidupan, pemikiran dan pengaruh beliau. Buku ini berjudul al-Maliki Alimul-Hijaz karangan Zuhair Jamil Kutbi.GURU-GURU BELIAU:Beliau banyak meriwayatkan hadits dari Syekh Hasanain bin M.Makhluf mufti Mesir, Syekh Hasan al-Ahdal al-Yamani, Syekh M.As’ad al-Abji Mufti Mazhab Syafii di Halab, Syekh M.Syafi’ Mufti Pakistan dan lain-lain. Namun guru-guru beliau yang sangat berpengaruh dan berarti dalam kehidupan beliau dalam periwayatan Hadits adalah:1) Ayah kandung beliau, yaitu Assayyid Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (wafat 1391H.)2) Syekh M.Yahya bin Assyekh Aman (wafat 1387H.)3) Syekh M.al-Arabi Attubbani (wafat 1390H)4) Syekh Hasan bin Sa’id Yamani (wafat 1392H)5) Syekh M.al-Hafidz Attijani, Ahli Hadits Mesir (wafat 1398H)6) Syekh Hasan bin M.al-Massyath (wafat 1399)7) Syekh M.Nur Saef bin Hilal al-Makki (wafat 1403H) Syekh Abdullah bin Sa’id Allahji (wafat 1410H)9) Syekh M.Yasin al-Fadani (wafat 1410H).KARANGAN-KARNGAN BELIAU:Sebagian besar kitab-kitab karangan beliau dicetak di Imarat dan Mesir, karena tidak boleh dicetak di Saudi. Di antara karangan beliau adalah:1) Attashawwuf2) Mafahim Yajibu An Tushahhah (buku ini meluruskan faham wahabi yang sesat dan membela faham-faham sufi)3) Al-Insan al-Kamil (berbicara tentang Khususiat Rasulullah SAW)4) Tahqiq al-Amal fima yanfa’ul-mayyit Minal-A’mal (mengandung amalan-amalan yang dapat memberi manfaat buat mayit)5) Tarikh al-Hawadits Annabawiyyah6) Adzzakhair al-Muhammadiyyah.7) Al-Madh Annabawi Bainal-Guluwwi wal-Inshaf. Fadhlul-Muwattha’ wa Inayatul Ummah al-Islamiyyah Bihi (keutamaan kitab al-Muwattha’)9) Zubdatul-Itqan fi Ulumil-Qur’an.10) Labbaik Allahumma Labbaik (buku tentang ibadah Haji)11) Dan lain-lainMENGAPA BELIAU DIBENCI KAUM WAHABI:Perlu diketahui bahwa beliau sama halnya seperti ulama-ulama yang berjasa menyebarkan dakwah Islam di Saudi Arabia seperti Syekh Yasin al-Fadani, Syekh M.Amin al-Kutbi, Syekh Hasan Masyyath dan lain-lain. Namun karena mereka tergolong ulama Tashawwuf dan kebetulan yang menguasai Saudi adalah orang-orang yang berfahamkan Wahabi, maka mereka diusahakan agar tidak dikenal oleh dunia. Mereka hanya mengangkat ulama-ulama mereka yang Tasyaddud dalam agama dan suka mengkafirkan faham-faham yang bertentangan dengan faham mereka seperti Saleh. Ulama-ulama Wahabi yang kami maksud adalah al-Utsaimin, Abdul.Aziz bin Baz, al-Albani dan konco-konconya. Dan Berikut ini beberapa alasan mengapa Syekh M.Alawi al-Maliki dibenci oleh tokoh dan kaum Wahabi:1) Beliau merayakan dan membolehkan perayaan hari kelahiran nabi SAW. Sebagaimana yang beliau tegaskan dalam kitab (Majmu’ Fatawa Wa Rasa’il). Al-Albani bercerita bahwa ia pernah diundang oleh ayah Syekh M.Alawi al-Maliki. Kemudian al-Albani menemukan mereka sedang merayakan Mawlid. Maka al-Albani mengingkari hal tersebut.2) Beliau membela faham Sayyidi Ibnu Arabi RA.3) Beliau berakidahkan Asy’ariyyah dan membela faham Asy’ariyyah. Yang mana para wahabi menganggap faham Asy’ariyyah itu bertentangan dengan Ahlussunnah wal-Jamaah.4) Dalam kitab Syifa’ul Fu’ad beliau mengajak untuk ziarah maqam dan ber-Istigatsah (memohhon bantuan) kepada Rasulullah dan para Wali Allah.5) Mengarang kitab Dzakha’ir al-Muhammadiyyah yang berisikan ajaran Tashawwuf dan pujian terhadap Rasulullah SAW.6) Berkeyakinan bahwa Rasulullah dan para pewarisnya bisa mengatur alam.7) Berkeyakinan bahwa Rasulullah hidup dan matinya sama saja, bisa menyaksikan dan mengetahui keadaan dan niat ummatnya. Sebagaimana ditegaskan dalam kitab beliau “Syifa’ul Fu’ad”. Menegaskan dalam kitab Adzzakhair al-Muhammadiyyah bahwa Rasulullah SAW adalah Makhluq yang pertama diciptakan oleh Allah SWT.9) Berkeyakinan bahwa roh Rasulullah SAW hadir dalam Halaqah Dzikir dan acara perayaan Mawlid.10) Berkeyakinan bahwa Rasulullah SAW bisa dilihat bukan hanya lewat mimpi saja, tapi dalam keadaan terjaga juga. Bahkan tidak mustahil dilihat oleh ribuan ummat pada waktu yang sama.11) Pernah menziarahi Syekh Tarekat al-Ashabah al-Hasyimiyyah wa Assidnah al-Alawiyyah wa Assadah al-Hasaniyyah al-Husainiyyah. Kemudian menziarahi maqam Syekh Abul-Hasan Assyazili.12) Keyakinan beliau bahwa hari kelahiran Rasulullah Saw lebih mulia dan utama daripada Malam Lailatul-Qadar.13) Beliau membolehkan untuk mengecup dan mengusap-usap maqam Nabi atau Wali untuk menampakkan rasa cinta dan memperoleh keberkatan.14) Dan lain-lain.ORANG-ORANG YANG MEMBELA DAN MEMUJI BELIAU:1) Syekh M.al-Khazraji ketika menjabat sebagai menteri perwakafan Imarat, beliau mencetak dan memperbanyak beberapa buku karangan Syekh M.Alawi al-Maliki seperti “Mafahim Yajibu An Tushahhah” dan “Syifa’ul Fu’ad Fi Ziyarati Khairil-Ibad.”2) Syekh Isa bin Mani’ al-Humairi dalam muqaddimah kitabnya “Bulugul-Ma’mul fil-Ihtifa’I wal-Ihtifali bi-Mawlidirrasul” banyak memuji Syekh M.Alawi al-Maliki.3) Syekh Abdul-Aziz bin M.bin Shiddiq al-Gumari dari Maroco menulis dalam muqaddimah kitab “I’lamunnabil bima fi syarhil-Jaza’iri Minattalbisi Wattadhlil” membela Syekh M.Alawi Al-Maliki.4) Syekh Yusuf bin Hasyim Arrifa’I dari Kuwait pernah menulis buku “Arradu al-Muhkam al-Mani’ Ala Syubuhat Ibnu Mani’” untuk membela Syekh M.Alawi al-Maliki.5) DR. M.Abduh Yamani mengarang kitab yang berjudul “Allimu Awladakum Mahabbatarrasul SAW” yang banyak merujuk pada al-Maliki.6) Syekh Habib Ali Zainul Abidin al-Jufri7) Syekh Umar bin Hafiz dari Yaman Prof DR Ahmad Umar Hasyim Dosen al-Azhar9) Prof DR. Hasan al-Fatih Qaribullah Rektor Universitas Islam di Umdurman10) Syekh Sayyid ‘Iwadh yang pernah menjabat sebagai Mufti Sudan11) Sayid M.bin Abdurrahman sebagai Mufti Juzur al-Qamar12) Syekh M.Thayyib Annajjar Rektor Universitas al-Azhar13) Syekh Shalih al-Ja’fari Dosen di Uninersitas al-Azhar dan Syekh Tarekat Ja’fariyyah.14) Syekh M.Assyazili Dekan Fakultas Syariah Tunisia15) Syekh M.bin Yusuf al-Banuri wakil rektor Universitas Islam Pakistan16) Sayyid M.bin Abdul-Qadir Azad ketua majlis ulama Pakistan17) Syekh Ahmad bin M.Zabarah al-Hasani Mufti Yaman1 Syekh Abdul Hadi Ujail ketua Inqaz al-Islami di Yaman19) Habib Abdul-Qadir Assaqqaf Mufti Hadramaut20) Syekh DR M.Sa’id Ramadhan al-Buthi ulama SyiriaWAFATNYA BELIAUSyekh M.Alawi al-Maliki meninggal di pagi hari jumat tanggal 15 Ramadhan 1425H. yang mana dua jam sebelumnya beliau memberi pengajian kepada lebih dari 600 pelajar.Saudari-saudari beliau tidak dapat membantu memandikan jenazah beliau, bahkan mereka tidak dapat memasuki rumah beliau dikarenakan jumlah pengunjung yang begitu banyak. Mereka hanya bisa berdiam dan sarapan di dalam mobil.Setelah disolatkan di Masjidil-Haram oleh ribuan jemaah baik dari murid, para pelajar dan para pengikut beliau, jalan raya yang menuju ke pemakaman (al-Ma’lah) ditutup demi kelancaran pembawaan jenazah beliau.Semoga Allah merahmati beliau, amin.Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki: Jangan Kafirkan Sesama Muslim!Menyikapi maraknya aksi adu domba antara sesama Muslim yang dipropagandakan musuh-musuh Islam wal Muslimin, Guru Besar; Sayyid Muhammad Alawi Al- Maliki-rahimahullah- telah jauh-jauh mengingatkan umat Islam agar tidak tertipu dengan tipu muslihat mereka.Musuh-musuh Islam wal Muslimin selalu mendapatkan kesempatan untuk mengadu domba dan memecah belah kesatuan barisan Umat Islam melalui sekelompok orang/ulama/penulis yang hanya pandai menyebarkan fitnah di tengah-tengah Umat Islam.Beliau -rahimahullah- berkata:لَقَدْ ابْتٌلِيْنا بِجماعَةٍ تَخَصَّصَتْ في تَوْزِيْعِ الْكُفْرِ و الشِرْكِ وَ إِصْدارِ الأحكامِ بِأَلْقابٍ وَ أوْصافٍ لا يَصِحُّ ولا يَلِيْقُ أَنْ تُطْلَقَ على مًسْلِمٍ يَشْهَدُ أنْ لآإلَهَ إِلاَّ الله، وَ أَنَّ محمَّدًا رسولُ اللهِ، كقولِ بَعْضِهِمْ ِفيْمَنْ يَخْتَلِفُ في الرَّأْيِو الْمَذْهَبِ مَعَهُ: مُخَرِّفٌ… دجالٌ…مُشَعْوِذٌ… مُبْتَدِعٌ.. وَ فِيْ النهايَةِ مُشْرِكٌ… و كافِرٌ.وَلَقَدْ سَمِعْنا كَثْيْرًا مِنْ السُّفَهاءِ الذيْنَ يَنْسِبُونَ أَنْفُسَهُمْ إلى العقِيْدَةِ يَكِيْلُونَ مثْلَ هَذِهِ الألْفاظِ جُزافًا، و يزِيْدُ بَعْضُ جَهَلَتِهِمْ بقَوْلِهِ: داعِيَةُ الشرْكِ و الضلالِ في هذهِ الأزْمانِ، مُجَدِّدُ مِلَّةِ عمْرِو بْنِ لُحَيْ الْمَدْعُو بِفُلان.هكذا نَسْمَعُ بَعْضَ السُفَهاءِ يَكسلُ مثلَ هذا السَّبِّ و الشَّتْمِ ، و بِمِثْلِ هذه الألْفاظِ القَبِيْحَةِ التِيْ لا تَصْدُرُ إلاَّ عنِالسُوْقَةِ الذيْنَ لَمْ يُجِيْدُوا أسْلُوبَ الدعْوَةِ و طَرِيْقَةَ الأَدَبِ في النِّقاشِ.بِ في النِّقاشِ.“Kita benar-benar telah ditimpa bencana dengan sekelompok orang yang kerjanya khusus membagi-bagi tuduhan kafir dan syirik, dan mengeluarkan vonis dengan julukan-julukan dan sifat-sifat yang tidak layak untuk dituduhkan kepada seorang Muslim yang bersyahadah bahwa ‘Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah’, seperti ucapan sebagian dari mereka untuk orang yang berbeda pendapat atau berlainan madzhab‘ ‘ rusak akalnya… dajjâl/penipu… tukang sihir… ahli bid’ah… dan akhirnya musyrik … kafir.. .! Kita telah sering mendengar sebagian orang dungu yang mengaku-ngaku pembela akidah melontarkan tuduhan seperti itu dengan tanpa tanggung jawab, dan kaum bodoh dari mereka menambahkan dengan mengatakan: Penganjur kepada syirik dan kesesatan di zaman ini, pembaharu agama Amr bin Luhay yang bernama fulan!Begitulah kita mendengar dari sebagian orang dungu melontarkan caci-maki dan cercaan dengan kata-kata yang jelek yang tidak selayaknya muncul kecuali dari orang pasaran yang tidak pandai menjalankan metode da’wah dan sopan santun dalam berdialoq.” (At Tahdzîr Min al Mujâzafah Bi at Takfîr:8) Beliau -rahimahullah- juga menukil fatwa ad Dâ’i Ilallah, al Habib Ahmad Masyhûr al Haddâd yang mengingatkan kita agar menjauhkan diri dari mengafirkan Ahli Kiblah (kaum Muslimin): “Ijma’ telah tetap atas dilarangnya mengafirkan seorangpun dari Ahli Kiblah kecuali disebabkan mengingkari Allah, Dzat Maha Pencipta, atau kemusyrikan yang nyata yang tidak bias dita’wil, atau mengingkari kenabian atau mengingkari hal yang diketahui pasti dari agama, atau mengingkari yang pasti mutawâtir dari agama…”.(At Tahdzîr Min al Mujâzafah Bi at Takfîr:32 dari Syarh Asâs al Aqîdah al Islamiyah)Jadi pengkafiran sesama kaum Muslimin dari berbagai Mazdahib Islamiyah adalah hasil kerjaan musuh-musuh Islam!Dari madzhab manapun mereka adalah saudara kita, madzhab mereka adalah madzhab Islamiy.Belaiu-rahimahullah- memperkenalkan kepada kita madzhab nama saja yang masih tergolong madzhab Islamiy:فَإِنَّ كُتُبَ فِقْهِ الْمَذَاهِبِ الإسْلامِيَّةِ جَمْيْعَهَا مَشْحُوْنَةٌ و مَمْلُوءَةٌ ِهَذِهِ الْمَسْأَلَةِ، فَانْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ الحَنَفِيْ، وانْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ المالِكِيْ، وَ كُتُبَ الفِقْهِ الشَّافِعِيْ و الْحَنْبَلِيْ، وَ انْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ الزَيْدِيْ و ألأباضِيْ و الجَعْفََرِيْ فَإِنَّكَ تَجِدْهُمْ قَدْ عَقَدُوا بابًا مَخْصُوْصًا في الزِّيارَةِ بَعْدَ أَبْوابِ الْمناسِكِ.“Maka sebenarnya seluruh buku-buku fikih mazhab-mazhab Islamiyah penuh dengan masalah ini. Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Hanafi! Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Maliki, dan buku-buku fikih (mazhab) Syafi’i dan Hanbali! Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Zaidi, Abadhi atau mazhab Ja’fari, engkau pasti temukan mereka menyusun sebuah bab khusus tentang ziarah (makam Nabi saw.) setelah bab-bab manasik (haji).” (Mafâhim Yajibu An Tushahhah:186)Inilah madzhab-madzhab Islamiyah menurut beliau, dan seluruh penganut madzhab-madzhab ini adalah saudara kita sesama Muslimin.Al Allamah Sayyid al Maliki rh. Mengkritik WahabiDi antara kebodohan kaum Wahabi yang mendapat sorotan dan kritik tajam fadhilah Allamah Sayyid Muhammad Alawi al Maliki-Pembela dan Imam Ahlusunah Abad 21- adalah masalah tabarruk, mengambil berkah dari Nabi Muhammad saw. Kata beliau, karena kesempitan pandangan mereka dan karena kecupetan daya jangkau dan pikiran mereka, mereka sebagaimana kebiasaan mereka, selalu menganggap segala bentuk praktik mengalap barakah dari Nabi Muhammad saw. yang dilakukan umat Islam di sepanjang masa, sejak masa hidup beliau saw. adalah sebagai praktik syirik dan kesesatan, waliyazubillah.Kaum wahabi selalu mengaku berpegang dengan para Salafush Sholeh, para sahabat mulia dan para tabi’in. mereka mengatakan bahwa mengalap dan memburu berkah dari Nabi saw. tidak pernah dikalukan oleh para Salaf! Kecuali mungkin hanya Ibnu Umar, dan ia pun ditentang oleh para sahabat!Kata, Abuya al Maliki rh. anggapan kaum Wahabi itu adalah sebuah kebodohan. Atau mereka berbohong, seperti kebiasaan mereka. Atau mereka itu menipu dan memutar balikkan fakta, seperti sering mereka lakukan!Abuya berkata:وَ هذا جَهْلٌ أَو كِْذبٌ أو تَلْبيسٌ.Dan anggapan itu adalah kebodohan, atau kebohongan atau penipuan. (Mafâhim:156)Benar sekali apa yang dikatakan Abuya. Mereka memang pandai berbohong dan memutar balikkan fakta. Praktik itu telah dikalukan oleh banyak sahabat seperti: empat Khulafa’ Rasyidin, Ummu Salamah, Khalid bin Walîd, Watsilah bin al Asqa’, Salamah bin al Akwa’, Anas bin Malik, Ummu Sulaim, Usaid bin Khudhair, dll.Hai Anda yang tertipu dengan kebohongan kaum Wahabi, baca dan perhatikan bukti-bukti mu’tabarah yang disebutkan oleh Guru Besar Ulama’ Ahlusunnah Abad 21 yang hidup di tengah-tengah sarang Wahabi, agar Anda mengerti