CUPITEBET: solawat

JADIKAN RASULULLAH SAW SEBAGAI IDOLA

ads

Hot

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label solawat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label solawat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 November 2008

Diantara Rumah dan Mimbar Rasulullah saw adalah Taman-Taman Sorga

17.19.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw :
“Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman sorga, dan mimbarku diatas telaga Haudh” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Langit dan Bumi, Maha Menciptakan seluruh alam semesta dari ketiadaan, Maha Membentangkan angkasa raya dengan Kesempurnaan, Maha Berjasa atas setiap kehidupan dengan jasa yang tiada pernah terbayar dengan syukur dan sujud, Maha Suci Allah Swt yang telah membangkitkan kepada kita Sang Pembawa Risalah, Pembawa Kedamaian Dunia, Rahmatan Lil Alamin (Sayyidina Muhammad Saw), Pembawa Ketenangan di dalam kehidupan, Pembawa Kebahagiaan yang mengajar bimbingan terluhur dari segenap bimbingan. Sayyidina Muhammad Saw idolaku dan idola kalian, Sang Pembawa Akhlak Terluhur, manusia yang paling ramah, manusia yang paling bersopan santun, manusia yang paling banyak tersenyum, manusia yang paling indah budi pekertinya, mengajarkan bakti kepada Ayah dan Bunda, mengajarkan bakti kepada tetangga, mengajarkan bakti kepada rumah tangga, mengajarkan bakti kepada keluarga, mengajarkan bakti dan pembawa kedamaian bagi masyarakatnya…, Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Cahaya kesucian Allah yang berpijar di dalam jiwa Sang Nabi saw menerangi hamba hamba Nya dengan Alqur’anul karim sebagaimana firman Allah Swt “menyeru ke jalan Allah dengan kehendak Allah dan menjadi pelita yang terang benderang” (QS AL Ahzab 46). Walaupun beliau (Nabi Saw) teah wafat tetapi perjuangan dan bakti beliau dan jasa beliau tetap membekas dari zaman ke zaman di permukaan Barat dan Timur.

Hadirin hadirat,
Sang Pembawa Rahmatnya Allah Swt), kekasihku dan kekasih kalian, idolaku dan idola kalian.., Sayyidina Nabi Muhammad Saw. Allah Swt berfirman : “Demi bintang bila telah berpijar benderang” (QS Annajm 1). Najm adalah bintang yang mempunyai cahaya yang berpijar, Bintang di dalam bahasa arab ada 2 yaitu Najm dan Kawkab. Perbedaan Najm dan Kawkab, Kawkab adalah bintang yang cahayanya adalah pantulan dari cahaya bintang lain, kalau Najm adalah bintang yang bercahaya dengan cahaya sendiri.
Bulan termasuk Kawkab karena tidak bercahaya, namun mengambil cahaya dari matahari, dan matahari termasuk Najm karena berpijar dengan cahaya sendiri.

Allah Swt bersumpah demi bintang yang berpijar dengan keindahan. Sebagaian para ahli tafsir menjelaskan bahwa An Najm ini adalah Sayyidina Muhammad Saw. Ketika sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin, sedang dalam puncak kerinduannya kepada Allah, berpijar dengan kerinduan pencipta Nya (Allah Swt). Demi sang bintang yang berpijar dengan cahaya yang indah, yang tentunya sebagian para ulama mengatakan yang dimaksud adalah Nabiyyuna Muhammad Saw karena beliaulah cahaya yang berpijar yang diberi gelar oleh Allah siraajan muniiraa (pelita yang terang benderang). Kalau bintang bintang itu kan akan sirna di hari kiamat terkecuali bintang yang berpijar yaitu kekasih Allah yang tercinta Sayyidina Muhammad Saw. "Beliau (Nabi Saw) itu bukan orang yang tidak mengerti dan bukan pula orang yang menipu"( QS Annajm 2). Dengan kejadian apa? dengan kejadian setiap ucapan dan kalimat kalimatnya yang menyampaikan Alqur’anul karim.

Allah Swt meneruskan firmannya “beliau (Nabi Saw) tidak berbicara dari hawa nafsunya kecuali wahyu yang diwahyukan Allah Swt kepada beliau” (QS Annajm 3).
Kalimat kalimat tersuci yang ada di alam, kalimat kalimat yang teragung yang muncul didalam tuntunan Sang Nabi Saw, yang dengan itu menenangkan hamba Nya, mereka yang dalam kesedihan atau di dalam permasalahan atau di dalam musibah akan tenang dan terus bersabar akan terangkat dari musibahnya dengan segera karena jiwa yang dipenuhi cahaya Sang Pembawa Al Qur’an, jiwa yang dipenuhi cahaya Allah dan Iman dan juga mereka yang dilimpahi kenikmatan dan keluasan tidak menjadi kufur dan sombong. Kenapa? karena ada cahaya iman. "Diajarkan pada beliau (saw) oleh yg dahsyat kekuatannya (jibril as)" (QS Annajm 4), Diajarkan kepadanya (saw), Jibril As yang Allah gelari Shadidul quwaa (dahsyah kekuatannya) Malaikat Jibril As. Yang diberi kemuliaan dan kekuatan oleh Allah Swt yaitu malaikat Jibril As.

Diriwayatkan oleh Imam Ibn Abbas ra di dalam tafsirnya bahwa ketika Jibril As lewat di Masjidil Aqsa melihat iblis dan saat itu iblis itu terkena angin daripada sayapnya Jibril As sehingga iblis itu terlempar sampai ke India. Demikian dahsyatnya kekuatan malaikat Jibril As.
Hadirin hadirat Allah menjelaskan bahwa Al Qur’an ini diturunkan kepada Sang Nabi saw oleh makhluk Nya yang paling kuat yaitu Jibril As diberi kekuatan oleh Allah. Tapi sekuat kuatnya Jibril As, Jibril As tidak mampu berhadapan dengan Allah, terkecuali Sayyidina Muhammad Saw. Dan berjumpa Jibril As dengan Sang Nabi Saw membawa beliau sampai kepada apa? dan disaat itu Sang Nabi Saw diangkat oleh Allah di ufuk agung yang tertinggi. Lantas Sang Nabi Saw mendekat kehadirat Allah Swt. Sedemikian dekatnya, seakan akan dekatnya 2 hasta dengan Rabbul Alamin. (Firman Allah swt : "Pemilik kekuatan sempurna, dan ia (nabi saw) di ufuk yg tinggi, lalu ia mendekat dan mendekat, hingga sangat dekat sejarak dua hasta atau lebih dekat, maka diwahyukan pada hamba Nya (Rasul saw) dari wahyu wahyu Nya, dan sungguh hatinya tak berdusta atas apa apa yg telah dilihatnya, apakah kalian meragukan apa yg dilihatnya?" QS Annajm 5-12), , Sangat dekat makhluk yang paling disucikan Allah Yang Maha Suci sehingga Allah memberikan perumpamaan “seakan akan dekatnya 2 hasta bahkan lebih dekat lagi”. Diwahyukanlah kepada hamba Nya apa apa yang ingin diwahyukannya oleh Allah. Sang kekasih, sanubari mulia itu tidak berdusta atas apa yang diucapkannya.
Imam Ibn Abbas ra di dalam tafsirnya menukil salah satu pendapat bahwa Nabi saw tidak melihat Allah dengan matanya tetapi melihat Allah dengan sanubari dan jiwanya.
karena kekuatan jiwa dan sanubari lebih tajam dari kekuatan penglihatan. Kekuatan penglihatan terbatas tetapi kekuatan jiwa dan sanubari jauh lebih tajam menangkap perjumpaan yang demikian agungnya dengan Rabbul Alamin. Penglihatan bisa berkedip dan terpejam tapi jiwa dan sanubari tidak berkedip.
Demikian pendengaran, demikian panca indera ada batasnya tetapi kemuliaan jiwa dan sanubari jauh lebih tajam. Oleh sebab itu Sang Nabi saw berhadapan dengan Allah dengan jiwanya. Kalau seandainya berhadapan dengan jiwa dan sanubarinya maka seluruh panca inderanya sudah pasti berhadapan,
demikian Al Imam Ibn Abbas menjelaskan di dalam tafsirnya. Beliau (Nabi Saw) melihat Allah dengan jiwanya dan itu telah terangkum dengan seluruh panca indera beliau. Apakah kalian masih meragukan apa apa yang dilihat Sang Nabi saw. Demikian agungnya penjumpaan Sang Nabi saw dengan Allah di malam yang suci itu dan ternyata keberkahan bukan hanya sampai disitu, justru itu adalah salah satu awal kebangkitan munculnya ajaran kedamaian di muka bumi. Kembalilah Sang Nabi saw ke muka bumi di dalam perjuangannya menegakkan Rahmat Lil Alamin. Tugas utama Sang Nabi Saw adalah Rahmatan Lil Alamin.

Sampailah kita kepada hadits mulia ini yang memberi kejelasan bahwa walaupun beliau sudah tidak berada di tengah tengah kita di dalam kehidupannya tapi mimbar beliau dan rumah beliau, apa apa yang ada diantara mimbar dan rumah beliau masih tetap taman taman surganya Allah Swt.

"Apa apa yang ada diantara mimbarku dan rumahku adalah taman taman surga". Menunjukkan bekas perjuangan beliau (Nabi Saw) tidak pernah sirna. Oleh sebab itu Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa makna dari hadits ini adalah pendapat mereka yang mengatakan bahwa raudhah itu yang ada di Masjid Nabawiy antara mimbar dan kubur beliau itu yang disebut raudhah. Tempat itu lebih afdhal, dari Makkah Al Mukarramah ada sebagian pendapat yang mengatakan demikian tapi yang diluar itu tentunya adalah Masjid Al Haram lebih afdhal. Karena apa? karena ada haditsnya yang menjelaskan bahwa raudhah itu adalah taman taman surga.
Al Imam Ibn Hajar mengatakan sebagian ulama menjelaskan raudhah itu kelak akan dimunculkan oleh Allah dan dipindahkan di dalam surganya Allah Swt. Dan mimbarku berada diatas telaga haudh. Namun kesimpulan daripada hadits ini bahwa perjuangan Sang Nabi Saw tidak akan sirna dan keberkahan akan terus maju. Bagi mereka mereka yang ingin meneruskan perjuangan beliau (Nabi Saw) kemenangan akan selalu menjelang..

Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tidak akan ada habis habisnya kelompok dari umatku ada yang terus muncul diantara umatku berdakwah (pada kebenaran) mereka tidak akan sirna sampai sampai di hadapan Allah Swt”. Demikian mulianya kelompok ini, dijamin oleh Sang Nabi saw tetap ada dan membawa kedamaian.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu walaupun kerusakan yang terus terjadi diantara umat dan masyarakat kita. Munculnya narkoba yang semakin dahsyat dan segala hal yang bersifat munkar, ini semua pasti akan terbenahi jika muncul muncul kelompok kelompok yang ingin membenahi umat dengan kedamaian dan dengan rahmatan lil alamin. Ini akan terbenahi.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, semoga Allah Swt mengelompokkan majelis kita diantara mereka yang disabdakan oleh Sang Nabi Saw “tidak akan ada habis habisnya kelompok dari umatku akan terus ada, yang terus membawa tuntunanku dan bimbinganku, yang mneruskan perjuangan akhlak beliau, yang meneruskan sunnah beliau, yang meneruskan kedamaian yang dibawa oleh beliau”.

Inilah hari pahlawan kita. Hadirin hadirat,
mereka nenek moyang kita, kakek kakek kita berjuang dengans senjata apa adanya, Allah Swt berikan kemenangan karena kekuatan niatnya. Karena perjuangan merekalah kita bisa terlepas dari para penjajah dan tentunya kita tidak mau pisah dengan mereka begitu saja. Kita ingin bersatu dan bersama mereka dalam satu perjuangan thaifah ba’da thaifah. Generasi demi generasi dan sebelumnya dan sebelumnya sampai kepada generasi Sayyidina Muhammad Saw.

Ya Rahman Ya Rahim kuatkan jiwa kami untuk selalu bersatu dalam niat dengan para syuhada kami, dengan para pahlawan kami yang telah melewati dan menjadikan bumi Indonesia ini bersatu dalam kemakmuran dan kedamaian, Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim mereka telah mengorbankan harta dan nyawanya demi mengusir para penjajah, demi mengusir para pengkhianat yang mendatangi bangsa kita, maka Rabbiy muliakan arwah mereka bersama syuhada dan muqarrabin. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am
dan jadikan kami para penerus perjuangan mereka membawa kedamaian khususnya di bumi Jakarta dan juag wilayah sekitar. Ya Rahman Ya Rahim teruslah berikan bimbingan dan bantuan kepada kami untuk terus mendapatkan keberhasilan didalam membenahi masyarakat di sekitar kami, di dalam membenahi kedamaian, di dalam membenahi akhlak para pemuda kami.
Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am kami telah mendengar sabdamu (Nabi Muhammd Saw) bahwa antara mimbar dan rumah beliau adalah taman taman surga karena tempat itu selalu dilewati oleh perjuangan beliau. Jadikan jiwa kami sebagai taman taman surga. Ya Rahman Ya Rahim dengan kecintaan kepada Nabi kami Muhammad Saw, dengan niat kami untuk terus meneruskan perjuangan akhlak beliau, perjuangan sunnah beliau, Ya Rahman Ya Rahim pastikan kami berada di dalam kelompok yang disabdakan oleh Sang Nabi Saw “tiada henti hentinya sekelompok dari umatku terus ada dari generasi ke generasi membawa kedamaian bagi masyarakat di muka bumi. Pastikan kami diantara mereka Ya Rabb Ya Dzaljalali wal ikram

jadikanlah Rabbiy malam ini malam terindah dalam kehidupan kami, inilah malam doa kami, demi semangat para pahlawan dan syuhada kami Rabbiy, mereka yang telah wafat dan arwah mereka telah berada di dalam kemuliaan, tambahkan kemuliaan mereka dan juga atas kami Ya Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim jangan Kau pecah belahkan kami, jangan Kau hancur leburkan bangsa kami, satukan kami dalam satu kalimat muia, didalam kalimat tauhid, didalam keluhuran, didalam kedamaian, didalam kebahagiaan. Ya Rahman Ya Rahiim limpahkan keberkahan bagi kami, limpahkan atas kami kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadikanlah musim hujan yang akan datang membawa rahmat, jangan Kau jadikan musim hujan ini membawa musibah dan jadikan pula kemarau jika akan datang membawa rahmat dan jangan Kau jadikan pula musibah. Ya Dzaljalali wal ikram jadikan setiap nafas kami rahmat, jadikan hari hari kami limpahan anugerah, jadikan siang dan malam kami di limpahi kebahagiaan, limpahkan kemuliaan bagi Ayah Bunda kami dan bagi para pahlawan kami. Mereka Rabbiy, bagi Ayah Bunda kami yang masih hidup limpahkan keberkahan dalam hidupnya, Ayah Bunda kami yang telah wafat muliakan mereka bersama para muqarrabin dan para shidiqqin. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am

Hadirin hadirat kita berdoa sambil memanggil Nama Allah Yang Maha Luhur dan jadikanlah dalam setiap kalimat itu, doa doamu dan harapanmu kepada Allah Swt dan Insya Allah tiada satupun doa yang kita panjatkan terkecuali dikabulkan oleh Allah Swt. Dengan keberkahan majelis dzikir, dengan Keagungan Nama Allah, dengan Kebesaran dan Cahaya Nama Allah Swt mintalah cahaya kedamaian dan kebahagiaan sepanjang hidup, mintalah cahaya kemegahan dunia dan akhirat, mintalah cahaya kebahagiaan terbit pada hari harimu dan tiada pernah terbenam.
Panggillah Nama Allah Swt sebagaimana firmannya “Ingatlah kalian kepada Allah maka Allah akan mengingat kalian"(QS Al Baqarah 152), dan "Dzikirlah dan sebutlah Nama Allah dengan sebutan yang banyak”(QS Al Ahzab 41). Dan “barangsiapa yang mencintai sesuatu, akan banyak menyebutnya”. Maka jadikanlah kau di kelompok orang yang mencintai Allah Swt, Rabbiy Rabbiy kami telah mendengar hadits qudsi dari NabiMu Muhammad Saw, dari firmanMu Rabbiy Yang Maha Luhur, “sudah kupastikan kasih sayang Ku bagi mereka yang saling berdzikir dan saling bersilaturahmi karena Aku dan saling menyayangi dan bersatu karena Aku, Kupastikan atas mereka kasih sayanKu” kata Allah. Pastikan atas kami kasih sayangMu Ya Rabb, pastikan atas kami cahaya kasih sayangMu Rabbiy yang dengan itu menerbitkan tuma’ninah dan kebahagiaan didalam hari hari kami.

Ya Allah…, Ya Allah…, Ya Allah…, Ya Allah …..

Ya Rahman Ya Rahiim hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, selagi engkau menyebut Nama Allah satu kali engkau lebih dekat kepada Allah Swt, semakin dekat kepada Allah dan semakin jauh dari musibah dan semakin jauh dari cobaan dan semakin jauh dari hambatan karena Dialah Yang Maha Meluaskan segala galanya, mintalah kehadiratNya Yang Maha Melimpahkan Keluasan dan Kebahagiaan, semoa dilimpahkan bagi kita keluasan dunia dan akhirat.

Faquuluuu (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

www.majelisrasulullah.org
Read More

Minggu, 09 November 2008

Sebaik-baik Ucapan dan Petunjuk

21.01.00 0
Sebaik-baik Ucapan dan Petunjuk
Senin, 03 November 2008

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا (صحيح البخاري






Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh sebaik baik ucapan adalah Kitabullah, dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw, dan seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang menjadikan pujian kehadirat Nya sebagai gerbang pembuka Rahmat dan Pengampunan Nya. Alhamdulillahi Rabbil Alamin gerbang pembuka kebahagiaan bagi hamba hamba Nya, pembuka rahasia Anugerah Nya Yang Kekal dan Abadi. Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Menerbitkan Matahari dan Bulan dan seluruh apa apa yang muncul dari keajaiban alam, yang kesemuanya merupakan bukti bahwa Allah Maha Agung, Maha Luhur, Maha Indah dan Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.

Tunggal dalam Kesempurnaan, Tunggal dalam Keindahan, Tunggal dalam Kekuasaan, Tunggal dalam Keabadian, Tunggal Memiliki setiap jiwa dan jasad dan setiap ruh dan semua yang ada di alam semesta. Yang dengan menyebut Nama Nya teranglah jiwa, yang dengan banyak mengingat Nya maka jadilah hal itu rahasia kebahagiaan bagi hamba Nya. Ketika jiwa mengingat Allah, ketika jiwa berfikir kepada Allah, ketika jiwa rindu kepada Allah dan malu atas dosa dosanya kepada Allah. Hati sanubari yang seperti itu akan membawa efek dan keberkahan bagi dirinya dan bagi alam sekitarnya. Jiwa yang demikian kecil, tampaknya sanubari kita ini akan merubah keadaan sekitar jika ia bercahaya dengan Cahaya Allah Swt.

“Apabila penduduk masyarakat beriman dan bertaqwa maka akan Ku Limpahkan Keberkahan dari langit dan bumi”, (QS Al A'raf 96), kata Allah. Jelas sudah ketaqwaan muncul daripada jiwa yang bertaqwa maka mereka mereka itu keberadaannya membawa keberkahan dan membawa efek yang besar pada alam sekitarnya. Demikian dahsyatnya sanubari yang dipenuhi Cahaya Allah Swt berpengaruh di alam. Mewangikan alam dan memperindahnya. Semakin banyak maksiat dan kejahatan, makin rusaklah alam.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah berfirman di dalam hadits qudsi “tidak akan cukup untuk menampung Ku Langit Ku dan Bumi Ku itu, yang cukup menampung Ku adalah jiwa hamba Ku yang beriman”. Lebih luas dari alam semesta, sanggup menampung Allah Jalla wa Alla. Demikian indahnya hati kita, yang hanya berupa gumpalan daging yang kecil tapi tersimpan di dalamnya Cahaya Keagungan Allah, jika ia mau memupuknya dan memanfaatkannya pada hal yang benar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Oleh sebab jiwa, Allah merubah alam semesta, Sifat yang telah baku dari Sunnatullah berubah dengan kehendak Ilahi karena kemuliaan hati.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Nabiyullah Ibrahim as, dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim mengucapkan Hasbiyallahu wani'mal wakiil, “Cukup bagiku Allah dan semulia mulia tempat untuk bertawakkal”. Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api sehingga turunlah firman Alah yang berbunyi Kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim.., Jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim,. wahai api (QS Al Anbiya 69)”. Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa kesejahteraan bagi Ibrahim, Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuan Nya karena jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Allah Swt mengikat erat jiwa dan sanubari yang terikat pada Para Shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya. Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang orang dan siapa pun yang mencintai Nabi Ibrahim as turut termuliakan.

Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia tapi hewan. Diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Al Imam Baihaqi juga di dalam tafsir Imam Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim mau dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya, Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai dan melompat lompat dan menyemburkan air itu ke api, tidak berguna perbuatan katak itu, Tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!! Allah Swt melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt tahu niat daripada hamba Nya yang kecil itu, cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.
Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi saw membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw mengajukan pertanyaan “ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak” dan Rasul saw melarangnya. Jangan jadikan pengobatan dari katak. Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim as.
Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai oleh Allah dan dilihat.
Lebih lebih lagi orang orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw, Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang orang yang membantu apa apa yang diperjuangkan oleh Rasul saw.
Perbuatannya tidak berarti barangkali tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw “inna ahsanal kitab kitabullah” semulia mulia kitab adalah kalamullah (alqur’anul karim)”. “wa ahsanal hadyi hadyu Muhammad Saw” dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw”. Sebaik baik ucapan adalah kitabullah, sebaik baik yang diucapkan adalah yang ada daripada kalamnya Allah Swt yaitu Alqur’anul karim. Maka perindah bibir kita dengan kalamullah dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw.

Perindah bibir kita dengan kalamullah, perindah jiwa kita dengan cahaya kitabullah Swt. Semulia mulia petunjuk adalah bimbingan sang Nabi Muhammad Saw. Kita memahami petunjuk dan bimbingan itu banyak, ada yang memberikan bimbingan seperti ini, seperti itu kalau kita lihat semua, pilih yang mana? Bimbingan yang muncul dari Sayyidina Muhammad Saw itulah yang terbaik dari semua bimbingan yang ada. Bimbingan tidur, bimbingan makan, bimbingan hidup, bimbingan nikah, bimbingan bermasyarakat, bimbingan rumah tangga, dalam segala hal. Yang terbaik adalah bimbingan Nabi Muhammad Saw.

“wa syarral umur muhdatsaa tuhaa” seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”. Maksudnya hadits ini Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan makna dari yang terakhir ini “perkara yang paling buruk adalah perkara yang baru”. Adalah hal hal baru yang bertentangan dengan syariah. Selama hal itu tidak bertentangan dengan syariah dan sunnah maka hal itu adalah hal yang baik. Disinilah munculnya istilah kalimat “Bid’ah” yang sering kita dengar dan sering kita bahas juga. Hadits ini bicara tentang hal ini. Imam Ibn Hajar menjelaskan tentunya bahwa yang disebut bid’ah itu adalah jika hal itu adalah hal hal yang baru dan tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah maka hal itu tidak dilarang, tapi jika bertentangan dengan sunnah dan syari’ah maka hal itulah yang terlarang. Ini yang dimaksud hadits “Seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”, maka maksudnya yang bertentangan dengan syari’ah Nabi Muhammad Saw.

Oleh sebab itu dijelaskan oleh Al Imam Ibn Rajab di dalam Jami’ Al'ulum wal Hikam, juga di dalam Tuhfatul ahwadziy yang menukil ucapan Imam Ibn Rajab bahwa ia berkata “sudah cukup firman Allah yang berbunyi “(Innallaha ya'murukum bil adli wal ihsan….dst) Sungguh Allah memerintahkan kalian untuk berbuat keadilan dan kebaikan, menyambung hubungan dengan kerabat dan melarang hal hal yang munkar dan hina dan mewasiatkan kepada kalian untuk saling mengingatkan satu sama lainnya” (QS Annahl 90) . Ayat ini (dikatakan oleh Imam Ibn Rajab) dengan munculnya ayat ini sudah cukup memberi perintah semua hal yang baik baik. Apakah itu diajarkan oleh Sang Nabi saw atau belum diajarkan. Semua hal yang baik sudah diperintah di dalam ayat itu dan semua hal yang buruk sudah dilarang oleh ayat itu. itu ayat sempurna daripada penjelasan makna syari’ah dan sunnah. Semua hal yang baik diperintah disitu, selama tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah Nabiyyuna Muhammad Saw. semuah hal yang buruk sudah dilarang. Jadi kalau zaman sekarang seseorang berkata hal hal seperti maulid dan hal hal yang baru di zaman sekarang dikatakan bid’ah munkarah tidak juga, karena semua hal yang baik sudah diperintah oleh Allah. Hal yang buruk sudah dilarang, narkoba di zaman yang lalu tidak ada, apakah kita tidak bisa mengharamkannya? karena di zaman Rasul saw tidak ada narkoba, tidak ada larangannya. Tentunya tidak demikian, kembali hal itu merusak dan memabukkan (qiyasnya kepada khamr) (kullu muskir haram : Semua yg memabukkan haram) maka haram secara mutlak.

Demikian hadirin hadirat, begtu pula dengan hal hal yang baik. Hal hal yang baik yang tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah juga sudah diperintah oleh Allah dalam ayat itu. Jadi jika seseorang ingin mengenal mana bid’ah yang baik dan bid’ah yang buruk, sudah ada firman Nya (Allah Swt). Jadi dikatan oleh Imam Ibn Hajar, ayat itu sudah memerintah semua perbuatan baik diriwayatkan dalam hadits atau belum teriwayatkan dan sudah ada perintahnya pada ayat itu. dan juga ayat itu sudah melarang semua hal yang munkar yg ada di zaman Rasul saw atau belum ada di zaman Rasul saw.

Jelas sudah makna daripada bid’ah yang dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari dan juga menukil banyak dari fatwa Imam yang lainnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Hal hal yang baru setelah wafatnya Rasul saw banyak diperbuat oleh Sahabat. Diantaranya penjilidian Alqur’anul karim oleh Sayydina Abi Bakar Ashshiddiq dan Para Khulafaurrasyidin lainnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Umar datang kepada Sayyidina Abi Bakar Ashshiddiq yang menjadi Khalifah saat itu. “wahai khalifah, banyak dari orang orang yang hafal Alqur’an dibunuh maka alangkah baiknya kalau Alqur’an kita kumpulkan menjadi satu jilid jangan terpecah pecah”. Di masa itu Alqur’an terpecah pecah, ada yang ditulis, ada yang dihafal, ada yang ditulis di kulit onta, ada yang ditulis di tembok. Ayat ayatnya sudah diatur oleh Rasul saw. Surat ini, ayat ini, setelah surat ini adalah surat ini sudah diatur oleh Rasul tapi belum dijilidkan menjadi satu oleh Rasul saw.
Maka Sayyidina Umar berkata “jilidkan wahai Abi Bakar” maka Abu Bakar Ashshiddiq ra menjawab “bagaimana aku berbuat sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rasul saw?” maka Sayyidina Umar berkata “tapi ini mengandung kebaikan, untuk umat nanti kalau seandainya yang hafal Alqur’an ini dibantai terus yang akhirnya habis para penghafal Alqur’an, tidak ada lagi orang yang mengenal Alqur’an setelah generasi kita”. Bahaya, maka demi menyelamatkan Alqur’an yang tentunya mengandung kebaikan maka dijilidkan Alqur’an itu baru dimulai di zaman Khalifah Abu Bakar Ashshiddiq ra. Dan belum selesai sampai beliau wafat lalu diteruskan di masa Sayyidina Umar dan baru selesai di masa Sayyidina Utsman bin Affan ra. Yang kemudian sekarang dikenal dengan “Mushaf Utsmani” yang selesai di masa Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan ra. Dan disepakati oleh seluruh Sahabat termasuk Sayyidina Ali bin Abu Tholib, Sayyidina Abdullah bin Abbas dan juga beberapa sahabat lainnya (ra).

Hadirin hadirat beruntunglah jiwa yang mau memiliki kemuliaan, beruntunglah kita ini yang memiliki penuntun paling suci, manusia yang paling indah akhlaknya, manusia yang paling ramah, Sayyidina Muhammad Saw. kalau kita lihat tadi bagaimana api bisa menjadi sejuk oleh Nabi Ibrahim as dan doanya. Allah juga tundukkan hal hal di alam untuk Nabiyunna Muhammad Saw, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw memanggil bulan purnama di malam bulan purnama, Rasul saw keluar dari batas kota Makkah bersama orang orang kuffar Quraisy, Rasul saw menujuk bulan itu dan bulan itu datang bergulir di udara untuk mendatangi panggilan Nabi Muhammad Saw. lantas Rasul saw memerintahkannya terbelah maka terbelahlah dan terlihat betapa besarnya bulan yang dilihat bkan sekecil itu, ternyata bulan itu sedemikian besar. Mendekat dan mendekat ke bumi lantas diperintahkan terbelah di udara maka bulan itu terbelah di udara. Taat kepada perintah Rasulullah Saw. lalu bulan itu dikembalikan pada posisinya, lantas bulan itu bergulir ke udara menuju ke tempatnya.

Kita sudah memahami bahwa bulan itu punya rotasi yang tidak bisa berubah. Tidak mungkin bulan bisa berubah posisi sebagaimana yang disampaikan di dalam hadits tetapi jelas. Bulan itu ada yang mengatur rotasinya, ada yang mengatur putarannya, ada yang mengatur cahayanya, ada yang mengatur posisinya, Dialah Allah Swt, Jika Allah menghendaki maka bulan itu pun taat kepada Allah dengan perinah Nabi Muhammad Saw. Dan beliau (Nabi saw) adalah orang yang paling bertanggung jawab, paling perduli terhadap orang orang yang mencintai beliau dan membela beliau saw walaupun mereka barangkali lebih banyak berbuat salah.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika paman beliau Abu Thalib yang disaat sakaratul mautnya diperintah oleh Sang Nabi saw untuk mengucap syahadatain dan Abu Thalib menolak. Karena apa? karena takut kalau ia mengucapkan, nanti orang orang kafir Quraisy makin menyiksa Nabi Saw. Jiwanya beriman tapi tidak mau mengucapkannya, maka Abu Thalib wafat, para Sahabat bertanya “Ya Rasulullah berarti perjuangan Abu Tholib sia sia? bukankah ia yang membelamu disaat semua orang mencaci dan menghinamu? apakah berguna perjuangan beliau yang demikian hebatnya berakhir dengan kematian yang tidak berarti dengan menolak mengucapkan syahadat”. Rasul saw merah padam wajahnya berkata “berguna..!" perjuangan Abu Tholib tidak sia sia, kalau bukan aku yang memperjuangkan, maka Abu Tholib sudah ada di jurang neraka yang terdalam”. (Shahih Bukhari).
Diriwayatkan juga pada Shahih Bukhari, Abu Thalib ada di pantainya neraka. Kenapa bisa ada di pantai neraka? karena di syafa’ati oleh Nabi Muhammad Saw dari dasar neraka. Kenapa bisa di dasar neraka?
Bukan mati dalam kekufuran, sebagaimana tuduhan sebagian saudara kita yang mengatakan Abu Thalib mati kafir karena menolak syahadat. Tentunya kalau ia mati dalam kekufuran, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Rasul saw mensyafa’atinya berarti ia wafat dalam iman walaupun tidak mengucapkannya.
Kalau tidak, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Dan disini kenapa ia masuk ke jurang neraka, karena menolak perintah Rasul saw mengucap syahadat. Karena disini bukan lagi antara paman dan keponakan, Abu Thalib pamannya Nabi saw. Ini bukan paman dan keponakan tapi ini antara hamba dengan utusan Allah. Kalau seseorang diperintah oleh Rasul saw dg perintah langsung, yaitu langsung diucapkan dan ia mendengar perintah dihadapannya, lalu tidak ia perbuat, maka ia mati di dalam kekufuran (dosa besar).
Nah ini Abu Tholib diperintah oleh Rasul saw mengucapkan syahadat tidak mau, bukan karena menentang Nabi saw tapi karena takut nanti Rasul saw makin disiksa oleh orang orang semacam Abu Lahab dan lainnya. berkata Abu Thalib : "Aku tidak mau mengucapkannya" demi menjaga Sang Nabi saw, tapi ketidak taatannya kepada perintah Nabi saw terkena dosa besar. Maka Rasul saw mensyafa’ati Abu Thalib.
Hebat sekali ucapan Sang Nabi saw “kalau bukan karena aku yg mensyafa’atinya…”. Demikian perjuangan Sang Nabi saw membela orang orang yang memperjuangkan dan mendukung beliau (Nabi saw) sehingga di limpah ruahkanlah kemuliaan pengampunan kepada umatnya (Nabi saw).

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bagaimana Rasul saw memaafkan dan menyampaikan pengampunan Allah. Demikian mudahnya. Ketika seorang pemuda datang dengan airmata yang mengalir untuk bertaubat kepada Nabi saw “Ya Rasulullah aku sudah banyak berbuat dosa, aku minta dihukum”. Rasul saw berkata, Allah Swt yang menjawab “sungguh perbuatan perbuatan pahala menghapus dosa dosa”, maka gembira pemuda ini dan berkata “Ya Rasulullah apakah ini untukku sendiri?”, Rasul saw menjawab “ini untukmu dan untuk seluruh umatku (Nabi Saw)”. Mereka yang memperbanyak pahala, Allah akan hapuskan dosa dosanya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Carilah pengampunan Allah dalam segala hal daripada sunnah Nabi Muhammad Saw. Diantara shalat satu dengan shalat lainnya terdapat pengampunan. Kita shalat dhuhur lalu shalat ashar dan diampuni dosanya antara dhuhur dan ashar. Diantara satu shalat ke shalat lainnya maka penuh pengampunan diantara shalat jum’at satu ke shalat jum’at berikutnya terdapat pengampunan. Di setiap dzikir, di setiap selesai shalat terdapat pengampunan. Bahkan diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, barangsiapa yang mengucap “aamiin” disaat imam mengucapkan “ghairilmaghdhu bi alaihim waladhdhollin” ia mengucap “aamiin” maka malaikat akan meng “aamiin” kan ucapan sang imam dan Allah akan mengampuni dosa dosanya yang terdahulu karena ucapan amin saja, meng “amin” kan ucapan imam. Jika bersatu dan bersamaan aminnya dengan aminnya para malaikat tentunya amin yang yang teratur ketika imamnya mengucapkan “waladdhaallin”, ia berhenti beberapa detik lalu mengucapkan “aamiin”. Disaat itu pengampunan Allah turun atas mereka. Demikian hadirin hadirat indahnya pengampunan Allah muncul pada kalimat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dan perbuatan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Hadirin saya tidak berpanjang lebar karena kita akan berdzikir bersama untuk berdoa kepada Allah Swt untuk seluruh wilayah muslimin muslimat. Hadirin beberapa hari yang lalu saya kembali dari Denpasar, Bali. Dakwah disana semakin makmur namun butuh doa dan munajat dari kita agar Allah Swt tidak memecah belah muslimin disana agar jiwa mereka bersatu dan mereka terus diberi kemudahan apa apa yang muncul daripada kejadian semacam berlakunya Undang Undang Pornografi dan semacamnya sempat memberatkan posisi muslimin di Bali. Akan tetapi ketabahan mereka, membuat permasalahan itu dapat diredam oleh saudara saudara kita.

Dan acara di malam itu diteruskan dengan ziarah ke makam Ratu Khadijah (seorang muslimah) yang sebagian menjelaskan sebagai wanita muslimah pertama yang mati syahid di Bali. Kenapa? karena ia adalah seorang putri Raja dari Kerajaan Badungan yang menikah dengan seorang pangeran dari Madura. Masuk islam tanpa sepengetahuan Ayahnya, Ayahnya adalah Raja. Maka ketika putri ini diketahui oleh Ayahnya telah berubah aqidah maka diperintahkan untuk diikuti dan dibunuh. Maka putri itu telah mengetahui bahwa ia akan dibunuh karena ketahuan melakukan shalat maka ia pun berkata “kalau seandainya kalian ingin membunuh aku silahkan tapi tolong jasadku jangan dibakar, kalau seandainya nanti aku meninggal setelah dibunuh lalu muncul wangi maka jangan dibakar tubuhku tolong dikubur saja”. Mereka tidak tahu cara orang mati itu dikubur dan di masa itu ya dibakar, tentunya belum mengetahui ajaran islam. Tolong jangan bakar tubuh saya nanti kalau saya wafat keluar wewangian. Demikian doanya Ratu Khadijah ini dibunuh sebab karena ia melakukan shalat dan setelah ia wafat seluruh wilayah pemecutan itu wangi dengan semerbak yang tidak diketahui asalnya maka tubuhnya tidak dibakar, tubuhnya dimakamkan. Dan muncullah pohon yang besar dalam semalam itu,. Pohon itu tumbuh dalam satu hari yang tumbuh di atas makamnya dan menutup makamnya agar tidak bisa diambil jasadnya. Demikian doa yang dimunculkan oleh Ratu Khadijah kepada Allah agar tubuhnya tidak dibakar, Allah muliakan ia sebagai wanita yang syahidah. Wanita yang mati syahid dibunuh karena melakukan shalat, Allah jadikan tubuhnya wangi bagi alam sekitar dan Allah jaga tubuhnya agar tidak dibakar.

kita kembali bermunajat kepada Allah Swt untuk kemaslahatan dakwah saudara saudari kita di Denpasar, Bali juga saudara saudari kita yang di Manokwari, Irian Barat dan juga kita berdoa untuk kemaslahatan muslimin di bumi Jakarta khususnya mulai masuk musim hujan kita berdoa kepada Allah semoga musim hujan ini dijauhkan dari musibah yang menimpa bumi Jakarta dan sekitarnya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram kami bertawassul dengan Keagungan Nama Mu Ya Allah, agar Kau jauhkan fitnah dan musibah bagi muslimin khususnya di bumi Jakarta, Ya Rahman Ya Rahim jauhkan fitnah dan musibah dari bumi Jakarta, kami telah melihat dahsyatnya musim hujan tahun lalu yang menenggelamkan sebagian bumi Jakarta. Ya Rabb jadikan tahun ini hujan pembawa berkah, Ya Rahman Ya Rahim kami yakin setiap bibir yang menyebut Nama Mu, Kau ringankan musibah bagi muslimin, disini ada ribuan bibir yang akan memanggil Nama Mu, Ya Rahman Ya Rahim angkatlah musibah bagi muslimin

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

www.majelisrasulullah.org
Read More

Senin, 27 Oktober 2008

DOWNLOAD KITAB ALAQIDATUL MUJMALAH

03.44.00 0
Inilah kitab AlAqidatul Mujmalah yang biasa dibaca dan dibagikan oleh Majelis Taklim diMasjid Al Barkah yang dipimpim oleh KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i bin Al Walid KH Abdullah Syafi'i, Kitab AlAqidatul Mujmalah dikarang oleh Quthbul Irsyad wal Bilad Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Kitab ini juga termasuk pembacaan Aqidah yang dikarang oleh Al 'Arif billah Al Habib 'Ali bin Abibakar Assakron. #NB KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i memperbolehkan difoto copy. *artikel tentang AlAqidatul Mujmalah bisa dibaca di sini. Kitab ini bisa diunduh di

al-‘Aqīdah al-Mujmalah by Agung Dwi Prasetyo

Read More

Senin, 20 Oktober 2008

Seorang Muslim Adalah Saudara Muslim Lainnya

22.38.00 0
قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ (صحيح البخاري 

Sabda Rasulullah saw :
“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, janganlah ia mendholimi saudaranya, dan jangan pula menyerahkannya pada musuh, dan selama ia memperhatikan kebutuhan saudaranya maka Allah swt memperhatikan kebutuhannya” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Alam Semesta, Maha Melimpahkan Anugerah kepada hamba hamba Nya dari zaman ke zaman, kebahagiaan dunia dan akhirat yang milik Allah, Rahmat dan Kesucian yang milik Allah, Surga yang kekal dan abadi yang milik Allah, Ditawarkan kepada hamba hamba Nya, disiapkan bagi mereka kemewahan yang kekal dan abadi, Ahluttaqwa, Orang orang yang mengikuti Sayyidina Muhammad Saw, orang orang yang akan bahagia dengan kebahagiaan yang kekal, para pengikut Muhammad Rasulullah saw. 


Orang orang yang melewati ketenangan hidup dengan kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat adalah orang orang yang mengikuti Nabiyyuna Muhammad saw, Semakin ia berbuat hal hal yang disukai Allah, semakin Allah akan berbuat hal hal yang ia sukai, Semakin ia melakukan hal hal yang disenangi Allah, Allah akan selalu membolak balikkan keadaan hidupnya pada hal hal yang ia senangi, Demikian hadirin hadirat timbal balik dan balasan dari yang Maha Indah membalas perbuatan hamba hamba Nya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin kau perindah hubunganmu dengan Allah, semakin Allah Swt memperbaiki keadaan kita, semakin Allah benahi hari hari kita dan semakin Allah melimpahkan keberkahan kepada kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin kita perduli kepada saudara kita, semakin Allah perduli kepada kita. Mana buktinya? sebagaimana hadits yang kita baca tadi “al muslim akhul muslim“ (seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya). Bagaimana perbuatan kita terhadap saudara kita? ketika ia susah kita juga ikut susah, jika saudara kita lapar kita turut juga walaupun kenyang tidak merasa enak makannya karena ada saudara kita, saudara kandung kita yakni akhul muslim, 

Berkata Rasul saw “muslim adalah saudara muslim lainnya”. Apa maksud kalimat ini? orang yang menjiwai dan mengamalkan kalimat ini maka ia menjadi penyebab kedamaian dan kesejahteraan di permukaan bumi. Ketika jiwanya menyatu dengan muslim lainnya,, menghormati mereka maka ia tidak akan mau melakukan hal hal yang merugikan saudara muslimnya. Diperjelas oleh Rasul saw “la yadlhlimuhu” (jangan berbuat dholim kepada saudaranya), Kita juga tidak akan tega kalau berbuat dholim kepada saudara kita sendiri, saudara kandung, Demikian Sang Nabi saw mengajarkan kepada kita berbuat kepada seluruh muslimin. “wa la yuslimuhu” (jangan pula membiarkan saudara muslimnya dicengkeram oleh musuh musuh). Dan semakin ia perduli kepada hajatnya, Allah tetap memperhatikan hajat, hajat orang itu. Semakin ia perduli kepada saudara muslimnya yang sedang sedih, yang sedang bermasalah, yang sedang susah. Semakin ia perduli dengan itu maka Allah pun semakin memperhatikan kebutuhannya. Semakin ia berbuat hal hal yang disukai saudaranya, Allah akan makin berbuat hal hal yang ia sukai.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt menyampaikan kepada kita tuntunan terindah Nabiyyuna Muhammad saw. Kita memahami bahwa hal yang paling banyak membahayakan dan menimpa saudara kita itu yang tadi dijelaskan oleh Ustadz Khairullah, bukan kemiskinan saja. Orang di zaman sekarang yang dipermasahkan kemiskinan terus dan kemiskinan, bagaimana mengangkat taraf hidup manusia. Banyak musibah, kemiskinan muncul dan Allah melihatnya sebagai kesalahan muslimin sendiri.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Beda dengan zaman Para Sahabat Ra, mereka tidak menginginkan kekayaan. Kalau mereka inginkan maka Allah limpahkan seluas luasnya. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah. Bagi mereka yang membutuhkan harta dan keluasan, Allah Swt akan berikan selama ia mendekat kepada Allah Swt, memperindah hubungannya dengan Allah Swt dan Allah Swt akan memberikan hal hal yang membuat ia senang. Selama hal itu bukan dosa dan maksiat. Jadi jangan sampai kita berfikir, semakin aku taat semakin susah hidupku. Kalau aku bertaubat nanti aku disejajarkan dengan Para Sahabat maka hidupku miskin. Tidak demikian hadirin hadirat, karena Rasul saw juga mendoakan Sahabat agar kaya raya.

Dijelaskan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw mendoakan Sayyidina Anas bin Malik Ra “wahai Allah perbanyaklah hartanya dan keturunannya dan limpahi keberkahan bagi harta dan keturunannya”. Tapi kenapa sebagian besar Para Sahabat yang dijelaskan Guru kita tadi adalah orang yang miskin, karena mereka menginginkan hal itu. Karena di zaman mereka sudah ada Baitul Maal yang menampung daripada para fuqara. Mereka menginginkan dekat kepada Allah Swt dan memperbanyak ibadah dan memperbanyak puasa dan tidak boleh disibukkan dengan harta.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Jadi jangan sampai kita beranggapan kalau seandainya saya banyak ibadah nanti Allah Swt justru menyempitkan rezki saya. Justru tidak demikian, hal itu adalah bisikan syaitan. Allah Swt akan semakin luaskan keadaan hamba Nya terkecuali hamba Nya sendiri yang tidak menginginkannya. Ada hamba yang tidak ingin tinggal di kota maunya tinggal di desa tapi tetap ia terpaksa. Semakin seseorang memperindah hubungannya dengan Allah Swt maka Allah Swt akan berbuat apa apa yang ia sukai. Ada Para Sahabat Ra tidak menginginkan harta. Allah Swt tidak berikan pada mereka keluasan karena Allah Swt berbuat apa yang mereka sukai. 

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt mengabulkan doa doa, Sayyidina Umar bin Khattab Ra ingin mati syahid dan ingin wafatnya di Madinah Al Munawwarah maka Allah Swt wafatkan sebagai syahid di Madinah Al Munawwarah. Ada Sahabat Ra lain yang tidak berdoa demikian, wafatnya jauh dari Madinah Al Munawwarah walaupun hati mereka bersama Rasul saw dan Para Sahabat lainnya. Demikian hadirin hadirat semakin kita memperindah hubungan kita dengan Allah Swt, Allah Swt akan membuat apa apa yang kita inginkan diberi oleh Allah Swt. Allah Swt akan berbuat apa yang kita sukai di dunia dan di akhirat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Al Muslim akhul muslim (seorang muslim adalah saudara muslimnya sendiri). Kita lihat Sang Pembicara Nabiyyuna Muhammad Saw, orang yang paling mencintai seluruh muslimin. Kecintaan yang melebihi seluruh cinta. Cinta ayah dan ibu kepada anaknya tidak berani membela pendosa di hadapan Allah Swt di yaumal qiyamah. Cinta Sayyidina Muhammad Saw kepada umatnya (Nabi saw) membela dan meminta pengampunan bagi para pendosa disaat ayah dan ibu mundur atau kalau perlu tidak mengakui orang itu adalah anaknya, ketika anaknya seorang pendosa.

Nabiyyuna Muhammad Saw orang yang paling mencintai kita, tapi cintanya (Nabi saw) tidak terlihat di dunia tetapi terlihat jelas di yaumal qiyamah. Sehingga kelak semua orang di padang mahsyar mengakui bahwa betul ternyata tidak ada yang lebih perduli dan cinta kepadaku melebihi Sayyidina Muhammad Saw walaupun di dalam kehidupan dunia tidak jumpa. Kita tidak jumpa dengan Sang Nabi saw tapi airmata rindu beliau (Nabi saw) telah sampai kepada kita.

Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, ketika Rasul saw mengeluarkan airmata “aku merindukan saudara saudaraku”, siapa mereka ya Rasulullah? Mereka yang hidup setelah aku wafat, mereka lebih senang duduk melihat aku (Nabi saw) daripada duduk di dalam pekerjaannya, di dalam keluarganya dan di dalam hartanya. 

Kelompok kelompok seperti ini adalah kelompok kelompok yang dirindukan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Karena kita disini tidak melihat Rasulullah Saw, kita sudah tinggalkan keluarga kita di rumah, meninggalkan pekerjaan dan duduk disini. Disini tidak ada Rasulullah. Bagaimana kalau ada Rasul saw? barangkali dari kemarin atau dari seminggu yang lalu sudah penuh masjid ini dari banyaknya orang yang ingin melihat wajah Nabiyyuna Muhammad Saw. Ini menunjukkan kecintaan akan Sang Nabi saw dan beliau (Nabi saw) merindukan kelompok kelompok, merindukan berjumpa dengan wajah wajah ini. Inilah cinta yang semulia mulia cinta, inilah yang paling hakiki dan tidak pernah terputus. Sebagaimana riwayat lainnya ketika seseorang mencintai lainnya, berbuat sedikit saja yang menyinggung hatinya, putus dan sirna cintanya berubah menjadi kebencian. 

Cinta Sang Nabi Saw sampai ke yaumal qiyamah. Adakah yang melebihi cintanya Sang Nabi saw kepada kita? Allah Allah Allah Swt yang menciptakan Nabiyyuna Muhammad saw dengan maksud untuk mencintai kita. Kenapa Sang Nabi saw mencintai kita sedemikian hebatnya? karena Allah Swt yang menciptakan demikian. Memang Allah Swt menghendaki engkau dicintai dan disayangi oleh Nabimu (Muhammad saw). Allah Swt yang memilih nama kita untuk muncul di umat ini dalam kelompok Sayyidina Muhammad Saw. Fulan bin fulan akan masuk ke dalam kelompok umat Ku yaitu Muhammad saw dan akan dicintai oleh Nabinya (Muhammad saw), cinta beliau (Nabi saw) kepada umatnya (Nabi saw). Maka berikut ujian yang tiada henti kepada Yang Maha Indah yang membuat kita dicintai dan selalu dalam naungan doa doa Muhammad Rasulullah saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw didatangi oleh beberapa Sahabat mengadu perbuatan salah seorang sahabat lainnya. Seorang sahabat itu berkata “aku kalau melihat istriku ada bersama laki laki lain maka akan kubunuh”. Para sahabat mengadu “ya Rasulullah sahabat itu sampai begitu marahnya”. Katanya kalau ada laki laki lain bersama istrinya akan ia bunuh dengan pedangnya. Rasul saw tersenyum seraya berkata “kalian memangnya kenapa? heran dengan cemburunya Sa’ad..?, Ra”. Kalian kenapa heran dengan cemburu dan cintanya. Rasul saw berkata “aku ini lebih pencemburu daripada Sa’ad ra”. Apa maksudnya? Rasul saw lebih mencintai umatnya daripada cinta Sa’ad kepada istrinya. Cintanya (Nabi saw) kepada umatnya (Muhamad saw) melebihi cintanya suami kepada istri atau cinta istri kepada suami atau cinta ibu kepada anaknya.

Diteruskan lagi oleh Rasul saw “dan Allah Swt lebih pencemburu daripada aku”. Allah Swt lebih mencintai kita daripada siapa – siapa yang lainnya. Rasul saw berkata “oleh sebab itu karena Allah pencemburu (cemburu itu kan datangnya dari cinta) maka Allah haramkan perbuatan buruk dan perbuatan jahat yang terlihat dan yang tidak terlihat”. Kenapa? karena ingin selalu dekat dengan hamba Nya. Tidak mau jauh dari hamba Nya, tidak mau hamba Nya terjerumus dan menjauh karena dosa. Oleh sebab itu Allah Swt haramkan perbuatan jahat dan perbuatan keji yang terlihat dan yang tidak terlihat. Karena apa?karena cinta Nya (Allah Swt).

Orang yang mencintai itu kan selalu ingin dekat, tidak ingin jauh dari yang ia cintai. Dilihat kekasihnya menjauh sedikit, tidak senang. Oleh sebab itu Allah Swt bukan mengatakan makruh perbuatan keji dan perbuatan dosa, tetapi haram. Kenapa? supaya hamba Nya ini tidak jauh dari Allah Swt, ingin selalu dekat dengan hamba Nya. Tidak ada yang lebih ingin dekat kepada kita selain Allah Swt. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Tidak ada yang lebih Pemaaf dari Allah Swt, tidak ada yang mengundang hamba Nya sampai 50 waktu setiap harinya melebihi Allah Swt. Cinta yang tidak bisa ternilai dan terbayangkan ingin jumpa 50X hamba Nya disuruh menghadap 50X sehari. Diberi keringanan sampai 5X tapi sama dengan 50X. Subhanallah!! Dari tidak inginnya Allah Swt jauh dari kita walaupun hamba Nya terjebak. Kalau seandainya yang ada keadilan bukan cinta, saat menjauh dihukum, berbuat dosa dihukum. Sekali berbuat maksiat dengan lidahnya, Allah Swt jadikan lidahnya terbakar misalnya namun tidak, ditawarkan Maaf Nya. Sudah menjauh namun dipanggil lagi kepada pintu Pengampunan Nya. Demikian cinta.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Yang dilanggar kalau berbuat dosa itu siapa? Kan Allah Swt yang disakiti perasaan Nya. Seseorang ketika cinta pada orang lain perasaannya disakiti makin ingin dekat atau makin ingin jauh. Kalau cintanya hanya sekedar cinta di mulut saja, makin orang yang dicintainya berbuat hal yang tidak disukai, ditinggal tidak mau lagi berteman. Hilang cintanya, berbeda dengan Allah semakin hamba Nya berbuat dosa semakin ditawarkan Maaf Nya. Masih ingin dekat dengan Ku wahai pendosa? Ku terima. Jalallahu Yang Maha Indah Menerangi hamba hamba Nya, beruntung jiwa yang merindukan Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Rasul saw bersabda “tiada pula yang lebih menyukai udzur melebihi Allah Swt”. Udzur itu alasan, minta maaf sudah berbuat salah. Siapa? orang orang yang lain tidak senang, kalau salah saja ya salah saja, sudah tidak usah banyak alasan. Allah Swt menyukai Maaf dan Memaafkan. Oleh sebab itu diutuslah Sang Pembawa kabar baik, kabar gembira dan Sang Pembawa Peringatan yaitu Nabiyyuna Muhammad Saw. Supaya apa? supaya hamba Nya kenal dengan ajaran yang mendekatkan kita kepada Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dalam kehadiran di majelis ini tentunya, saya teringat saudara saudara kita di Manokwari, Irian Jaya. Sebenarnya saya tidak ingin mengulas ucapan ini tapi banyak permintaan karena sebagian dari saudara kita ingin dengar dari website mengenai dakwah di Papua, Irian Jaya. Alhamdulillah keberangkatan saya sampai pada hari Rabu dini hari yang keberangkatannya dari Jakarta Selasa malam. 4 jam perjalanan dengan pesawat dan perbedaan waktu disana adalah 2 jam WIT (Waktu Indonesia Timur) dan disambut dengan sambutan yang sangat hangat di kota Manokwari oleh para pemuda kita lalu meneruskan perjalanan menuju Ransiki, 100 km dari kota Manokwari selama 3 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan yang selalu saya saksikan adalah hal yang sangat menyesakkan hati, selalu yang dilihat tidak pernah ada yang spanduk, iklan atau lainnya terkecuali baleho besar, spanduk besar ada di setiap tikungan jalan bertuliskan “Manokwari Kota Injil”. Padahal Manokwari belum diresmikan sebagai Kota Injil, cuma mereka saja mengada ada. Besar sekali balihonya, disetiap tikungan jalan ada pemandangan itu lagi.

Saya bertanya kepada yang bersama kita, penduduk setempat “ini muslimin disini berapa persen persentasenya?”. Ia mengatakan di propinsi Irian Barat ini sekitar 40% : 60% perbedaannya. 40% muslimin, Subhanallah!! Lalu dimana muslimin ini, saya belum melihat satu orang pun yang pakai peci maupun wanita yang memakai jilbab sepanjang jalan 100 km. Memang jalan disana sangat sepi, dalam 15 menit, 20 menit baru bertemu motor atau mobil lainnya. Sepi sekali, memang daerah yang paling jauh daripada Ibukota negaranya (Jakarta), paling jauh tentunya Papua. Sampai disana hadirin hadirat jiwa saya terus teriris, dimana wajah wajah muslimin, aku ingin lihat wajah umat Sayyidina Muhammad Saw. Saudaraku, saudara kita ingin lihat wajahnya. Sedari tadi baleho dan spanduk yang mencekik kita dengan ucapan “Manokwari Kota Injil”. 

Dimana muslimin? hampir beberapa kilometer lagi sampai di wilayah Ransiki, saya lihat beberapa pemuda di pinggir jalan membawa bendera, tidak terlihat pakai peci atau tidak karena pakai helm, bendera apa lagi. Ternyata setelah dekat bendera Majelis Rasulullah Saw. Saya kira saya mimpi, di wilayah Papua, Irian Jaya ada bendera Majelis Rasulullah Saw kapan sampai disini. Ternyata pemuda pemuda kita membuka helmnya dengan mengenakan peci putih, mereka di wilayah Ransiki. Santri santri yang sering hadir di majelis kita setiap malam selasa. 20 orang memang sedang pulang kampung kesana. Mereka menyambut kedatangan kita, tidak lama kemudian disusul dengan beberapa motor dengan bendera Majelis Rasulullah Saw dan bendera kalimat Tauhid diikuti mobil mobil lainnya dengan Rebana Thola’al Badru Alaina di tengah hutan. Kami terus berjalan arak arakan sampai di kota Ransiki dan demikian dahsyatnya sambutan muslimin di kota itu walaupun disitu ada juga yang bukan muslim.

Tapi sambutan muslimin sangat hangat, siapa mereka? Ayah ayah dan keluarga daripada santri santri kita yang dari Manokwari, Irian Jaya. Subhanallah!! Anak anak belasan tahun itu disana ternyata berdakwah sebagaimana doa kita setiap kali mereka maju untuk membaca Alqur’an semoga kembali membawa hidayah dan kemenangan. Demikian doa kita untuk mereka dan doa itu diijabah oleh Allah Swt. Sampai diantara Ayah mereka berkata “ini anak kami tidak boleh pulang lagi ke Jakarta”, kenapa tidak boleh? karena ia jadi imam di salah satu kampung disini. Saya berkata “biarkan orang lain yang jadi imam”, mereka berkata wilayah kampung itu baru masuk islam dan tidak ada yang bisa shalat. Mereka ingin shalat tidak ada yang mengajari shalat, mereka belum bisa shalat sendiri, belum tahu dhuhur berapa raka’at, ashar berapa raka’at, berapa banyak duduk, berdiri dan bersujud. Harus diimami, jadi kalau anak itu sakit tidak ada yang shalat di kampung ini, kalau ia pulang di kampung ini tidak ada lagi shalat. Subhanallah!!.

Di Jakarta kaki kita saling sikut, saling gesek antar majelis taklim. Disana orang mau shalat tidak ada yang mengajari. Satu kampung mau shalat tidak ada yang mengajari. Ada yang sudah belasan tahun mengenal islam dan pernah dengar tentang shalat tapi tidak ada yang mengajarinya. Kenapa? tidak ada ulama disana, sangat sedikit. Tentunya kita tahu Irian Jaya pulau terbesar dari seluruh Indonesia bahwa pulaunya paling besar adalah Irian Jaya. Ulama disana sangat sedikit dan jarak tempuhnya sulit dijangkau kendaraan disana karena kondisi jalannya sangat buruk. Satu musholla saya kunjungi, mereka berkata “ini musholla radius puluhan kilometer cuma hanya ada satu mushollah ini. Jangankan masjid, musholla itu hanya satu saja. 

Jadi kalau kita mau ke musholla harus jalan berjam jam untuk sampai ke musholla itu. Itu hanya satu musholla saja, di sekian belas kampung di sekitarnya. