CUPITEBET

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Rabu, 15 Oktober 2008

Habib Abubakar Bin Muhammad Assegaf

19.47.00 0
   
Silsilah beliau adalah : Habib Abubakar bin Muhammad bin Umar bin Abubakar bin Imam Wadi Al-Ahqaf Umar bin Segaf bin Muhammad bin Umar bin Toha bin Umar Ash-Shofi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawiliyah bin Ali bin Alwi Al-Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Sahib Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali-‘Uraidhi bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam.

  Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, beliau lahir di Besuki, Jawa Timur, pada tahun 1285 H. Cahaya kebaikan dan kewaliannya telah nampak dan terpancar dari wajah beliau. Saat usia 3 tahun, beliau mampu mengingat semua kejadian yang pernah terjadi pada dirinya. Semua itu karena kekuatan dan kejernihan hati beliau. Bersama ayahnya beliau pindah ke Gresik. Tak lama kemudian, ayah beliau meninggal dunia di Gresik, saat itu habib Abubakar masih kecil. Mendengar anaknya (Ayah Habib Abubakar) meninggal dunia, maka neneknya di Hadramaut, yaitu Hababah Fatimah binti Abdullah ‘Allan, meminta supaya cucunya ini (Habib Abubakar) dikirimkan ke Hadramaut. Maka, pada tahun 1293 H dengan mengikut kenalan keluarga, yaitu, Syeikh Muhammad Bazemur, Habib Abubakar berangkat ke Hadramaut. Kala itu Habib Abubakar masih berusia delapan tahun.
Sesampainya di Seiwun, Hadramaut, beliau disambut oleh pamannya, Al-Habib Abdullah bin Umar Assegaf. Pertama kali melihat Habib Abubakar, sang paman menyambut beliau dengan sangat gembira, seraya mengucapkan bait syair : “Hati para auliya, memiliki ketajaman mata, mereka mampu memandang apa yang tidak dilihat oleh manusia lainnya”. Pertama kali, Habib Abubakar tinggal di rumah paman beliau, Al-Habib Syekh bin Umar bin Segaf Assegaf, seorang ulama yang disegani di
Hadramaut. Habib Abubakar belajar ilmu fikih dan ilmu tasawuf kepada pamannya. Setiap malam, beliau dibangunkan untuk bersama-sama menunaikan shalat tahajjud, walaupun waktu itu beliau masih dalam usia kecil.

  Habib Abubakar juga belajar kepada para ulama dan auliya’ di Seiwun, Hadramaut, antara lain : Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (Shahibul maulid simthudurar), Al-Habib Muhammad bin Ali Assegaf, Al-Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi, Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Attas, Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur, Al-Habib Syeikh bin Idrus Al-Aydrus, dan lain-lain.

  Saat pertama kali melihat Habib Abubakar, Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi telah melihat tanda-tanda kebesaran dalam diri Habib Abubakar dan yakin bahwa Habib Abubakar, kelak akan menjadi seorang yang mempunyai kedudukan yang tinggi, 
padahal saat itu Habib Abubakar dalam usia kanak-kanak. Jauh sebelum kedatangannya ke Hadramaut, ketika itu Habib Abubakar masih di tanah Jawa, Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi berkata kepada salah seorang muridnya, “Lihatlah mereka itu, mereka tiga orang besar, nama mereka sama, keadaan mereka sama, dan kedudukan mereka sama. Yang pertama, sudah berada di alam barzakh, yaitu Al-Qutub Al-Habib Abubakar bin Abdullah Al-Aydrus. Yang kedua, engkau sudah pernah melihatnya pada saat engkau masih kecil, yaitu Al-Qutub Al-Habib Abubakar bin Abdullah Al-Attas
 Dan yang ketiga, engkau akan melihatnya di akhir umurmu.” Ketika murid tersebut sudah menginjak usia senja, murid tersebut bermimpi melihat Nabi shallahu ‘alaihi wasalam dalam lima malam berturut-turut. Dalam mimpinya itu, Nabi shalalluahu ‘alaihi wasalam menuntun seorang anak kecil sambil berkata kepadanya, “Terdapat kebenaran bagi yang melihatku di setiap mimpinya. Telah aku hadapkan kepadamu cucuku yang shaleh, yaitu Abubakar bin Muhammad Assegaf . Perhatikanlah ia.” Murid tersebut sebelumnya belum pernah melihat Habib Abubakar, kecuali dalam mimpinya itu. Setelah ingatlah ia dengan perkataan gurunya, Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, yang mengatakan, “Lihatlah mereka itu, tiga auliya, nama mereka sama, keadaan mereka sama dan kedudukan mereka sama.” Tidak lama setelah kejadian mimpinya itu, murid tersebut meninggal dunia, tepat sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, bahwa ia akan melihat Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf di akhir umurnya. Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf mendapat perhatian khusus dan pengawasan yang istimewa dari guru beliau, Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad Al-habsyi, sampai-sampai habib Ali sendiri yang meminangkan beliau sekaligus merayakan pernikahannya.