hujjah-hujjah Ahlusunnah! Dan sekaligus kepalsuan omongan ulama Wahabi Anda!Jangan Cuma bisa BBM (Baru Bisa Meniru) WahabiManaqib Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-MalikiSayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki. Beliau juga belajar kepada ulama-ulama Makkah terkemuka lainnya, seperti Sayyid Amin Kutbi, Hassan Masshat, Muhammad Nur Sayf, Sa’id Yamani, dan lain-lain. Sayyid Muhammad memperoleh gelar Ph.D-nya dalam Studi Hadits dengan penghargaan tertinggi dari Jami’ al-Azhar di Mesir, pada saat baru berusia dua puluh lima tahun.Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistan, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan sanad dari Imam Habib Ahmad Mashhur al Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syekh Dya’uddin Qadiri di Madinah, Maulana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya. Sayyid Muhammmad merupakan pendidik Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seorang ‘alim kontemporer dalam ilmu hadits, ‘alim mufassir (penafsir) Qur’an, Fiqh, doktrin (‘aqidah), tasawwuf, dan biografi Nabawi (sirah). Sayyid Muhammad al-Makki merupakan seorang ‘aliim yang mewarisi pekerjaan dakwah ayahanda, membina para santri dari berbagai daerah dan negara di dunia Islam di Makkah al-Mukarromah.Ayahanda beliau adalah salah satu guru dari ulama-ulama sepuh di Indonesia, seperti Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Maimun Zubair dan lain-lain. Dalam meneruskan perjuangan ayahandanya, Sayyid Muhammad sebelumnya mendapatkan sedikit kesulitan karena beliau merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah melanjutkan studi dan ta’limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihannya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah.Disamping mengajar di Masjidil Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universitas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta’lim dan pondok di rumah beliau. Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjidil haram atau di rumah tidak bertumpu pada ilmu tertentu seperti di Universitas, akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan mencicipi apa yang diberikan Sayyid Muhammad Maka dari itu beliau selalu menitik beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah.Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya, beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama. Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di Indonesia, India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dakwah Sayyid Muhammad al Maliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit yang masuk ke dalam pemerintahan. Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari, beliau juga mengasuh pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar, para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama. Sayyid Muhammad al Maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih- lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku, baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan memecahkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang benar bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan. Sayyid Muhammad tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim beliau di masjidil Haram.Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak sependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, mereka sangat pandai, di samping menguasai bahasa Arab, mereka juga menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan pegangan dan referensi di negara-negara mereka. Pada akhir hayat beliau saat terjadi insiden teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syekh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 DhulQo’idah 1424 H dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah”, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist (keras).Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da’wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas. Pada tg 11/11/1424 H, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da’wah. Di samping tugas beliau sebagai da’i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau juga seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara. Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka. Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan oleh ‘rumah Najd’ dan dituduh sebagai “seorang yang sesat”. Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah.Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf. Saat kaum Salafi-Wahhabi mendiskreditkan beliau, beliau pun menulis lebih banyak buku dan mendirikan Zawiyyah beliau sendiri yang menjadi “United Nations” (Perserikatan Bangsa- Bangsa) dari para ‘Ulama. Akhirnya, protes dari dunia Muslim memaksa kaum Salafi-Wahhabi untuk menghentikan usaha mereka mem-peti es-kan sang ‘alim kontemporer’ yang paling terkenal dalam mazhab Maliki ini. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendukung beliau. Kedengkian mereka sebenarnya didorong oleh fakta bahwa Sayyid Muhammad al-Maliki jauh lebih unggul untuk dijadikan tandingan mereka. Dengan sendirian saja, beliau mengambil Islam Sunni dari klaim tangan-tangan Neo-Khawarij Salafi-Wahhabi dan menempatkannya kembali ke tangan mayoritas ummat ini. Melalui berbagai karya-karyanya yang menonjol, beliau menyuntikkan kepercayaan diri yang amat dibutuhkan dalam perdebatan saat kaum jahil yang mengandalkan ijtihad pribadi mulai meracuni pemikiran umat Islam. Beliau wafat hari jumat tgl 15 ramadhan 1425 H ( 2004 M) dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping makam istri Rasulallah Saw. Khadijah binti Khuailid Ra. dengan meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alawi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini. Dan yang menyaksikan pemakaman beliau hampir seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri.Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, setelah disholatkan di Masjidil Haram ba’da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat. Ketika jenazah Sayyid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan toko-toko di sekitar Masjidil Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita. Kebesaran keluarga Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Jadi tidak heran dengan meninggalnya Sayyid Muhammad Al Maliki umat Islam telah kehilangan satu ulama yang telah mengoreskan tinta sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini yang menjadi tauladan buat kita semua.

Sumber : http://www.almihrab.com/berita.php?opo=detail&kd_berita=120&head=Manaqib&menux=6

Read More

Post Top Ad