CUPITEBET

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Minggu, 09 November 2008

Sebaik-baik Ucapan dan Petunjuk

21.01.00 0
Sebaik-baik Ucapan dan Petunjuk
Senin, 03 November 2008

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا (صحيح البخاري






Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh sebaik baik ucapan adalah Kitabullah, dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw, dan seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang menjadikan pujian kehadirat Nya sebagai gerbang pembuka Rahmat dan Pengampunan Nya. Alhamdulillahi Rabbil Alamin gerbang pembuka kebahagiaan bagi hamba hamba Nya, pembuka rahasia Anugerah Nya Yang Kekal dan Abadi. Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Menerbitkan Matahari dan Bulan dan seluruh apa apa yang muncul dari keajaiban alam, yang kesemuanya merupakan bukti bahwa Allah Maha Agung, Maha Luhur, Maha Indah dan Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.

Tunggal dalam Kesempurnaan, Tunggal dalam Keindahan, Tunggal dalam Kekuasaan, Tunggal dalam Keabadian, Tunggal Memiliki setiap jiwa dan jasad dan setiap ruh dan semua yang ada di alam semesta. Yang dengan menyebut Nama Nya teranglah jiwa, yang dengan banyak mengingat Nya maka jadilah hal itu rahasia kebahagiaan bagi hamba Nya. Ketika jiwa mengingat Allah, ketika jiwa berfikir kepada Allah, ketika jiwa rindu kepada Allah dan malu atas dosa dosanya kepada Allah. Hati sanubari yang seperti itu akan membawa efek dan keberkahan bagi dirinya dan bagi alam sekitarnya. Jiwa yang demikian kecil, tampaknya sanubari kita ini akan merubah keadaan sekitar jika ia bercahaya dengan Cahaya Allah Swt.

“Apabila penduduk masyarakat beriman dan bertaqwa maka akan Ku Limpahkan Keberkahan dari langit dan bumi”, (QS Al A'raf 96), kata Allah. Jelas sudah ketaqwaan muncul daripada jiwa yang bertaqwa maka mereka mereka itu keberadaannya membawa keberkahan dan membawa efek yang besar pada alam sekitarnya. Demikian dahsyatnya sanubari yang dipenuhi Cahaya Allah Swt berpengaruh di alam. Mewangikan alam dan memperindahnya. Semakin banyak maksiat dan kejahatan, makin rusaklah alam.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah berfirman di dalam hadits qudsi “tidak akan cukup untuk menampung Ku Langit Ku dan Bumi Ku itu, yang cukup menampung Ku adalah jiwa hamba Ku yang beriman”. Lebih luas dari alam semesta, sanggup menampung Allah Jalla wa Alla. Demikian indahnya hati kita, yang hanya berupa gumpalan daging yang kecil tapi tersimpan di dalamnya Cahaya Keagungan Allah, jika ia mau memupuknya dan memanfaatkannya pada hal yang benar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Oleh sebab jiwa, Allah merubah alam semesta, Sifat yang telah baku dari Sunnatullah berubah dengan kehendak Ilahi karena kemuliaan hati.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Nabiyullah Ibrahim as, dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim mengucapkan Hasbiyallahu wani'mal wakiil, “Cukup bagiku Allah dan semulia mulia tempat untuk bertawakkal”. Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api sehingga turunlah firman Alah yang berbunyi Kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim.., Jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim,. wahai api (QS Al Anbiya 69)”. Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa kesejahteraan bagi Ibrahim, Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuan Nya karena jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Allah Swt mengikat erat jiwa dan sanubari yang terikat pada Para Shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya. Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang orang dan siapa pun yang mencintai Nabi Ibrahim as turut termuliakan.

Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia tapi hewan. Diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Al Imam Baihaqi juga di dalam tafsir Imam Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim mau dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya, Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai dan melompat lompat dan menyemburkan air itu ke api, tidak berguna perbuatan katak itu, Tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!! Allah Swt melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt tahu niat daripada hamba Nya yang kecil itu, cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.
Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi saw membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw mengajukan pertanyaan “ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak” dan Rasul saw melarangnya. Jangan jadikan pengobatan dari katak. Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim as.
Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai oleh Allah dan dilihat.
Lebih lebih lagi orang orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw, Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang orang yang membantu apa apa yang diperjuangkan oleh Rasul saw.
Perbuatannya tidak berarti barangkali tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw “inna ahsanal kitab kitabullah” semulia mulia kitab adalah kalamullah (alqur’anul karim)”. “wa ahsanal hadyi hadyu Muhammad Saw” dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw”. Sebaik baik ucapan adalah kitabullah, sebaik baik yang diucapkan adalah yang ada daripada kalamnya Allah Swt yaitu Alqur’anul karim. Maka perindah bibir kita dengan kalamullah dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw.

Perindah bibir kita dengan kalamullah, perindah jiwa kita dengan cahaya kitabullah Swt. Semulia mulia petunjuk adalah bimbingan sang Nabi Muhammad Saw. Kita memahami petunjuk dan bimbingan itu banyak, ada yang memberikan bimbingan seperti ini, seperti itu kalau kita lihat semua, pilih yang mana? Bimbingan yang muncul dari Sayyidina Muhammad Saw itulah yang terbaik dari semua bimbingan yang ada. Bimbingan tidur, bimbingan makan, bimbingan hidup, bimbingan nikah, bimbingan bermasyarakat, bimbingan rumah tangga, dalam segala hal. Yang terbaik adalah bimbingan Nabi Muhammad Saw.

“wa syarral umur muhdatsaa tuhaa” seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”. Maksudnya hadits ini Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan makna dari yang terakhir ini “perkara yang paling buruk adalah perkara yang baru”. Adalah hal hal baru yang bertentangan dengan syariah. Selama hal itu tidak bertentangan dengan syariah dan sunnah maka hal itu adalah hal yang baik. Disinilah munculnya istilah kalimat “Bid’ah” yang sering kita dengar dan sering kita bahas juga. Hadits ini bicara tentang hal ini. Imam Ibn Hajar menjelaskan tentunya bahwa yang disebut bid’ah itu adalah jika hal itu adalah hal hal yang baru dan tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah maka hal itu tidak dilarang, tapi jika bertentangan dengan sunnah dan syari’ah maka hal itulah yang terlarang. Ini yang dimaksud hadits “Seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”, maka maksudnya yang bertentangan dengan syari’ah Nabi Muhammad Saw.

Oleh sebab itu dijelaskan oleh Al Imam Ibn Rajab di dalam Jami’ Al'ulum wal Hikam, juga di dalam Tuhfatul ahwadziy yang menukil ucapan Imam Ibn Rajab bahwa ia berkata “sudah cukup firman Allah yang berbunyi “(Innallaha ya'murukum bil adli wal ihsan….dst) Sungguh Allah memerintahkan kalian untuk berbuat keadilan dan kebaikan, menyambung hubungan dengan kerabat dan melarang hal hal yang munkar dan hina dan mewasiatkan kepada kalian untuk saling mengingatkan satu sama lainnya” (QS Annahl 90) . Ayat ini (dikatakan oleh Imam Ibn Rajab) dengan munculnya ayat ini sudah cukup memberi perintah semua hal yang baik baik. Apakah itu diajarkan oleh Sang Nabi saw atau belum diajarkan. Semua hal yang baik sudah diperintah di dalam ayat itu dan semua hal yang buruk sudah dilarang oleh ayat itu. itu ayat sempurna daripada penjelasan makna syari’ah dan sunnah. Semua hal yang baik diperintah disitu, selama tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah Nabiyyuna Muhammad Saw. semuah hal yang buruk sudah dilarang. Jadi kalau zaman sekarang seseorang berkata hal hal seperti maulid dan hal hal yang baru di zaman sekarang dikatakan bid’ah munkarah tidak juga, karena semua hal yang baik sudah diperintah oleh Allah. Hal yang buruk sudah dilarang, narkoba di zaman yang lalu tidak ada, apakah kita tidak bisa mengharamkannya? karena di zaman Rasul saw tidak ada narkoba, tidak ada larangannya. Tentunya tidak demikian, kembali hal itu merusak dan memabukkan (qiyasnya kepada khamr) (kullu muskir haram : Semua yg memabukkan haram) maka haram secara mutlak.

Demikian hadirin hadirat, begtu pula dengan hal hal yang baik. Hal hal yang baik yang tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah juga sudah diperintah oleh Allah dalam ayat itu. Jadi jika seseorang ingin mengenal mana bid’ah yang baik dan bid’ah yang buruk, sudah ada firman Nya (Allah Swt). Jadi dikatan oleh Imam Ibn Hajar, ayat itu sudah memerintah semua perbuatan baik diriwayatkan dalam hadits atau belum teriwayatkan dan sudah ada perintahnya pada ayat itu. dan juga ayat itu sudah melarang semua hal yang munkar yg ada di zaman Rasul saw atau belum ada di zaman Rasul saw.

Jelas sudah makna daripada bid’ah yang dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari dan juga menukil banyak dari fatwa Imam yang lainnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Hal hal yang baru setelah wafatnya Rasul saw banyak diperbuat oleh Sahabat. Diantaranya penjilidian Alqur’anul karim oleh Sayydina Abi Bakar Ashshiddiq dan Para Khulafaurrasyidin lainnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Umar datang kepada Sayyidina Abi Bakar Ashshiddiq yang menjadi Khalifah saat itu. “wahai khalifah, banyak dari orang orang yang hafal Alqur’an dibunuh maka alangkah baiknya kalau Alqur’an kita kumpulkan menjadi satu jilid jangan terpecah pecah”. Di masa itu Alqur’an terpecah pecah, ada yang ditulis, ada yang dihafal, ada yang ditulis di kulit onta, ada yang ditulis di tembok. Ayat ayatnya sudah diatur oleh Rasul saw. Surat ini, ayat ini, setelah surat ini adalah surat ini sudah diatur oleh Rasul tapi belum dijilidkan menjadi satu oleh Rasul saw.
Maka Sayyidina Umar berkata “jilidkan wahai Abi Bakar” maka Abu Bakar Ashshiddiq ra menjawab “bagaimana aku berbuat sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rasul saw?” maka Sayyidina Umar berkata “tapi ini mengandung kebaikan, untuk umat nanti kalau seandainya yang hafal Alqur’an ini dibantai terus yang akhirnya habis para penghafal Alqur’an, tidak ada lagi orang yang mengenal Alqur’an setelah generasi kita”. Bahaya, maka demi menyelamatkan Alqur’an yang tentunya mengandung kebaikan maka dijilidkan Alqur’an itu baru dimulai di zaman Khalifah Abu Bakar Ashshiddiq ra. Dan belum selesai sampai beliau wafat lalu diteruskan di masa Sayyidina Umar dan baru selesai di masa Sayyidina Utsman bin Affan ra. Yang kemudian sekarang dikenal dengan “Mushaf Utsmani” yang selesai di masa Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan ra. Dan disepakati oleh seluruh Sahabat termasuk Sayyidina Ali bin Abu Tholib, Sayyidina Abdullah bin Abbas dan juga beberapa sahabat lainnya (ra).

Hadirin hadirat beruntunglah jiwa yang mau memiliki kemuliaan, beruntunglah kita ini yang memiliki penuntun paling suci, manusia yang paling indah akhlaknya, manusia yang paling ramah, Sayyidina Muhammad Saw. kalau kita lihat tadi bagaimana api bisa menjadi sejuk oleh Nabi Ibrahim as dan doanya. Allah juga tundukkan hal hal di alam untuk Nabiyunna Muhammad Saw, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw memanggil bulan purnama di malam bulan purnama, Rasul saw keluar dari batas kota Makkah bersama orang orang kuffar Quraisy, Rasul saw menujuk bulan itu dan bulan itu datang bergulir di udara untuk mendatangi panggilan Nabi Muhammad Saw. lantas Rasul saw memerintahkannya terbelah maka terbelahlah dan terlihat betapa besarnya bulan yang dilihat bkan sekecil itu, ternyata bulan itu sedemikian besar. Mendekat dan mendekat ke bumi lantas diperintahkan terbelah di udara maka bulan itu terbelah di udara. Taat kepada perintah Rasulullah Saw. lalu bulan itu dikembalikan pada posisinya, lantas bulan itu bergulir ke udara menuju ke tempatnya.

Kita sudah memahami bahwa bulan itu punya rotasi yang tidak bisa berubah. Tidak mungkin bulan bisa berubah posisi sebagaimana yang disampaikan di dalam hadits tetapi jelas. Bulan itu ada yang mengatur rotasinya, ada yang mengatur putarannya, ada yang mengatur cahayanya, ada yang mengatur posisinya, Dialah Allah Swt, Jika Allah menghendaki maka bulan itu pun taat kepada Allah dengan perinah Nabi Muhammad Saw. Dan beliau (Nabi saw) adalah orang yang paling bertanggung jawab, paling perduli terhadap orang orang yang mencintai beliau dan membela beliau saw walaupun mereka barangkali lebih banyak berbuat salah.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika paman beliau Abu Thalib yang disaat sakaratul mautnya diperintah oleh Sang Nabi saw untuk mengucap syahadatain dan Abu Thalib menolak. Karena apa? karena takut kalau ia mengucapkan, nanti orang orang kafir Quraisy makin menyiksa Nabi Saw. Jiwanya beriman tapi tidak mau mengucapkannya, maka Abu Thalib wafat, para Sahabat bertanya “Ya Rasulullah berarti perjuangan Abu Tholib sia sia? bukankah ia yang membelamu disaat semua orang mencaci dan menghinamu? apakah berguna perjuangan beliau yang demikian hebatnya berakhir dengan kematian yang tidak berarti dengan menolak mengucapkan syahadat”. Rasul saw merah padam wajahnya berkata “berguna..!" perjuangan Abu Tholib tidak sia sia, kalau bukan aku yang memperjuangkan, maka Abu Tholib sudah ada di jurang neraka yang terdalam”. (Shahih Bukhari).
Diriwayatkan juga pada Shahih Bukhari, Abu Thalib ada di pantainya neraka. Kenapa bisa ada di pantai neraka? karena di syafa’ati oleh Nabi Muhammad Saw dari dasar neraka. Kenapa bisa di dasar neraka?
Bukan mati dalam kekufuran, sebagaimana tuduhan sebagian saudara kita yang mengatakan Abu Thalib mati kafir karena menolak syahadat. Tentunya kalau ia mati dalam kekufuran, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Rasul saw mensyafa’atinya berarti ia wafat dalam iman walaupun tidak mengucapkannya.
Kalau tidak, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Dan disini kenapa ia masuk ke jurang neraka, karena menolak perintah Rasul saw mengucap syahadat. Karena disini bukan lagi antara paman dan keponakan, Abu Thalib pamannya Nabi saw. Ini bukan paman dan keponakan tapi ini antara hamba dengan utusan Allah. Kalau seseorang diperintah oleh Rasul saw dg perintah langsung, yaitu langsung diucapkan dan ia mendengar perintah dihadapannya, lalu tidak ia perbuat, maka ia mati di dalam kekufuran (dosa besar).
Nah ini Abu Tholib diperintah oleh Rasul saw mengucapkan syahadat tidak mau, bukan karena menentang Nabi saw tapi karena takut nanti Rasul saw makin disiksa oleh orang orang semacam Abu Lahab dan lainnya. berkata Abu Thalib : "Aku tidak mau mengucapkannya" demi menjaga Sang Nabi saw, tapi ketidak taatannya kepada perintah Nabi saw terkena dosa besar. Maka Rasul saw mensyafa’ati Abu Thalib.
Hebat sekali ucapan Sang Nabi saw “kalau bukan karena aku yg mensyafa’atinya…”. Demikian perjuangan Sang Nabi saw membela orang orang yang memperjuangkan dan mendukung beliau (Nabi saw) sehingga di limpah ruahkanlah kemuliaan pengampunan kepada umatnya (Nabi saw).

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bagaimana Rasul saw memaafkan dan menyampaikan pengampunan Allah. Demikian mudahnya. Ketika seorang pemuda datang dengan airmata yang mengalir untuk bertaubat kepada Nabi saw “Ya Rasulullah aku sudah banyak berbuat dosa, aku minta dihukum”. Rasul saw berkata, Allah Swt yang menjawab “sungguh perbuatan perbuatan pahala menghapus dosa dosa”, maka gembira pemuda ini dan berkata “Ya Rasulullah apakah ini untukku sendiri?”, Rasul saw menjawab “ini untukmu dan untuk seluruh umatku (Nabi Saw)”. Mereka yang memperbanyak pahala, Allah akan hapuskan dosa dosanya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Carilah pengampunan Allah dalam segala hal daripada sunnah Nabi Muhammad Saw. Diantara shalat satu dengan shalat lainnya terdapat pengampunan. Kita shalat dhuhur lalu shalat ashar dan diampuni dosanya antara dhuhur dan ashar. Diantara satu shalat ke shalat lainnya maka penuh pengampunan diantara shalat jum’at satu ke shalat jum’at berikutnya terdapat pengampunan. Di setiap dzikir, di setiap selesai shalat terdapat pengampunan. Bahkan diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, barangsiapa yang mengucap “aamiin” disaat imam mengucapkan “ghairilmaghdhu bi alaihim waladhdhollin” ia mengucap “aamiin” maka malaikat akan meng “aamiin” kan ucapan sang imam dan Allah akan mengampuni dosa dosanya yang terdahulu karena ucapan amin saja, meng “amin” kan ucapan imam. Jika bersatu dan bersamaan aminnya dengan aminnya para malaikat tentunya amin yang yang teratur ketika imamnya mengucapkan “waladdhaallin”, ia berhenti beberapa detik lalu mengucapkan “aamiin”. Disaat itu pengampunan Allah turun atas mereka. Demikian hadirin hadirat indahnya pengampunan Allah muncul pada kalimat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dan perbuatan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Hadirin saya tidak berpanjang lebar karena kita akan berdzikir bersama untuk berdoa kepada Allah Swt untuk seluruh wilayah muslimin muslimat. Hadirin beberapa hari yang lalu saya kembali dari Denpasar, Bali. Dakwah disana semakin makmur namun butuh doa dan munajat dari kita agar Allah Swt tidak memecah belah muslimin disana agar jiwa mereka bersatu dan mereka terus diberi kemudahan apa apa yang muncul daripada kejadian semacam berlakunya Undang Undang Pornografi dan semacamnya sempat memberatkan posisi muslimin di Bali. Akan tetapi ketabahan mereka, membuat permasalahan itu dapat diredam oleh saudara saudara kita.

Dan acara di malam itu diteruskan dengan ziarah ke makam Ratu Khadijah (seorang muslimah) yang sebagian menjelaskan sebagai wanita muslimah pertama yang mati syahid di Bali. Kenapa? karena ia adalah seorang putri Raja dari Kerajaan Badungan yang menikah dengan seorang pangeran dari Madura. Masuk islam tanpa sepengetahuan Ayahnya, Ayahnya adalah Raja. Maka ketika putri ini diketahui oleh Ayahnya telah berubah aqidah maka diperintahkan untuk diikuti dan dibunuh. Maka putri itu telah mengetahui bahwa ia akan dibunuh karena ketahuan melakukan shalat maka ia pun berkata “kalau seandainya kalian ingin membunuh aku silahkan tapi tolong jasadku jangan dibakar, kalau seandainya nanti aku meninggal setelah dibunuh lalu muncul wangi maka jangan dibakar tubuhku tolong dikubur saja”. Mereka tidak tahu cara orang mati itu dikubur dan di masa itu ya dibakar, tentunya belum mengetahui ajaran islam. Tolong jangan bakar tubuh saya nanti kalau saya wafat keluar wewangian. Demikian doanya Ratu Khadijah ini dibunuh sebab karena ia melakukan shalat dan setelah ia wafat seluruh wilayah pemecutan itu wangi dengan semerbak yang tidak diketahui asalnya maka tubuhnya tidak dibakar, tubuhnya dimakamkan. Dan muncullah pohon yang besar dalam semalam itu,. Pohon itu tumbuh dalam satu hari yang tumbuh di atas makamnya dan menutup makamnya agar tidak bisa diambil jasadnya. Demikian doa yang dimunculkan oleh Ratu Khadijah kepada Allah agar tubuhnya tidak dibakar, Allah muliakan ia sebagai wanita yang syahidah. Wanita yang mati syahid dibunuh karena melakukan shalat, Allah jadikan tubuhnya wangi bagi alam sekitar dan Allah jaga tubuhnya agar tidak dibakar.

kita kembali bermunajat kepada Allah Swt untuk kemaslahatan dakwah saudara saudari kita di Denpasar, Bali juga saudara saudari kita yang di Manokwari, Irian Barat dan juga kita berdoa untuk kemaslahatan muslimin di bumi Jakarta khususnya mulai masuk musim hujan kita berdoa kepada Allah semoga musim hujan ini dijauhkan dari musibah yang menimpa bumi Jakarta dan sekitarnya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram kami bertawassul dengan Keagungan Nama Mu Ya Allah, agar Kau jauhkan fitnah dan musibah bagi muslimin khususnya di bumi Jakarta, Ya Rahman Ya Rahim jauhkan fitnah dan musibah dari bumi Jakarta, kami telah melihat dahsyatnya musim hujan tahun lalu yang menenggelamkan sebagian bumi Jakarta. Ya Rabb jadikan tahun ini hujan pembawa berkah, Ya Rahman Ya Rahim kami yakin setiap bibir yang menyebut Nama Mu, Kau ringankan musibah bagi muslimin, disini ada ribuan bibir yang akan memanggil Nama Mu, Ya Rahman Ya Rahim angkatlah musibah bagi muslimin

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

www.majelisrasulullah.org
Read More

Kamis, 06 November 2008

Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas (Bungur)

01.35.00 0
Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas, beliau lebih dikenal dengan sebutan Habib Ali Bungur. Beliau merupakan rantai jaringan Ulama Betawi sampai sekarang ini. Beliau memiliki jasa yang sangat besar dalam menorehkan jejak langkah dakwah dikalangan masyarakat Betawi. Beliau menjadi rujukan umat di zamannya, Al-Habib Salim bin Jindan mengatakan bahwa Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas dan Al-Habib Ali Kwitang bagaikan kedua bola matanya, dikarekan keluasan khazanah keilmuan kedua habib itu.
Silsilah beliau adalah : Al-Habib Ali bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husein bin Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Mauladawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammmad Sahib Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-‘Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Ali Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam.
Beliau lahir di Huraidhah, Hadramaut, pada tanggal 1 Muharram 1309 H, bertepatan dengan 1889 M. semenjak usia 6 tahun beliau belajar berbagai ilmu keislaman pada para ulama dan auliya yang hidup di Hadramaut saat itu, sebagaimana jejak langkah generasi pendahulunya, seelah mendalami agama yang cukup di Hadramaut, pada tahun 1912 M beliau pergi ke tanah suci unuk menunaikan haji serrta berziarah ke makam datuknya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam di Madinah. Disana beliau menetap di Makkah. Hari-hari beliau dipergunakan untuk menimba ilmu kepada para ulama yang berada di Hijaz. Setelah 4 tahun (tak banyak sejarawan yang menulis bagaimana perjalanan beliau hingga kemudian tiba di Jakarta) setelah menetap di Jakarta, beliau berguru kepada para ulama yang berada di tanah air,diantaranya : Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas (Empang-Bogor), Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas (Pekalongan) dan Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya), Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor (Bondowoso).
Di daerah Cikini beliau tinggal, sebuah kampung yang masyarakatnya hidup dibawah gais kemiskinan. Beliau tinggall bersama-sama rakyat jelata. Setiap orang mengenal Habib Ali, pasti akan berkata “hidupnya sederhana,tawadhu’,teguh memegang prinsip, menolak pengkultusan manusia, berani membela kebenaran, luas dalam pemikiran, mendalam di bidang ilmu pengetahuan, tidak membeda-bedakan yang kaya dan yang miskin, mendorong terbentuknya Negara Indonesia yang bersatu, utuh serta berdaulat, tidak segan-segan menegur para pejabat yang mendatanginya dan selalu menyampaikan agar jurang antara pemimpin dan rakyat dihilangkan, rakyat mesti dicintai,”hal inilah yang menyebabkan rakyat mencintai Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas, beliau tidak pernah menadah tangannya kepada orang-orang kaya harta, sebab beliau memiliki kekayaan hati, beliau tidak mau menengadahkan tangannyadibawah, kecuali hanya memohon kepada Rabbul ‘Alamin. Beliau memiliki ketawakalan yang tinggi kepada Allah azza wa jalla. Beliau selalu mengorbankan semangat anti penjajah dengan membawakan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam yang menganjurkan melawan penjajah. “Penjajah adalah penindas, kafir dan wajib diperangi” begitulah yang sering beliau ucapkan. Beliau tergolong pejuang yang anti komunis. Pada masa pemberontakan PKI, beliau selalu mengatakan bahwa “PKI dan komunis akan lenyap dari bumi Indonesia dan rakyat akan selalu melawan kekuatan atheis. Ini berkah perjuangan para ulama dan auliya yang jasadnya bertebaran di seluruh nusantara”.
Semasa hidupnya beliau tidak pernah berhenti dan tak kenal lelah dalam berdakwah. Salah satu karya terbesar beliau adalah kitab Tajul A’ras fi Manaqib Al-Qutub Al-Habib Sholeh bin Abdullah Al-Attas, sebuah kitab sejarah para ulama Hadramaut yang pernah beliau jumpai, dari masa penjajahan Inggris di Hadramaut, sehingga sekilas perjalanan para ulama Hadramaut di Indonesia. Buku itu juga berisi tentang beberapa kandungan ilmu tasawuf dan Thariqah Alawiyah. Semasa hidupnya beliau selalu berjuang membela umat, kesederhanaan serta istiqomahnya dalam mempraktekkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari menjadi taulan yang baik bagi umat. Beliau selalu mengajarkan dan mempraktekkan bahwa islam mengajak umat dari kegelapan pada cahaya yang terang, membawa dari taraf kemiskinan kepada taraf keadilan dan kemakmuran dan beliau pun wafat pada tanggal 16 Februari 1976, jam 06:10 pagi dam usia 88 tahun dan beliau dimakamkan di pemakaman Al-Hawi, condet Jakarta timur.


Last Updated ( Wednesday, 05 November 2008 )
http://nurulmusthofa.org/new/index.php?option=com_content&task=view&id=51&Itemid=1
Read More

Kamis, 30 Oktober 2008

Rasulullah saw Beristighfar Lebih Dari 70 Kali Setiap Hari

22.21.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، فِي الْيَوْمِ، أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً (صحيح البخاري 

Sabda Rasulullah saw :
“Demi Allah, Sungguh aku beristighfar dan bertobat kepada Nya pada tiap harinya lebih dari tujuh puluh kali” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Alam Semesta, Maha Agung dan Maha Luhur, Maha Abadi dan Maha Sempurna, Maha Memuliakan hamba hamba Nya dengan tuntunan Para Nabi dan Rasul Nya,. (Dialah Allah) Nama yang paling berhak diagungkan dari semua Nama, Nama yang mengawali segala kesucian dalam kehidupan, Nama Termulia dan Kekal Abadi, Barang siapa yang menyebut Nama-Nya (Allah Swt), semakin dekat kehadirat Allah, berjatuhanlah dosa-dosanya, terbukalah bagi kehidupannya pintu kedekatan kehadirat Allah Jalla wa Alla. Termuliakanlah hamba hamba Nya yang ingin dekat kepada Allah.

Hadirin hadirat, sambutan yang hangat dari Maha Raja Langit dan Bumi (Allah Swt) terhadap hamba hambaNya, Mereka yang ingin dekat kepada Allah, walaupun mereka pendosa, walaupun mereka pezina, walaupun mereka pembuat dosa dosa besar, tidak tertutup pintu Rabbul Alamin bagi mereka untuk ingin dekat kepada Allah, Demikianlah Sang Maha Pemurah dan Sang Maha Dermawan yang membuka pintu Nya bagi semua yang berbuat kesalahan untuk kembali dekat dan dicintai dan dimuliakan, Demikianlah sambutan hangat dari Yang Maha Baik dan Maha Dermawan, Allah Jalla wa Alaa (Jalla wa alaa = Maha Megah dan Maha Luhur). 

Demikianlah hadirin hadirat, Dialah (Allah Swt) Yang Paling Indah, yang seluruh keindahan di alam semesta bersumber dari keindahan Allah. Yang cahaya matahari, bulan dan seluruh bintang bintang diambil dari Cahaya Keindahan Allah, Kalau kita memahami Allah itu Maha Indah, Maha Mengawali Keindahan di Alam, maka ketika kita mengingat bahwa dekat kepada Allah, mencintai Allah maka Allah akan membenahi kehidupan kita semakin indah dan kita akan menemui keindahan yang abadi. 

Kehidupan dunia selalu ada hal hal yang tidak mengenakkan kita, karena memang Allah ciptakan demikian. Kalau kami jadikan kenikmatan dunia itu seluruhnya indah kata Allah “mereka tidak akan mau meninggalkan dunia”. (Firman Nya : "Kalau Allah luaskan seluas luasnya rizki hamba hamba Nya dibumi, maka mereka akan betah di dunia, maka Allah turunkan dengan kadar batas yg dikehendaki Nya" QS Assyuura 27), Memang Allah jadikan kehidupan dunia itu ada hal hal yang mengecewakan. Supaya apa? supaya mereka memahami ini hanya kehidupan yang sementara, akan muncul kehidupan yang kekal dan abadi.

Oleh sebab itulah hadirin hadirat, dibangkitkan Para Nabi dan Rasul sampai Nabi yang membawa Rahmat dan Kesempurnaan Akhlaq, dialah Sayyidina Muhammad Saw. “aku dibangkitkan untuk menyempurnakan kesempurnaan akhlaq”, didukung oleh hadits Shahih, riwayat Shahih Bukhari “manusia yang terbaik adalah yang paling baik akhlaqnya”. Maka jika budi pekerti kita perbaiki untuk semakin baik, pada teman, pada Ayah dan Ibu, pada saudara, pada kerabat, pada tetangga, pada masyarakat, pada muslim, pada non muslim bahkan pada musuh. Itu namanya mewarisi indahnya akhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw yang berakhlaq kepada seluruh makhluknya Allah. Berakhlaq kepada siapapun bahkan kepada hewan dan makanan. Sampai makanan pun beliau tidak mau untuk kecuali berbuat budi pekerti yang indah. 

Pada makanan (beliau) tidak mau mencaci, bila suka dimakan, bila tidak suka dibiarkan. Beliau (Nabi Saw) tidak mau mencaci makanan, padahal makanan ini hadirin hadirat bukan manusia tetapi demikianlah sempurnanya akhlaq yang dikatakan oleh Allah Swt. : "Sungguh engkau (wahai Muhammad memiliki akhlak yg agung" (QS Alqalam 4) Oleh sebab itu sambungkan jiwa kita kepada kesempurnaan akhlaq. Sulit rasanya kita membenahi akhlaq kita. Pintu pintu kesucian didalam jiwa bukalah, Apa itu pintu pintu kesucian? Mengingat Allah, mengingat Yang Maha Suci, menyebut Yang Maha Suci, Mengagungkan Allah, Merindukan Allah. Inilah yang akan membenahi jiwa kita dari segala sifat sifat yang tidak baik.

Hadirin hadirat bisa dibuktikan, ketika engkau mengingat perjumpaan dengan Allah, muncul kerinduan kepada Yang Maha Indah. Ketika engkau asyik dalam mengingat Allah itu, setelah itu berhenti. Di hatimu tidak akan ada benci pada siapapun, di hatimu tidak ada permusuhan, tidak ada sombong, tidak ada riya, tidak ada penyakit lagi. Sirna!! Kemana? hilang karena munculnya Cahaya Allah di dalam jiwa. Tapi ketika cahaya itu pudar, muncul lagi sifat sifat buruk, 
maka perbanyaklah dzikrullah terutama melewati keadaan zaman yang semakin hari semakin berat. Semakin dibutuhkan jiwa yang suci dengan Nama Allah Swt dan Allah Swt tidak pernah mengecewakan hamba hamba Nya yang ingin bertaubat selalu diterima oleh Allah Swt.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw bercerita tentang seseorang yang belum pernah berbuat amal shalih seumur hidupnya. Sudah sampai sakaratul mautnya dekat, sudah punya anak dan istri baru sadar. Maka apa yang diperbuatnya? Menyesal! Mau taubat sudah tidak berdaya, sudah sakit parah. Maka ia panggil anak dan istrinya (ini Rasul saw bercerita, berarti dari Bani Israil, dari umat sebelumnya). Demikian riwayat Shahih Bukhari. Ia panggil anaknya dan istrinya, “anakku, istriku kalau aku wafat jangan dikafani, jangan dimandikan namun bakar. Setengah tubuhku buang di daratan dan setengahnya buang di lautan”. Bertanya istri dan anaknya “kenapa Ayah?”, sang Ayah menjawab “tubuhku ini tidak pantas dikafani, penuh dosa, tidak pantas dimakamkan sebagaimana orang yang beriman. Malu aku kalau seandainya tubuh penuh dosa dan kotor ini diperlakukan seperti jenazah orang mukmin”. 

Hal seperti ini hadirin, bukan untuk diikuti karena ini syariah sebelum kita. Sesudah zaman Nabi saw, semua jenazah muslim hendaknya dikafani dan dimakamkan layaknya seorang muslim. Cuma ini adalah hikmah.

Maka diikutilah oleh anak dan istrinya wasiat sang Ayah, Setelah wafat ruhnya dipanggil oleh Allah, Allah Swt bertanya “Wahai hamba Ku, kenapa kau berbuat demikian?”, hamba ini menjawab “Ya Rabb, tubuh penuh dosa ini aku ingin taubat, belum sempat untuk beramal shalih. Aku menyesal atas seluruh kesalahanku, aku telah salah berbuat kepada Mu, tubuh ini rasanya tidak pantas diperbuat seperti tubuh orang yang beriman”. Allah menjawab “lalu kenapa kau habiskan tubuhmu dengan cara seperti itu? kau wasiatkan seperti itu?”. Hamba itu menjawab “karena aku takut pada Mu, Wahai Allah, aku risau mengecewakan Perasaan Mu dan memancing Kemurkaan Mu”. 

Maka Rasul saw berkata “Allah mengampuni orang itu”. Kenapa? masih sempat taubat disaat saat akhir sakaratul maut. Demikian Rabbul Alamin memanjakan hamba hamba Nya yang ingin bertaubat. Sudah di akhir masih dimuliakan oleh Allah Swt. Bagaimana kalau yang masih segar bugar? bagaimana kalau yang masih baik? bagaimana kalau yang masih sehat wal afiah? Tentunya lebih agung lagi sambutan Illahi untuk mereka, lebih hangat lagi kasih sayang Allah dan keberkahan yang akan mereka lewati dalam sisa kehidupannya. Karena sisa kehidupannya terbuka bagi mereka Pintu Rahmat yang lebih luas, keberkahan yang lebih luas, cinta Allah lebih besar membuat hari harinya semakin indah.

Hadirin hadirat, kita bertanya barangkali ada diantara kita “saya tidak banyak berbuat dosa dosa besar, apakah perlu taubat dan istighfar?, Hadits yang baru saja kita baca, sabda Rasulullah saw. (padahal) Siapa beliau? (Nabi saw) adalah orang yang tidak pernah berbuat dosa (ma’shum), tidak ada dosa besar tidak ada dosa kecil. 

Beliau saw bersabda “Wallahi inniy la astaghfirullah wa atubu ilaihi fil yaumi, aktsar min sab’in marrah”. Sungguh Demi Allah, aku (Nabi saw) beristighfar kepada Allah mohon ampunan dosa setiap hari dan bertaubat setiap hari lebih dari 70X. 

Ini manusia yang paling sempurna akhlaqnya kepada Allah Swt. Beliau (Nabi saw) tidak pernah berbuat dosa tapi ingin berada dikelompok orang orang yang bertaubat. Kenapa? karena Firman Allah Swt “Allah itu mencintai orang orang yang bertaubat dan Allah Swt mencintai orang yang suka mensucikan diri” (QS Albaqarah 222), dengan istighfar dan taubat, itulah puncak kesucian antara makhluk dan Al Khaliq.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
(Sabda Nabi saw :) Allah itu Indah dan Menyukai yang indah indah, dan juga tidak menerima terkecuali yang indah, Apa maksudnya? Allah itu menyukai yang indah. Apa yang indah di Mata Allah? Tidak ada yang lebih indah daripada tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw. Tuntunan kebenaran inilah yang indah di sisi Allah, Allah itu Maha Indah, menyukai yang indah indah dan tidak mau terima kecuali yang indah. Maksudnya apa? Allah tidak mau terima kalau ajaran daripada mereka yang diluar daripada ajaran Allah. Mereka yang mengaku Nabi, mereka yang mengaku Tuhan lain, hal seperti itu tidak diterima. Indah di mata manusia namun tidak indah di Mata Allah. Yang Indah di Mata Allah adalah yang diajarkan oleh Allah Swt. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan (Mukasyifatul quluub oleh Hujjatul Islam AL Imam Ghazali) tentang indahnya seseorang yang bertaubat kepada Allah Swt. Ketika seorang maju ke hadapan Allah, lantas diputuskan baginya neraka karena dosanya lebih banyak daripada pahalanya. Ia harus kembali kepada tempat para pendosa, disucikan dahulu melewati pencucian yaitu api neraka. Kalau ia mempunyai pahala berarti ia seorang muslim. Harus lewat neraka dulu baru bisa sampai ke surga. Sampai di pintu neraka, sehelai bulu matanya menjerit kepada Allah “Ya Rabb, aku ini pernah terbasahi air mata taubat dari hamba ini, Kau sudah janjikan kepada Nabi Mu (Nabi saw) bahwa Kau tidak akan meng-azab mata yang menangis taubat untuk Mu. Saat mengingat Mu, aku ini terkena basahan air matanya, aku tidak mau masuk neraka”, kata sehelai bulu matanya. Maka Allah Swt menyelamatkan bulu mata dari tubuhnya, selamat ia dari api neraka. 

Maka berkatalah Jibril as “fulan bin fulan ini selamat karena sehelai bulu matanya yang berdoa kepada Allah”. Kita lihat, sehelai bulu mata bisa berdoa, kalau bukan kehendak Allah, tidak bisa! Allah ingin menyelamatkan hamba itu maka berdoalah sehelai bulu matanya dengan izin Allah. 

Hadits ini diperkuat riwayat Shahih Bukhari “satu kelompok yang tidak akan disiksa oleh Allah adalah orang yang ketika mengingat Allah, mengalirlah air matanya”. Orang seperti ini di Naungi (dilindungi) oleh Allah di hari tidak ada naungan (perlindungan), selain Naungan (perlindungan) Allah.

Hadirin hadirat, demikian indahnya Allah memanjakan mereka yang mengingat Nya (Allah Swt), yang mensucikan dirinya dengan mengingat Allah hingga air matanya mengalir ketika menyebut Nama Allah Swt. Inilah yang mesti kita hidupkan kembali.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Para Imam iman kita yang terdahulu, mereka adalah Ahlul Shalah (orang orang yg banyak berbuat baik), .bukan berarti seseorang yang memilik iman yang tegas itu tidak boleh menangis. Zaman sekarang orang berkata “kalau banyak menangis adalah seorang penakut atau orang yang berjiwa lemah”. Tidak juga. Siapa orang yang paling terkenal tegas di dalam Syariatul Muthaharah (Syariatul Muthahharah = ajaran syariah yg suci) adalah Sayyidina Umar bin Khattab ra. Paling terkenal tegas, paling ditakuti oleh Para Sahabat di masanya. Tegas!! Tapi ternyata beliau itu paling banyak menangis. Hingga diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Imam Al Baihaqi dijelaskan bahwa “pada wajah Sayyidina Umar bin Khattab ra terdapat 2 garis hitam di kedua pipinya”. Garis membekas karena selalu mengeluarkan air mata tangis, ini di wajah Ammirul Mukminin Sayyiidna Umar bin Khattab ra. Menunjukkan orang yang tegas pada umat ini bukan orang yang berjiwa keras, bukan orang yang berjiwa bengis. Tapi orang yang berjiwa rahmat bahkan sangat banyak menangis. Demikian keadaan mereka, di siang hari dalam tugas dan dimalam hari dalam tangis dan munajat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Sering seringlah halalkan air matamu mengalir untuk mengingat Nama Allah dan jagalah panca indera kita semampunya. Jangan mengkhianati Sang Pemberinya (Allah Swt). Panca indera kita ini jangan dijadikan sebagai perantara atas hal hal yang tidak disenangi oleh Sang Pemiliknya (Allah Jalla wa Alla). Ini hadirin Majikan kita Yang Maha Tunggal, Yang Maha Abadi. Kalau kita berbuat kepada manusia, majikan kita seperti ini sudah diusir kita. Kita berbuat kepada majikan kita seperti berbuat kepada Allah, habislah kita. Allah Swt memerintah, kita berpaling dari perintah Nya di hadapan Nya. Coba kalau majikan kita, lantas kita keluar dari perintahnya dan lantas membantahnya, bukan sekali namun terus berkali kali. Dalam satu hari sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari, berapa kali kita menyalahi perintah Allah Swt? 

Lalu apa? Latar belakang daripada semua ini yang diperbuat Allah. Ia (Allah Swt) tidak mencabut kenikmatan Nya, Ia (Allah Swt) tidak mengangkat dan melemparkan kita ke dalam api neraka. Allah bersabar menanti taubat kita, menanti istighfar kita sampai detik detik terakhir sakaratul maut kita. Allah menunggu bukan 1 atau 2 menit, berjam jam, berhari hari mungkin bertahun tahun. Demikian indahnya Yang Maha Indah (Allah Swt).

Hadirin hadirat, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw duduk bersama para sahabat tercium bau yang sangat busuk. Para sahabat bertanya “bau apa ini? busuk sekali”, Rasul saw berkata “kalau mau tahu inilah bau busuknya orang yang suka mengumpat orang orang yang beriman, ini bau busuknya..”. Juga riwayat lain dalam riwayat yang tsigah, ketika Sayyidatuna Aisyah ra mengucapkan satu kalimat yang menghina salah seorang wanita lain maka berkata Rasul saw “kalimatmu ini kalau ditumpahkan di lautan berubahlah warnanya dan buruk baunya”. Kenapa? karena mengumpat orang orang yang beriman, orang orang muslim. 

Maka jagalah hati kita. Bagaimana kalau sudah terlanjur membicarakan aib orang lain? doakan saja, Insya Allah dengan doa itu bisa menutupi kesalahan kita. Kalau ditagih nanti di hari kiamat, bisa dibalas dengan doanya. Bagaimana? Rasul saw mengajarkan. Ketika Rasul saw berdoa, doa ini diajarkan kepada para sahabat ra. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “Wahai Allah siapapun yang pernah ku caci jadikan caciannya itu membuatnya semakin dekat kepada Mu di hari kiamat”.

Hadirin orang yang sudah kau caci, doakan. Jika tidak hafal bahasa arabnya, pakai hati kita, pakai lidah kita, kita berdoa kepada Allah Swt “Siapapun Rabbiy yang pernah ku caci maki sebelum ini, jadikan ia semakin dekat kepada Allah”. Hadirin inilah indahnya jiwa Nabiyyuna Muhammad Saw. dan Rasul saw juga bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, agar kita selalu membenahi hari hari kita dengan kalimat Laillahailallah.

Rasul saw bersabda “Allah sudah haramkan api neraka untuk orang yang mengucap Lailahailallah untuk mencari keridhoan Allah”. Kenapa? karena kita sudah tahu, semua yang tidak menyembah selain Allah, kita tidak mengakui ada Tuhan selain Allah.

Akan tetapi hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Ucapan itu memperbaharui hubungan kita dengan Allah. Sebagaimana misalnya kita bicara dengan ibu kita, ini sudah tahu ini ibunda kita, bukan orang lain. Tapi kalau kita berkata “Wahai Ibu, kau adalah ibuku, kau adalah satu satunya ibuku tentunya aku tidak akan mengaku orang lain sebagai ibuku kecuali engkau”. Tambah senang ibunya, padahal sudah jelas jelas ini Ibunya bukan orang lain tapi ketika kalimat itu terucap, itu memancing kesenangan yang keluar dari cinta dan penghormatan. Demikian pula dan lebih dan lebih seseorang berkata “Lailahailallah” Tiada Tuhan Selain Allah. Itu didengar oleh Yang Maha Mendengar. Oleh sebab itu Allah Swt mengharamkannya dari api neraka. 

Ketika Abu Hurairah ra bertanya kepada Rasul saw ”Ya Rasulullah, siapa orang yang paling cepat dan yang paling bahagia beruntung mendapat syafa’atmu di hari kiamat”, Rasul saw menjawab “Orang yang paling cepat dengan syafa’atku dan paling bahagia dengan syafa’atku adalah mereka yang mengucap Lailahailallah”. Ikhlas dari dalam hatinya, karena kalimat itu membuka keridhoan Illahi. Kalimat itu jika sering sering diucapkan akan mengangkat jiwa kita pada puncak kemuliaan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Kita bermunajat kepada Allah Swt, Semoga Allah Swt memuliakan diri kita, memuliakan jiwa kita, memuliakan sanubari kita dengan kesucian Nama Nya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am muliakan jiwa kami dan ruh kami dengan indahnya sujud, dengan indahnya munajat, dengan indahnya doa, Ya Rahman Ya Rahim muliakan jiwa kami dengan indahnya akhlaq, terangi kami dengan cahaya akhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw, munculkan generasi generasi yang mewarisi akhlaq Rasulullah Saw, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am tidak lupa kita berdoa untuk kemaslahatan muslimin muslimat khususnya di bumi Jakarta dan sekitarnya dan juga di wilayah Irian Barat, Semoga Allah Swt melimpahkan pertolongan dan hidayah kepada muslimin muslimat disana dan juga kepada santri santri yang datang baru untuk taklim di Jakarta ini semoga Allah memberikan kepada mereka cahaya hidayah dan inayah menuntun mereka sebagai pembawa panji panji dakwah Rasulullah Saw.

Ya Rahman Ya Rahim tenangkan jiwa mereka, muliakan hari hari mereka danlimpahkan atas mereka sakinah juga atas Guru mereka KH. Ahmad Baihaqi semoga dilimpahi keberkahan bersama tamu tamu kita yang datang dari Makassar semoga dilimpahi keberkahan untuk semua yang berjuang menegakkan dakwah Nabiyyuna Muhammad Saw, Rabbiy pandanglah jiwa kami, Wahai Yang Maha Bercahaya, Wahai Yang Maha Menerangi Jiwa, Wahai Yang Maha Melimpahkan Kebahagiaan, Wahai Yang Maha Menerbitkan kemakmuran, 

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah 

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Hadirin yang saya sampaikan terakhir, tentunya malam sabtu yang akan datang saya mohon doa karena kita akan berangkat ke Denpasar, Bali untuk mengadakan Tabligh. Sebagaimana biasa Tabligh per 3 bulan dari wilayah klungkung, karangasem dan lainnya akan bersatu di Denpasar, Bali. Oleh sebab itu mohon doa semoga acara sukses karena acara banyak juga dihadiri oleh para pimpinan dan tokoh tokoh dari agama hindu. Mereka hadir dan kita berdoa semoga Allah melimpahkan hidayah untuk mereka dan banyak muslimin muslimat di wilayah Bali yang dikenal juga wilayah yang paling banyak permasalahannya antara muslimin dan non muslim. Semoga menjadi kedamaian dan menjadi sebab terbukanya gerbang hidayah bagi kita bagi muslimin muslimat disana. Demikian dan hari sabtu saya sudah kembali Insya Allah. Malam minggu kita kembali mengadakan Tabligh Akbar sekaligus ziarah, cuma saya mohon kepada para pemuda jangan melintasi lampu merah, dan ini sudah disampaikan pada bulan yang lalu, jangan sampai kita menutup jalan untuk masyarakat. Pertama tama memang hanya 10, 20 namun sekarang sudah ratusan yang konvoi. Jangan sampai melanggar rambu rambu lalu lintas, karena kita ingin masyarakat suka pada kita. Bukannya ingin menunjukkan bahwa kita mempunyai kekuatan, sungguh bukan itu akhlaq tapi kita ingin masyarakat yang melihat senang melihat para pemuda yang tertib. Demikian hadirin, jagan menyingkirkan orang orang yang dijalanan disuruh minggir untuk kita lewat, jangan begitu.., Biarkan orang orang lewat, ambil satu jalan saja jangan ambil dua jalan tapi satu jalan saja dengan tertib itu adalah dakwah. Dan hal itu menggembirakan hati Rasulullah Saw. kalau kita tertib, orang orang akan senang, ini anak anak muda betul betul mengikuti akhlaqnya Rasul saw. 
Ini yang kita harapkan, nanti mereka senang dan mereka ikut hadir juga, mereka mendapat hidayah juga. Kalau tidak tertib sebaliknya nanti orang orang akan melihat (dan berkata) akhlaq akhlaq yang begini akan merusak, makin banyak yg begini makin rusak negara kita. Seperti itu nanti (ucapan mereka), oleh sebab itu jaga ketertiban. Tujuan konvoi adalah memperlihatkan kepada masyarakat bahwa pemuda muslimin muslimat berakhlaq mulia, berakhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw. Dan bahwa kita di malam minggu tidak kumpul trek trekkan, tidak memenuhi diskotik dan kafe, namun kita berziarah, kita berdzikir dan bershalawat. Semoga Allah jadikan malam itu malam yang bercahaya dengan cahaya ibadah. Demikian hadirin hadirat.

Kita doakan juga para tamu kita, wakil Ketua MPR Bapak AM Fatwa semoga dilimpahi rahmat dan keberkahan oleh Allah Swt, semoga dimuliakan dan didukung perjuangannya dan juga kedua mempelai kita yang baru saja menikah semoga dilimpahi keberkahan, juga KH. Ahmad Baihaqi dan santri santri beliau semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah Swt dan para tamu kita.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh 


Kontributor: Munzir Almusawa  
Thursday, 30 October 2008


Read More

Undang-Undang Pornografi Disahkan

19.27.00 0

Baru berkunjung kembali kedunia maya, eh ternyata sudah ada postingan tentang disahkannya UU Pornografi, ya udah saya liat trus saya copy deh. hehehe, 

Bang David, sorry ya artikelnya saya copy di blog saya, mohon ridhonya.

saya sudah dengar dari adik saya tercinta Bahtiar bin Nurrochim Al Ghantengi (Gelar dari diri dia sendiri tuh, narsis ya?) klo kemaren sudah disahkan UU Pornografi, dia kelihatan gembira dan merasa puas sekali, wah mudah"an adikku ini jadi seorang 'alim dan pendakwah ahlussunah wal jama'ah., Amin.

klo mau lihat isi UU Pornografi di sini

nih artikelnya dicopy dari hotarticle.org :

Undang-Undang Pornografi merupakan suatu produk hukum berbentuk undang-undang yang mengatur mengenai pornografi. Undang-undang ini disahkan dalam Sidang Paripurna DPR pada 30 Oktober 2008.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pornografi adalah penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi; bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu berahi dalam seks.

Dalam RUU Pornografi (cikal bakal UU Pornografi) dikatakan bahwa pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat.

Sebenarnya UU Pornografi itu niatnya baik, untuk memerangi pornografi yang memang marak di masyarakat. Banyak sudah pemuda berbuat mesum setelah menonton VCD phorno yang dijual bebas, atau setelah membaca buku porno yang juga dijual bebas. 

Ketika ada undang-undang anti-terorisme, ummat Islam setuju. Karena ummat Islam dan Islam memang tidak menghendaki adanya terorisme. Ketika ada hukuman mati bagi teroris, umma Islam setuju. Karena mayoritas ummat Islam dan Islam tidak menginginkan adanya teroris dan pembuat makar. Ketika adanya UU Pornografi ini, mengapa ada yang tidak setuju? Apakah agamanya membolehkan pornografi? Tidak ‘kan? Jadi, apa masalahnya? Apakah mereka takut jika Kitab Sucinya digolongkan sebagai buku porno karena mengandung tulisan yang dapat merangsang syahwat? Hehehe… tenang saja, dalam UU Pornografi, Kitab Suci dan adat istiadat tidak akan terkena pasal-pasal tersebut. Karena pornografi yang dimaksud adalah yang melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. Masyarakat yang dimaksud tentu saja masyarakat asli di suatu tempat. Selama tari ali itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat Bali, maka tarian tersebut tidak terkena pasal-pasal tersebut. Tetapi bagi yang beragama Islam, mereka jangan terpaku kepada UU Pornografi. Karena walau pun tarian Bali tidak melanggar nilai-nilai kesusilaan masyarakat Bali, tetapi bukan berarti agama Islam memperbolehkan kita menontonnya. 

Kita adalah kita dengan syariat kita. Jika menurut mereka hal itu tidak bertentangan dengan nilai kesusilaan mereka, itu urusan mereka. Kita tidak berhak meminta mereka untuk memakai jilbab jika mereka bukan Islam. Dan kita juga berhak untuk tidak menonton mereka, karena toh mereka juga tidak memaksa kita untuk menonton mereka. Sebagaimana kita tidak pernah memaksa mereka untuk menjalankan syariat Islam. Dalam Piagam Jakarta, yang disuruh menjalankan syariat Islam itu adalah ummat Islam. Di Bali, yang disuruh Nyepi itu ummat Hindu. Jadi tidak ada paksaan bagi non-Hindu untuk ikut Nyepi. Dan tidak dibenarkan bagi ummat Hindu untuk memaksa ummat non-Hindu untuk ikut Nyepi. Intinya, bagi mereka aturan mereka, bagi kita syariat kita. UU Pornografi hanya menindak para produser dan industri pornografi, bukan untuk memberangus kemajemukan bangsa.

UU Pornografi tidak dibuat berdasarkan Syariat Islam. Maka kelirulah jika Anda memandang bahwa UU Pornografi ini hanya untuk kepentingan ummat Islam. Kelirulah Anda jika memandang bahwa UU Pornografi ini merupakan undang-undang seperti di NAD yang mewajibkan wanita untuk berjilbab.

Kami hanya tidak ingin pemuda-pemuda ini dengan bangganya berbuat mesum sambil merekam perbuatannya itu, lalu rekaman itu beredar di masyarakat. Ini negara Pancasila. Apakah Anda tidak malu sebagai bangsa Indonesia, jika bangsanya ini ternyata tidak bermoral? Negara Pancasila, tetapi 50% remaja puterinya sudah tak suci lagi karena perbuatan bejat para remaja putera. Tidak malu kepada burung Garuda? Tidak malu kepada Merah Putih? Tidak malu kepada para pahlawan? Tidak malu kepada Tuhan?

Niat baik harus kita dukung. Jika ada pasal-pasal yang kurang berkenan, silahkan dibicarakan lagi untuk direvisi. Ketika ada pembuatan Piagam Jakarta, apa ada yang menolak? Tidak ada bukan? Karena itu adalah niat yang baik. Tetapi ketika ada pihak yang kurang berkenan, toh akhirnya direvisi. Jadi, jangan ‘parno’ terhadap UU Porno.

Read More

Senin, 27 Oktober 2008

DOWNLOAD KITAB ALAQIDATUL MUJMALAH

03.44.00 0
Inilah kitab AlAqidatul Mujmalah yang biasa dibaca dan dibagikan oleh Majelis Taklim diMasjid Al Barkah yang dipimpim oleh KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i bin Al Walid KH Abdullah Syafi'i, Kitab AlAqidatul Mujmalah dikarang oleh Quthbul Irsyad wal Bilad Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Kitab ini juga termasuk pembacaan Aqidah yang dikarang oleh Al 'Arif billah Al Habib 'Ali bin Abibakar Assakron. #NB KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i memperbolehkan difoto copy. *artikel tentang AlAqidatul Mujmalah bisa dibaca di sini. Kitab ini bisa diunduh di

al-‘Aqīdah al-Mujmalah by Agung Dwi Prasetyo

Read More

Al-‘Aqidah Al-Mujmalah

01.56.00 0
Istilah ini ditujukan pada bacaan yang dibacakan sebagai pernyataan kesaksian (syahadaH) dan kerelaan (ridha) ke-Islaman, sebagaimana yang disusun Quthbul Irsyad wal Bilad Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Bacaan tersebut berbunyi, ” Radhitu billahi rabba, wa bil islami dina, wa bimuhammadin nabiyyan wa rasula, wa tabarra’tu min kulli dinin yukhalifu dinal islam…(dan seterusnya)”(agamis.wordpress.com)


Salah satu majelis Taklim yang selalu membaca Aqidah Mujmalah adalah Majelis taklim hari ahad pagi di masjid Al Barkah Assyafi'iyah, yang dipimpin oleh KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i. Taklim yang juga disiarkan di 95.5RASFM ini mengajak jamaahnya khususnya dan umat Islam pada umumnya untuk membentengi Umat Islam dari Aqidah yang sesat dan budaya-budaya barat sebagaimana dikatakan oleh KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i dalam pertemuan Silahturahmi Tokoh/Ulama dan Habaib(yang dikutip dari hizbut-tahrir.or.id). "saya telah menyampaikan isi hati dan keprihatianan saya yang paling dalam bahwa ternyata akhlak, kemerosotan moral sebagian umat di Indonesia, baik pria maupun wanita, telah demikian dasyatnya. Itu bisa kita baca dari publikasi dari berbagai macam media. Terus terang, hati saya sangat sedih. Di berita tersebut dilansir banyak remaja yang melakukan seks pranikah; 97,02 % mahasiswa rusak atau hancur-hancuran di Yogyakarta yang dikenal dengan kota pelajar. Luar biasa. Saya sangat sedih dan prihatin. Upaya menyelamatkan yang masih baik, yaitu anak-anak kita, cucu-cucu kita wajib kita lakukan berdasarkan firman Allah Swt. (yang artinya): Wahai orang-orang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.

Kegundahan ini, boleh dikatakan, setiap mengisi ceramah Maulid Nabi dimanapun, selalu saya bawa dan saya sampaikan. Menurut saya, obatnya adalah kita menanamkan keimanan atau akidah agar anak kita itu kokoh akidahnya. Kalau akidah anak-anak dan masyarakat kita sudah kokoh, insya Allah mereka akan terpelihara dan terjaga dari arus kebudayaan asing yang melanda seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Saya memberikan contoh yang sangat sederhana, barangkali. Dulu, waktu saya kecil, taruhlah, ada keinginan untuk nonton bioskop harus naik sepeda atau becak, pergi ke tempat bioskop yang jaraknya 4-5 kilometer. Sekarang, televisi itu kan masuk ke rumah kita. Datang ke setiap rumah-rumah. Bukan hanya itu saja, bagi yang mampu sampai-sampai masuk ke kamar-kamar tidurnya. Apa yang kita saksikan? Kebudayaan yang dipertontonkan ternyata bertentangan dengan kebudayaan dan akhlak kita seperti tariannya, dansa-dansinya, pergaulan bebasnya dan segala macam. Bayangkan jika keluarga kita belum mempunyai benteng yang kokoh, pasti akan tergerus.

Karena itulah, kami di Asy-Syafiiyyah, saya meneruskan perjuangan ayah saya untuk mencetak generasi yang mempunyai akidah yang kokoh melewati karya besar beliau, ’Aqîdah al-Mujmalah. Saya cetak beribu-ribu. Setiap habis dibagi-bagikan ke masjid-masjid, ke majelis-majelis taklim, saya cetak lagi. Menurut hemat saya, dengan cara itulah, kita bisa berkontribusi dalam mengerem kehancuran akidah umat yang luar biasa.

Saya hanya bisa mengajak, Marilah kita jaga saudara-saudara kita, keluarga kita dan anak cucu kita nanti dari faham-faham yang sesat dengan mengajak mereka hadir di majelis 'ilmu Ahlussunah wal jama'ah, bukan Majelis-majelis salafi (yng banyak disekolah/kantor dan masjid tertentu) yang ustadz mereka tidak mempunyai SANAD.
Dari Guru kita AL Habib Munzir bin Fuad Al Musawa berkata,"
Berkata Imam Syafii : "Tiada ilmu tanpa sanad",

berkata pula AL Hafidh Imam Attsauri : "Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak memiliki senjata, maka dengan apa kau membela diri?".

berkata Imam Ibnul Mubarak rahimahullah : penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yg ingin naik ke atap rumah tanpa tangga"

berkata pula Imam Syafii : "penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan pencari kayu bakar yg mencari kau bakar ditengah malam, yg ia membawa tali pengikatnya adalah ular berbisa dan ia tak tahu" (Faidhul Qadir Juz 4 hal 442)

dan masih banyak lagi, dan merupakan hal yg baku diantara para Muhadditsin bahwa mereka tak mengakui suatu ajaran/tuntunan ibadah dari seseorang ustaz/guru/ulama kecuali orang itu mempunyai sanadnya.

namun saudaraku, hal semacam ini tidak perlu dirisaukan untuk kita, karena ahlussunnah waljamaah telah mempunyai sanad dalam segala perbuatannya, ziarah, tawassul, istighatsah, tabarruk, maulid, tahlilan dlsb ini ada sanadnya, bersambung kepada Rasul saw, atau pada sahabat, atau pada para Muhadditsin, oleh sebab itu tak perlu risau.

semua guru guru/ustaz / ulama / kyai yg mengajarkan hal yg sama secara umum, dalam fiqihnya yg bermadzhab syafii, dalam masalah furu'iyah dll walaupun mereka mungkin ada yg tak mempunya sanad, namun apa yg mereka ajarkan itu sama, dan itu sudah cukup, karena perbuatan2 itu berlandaskan sanad.

yg mesti dirisaukan adalah ajaran baru semacam wahabii, syiah dan ajaran aneh lainnya ini, mereka tak punya sanad, hanya fatwa fatwa akal dan logika yg menyesatkan ummat,

maka disinilah senjata kita, maka oleh sebab itu saya selalu membahas dan mensyiarkan masalah sanad ini, agar ummat tidak tertipu kepada para penipu syariah itu, kembalilah pada bimbingan yg mempunyai sanad, jangan menuruti mereka yg sanadnya putus, karena sanad pada Buku tak diakui dalam syariah.

kita ahlussunnah waljamaah mempunyai sanad dan guru guru yg jelas sampai pada Nabi Muhammad saw dan para sahabat dan para Muhadditsin."

Demikian penjelasan yang saya ambil dari berbagai sumber
Insya Allah Akidah AlMujmalah akan saya taruh dalam bentuk PDF di blog ini.
Read More

Kamis, 23 Oktober 2008

Bantulah Saudaramu Yang Berbuat Dholim dan Yang diDholimi

21.28.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ (صحيح البخاري 

Sabda Rasulullah saw :
“Bantulah saudaramu yang berbuat dholim dan yang didholimi", mereka berkata : Wahai Rasulullah, kami mengerti membantu orang yang didholimi, namun bagaimana maksudmu kami membantu orang yang berbuat dholim..?, sabda Rasulullah saw : "genggam dan angkatlah kedua tangannya" (selamatkan ia agar menghindari perbuatan dholimnya)” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt, Maha Raja Langit dan Bumi, yang selalu mengundang hamba hamba Nya untuk dekat untuk mencapai keluhuran, untuk mencapai kesucian, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, Dialah (Allah Swt) Pemilik Alam Semesta dan Maha Memeliharanya, memelihara setiap kehidupan hingga (suatu) kehidupan menjadi sebab kehidupan lainnya, Dialah (Allah Swt) Maha Bercahaya, Maha Menerangi Alam Semesta dengan cahaya bintang bintang , matahari dan bulan. Maha Menerangi jiwa hamba Nya dengan iman, Maha Menerangi jiwa hamba Nya dengan khusyu’, Maha Menerangi jiwa hamba Nya dengan kalimat Tauhid, Maha Menerangi hamba hamba Nya dengan pengampunan sehingga para pendosa selalu dihibur untuk tidak putus asa dari Rahmat Nya. 

Demikianlah keindahan yang melebihi segenap keindahan, demikianlah kebaikan yang melebihi segenap kebaikan, demikianlah kasih sayang tunggal yang menamakan Dirinya Arrahman Arrahiim. Yang Maha Memiliki kenikmatan dunia dan akhirat, Yang Selalu dilupakan oleh hamba hamba Nya, yang selalu mengundang hamba Nya untuk selalu dekat dan hamba Nya selalu berpaling menolak dari kasih sayang Nya. Dan Dia (Allah Swt) tiada pernah bosan memanggil hamba Nya untuk mendekat kehadirat Nya. Untuk mencapai pengampunan Nya, untuk mencapai kasih sayang Nya hingga Dia (Allah Swt ) menamakan Dzatnya Yang Maha Menerima taubat, agar dikenal oleh hamba hamba Nya, inilah “Allah Swt”. Yang kebaikan dan maaf Nya melebihi segenap maaf hamba Nya.

Yang Maha Menerima Taubat dari zaman ke zaman, entah telah berapa banyak dosa dan kejahatan sepanjang zaman Nabiyullah Adam As hingga akhir zaman. Ribuan tahun di penjuru Barat dan Timur kejahatan dan dosa terus dilakukan dan Dia (Allah Swt) telah memaafkannya, dari zaman ke zaman bagi mereka yang ingin mendekat kehadirat Nya. Bagi yang ingin bertaubat dan mencapai Rahmat serta Kebahagiaan dunia dan akhirat. Telah sampai kita kepada tuntutan sang Pembawa Rahmatan lil Alamin, Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “3 sifat yang barangsiapa memilikinya ia akan merasakan kenikmatan”. Kenikmatan apa yaitu “Kenikmatan Iman” adalah kenikmatan yang muncul dari sanubari yang lebih agung daripada kenikmatan dunia dan surga akhirat. Yang lebih manis daripada kenikmatan surga firdaus. Apa itu? yaitu kenikmatan iman. Kelezatan dalam doa dan munajat, kelezatan dalam khusyu’, ruku’ dan sujud. Mereka yang belum memahami kenikmatan ini tentunya bisa mengingkarinya tetapi mereka yang telah memahaminya, yang telah merasakannya akan lupa dengan semua kenikmatan yang ada di dunia dan akhirat daripada lezatnya kenikmatan bersama keridhoan Illahi.

Untuk siapa kenikmatan yang sedemikian indah dan berharga itu? bagi mereka yang pertama adalah “Allah dan Rasul lebih dicintainya daripada selain keduanya”. Tidak ada yang mengalahkan cintanya pada Allah dan Rasul. Mempunyai cinta terhadap teman, kerabat dan lainnya tapi tidak melebihi cintanya kepada Allah dan Rasul. Kita bertanya bagaimana seseorang bisa sampai cinta kepada Allah dan Rasul? seseorang tidak akan bisa cinta terkecuali telah mengenal kebaikan yang dicintainya. Ketika seseorang ingin sampai pada samudera cinta Allah dan Rasul, mestilah ia mendalami keindahan Allah dan Rasul. Ketika ia telah memahaminya tidak perlu dipaksa dan diberi tahu, ia sudah langsung tidak mencintai yang lain melebihi Allah dan Rasul. Kalau sudah tahu kebaikan Allah dan Rasul, kalau sudah tahu keindahan Allah dan Rasul Nya.

Allah Swt telah berfirman mengingatkan kita “ayahsabu an lam yarahuu ahad” (QS. Al Balad:7) apakah manusia itu mengira tidak ada Yang Maha Tunggal yang selalu melihatnya, “alam naj’al lahu 'ainain” (QS. Al Balad:8) bukankah Aku berikan untuk mereka 2 mata agar mereka melihat “wa lisanan wasyafatain” (QS. Al Balad:9) lidah dan kedua bibirnya “wa hadaynaahunnajdain” (QS. Al Balad:10) dan kami hadiahkan untuk mereka 2 jalan. Allah Swt tidak paksa, mau yang mana. Jalan kebaikan atau jalan kehinaan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surah Al Insan “hal ataa a’lal insaani hiinun minaddahri lam yakun syay'an madzkuura” (QS. Al Insan:1) bukankah telah datang waktu masa, dahulu bahwa manusia itu belum pernah ada. Belum pernah ada satu nama manusia pun di muka bumi, Allah sudah Maha Ada. 

“Inna kholaqnal insana minnuthfatin amsyajin nabtaliihi faja'alnaahu samii'an bashiraa“(QS. Al Insan:2) Kami yang menciptanya dari satu sel air mani dan Kami jadikan ia melihat dan mendengar. Adakah jasa yang lebih dari ini? Adakah jasa melebihi dari menciptakan kita dari sebutir sel yang tidak terlihat sampai menjadi manusia yang bisa melihat, bisa mendengar, berbicara, berbuat dan lain sebagainya. Dan masih tersimpan lagi kebahagiaan yang kekal dan abadi kelak. Dan hadirin hadirat selayaknya setiap muslim, jika ia mengenal kasih sayang Allah padanya, ia akan lebih mencintai Allah dan Rasul dari yang lain. Kenapa? karena yang paling baik kepadanya adalah Allah Swt. 

Seorang muslim. Apa itu muslim? seorang muslim itu adalah orang orang yang pasti sampai akan ke surga Nya (Allah Swt) walaupun terlambat karena dosa dosanya. Walau melewati neraka, walau melewati siksa kubur, walau melewati musibah dunia, walaupun melewati pedihnya sakaratul maut, walaupun puluhan ribu tahun di neraka, ia pasti sampai ke surga. Jadi seseorang ketika telah diberi hidayah oleh Allah di dalam islam maka dihadapannya surga. Cepat atau lambat ia sampai kepada kebahagiaan yang kekal itu dan ketika ia sampai kepada kebahagiaan Allah Swt yang kekal itu, ia akan lupa dengan semua musibah sebelumnya. Seperti orang yang terakhir sekali masuk surga. Ketika ia ditanya jika ia dihadapkan pada Dzatnya Allah Swt, melihat keindahan Allah, melihat kasih sayang Allah, “hamba Ku berapa lama engkau berada di dalam api neraka?”. Ia berkata “aku tidak pernah merasakan siksa neraka”, kenapa? lupa dengan lezatnya berhadapan dengan Allah Swt. 

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Seorang muslim, tanda bahwa ia sebagai seorang muslim berarti ia telah dilamarkan oleh Allah untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Jadi kita muslimin muslimat ini mesti memahami bahwa tidak ada yang lebih memanjakan kita melebihi Allah Swt. Tapi musibah datang padaku siang dan malam, tapi aku selalu ditimpa kesulitan. Ini semua kalau engkau telah melihat pintu surga, kau lupa semuanya. Dan disaat itu kita paham, ternyata betul Yang Maha Baik adalah Allah, Yang Maha Indah adalah Allah, Yang Maha Ada adalah Allah, Yang Maha Bercahaya adalah Allah.

(yg kedua) Dan tiada ia mencintai seseorang karena Allah dan Rasul Nya. Yang mencintai sesorang karena cintanya kepada Allah dan Rasul. Kenapa? sudah terlanjur cinta pada Allah dan Rasul. Kalau seseorang sudah cinta pada sesuatu ia tidak mau mencintai yang lain kecuali terikat dengan kekasihnya ini. Cinta dengan fulan, temannya, kekasihnya, ayahnya, ibunya atau gurunya atau siapapun. Tapi kalau ia mau mencintai yang lain, pasti ia lihat dulu yang paling ia cintai. Bagaimana ini orang yang paling ia cintai senang atau tidak selama ini, kalau tidak ia tidak mau mencintai orang lain karena yang paling ia cintai ialah seorang itu. 

Demikian orang yang mencintai Allah dan Rasul, ia tidak akan menemukan kebaikan melebihi Allah dan Rasul. Dan tentunya sang pembawa kasih sayang Allah, Sayyidina Muhammad Saw. Orang yang paling indah budi pekertinya (Nabi Saw), orang yang paling sopan dan membela kita sampai tidak ada lagi pembela. Sampai semua kekasih lupa dengan kita dan tidak mau dekat dengan para pendosa. Beliau (Nabi saw) yang di alam dunia seakan tidak kenal dengan kita, namun di alam akhirat berjuang untuk selamatnya kita dari api neraka. Tidak mau beliau (Nabi saw) puas kalau masih ada umatnya (Nabi saw) yang berada di dalam neraka. Itulah idola, inilah kekasih dan yang berhak dicintai yang dengan mencintainya berlimpah ruahlah Rahmat Nya (Allah Swt).

Sebagaimana ucapan syair “semua orang yang mencintai Nabi saw berada di dalam keamanan dan keselamatan”.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Rasul saw mendoakan orang orang yang beliau cintai. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul saw mendoakan Sayyidina Anas bin Malik “wahai Allah limpahkan keberkahan dan kekayaan untuk Anas bin Malik”. Jangan kira Rasul saw tidak pernah mendoakan sahabat untuk kaya. Ada doa Rasul saw yang mendoakan para sahabat agar kaya raya, diantaranya Anas bin Malik. Wahai Allah perbanyaklah hartanya, dan perbanyak keturunannya, dan juga limpahkan keberkahan pada semua yang Engkau berikan kepadanya.

Riwayat Shahih Bukhari dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam ktabnya Fathul Bari bahwa Anas bin Malik panjang usianya sampai memiliki 100 orang cucu lebih dan kekayaannya luar biasa. Bukan hanya kekayaan luas tapi juga keberkahan. Anas bin Malik di dalam Fathul Bari dijelaskan mempunyai banyak anak dan sawah, mempunyai ladang dan semuanya berwangi misik. Itu ladang ladang dan sawahnya Anas bin Malik wangi misik disebabkan doanya Nabiyyuna Muhammad Saw agar dilimpahi keberkahan. Demikian indahnya Nabiyyuna Muhammad Saw mendoakan orang orang yang cinta kepada beliau dan beliau pun mencintai seluruh umatnya (Nabi saw). 

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, hadits yang baru saja kita dengar tadi dan yang baru kita baca bersama. “Unshur akhaaka dhaaliman aw madhluuman”, bantu saudara saudaramu itu yang dholim dan yang terdholimi. Para sahabat bingung dan bertanya “Ya Rasulullah kalau orang yang didholimi, kami paham kalau disuruh bantu tapi kalau orang dholim disuruh bantu, bagaimana caranya?”. Orang dholim disuruh bantu oleh Rasul, “bantu orang yang dholim dan orang yang didholimi”. Rasul saw berkata “cara Bantu orang yang dholim itu, selamatkan ia dari kedholimannya, angkat kedua tangannya”, Subhanallah!! Seakan akan orang kalau jatuh, maka pegang kedua tangannya. Maksudnya Sang Nabi saw adalah begitu, berbudi pekerti kepada semua orang bahkan pada orang yang dholim untuk diselamatkan dari kedholimannya. Adakah orang yang paling indah tuntunannya dari Sayyidina Muhammad Saw.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw didatangi oleh salah seorang yang tua renta, miskin dan sudah tua renta datang bersama anaknya. ingin dapat bagian daripada shadaqah, minta bagian shadaqah. Ayahnya sudah bilang pada anaknya “wahai anakku pagi ini ada pembagian shadaqah fuqara oleh Rasulullah saw tapi kita datang nanti sore saja wahai anakku”. Anaknya berkata “wahai Ayah, kalau nanti sore keburu selesai, pembagian shadaqah sudah habis dan kita tidak dapat bagian”. Maka ayahnya berkata “tidak, Rasul saw itu tidak lupa pada para fuqara”. Subhanallah!! Sore harinya baru datang, betul sudah bubar pembagian shadaqah, tidak ada lagi yang membagi bagikan shadaqah. Rasul saw sudah masuk ke rumah . “wahai Ayah betulkan Rasul saw sudah masuk ke rumahnya”, maka berkatalah Ayahnya “panggilkan Rasulullah untukku”, anaknya berkata “Ayah..? Rasulullah ku panggil untukmu..? hanya untuk terima shadaqah, kenapa tidak dari tadi pagi kalau seandainya mau ambil shadaqah”. Ini Rasulullah sudah masuk dan pembagian shadaqah sudah selesai. Ayahnya berkata “wahai anakku Rasulullah itu bukan pemimpin yang bengis, panggil saja”. Maka berkata anaknya “ya Rasulullah ini Ayahku datang meminta bagian dari pembagian fuqara”, sambil malu anak itu. Keluar Rasul dengan senyum, maka ayahnya berkata “ya Rasulullah apakah masih ada bagian untukku?”, Rasul saw berkata “Na’am Na’am”, sudah kusiapkan untukmu, kalau kau tidak datang tadi mau aku antarkan sendiri”. Demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi saw.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika salah seorang dari para fuqara, Rasul saw sedang membagi bagikan shadaqah selesai dan ingin masuk rumah, ada satu orang belum mendapat bagian. Ditarik bajunya Rasul saw sampai merah leher beliau karena kerasnya tarikan itu dan ia berkata “mana itu harta Nya (Allah Swt) yang ada padamu?” Ini orang sudah minta bagian shadaqah tapi akhlaqnya tidak ada. Tidak berkata “mana yang harta milikku” tapi “punya Allah”, bukan punyamu itu harta tapi punya Allah. Mana bagianku dari punya Allah yang ada di sisimu?”. Maka Rasul saw tersenyum, tertawa. Beliau tersenyum sampai terlihat gigi beliau dari lebarnya senyum beliau dan disuruh beri pada orang yang susah itu. 

Demikian indahnya budi pekerti Rasulullah saw. dan Rasul saw bersabda “barangsiapa yang melihat aku di dalam mimpinya sungguh ia telah melihat aku dan syaithan tidak bisa menyerupai aku”.

Beliau juga bersabda riwayat Shahih Bukhari “barangsiapa yang melihat aku di dalam tidur akan jumpa dengan aku dalam keadaan terjaga”.

Permasalahan ini saya bahas karena banyak pertanyaan saudara kita yang mengingkari mimpinya Rasulullah saw sehingga sebagian saudara kita mengatakan bahwa mimpi Rasul saw itu harus mengerti hadits. Kalau tidak mengerti bagaimana bentuk wajahnya Rasulullah dan tidak belajar haditsnya bagaimana wajahnya Rasulullah berarti mimpi Rasul saw adalah dusta. Karena ia tidak tahu mimpi Rasul saw itu seperti apa? ini dijawab oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Bari bahwa sedemikian banyak ikhtilaf para muhadditsin, beliau menukil ucapan Imam Qadhi Iyadh … dan Imam Nawawi bahwa orang yang bermimpi Rasul saw ia benar benar telah melihat Rasul saw. Sebagaimana sabda Rasul “yang melihat aku sunggu melihat aku”.

Jika yang terlihat bentuknya berbeda ataupun mempunyai kekurangan itu adalah cermin dari hatinya yang kurang sempurna. Bukan mimpi Rasul saw yang dituduh sebagai mimpi dusta tapi dirinya yang mimpi itu sendiri yang penuh kekurangan jika melihat Rasul saw tidak sempurna. Misalnya cacat atau lainnya. Demikian Imam Ibn Hajar juga menjelaskan sabda Rasul saw “barangsiapa yang melihat aku dalam mimpi, ia akan melihat aku dalam keadaan jaga”. Berarti bukan dalam keadaan tidur. Ini Al Imam Nawawi mengatakan sebagian ulama yang dimaksud adalah nanti di hari kiamat tapi pendapat yang lebih kuat adalah orang yang mimpi Rasul saw akan melihat Rasulullah saw sebelum ia wafat di dalam keadaan jaga. Al Imam Ibn Hajar mengatakan hal ini tidak mustahil karena menukil salah satu riwayat yang tsigah ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Sayyidatuna Aisyah ra tentang wajahnya Rasul saw itu seperti apa? itu disaat Rasul saw sudah wafat. Maka Sayyidatuna Aisyah ra memperlihatkan cermin yang selalu Rasulullah pakai untuk bercermin ketika masa hidupnya. Berkata Aisyah “ini lihat”, ketika sahabat itu melihatnya yang terlihat wajah Rasulullah saw di cermin itu. Bukan wajahnya tapi wajahnya Rasulullah saw. bahwa sejak cermin itu dipakai oleh Rasul, tidak mau mencerminkan wajah yang lainnya terkecuali wajah Nabi Muhammad saw. Maka Sayyidatuna Aisyah ra kalau rindu dengan Rasul, ia melihat cermin itu. Cermin kan bukan foto tapi ternyata cermin itu tidakmau menangkap gambar wajah yang lain setelah diapaki bercermin oleh Nabiyyuna Muhammad saw. Demikian riwayat Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari. 

Jelaslah sekarang bahwa Allah Swt banyak memuliakan umat ini dengan perjumpaan ruh mereka dengan ruhnya Rasulullah saw. Maka tentunya kita semua berharap kita semua adalah orang yang selalu berjumpa dengan Rasul saw dalam mimpi kita dan dalam jaga kita. Tapi satu hal yang perlu saya peringatkan, jangan sampai seseorang menganggap mimpi mimpi dan ia tertipu dengan keinginan untuk mimpi. Mimpi belum dapat, yang ada putus asa. Rasul saw bersabda ketika Sayyidina Abdullah bin Umar ra mengadu melihat para sahabat yang mimpi tentang Rasaw. Bicara aku mimpi ini, mimpi itu dan Abdullah bin Umar berkata “duh kalau aku ini orang shalih pasti aku mimpi juga”. Maka tidak lama Abdullah bin Umar mimpi juga sesuatu tentang surga. Datang kepada Rasul saw, Rasul mengingatkan “wahai Abdullah kau ini disebut orang shalih bukan karena mimpi tapi karena kau banyak melakukan qiyamullail”. Demikian sabda Nabiyyuna Muhammad Saw menenangkan Abdullah bin Umar. Dan kita jangan salah sangka jadi qiyamullail itu adalah kemuliaan orang orang yang shalih. Hadirin ketika seseorang itu shalih maka Allah akan berikan kekuatan Illahi dan pertolongan kepadanya walaupun ia sakit dan lemah. 

Penyampaian saya berakhir karena dalam salah satu riwayat Shahih Bukhari Rasul saw menceritakan kejadian istrinya Nabiyullah Ibrahim as, Sayyidatina Sarah alaiha salam ketika dibawa ke sebuah kerajaan yang padanya banyak tinggal orang yang dholim dan rajanya adalah raja yang dholim. Sayyidatina Sarah dibawa kesitu dan oleh raja diminta untuk menghadap ke istana. Nabi Ibrahim diam, kenapa suami biarkan istrinya dibawa oleh pasukan. Nabi Ibrahim sudah diilhami oleh Allah Swt untuk tidak berbuat apa apa dan membiarkan istrinya dibawa oleh raja yang dholim untuk menguji imannya Siti Sarah. Maka Siti Sarah alaiha salam dibawa menghadap raja yang bengis. In imau diapakan sekarang, mau dijadikan budak, dijadikan gundik atau lainnya sedangkan ia adalah kafir, orang yang tidak masuk islam. Sayyidati Sarah seorang wanita berhadapan dengan seorang raja dholim, raja bengis. Ia pun berwudhu, setelah wudhu ia berdoa“Wahai Allah kalau seandainya imanku ini Kau terima, jangan Kau kuasakan untukku orang kafir”. Jangan sampai orang kafir menguasai aku kalau seandainya Kau terima imanku. Bagaimana kejadiannya?, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa ketika Sayyidatina Sarah berhadapan dengan raja itu, gemetar raja itu dan jatuh diatas lututnya kareana tidak mampu berdiri. Kenapa? Allah guncang jiwanya. Siapa Sayyidati Sarah, apakah ia bawa pasukan dan senjata? ia seorang wanita yang lemah tapi ia mempunyai kekuatan terbesar yaitu doa. Karena doa adalah kekuatan terbesar di alam semesta, karena doa menundukkan segala kekuatan karena doa itu adalah berpadunya kekuatan dari Allah Jalla wa Alla. Berarti kita tidak perlu usaha, tapi usaha yang disertai doa berarti usaha yang disertai kekuatan Allah Swt.

Demikian hadirin hadirat kita bermunajat,
Semoga Allah Swt melimpahkan kepada kita dan kemuliaan kepada kita sampai kita mengenal indahnya Allah dan Rasul Nya. Dan Dialah (Allah Swt) Yang Paling Berhak untuk dicintai. Hadirin hadirat kita bermunajat Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Wahai Yang Maha Bercahaya sepanjang waktu dan zaman, Wahai Yang Tiada pernah terbenam Cahaya Nya sepanjang alam semesta hingga alam ini berakhir.Wahai Yang Membagi bagikan ketenangan, kesejukkan, kebahagiaan kepada seluruh penduduk Barat dan Timur sepanjang zaman, Wahai Nama Yang Terindah yang mengawali segala keindahan, Wahai Nama Yang Paling Berwibawa mengungguli segenap kewibawaan, Wahai Maha Raja Tunggal, Wahai Yang Maha Abadi, Wahai Yang Menciptakan kami dari ketiadaan, Wahai yang telah mengumpulkan kami sebagai kelompok muslimin, Wahai yang telah mencalonkan kami sampai kepada surga Mu yang kekal, muliakan kami dengan ketenangan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Tenangkan jiwa kami dengan kesejukkan iman, sampaikan kami kepada lezatnya iman.

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Dzaljalali wal ikram

Hadirin – hadirat kita memanggil Nama Allah sebagaimana sabda Rasul riwayat Shahih Muslim “ la ta kubusa’ah hatta” Tiada akan datang hari kiamat selam masih ada di bumi yang menyebut Nama Allah Allah. Menunjukkan musibah terbesar yang menghancurkan alam semesta, masih tertahan kalau ada yang memanggil Nama Allah Allah. Oleh sebab itu kita memanggil Nama Allah sambil berdoa seluruh hajat, seluruh apa yang kau inginkan, sampaikan kepada Yang Maha Mendengar, tenggelamkan ke dalam samudera keagungan Nama Nya

Faquuluuu (ucapkanlah) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Tidak lupa kita doakan para tamu tamu kita, Al Habib Ahmad bin Hamid Aidid semoga dilimpahi keberkahan, Al Habib Musthofa Mauladdawilah semoga dilimpahi keberkahan, H. Jamhur beserta keluarga dan H. Abdul Latif beserta keluarga dan kedua mempelai semoga dilimpahi keberkahan dan para Ayahanda kami dari KUA semoga dilimpahi keberkahan dhahiran wa bathinan dan atas semua kita yang hadir. 

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam. 
Walhamdulillahi Rabbil Alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

www.majelisrasulullah.org

Read More

Antara Usman Bin Affan dan Faraq Fouda

02.09.00 0
Oleh Adian Husaini 
 

Kebiasaan kaum liberal adalah senang tampil beda. Jika ulama malarang, mereka justru membolehkan. Jika ulama mengecam penghina Nabi dan sahabat, mereka justru membelanya. 

Tampaknya, ada sifat yang khas dari kaum liberal di Indonesia. Mereka senang dengan hal-hal yang nyeleneh dan asal beda dengan umat Islam pada umumnya. Orang Jawa bilang: yang penting Waton suloyo alias WTS atau asal beda. Jika umat Islam menolak Ahmadiyah, mereka malah mendukung Ahmadiyah. Umat Islam mendukung RUU Anti-pornografi, mereka justru menolaknya. Jika umat Islam mengecam perkawinan sesama jenis, mereka justru mendukungnya. Umat Islam menolak perkawinaan antar-agama, tapi mereka malah mempromosikannya. 

Umumnya umat Islam membanggakan sejarahnya yang gemilang. Tapi, kaum liberal senang tampil beda. Mereka senang jika umat Islam malu dengan sejarahnya sendiri. Yang penting beda! Jika ada hal yang dianggap baru, dan datang dari kaum liberal di luar, lalu ditelan begitu saja. Yang penting liberal, dan sok kritis terhadap Islam. Ketika muncul seorang lesbian seperti Irshad Manji, maka mereka sambut dengan gegap gempita. Nong Darol Mahmada, aktivis liberal alumnus Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta menulis artikel di Jurnal Perempuan (nomor 58) berjudul: "Irshad Manji, Muslimah Lesbian yang Gigih Menyerukan Ijtihad." 

Kita pernah membahas, bagaimana naifnya pujian yang berlebihan terhadap Irshad Manji. Tapi, mereka tidak peduli. Setelah mempromosikan Irshad Manji, kini kaum liberal di Indonesia sedang gandrung dengan idola baru bernama Farag Fouda. Yayasan Wakaf Paramadina menerbitkan edisi kedua karya Farag Fouda berjudul Kebenaran yang Hilang: Sisi Kelam Praktik Politik dan Kekuasaan dalam Sejarah Kaum Muslimin. Judul aslinya adalah al-Haqidah al-Ghaibah. 

Tampaknya, buku Fouda sedang digandrungi oleh kaum liberal. Di berbagai forum mereka mempromosikan buku ini. Katanya, ini buku yang hebat, yang menunjukkan "kebenaran" yang selama ini disembunyikan oleh para sejarawan Muslim. Di negara asalnya, Fouda memang sempat membuat berita besar, saat ia mati terbunuh pada 8 Juni 1992. Lima hari sebelumnya, 3 Juni 1992, sejumlah ulama al-Azhar menyatakan Fouda telah murtad karena banyak menghujat Islam. 

Menyambut kampanye penyebaran buku Fouda tersebut, Jumat (17 Oktober 2008) lalu, bertempat di Masjid al-Furqan, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia menggelar Tabligh Akbar. Tampil sebagai pembicara utama adalah Asep Sobari Lc, peneliti bidang sejarah di INSISTS. Sebelumnya, Asep Sobari sudah meluncurkan analisis kritisnya terhadap karya Fouda ini di situs hidayatullah. com. Tapi, dalam acara Tabligh Akbar, alumnus Universitas Madinah itu mengupas lebih tajam lagi berbagai kecurangan dan kesalahan Fouda dalam mengutip kitab-kitab rujukan dari Thabari dan Ibn Saád. Sejumlah bagian dari naskah edisi Indonesia, dibandingkan langsung dengan naskah asli karya Fouda serta kitab-kitab rujukan Fouda. Dengan cara seperti itu, tampak jelas dimana letak kecurangan dan kelemahan buku Fouda tersebut. 

Karena itu, kita kemudian memang cukup keheranan dengan berbagai pujian terhadap buku ini. Khususnya yang dilakukan oleh orang yang bergelar guru besar bidang sejarah. Prof. Dr. Azyumardi Azra, Guru Besar Sejarah dan Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah ini, memuji-muji buku Fouda: 

"Karya Farag Fouda ini secara kritis dan berani mengungkapkan realitas sejarah pahit pada masa Islam klasik. Sejarah pahit itu bukan hanya sering tak terkatakan di kalangan kaum Muslim, tapi bahkan dipersepsikan secara sangat idealistik dan romantik. Karya ini dapat menggugah umat Islam untuk melihat sejarah lebih objektif, guna mengambil pelajaran bagi hari ini dan masa depan".

Lebih "hebat" lagi pujian dari Prof. Dr. Syafi`i Maarif, Guru Besar Filsafat Sejarah, Universitas Nasional Yogyakarta (UNY): 

 
"Terlalu banyak alasan mengapa saya menganjurkan Anda membaca buku ini. Satu hal yang pasti: Fouda menawarkan "kacamata" lain untuk melihat sejarah Islam. Mungkin Fouda akan mengguncang keyakinan Anda tentang sejarah Islam yang lazim dipahami. Namun kita tidak punya pilihan lain kecuali meminjam "kacamata" Fouda untuk memahami sejarah Islam secara lebih autentik, obyektif dan komprehensif" .

Dengan gamblang, Asep menunjukkan bagaimana Fouda telah sengaja mengambil sejumlah riwayat yang lemah dan tidak jelas sumbernya untuk mendukung opininya. Lalu, dia katakan itu sebagai fakta sejarah. Padahal, faktanya tidak begitu. Kecurangan yang sangat jelas, misalnya, dalam kasus sahabat Utsman bin Affan r.a. Dengan mengutip riwayat-riwayat yang lemah, Fouda telah membangun citra yang sangat buruk terhadap menantu Rasulullah saw tersebut. 

Karena isinya semacam itu, tidak heran jika tokoh liberal, Goenawan Mohamad pun bersorak gembira dengan terbitnya buku ini. Catatan Goenawan di Majalah TEMPO dijadikan epilog buku ini. Ketajaman pena wartawan kawakan ini digunakan untuk mempertajam lagi gambaran hitam fitnah Fouda terhadap sahabat Rasulullah saw yang mulia ini. Simaklah uraian Goenawan tentang Sayyidina Usman bin Affan r.a. dalam kolomnya: 


"Mereka tak sekadar membunuh Usman. Menurut sejarawan al-Thabari, jenazahnya terpaksa "bertahan dua malam karena tidak dapat dikuburkan." Ketika mayat itu disemayamkan, tak ada orang yang menyalatinya. Jasad orangtua berumur 83 tahun itu bahkan diludahi dan salah satu persendiannya dipatahkan. Karena tak dapat dikuburkan di pemakaman Islam, khalifah ke-3 itu dimakamkan di Hisy Kaukab, wilayah pekuburan Yahudi. Tak diketahui dengan pasti mengapa semua kekejian itu terjadi kepada seorang yang oleh Nabi sendiri telah dijamin akan masuk surga. Fouda mengutip kitab al-Tabaqat al-Kubra karya sejarah Ibnu Saád yang menyebutkan satu data menarik: khalifah itu agaknya bukan seorang bebas dari keserakahan. Tatkala Usman terbunuh, dalam brankasnya terdapat 30.500.000 dirham dan 100.000 dinar."

Tampaknya Goenawan tidak mengecek sendiri pada kitab al-Thabari dan Ibn Saád. Dia taklid buta pada Fouda. Dengan penggambaran Goenawan Mohamad seperti itu terhadap Usman r.a., kita dapat menangkap pesan, bahwa Khalifah ketiga dari Khulafaurrasyidin itu adalah seorang yang hina, sial, dan serakah. Goenawan seperti sedang mengejek umat Islam yang senantiasa berdoa untuk Rasulullah saw dan para sahabatnya: "Wahai umat Islam, orang yang kalian puja dan doakan itu adalah manusia brengsek. Kalian selama ini telah tertipu. Ada kebenaran yang hilang; ada fakta sejarah yang selama ini disembunyikan! " Maka, judul yang ditulis untuk buku Fouda ini adalah "Kebenaran yang hilang". 

Kita paham, kaum liberal seperti Goenawan Mohamad ini sedang menertawai umat Islam melalui buku Fouda. Seolah-olah, selama ribuan tahun, umat Islam tolol semua. Para ulama Islam telah melakukan kecurangan, menyembunyikan fakta sejarah tentang sahabat nabi. Seolah-olah, para orang tua Muslim telah salah mengajar anak-anaknya untuk mencintai Rasulullah saw dan para sahabatnya. Padahal, kata mereka, sahabat Nabi yang diagung-agungkan dan senantiasa didoakan umat Islam itu ternyata juga manusia serakah, manusia busuk! 

Pesan penting lain yang disampaikan Goenawan melalui kolomnya adalah pembelaan terhadap Fouda. Ia memuji Fouda. Ia menyesali kematian Fouda. Sebab, Fouda termasuk jajaran kaum sekular-liberal. "Ia mempersoalkan keabsahan posisi khilafah. Ia pengganggu kemutlakan," tulis Goenawan tentang Fouda. Tapi, penyesalan itu bukan untuk Usman r.a.. Goenawan termakan cerita Fouda, bahwa Usman r.a. adalah manusia brengsek, serakah, dan haus kekuasaan. Karena menolak turun dari jabatannya, maka Usman terbunuh. "Maka perkara jadi runcing dan mereka mengepung Usman – lalu membunuhnya, lalu menistanya," tulis Goenawan. 

Usman bin Affan adalah manusia hina. Itu fakta, kata mereka Sumber berita untuk mencaci maki sahabat Nabi itu hanya satu: Farag Fouda. "Kaum "Islamis" tak pernah menyebut peristiwa penting itu, tentu," ejek Goenawan. Syafii Maarif juga cukup rajin mempromosikan buku Fouda ini. Seperti yang ditulisnya di sampul belakang buku ini: Fouda telah memahami sejarah Islam secara lebih autentik, obyektif dan komprehensif. Azyumardi Azra juga menyebut apa yang disajikan oleh Fouda sebagai "realitas sejarah". 

Sebagai Muslim yang beriman akan kejujuran Nabi Muhammad saw, tentu iman kita tertantang dengan pemaparan tentang Sayyidina Usman versi kaum liberal ini. Benarkah Usman r.a. memang manusia hina dan bejat seperti digambarkan Fouda dan Goenawan Mohamad? Padahal, begitu banyak hadits Nabi yang menyebutkan tentang keutamaan Usman bin Affan. Maka, kita ditantang: percaya pada Nabi Muhammad saw atau percaya pada Farag Fouda? 

Untuk itu, cara terbaik adalah mengecek langsung sumber-sumber asli yang dikutip Fouda. Hasil penelitian Asep Sobari menunjukkan, ada kelemahan metodologis dan kecurangan yang sangat serius dari Fouda dalam mengutip sumber-sumber aslinya. Misalnya, tentang riwayat keterlambatan penguburan jenazah Usman bin Affan, Fouda hanya mengambil satu riwayat yang lemah dalam karya al-Thabari. Padahal, ada delapan versi lain yang juga disebutkan dalam kitab itu. Tapi, Fouda sama sekali tidak menyinggungnya. 

Bahkan, dalam al-Thabaqat al-Kubra, karya Ibn Sa'ad, disebutkan beberapa riwayat dari `Amr bin Abdullah dan al-Waqidi yang jelas-jelas menyatakan Usman dimakamkan langsung pada malam harinya di Baqi` (al-Thabaqat, 3/77-78). Jadi, dengan hanya menyebut satu riwayat yang lemah, Fouda jelas-jelas melakukan upaya menipulasi data sejarah dengan membuat kesan seolah-olah hanya ada riwayat itu saja. 

Cara penulisan sejarah seperti ini tentu tidak komprehensif. Maka, ajaib, jika Profesor sejarah justru memuji-muji buku ini. Sama ajaibnya dengan wartawan senior yang malas melakukan cek dan ricek terhadap sumber-sumber referensi yang dipakai Fouda. Mungkin hanya karena cerita picisan Fouda itu sesuai dengan seleranya, maka dia langsung menelan begitu saja cerita tentang kebejatan Usman r.a.. 

Dalam paparan slide-nya saat Tabligh Akbar di Masjid Dewan Da'wah, Asep Sobari menampilkan naskah asli dari al-Thabari yang sama sekali tidak menyebutkan areal pemakaman Hasy Kaukab sebagai areal pemakaman Yahudi. Tapi, dalam naskah asli buku Fouda, ada tambahan bahwa Hasy Kaukab (bukan Hisy Kaukab) adalah areal pemakaman Yahudi. Ini juga merupakan tindakan yang tidak etis dalam penulisan ilmiah. Apalagi ini menyangkut martabat seorang sahabat Nabi yang sangat dihormati oleh Nabi Muhammad saw dan juga umat Islam secara keseluruhan. 

Apakah Usman bin Affan seorang yang serakah karena meninggalkan banyak uang seperti dikatakan Goenawan Mohamad? Asep Sobari menunjukkan data yang menarik tentang kesuksesan bisnis Usman r.a. dan kedermawanannya. Sejumlah riwayat yang dituturkan Ibn Hajar memberi gambaran kekayaan Usman. Di antaranya, pada permulaan masa hijrah, kaum muslim di Madinah kesulitan mendapat air bersih. Saat itu, hanya ada mata air Rumah yang tersedia dan itupun harus dibeli. Usman r.a. akhirnya membeli sumur itu dan mewakafkannya untuk umat Islam. Ketika ada rencana perluasan masjid Nabawi di masa Nabi saw dan dana kas negara tidak mencukupi, Rasulullah saw mengumumkan pengumpulan dana. Maka Usman r.a. segera membeli tanah untuk perluasan tersebut seharga 25.000 dirham. Ketika Nabi saw menghimpun dana guna membiayai perang Tabuk yang terjadi di masa paceklik, Usman r.a. mendermakan 1000 dinar, 940 ekor unta dan 40 ekor kuda (al-Khilafah al-Rasyidah min Fath al-Bari, hlm. 453-458).

Seiring dengan geliat kemajuan ekonomi di masa Umar, bisnis Usman bin Affan pun semakin berkembang dan asetnya bertambah besar, jauh di atas rata-rata kaum muslimin lainnya. Imam Bukhari (hadits no. 3059) menggambarkan, ketika kekayaan negara berupa hewan ternak semakin banyak, Umar terpaksa membuat lahan konservasi eksklusif (al-Hima), dan berkata kepada pegawainya, "Izinkan para pemilik ternak untuk menggembala di al-Hima, tapi jangan sekali-kali mengizinkan [Abdurrahman] bin Auf dan [Usman] bin Affan. Karena jika seluruh ternak mereka berdua binasa, mereka masih punya kebun dan ladang". 

Jadi, Usman r.a. memang seorang pengusaha sukses, kaya raya dan sangat dermawan. Jangankan hartanya, nyawanya pun telah dipertaruhkan untuk Islam. Ia terjun langsung dalam berbagai peperangan. Tidak masuk akal, manusia mulia seperti ini lalu menjadi orang yang serakah terhadap dunia. Tidaklah sepatutnya pribadi mulia seperti Usman bin Affan itu disejajarkan dengan seorang Farag Fouda. Jika ada sebagian sisi lemah Usman r.a. dalam kebijakan politiknya, maka Usman memang seorang manusia. Tapi, tidaklah komprehensif melihat kepemimpinan Usman hanya dari sebagian sisi lemahnya saja. Berbagai prestasi besar – dalam politik, ekonomi, dan pendidikan – telah dicapai dalam masa 12 tahun kepemimpinan Usman bin Affan r.a. 

Selama ratusan tahun, para sejarawan Muslim telah mencurahkan segenap tenaga untuk menulis sejarah tentang para sahabat Nabi Muhammad saw. Tidak ada kebenaran yang disembunyikan, seperti tuduhan Fouda yang diamini begitu saja oleh sejumlah tokoh liberal di Indonesia. Sebab, sumber-sumber sejarah itu tetap terbuka untuk diteliti, oleh siapa saja. Silakan Goenawan Mohammad, Azyumardi Azra, dan Syafii Maarif menelitinya sendiri. Jangan bertaklid begitu saja kepada Fouda. Jangan mengerdilkan keilmuan Anda sendiri! Aneh, jika kematian Fouda disesali, tetapi kematian Usman bin Affan justru dianggap wajar. Sebab, Fouda adalah pejuang HAM, sedangkan Usman r.a. adalah manusia hina dan serakah! 

Semestinya, para ilmuwan dan cendekiawan ini membaca juga banyak buku lainnya tentang cerita seputar konflik diantara sahabat Nabi. Thaha Jabir Ulwani, misalnya, dalam bukunya Adabul Ikhtilaf fil Islam, memaparkan data-data perbedaan bahkan konflik diantara sahabat Nabi. Mereka adalah manusia. Tapi, yang sangat indah adalah bagaimana cara mereka menghadapi dan menyelesaikan konflik. Umat Islam justru bisa belajar dari sejarah semacam itu. Sebab, dalam kehidupan manusia, ada saja orang-orang yang berbuat jahat dan mengeruhkan suasana. Terjadinya kekacauan dan pembunuhan terhadap Usman bin Affan r.a. tidak bisa begitu saja ditimpakan kesalahannya kepada Usman r.a. Begitu juga, martabat Ali bin Abi Thalib r.a. tidak kemudian menjadi rendah karena di masanya terjadi pergolakan. 

Sebagai Muslim, kita tentu tidak sudi mengikuti jejak orang-orang yang mudah menghina sahabat Nabi saw. Mereka adalah manusia-manusia pilihan yang sangat disayangi oleh Nabi kita, Muhammad saw. Kita pun tak suka sahabat kita dicaci maki. Kaum liberal juga tidak suka jika idolanya diungkapkan keburukannya setelah kematiannya. Mereka katakan, itu tidak etis. Tapi, jika penghinaan dan pelecehan itu dilakukan terhadap sahabat Nabi, seperti Usman bin Affan r.a., mereka justru bertepuk tangan. 

Maka, kita tak akan bosan-bosan mengimbau kepada semua pihak yang telah semena-mena mencaci maki sahabat Nabi yang mulia: beristighfarlah dan bertobatlah sebelum terlambat! [Yogyakarta, 18 Oktober 2008/www.hidayatullah. com]
Read More

Rabu, 22 Oktober 2008

Karena Muhammad

18.50.00 3
Kalau bukan karena Muhammad Rasulullah, tidaklah Allah ciptakan segala sesuatu. Muhammad Rasulullah telah diciptakan sebelum segala sesuatu, dan segala sesuatu diciptakan dari tetesan Nur Muhammad yang terang benderang. Kemudian namanya dituliskan di samping Nama Allah di gerbang surga. Hanya Nama Muhammad yang dituliskan bersama Asma Allah. Laa ilaaha illallah, Al-Malik Al-Haqq Al-Mubin, Muhammad Rasulullah Ash-Shadiq Al-Wa’di Al-Amin. Setiap manusia tidak bisa dianggap beriman kalau belum mencintai Allah dan Muhammad Rasulullah SAW. Telah banyak peristiwa terjadi dengan nama Muhammad. Telah banyak hal tidak terjadi demi Muhammad. Rahmat diluaskan kepada alam semesta melalui Muhammad Rasulullah, dan mushibah di angkat demi Muhammad Rasulullah SAW.

Nabi Adam as telah melanggar satu larangan Allah hingga dikeluarkan dari surga. Maka beliau diampuni karena menyebut nama Muhammad dalam do’anya.

Dari Umar ra. Ia berkata: Rasulullah SAAW bersabda, “Tatkala Adam melakukan kesalahan, dia berkata: “Wahai Rabbku, aku memohon kepada-Mu dengan haq Muhammad akan dosa-dosaku, agar Engkau mengampuniku.” Lalu Allah berfirman: “Wahai Adam, bagaimana kamu mengenal Muhammad sedang Aku belum menciptakannya (sebagai manusia) ?” Adam menjawab: “Wahai Rabbku, tatkala Engkau menciptakanku dengan Tangan-Mu dan meniupkan ruh-Mu ke dalam diriku, maka Engkau Mengangkat kepalaku, lalu aku melihat di atas kaki-kaki arsy tertulis ‘Laa Ilaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah’ sehingga aku tahu bahwa Engkau tidak menambahkan ke dalam Nama-Mu kecuali makhluq yang paling Engkau cintai.” Lalu Allah Berfirman: “Benar engkau wahai Adam, sesungguhnya Muhammad adalah makhluq yang paling Aku cintai, berdoalah kepadaku dengan haq dia, maka sungguh Aku Mengampunimu. Sekiranya tidak ada Muhammad, maka Aku tidak menciptakanmu.” [HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak juz 2 halaman 615, dan beliau mengatakan shahih. Juga Al-Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah. Ibnu Taimiyah mengutipnya dalam kitab Al-Fatwa juz 2 halaman 150, dan beliau menggunakannya sebagai tafsir/penjelasan bagi hadits-hadits yang shahih]

Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. [QS. Al-Baqarah: 89]

Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang Yahudi sebelum Nabi Muhammad lahir, yang mereka bertawassul dengan Nabi akhir zaman agar dimenangkan terhadap orang-orang non-Yahudi. Akan tetapi ketika Nabi tersebut telah dibangkitkan, mereka ingkar kepadanya. Yahudi tahu betul bahwa Nabi Muhammad adalah benar-benar Nabi yang dijanjikan. Mereka bertawassul dengan Nabi Muhammad untuk mendapatkan kemenangan. Orang-orang Yahudi tidak menghendaki ummat Islam bertawassul dengan Nabi Muhammad. Maka orang-orang Yahudi menyusupkan ajaran kepada ummat Islam bahwa bertawassul dengan Nabi Muhammad adalah bid’ah dholalah.

Dengan Nabi Muhammad, seorang buta telah disembuhkan matanya. Tersebutlah dalam riwayat, bahwa seorang buta datang kepada Nabi dan mengadukan perihal matanya yang buta. Lalu Rasulullah menyuruhnya berwudhu secara sempurna, lalu shalat dua rakaat, selanjutnya beliau menyuruhnya berdo’a dengan mengatakan, “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dan aku menghadap kepadaMu dengan (perantara) NabiMu, seorang Nabi yang membawa rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap dengan (perantara)mu kepada Tuhanku dalam hajatku ini, agar dipenuhiNya untukku. Ya Allah jadikanlah ia pemberi syafa’at kepadaku, dan berilah aku syafa’at (pertolongan) di dalamnya.” Laki-laki itu kemudian melakukannya, maka ia sembuh. (HR. Ahmad, hadits shahih) 

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah ra katanya: Pada suatu hari Rasulullah saw dibawakan dengan seketul daging, lalu diberikan daging paha tersebut kepada baginda yang sememangnya baginda sangat sukai. Baginda menggigitnya sekali lalu bersabda: Aku adalah pemimpin manusia pada Hari Kiamat. Tahukah kamu apa sebabnya? Pada Hari Kiamat, Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian pada satu kawasan yang luas. Ada penyeru yang memperdengarkan kepada mereka dan ada penglihatan yang mengawasi setiap orang dari mereka. Jarak matahari begitu dekat sehingga manusia pada ketika itu berada pada kemuncak kesusahan dan kepayahan yang amat dahsyat, mereka tidak berkuasa untuk menanggung keadaan tersebut. Sebahagian daripada mereka berkata kepada sebahagian yang lain: Tidakkah kamu tahu apa yang sedang kamu alami. Tidakkah kamu rasai kepayahan yang telah menimpa kamu? Tidakkah kamu mempunyai pandangan sesiapa yang dapat memintakan syafaat kepada Tuhan kamu?

Maka setengah dari mereka mengusulkan agar menemui Nabi Adam as. Maka mereka menemui Nabi Adam as lalu berkata: Wahai Adam! Engkau adalah bapa manusia. Allah telah menciptakanmu dengan tanganNya dan meniupkan roh ke dalam dirimu. Dia juga memerintahkan para Malaikat supaya sujud kepadamu. Mintakankah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang kami alami? Tidakkah engkau melihat kepayahan yang menimpa kami? Nabi Adam as berkata: Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangat marah, kemarahan yang belum pernah terjadi sebelum ini dan tidak akan terjadi selepas ini. Dulu, aku dicegah mendekati sebatang pohon, tetapi aku mendurhakaiNya. Diriku, diriku. Pergilah kepada orang lain. Pergilah kepada Nabi Nuh as.

Maka mereka pun pergi menemui Nabi Nuh as lalu berkata: Wahai Nuh! Engkau adalah Rasul pertama di atas bumi dan Allah menyebutmu hamba yang banyak bersyukur. Mintakanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah menimpa kami? Beliau berkata kepada mereka: Pada hari ini, Tuhanku sangat marah, kemarahan yang belum pernah terjadi sebelum ini dan tidak akan terjadi selepas ini. Dulu aku berdoa dengan doa yang mencelakakan kaumku. Diriku, diriku. Pergilah kamu kepada Nabi Ibrahim as.

Mereka pun pergi menemui Nabi Ibrahim as lalu berkata: Engkau adalah Nabi dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mintakanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah menimpa kami? Nabi Ibrahim as berkata: Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangat marah, kemarahan yang belum pernah terjadi sebelum ini dan tidak akan terjadi selepas ini. Beliau menyebut pembohongan-pembohongannya. Diriku, diriku. Pergilah kamu kepada orang lain. Pergilah kamu kepada Nabi Musa as.

Maka mereka pun pergi menemui Nabi Musa as lalu berkata: Wahai Musa! Engkau adalah Utusan Allah. Allah telah mengutamakanmu dengan risalahNya dan KalamNya, melebihi manusia lain. Mintakanlah untuk kami syafaat kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah menimpa kami? Nabi Musa as berkata: Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangat marah, kemarahan yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi selepas ini. Dulu aku membunuh orang padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku. Pergilah kamu kepada Nabi Isa as.

Maka mereka pun pergi menemui Nabi Isa as lalu berkata: Wahai Isa! Engkau adalah utusan Allah. Engkau telah berbicara kepada manusia semasa engkau masih dalam buaian. Engkau adalah kalimahNya yang Dia sampaikan kepada Mariam dan roh dariNya. Mintakanlah untuk kami syafaat kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah menimpa kami? Nabi Isa as berkata: Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangat marah, kemarahan yang tidak pernah terjadi sebelum ini dan tidak akan terjadi selepas ini. Aku bukanlah orang yang layak dimintai pertolongan. Diriku, diriku. Pergilah kepada orang lain. Pergilah kepada Nabi Muhammad saw.

Maka mereka telah mendatangiku dan berkata: Wahai Muhammad! Engkau adalah Utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampunimu, dosa yang terdahulu dan yang terkemudian. Syafaatilah kami di hadapan Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah menimpa kami?

Akupun berangkat. Sesampainya di bawah Arasy, aku merebahkan diri bersujud kepada Tuhanku. Kemudian Allah membukakan kepadaku dan memberiku ilham, berupa puji-pujian bagiNya dan sanjungan kepadaNya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelumku. Kemudian difirmankan: Wahai Muhammad angkatlah kepalamu. Mintalah, engkau pasti diberi. Berikanlah syafaat, syafaatmu diterima. Aku mengangkat kepala sambil berkata: Wahai Tuhanku. Umatku, umatku. Maka Allah berfirman: Wahai Muhammad. Masukkanlah umat-umatmu yang tidak harus dihisab ke dalam Syurga melalui pintu sebelah kanan di antara pintu-pintu Syurga. Mereka juga boleh masuk bersama orang lain yaitu ahli Syurga yang bukan termasuk golongan di atas dari pintu-pintu lain. Demi Zat yang menguasai jiwa Muhammad Sesungguhnya jarak antara dua pintu Syurga itu, sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar sebuah Kota di Bahrain atau sama dengan jarak antara Mekah dan Busyra dekat Damsyik. [HR. Bukhori, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal]

Lihatlah, ketika para nabi berkata, “Selamatkan diriku, selamatkan diriku,” Muhammad Rasulullah SAAW tetap ingat kepada ummatnya dan berkata, “Selamatkan ummatku, selamatkan ummatku!” Dan lihatlah bahwa Muhammad Rasulullah adalah Tuan/Lord/Sayid. Dia itulah Jurusyafaat. Dia itulah Sang Penolong yang akan menolong manusia di hari berbangkit. Di tangan Nabi Muhammad itulah diserahkan Kerajaan Tuhan. Pada Muhammad Rasulullah SAW Allah berkenan.

(hotarticle.org)
Read More

Post Top Ad