  Pada tahun 1302 H. Habib Abubakar kembali ke Indonesia bersama Al-Habib Alwi bin Segaf dan langsung menuju Besuki, kota di mana beliau lahir. Di kota tersebut beliau melakukan dakwah. Setelah menetap di Besuki selama tiga tahun, pada tahun 1305 H, beliau pindah ke kota Gresik. Ketika itu usianya baru 20 tahun. Habib Abubakar juga belajar dan mengambil ijazah kepada ulama dan auliya’ yang berada di Indonesia, diantaranya : Al-Habib Abdullah bin Ali Al-Haddad (Bangil), 
Al-Habib Ahmad bin Abdullah Al-Attas (Pekalongan), Al-Habib Abubakar bin Umar bin Yahya (surabaya), Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya), Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor (Bondowoso).
   
  Disaat menjelang akhir hayatnya, Habib Abubakar selalu mengatakan “Aku berbahagia untuk berjumpa dengan Allah”. Beliau melakukan puasa selama 15 hari berturut-turut. Dan pada tahun 1376 H, Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf wafat dalam usia 91 tahun. Jasad beliau dimakamkan di samping Masjid Agung Jami’, Gresik, Jawa Timur, bersanding dengan makam Al-Habib Alwi bin Muhammad Hasyim Assegaf.

http://nurulmusthofa.org/

Read More

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid (Tanggul-Jember)

19.30.00 0
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid (Tanggul-Jember)
 

  Setiap tahunnya pada tanggal 10 Syawal , manusia tumpah ruah di sepanjang jalan menuju Masjid Riyadus Shalihin, Tanggul, Jember. Mereka berdatangan dari berbagai penjuru tanah air serta ada pula yang datang dari luar negeri untuk memperingati haul Al Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid, yang lebih akrab dengan sebutan Al Habib Sholeh Tanggul.
  Beliau lahir di Korbah Ba Karman, Wadi ‘Amd, sebuah desa di Hadramaut, pada tahun 1313 H. ayah beliau, Al Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid terkenal dengan sebutan Al-Bakry Al-Hamid, seorang yang sholeh dan ulama yang sangat dicintai dan dihormati masyarakat manapun beliau berada. Ibundanya adalah seorang wanita Sholehah bernama ‘Aisyah, dari keluarga Al-Abud Ba Umar dari Masyaikh Al-‘Amudi. Beliau mulai mempelajari Al-Qur’an dari seorang guru yang bernama Asy-Syeikh Said Ba Mudhij, di Wadi ‘Amd, yang dikenal sebagai seorang yang sholeh yang tiada henti-hentinya berdzikir kepada Allah. Sedangkan ilmu fiqih dan tasawuf beliau pelajari dari ayah beliau sendiri Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid.
  Pada usia 26 tahun, bertepatan pada keenam tahun 1921 M, Al-Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut dan hijrah menuju Indonesia, beliau ditemani oleh Syeikh Fadli Sholeh Salim bin Ahmad Al-Asykariy. Sesampainya di Indonesia beliau singgah beberapa hari di Jakarta. Mendengar kedatangan Al-Habib Sholeh, sepupu beliau Al-Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid, meminta Al-Habib Sholeh untuk singgah di kediamannya di kota Lumajang. Lalu Al-Habib Sholeh pun tinggal sementara di Lumajang. Setelah menetap beberapa waktu, kemudian beliau pindah ke Tanggul, Jember. Dan akhirnya beliau menetap di tanggul, hingga akhir hayat beliau.
  Suatu ketika, datanglah ilham rabbaniyah kepada beliau untuk melakukan uzlah. Untuk mengasingkan diri dari gemerlap duniawi dan godaannya, menghadap dan bertawajjuh kepada kebesaran sang pencipta. Dalam khalwatnya, beliau senantiasa mengisi waktu-waktunya dengan membaca Al-Qur’an, bershalawat dan berdzikir mengagungkan asma Allah. Dan hal itu berlangsung selama lebih dari 3 tahun. Hingga pada suatu saat dalam khalwatnya, beliau didatangi oleh guru beliau, Al-Imam Al-Qutub Al-Habib abubakar bin Muhammad Assegaf, dalam cahaya yang bersinar terang. Selanjutnya Al-Habib Abubakar mengajak beliau keluar dari khalwatnya, lalu memerintahkan Al-Habib Sholeh untuk datang ke kediamannya di kota Gresik. Sesampainya di rumah Al-Habib Abubakar, Al-Habib Sholeh diminta untuk mandi di jabiyah (kolam mandi khusus di kediaman Al-Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, Gresik). Kemudian Al-Habib Abubakar memberinya mandat dan ijazah dengan memakai jubah, imamah dan sorban.
  Al-Habib Sholeh berdakwah kepada masyarakat sekitar dengan tak kenal lelah, beliau mengajak umat untuk selalu shalat berjama’ah dan tidak meninggalkannya. Antara magrib dan Isya beliau isi dengan membaca Al-Qur’an dan wirid-wirid. Selepas shalat ashar, beliau membaca kitab Nashaih Dinniyah, karya Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang beliau uraikan dengan bahasa Madura sebagai bahasa masyarakat setempat. Tujuannya agar masyarakat faham dengan apa yang beliau disampaikan. Berbagai aktivitas dakwahnya, antara lain beliau lakukan dengan mengadakan berbagai pengajian. Beliau dikenal karena akhlaknya yang begitu mulia, beliau tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan beliau berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai beliau tidak pernah menolak permintaan orang. Seolah apa pun yang beliau miliki ingin beliau berikan kepada setiap orang yang membutuhkan. Beliau selalau melapangkan hati orang-orang yang sedang dalam kesusahan dan menyelesaikan masalah-masalah bagi orang yang mempunyai masalah. Keihklasan hati, akhlak serta keluhuran budi pekertinya membuat beliau sangat dicintai dan dihormati oleh masyarakat. Semua orang yang berada di dekatnya akan merasa nyaman. Bahkan setiap orang yang mengenal beliau akan merasa bahwa dialah orang yang akrab dengan sang habib ini. Ini karena perhatian beliau yang begitu besar terhadap semua orang yang ditemuinya. Beliau seorang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap faqir miskin, para janda dan anak yatim.
  Rumah beliau tidak pernah sepi dari para tetamu yang datang, beliau sering mendapat kunjungan dari berbagai tokoh ulama, bahkan para pejabat tinggi Negara sekalipun. Mereka datang untuk bersilahturahmi sampai membahas berbagai permasalahan kehidupan. Al-Habib Sholeh melayani para tetamunya dengan penuh suka cita, siapa pun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin. Beliau menimba sendiri air sumur untuk keperluan mandi dan wudhu para tamunya. Al-habib Sholeh begitu hormat kapada tamunya, bahkan sebelum tamunya menikmati hidangan yang telah disediakan, beliau tak akan menyentuh hidangan itu. Beliau baru makan setelah hidangan itu disantap oleh para tamunya. Sebagaimana Sabda Rasul : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya”. Beliau selalu menasehatkan kepada para tamunya akan tiga hal, pertama, pentingnya menjalankan halat 5 waktu dan ancaman bagi siapa yang meninggalkannya,kedua, besarnya kedudukan orangtua dan kewajiban berbakti kepada keduanya, serta ancaman bagi siapa yang mendurhakainya, ketiga, pentingnya menjaga hubungan silahturahmi, beliau menegaskan bahwa orang yang menjaga hubungan silahturahmi dengan baik, maka Allah akan memanjangkan usianya, mempermudah urusannya dan memperbanyak rizqinya.
  Al-Habib Sholeh dikenal do’anya selalu dikabulkan. Pernah pada suatu ketika saat beliau berkunjung ke Jakarta, kala itu beliau sedang berjalan bersama Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, kwitang, saat melintasi sebuah lapangan beliau melihat banyak sekali orang berkumpul untuk melakukan shalat istisqa (shalat sunnah untuk memohon kepada Allah,agar diturunkan hujan), lantaran pada saat itu Jakarta sedang dilanda kemarau panjang . Lalu Al-Habib Sholeh berkata kepada salah seorang mereka,”serahkan saja kepada ku, biarkanlah aku yang akan memohonkan kepada Allah agar diturunkan hujan bagi kalian”. tak lama kemudian setelah Al-Habib Sholeh menengadahkan tangan kelangit, seraya membaca do’a memohon kepada Allah meminta hujan, maka tidak berselang lama, hujan pun turun begitu derasnya. Banyak yang meyakini, bahwa beliau merupakan seorang wali yang dekat Nabi Khidir as, Al-Habib Sholeh tercatat sebagai peletak batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam di Surabaya. Bahkan beliau juga diangkat sebagai kepala penasihat di rumah sakit tersebut. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua takmir Masjid Jami’ di kota Jember. Konon pembangunan masjid jami’ tersebut dapat diselesaikan dalam waktu singkat berkat do’a dan keikutsertaan beliau dalam peletakan batu pertama.
  Pada suatu ketika seorang pecinta beliau bernama haji Abdurrasyid mewakafkan tanahnya. Selanjutnya di atas tanah wakaf ini dibangun sebuah masjid yang di beri nama Riyadhus Shalihin. Di masjid inilah yang menjadi pusat semua kegiatan dakwah beliau lakukan. Dan sepeninggal Al-Habib Sholeh kegiatan tersebut tetap dilanjutkan oleh keturunan beliau sampai saat ini.
  Menjelang kewafatannya beliau sering mengatakan kepada keluarganya,” saya minta maaf, sebentar lagi saya akan pergi jauh. Yang rukun semuanya ya, kalau saya pergi jangan sampai ada permusuhan diantara kalian”. Waliyullah yang selalu do’anya dikabul itu wafat pada hari ahad 9 Syawal 1396 H, bertepatan dengan tahun 1976 M dalam usia 83 tahun. Beliau meninggalkan 6 putra-putri, yaitu : Habib Abdullah , Habib Muhammad , Syarifah Nur, Syarifah Fatimah, Habib Ali, Syarifah Khadijah. Ribuan manusia berbondong-bondong bertakziyah di kediaman beliau untuk memberikan penghormatan terakhir, jalan, lorong dan gang disekitar kediaman beliau penuh sesak oleh manusia yang datang. Shalat jenazah pun dilakukan secara bergiliran sebanyak tiga kali, karena tempat yang tersedia tidak mampu membendung luapan manusia yang datang. Jasad beliau dimakamkan disamping Masjid Riyadhus Shalihin, Tanggul, Jember, Jawa Timur.
  Dalam surat takziyahnya seorang auliya panutan bani alawi saat ini, yang juga merupakan sahabat Al-Habib Sholeh Tanggul, Al-Imam Al-Habib Abdul Qadir bib Ahmad Assegaf (Jeddah-Saudi Arabia)” Al-Habib Sholeh telah meninggalkan kita, disaaat kita membutuhkan do’a, bimbingan dan perhatiannya, namun Allah telah berkehendak lain, Allah telah memilihkan beliau kenikmatan abadi di sisi-Nya bersama penghulu seluruh umat manusia, Rasulullah SAW”.  
  
http://nurulmusthofa.org/new/index.php?option=com_content&task=view&id=50&Itemid=4

Read More

Post Top Ad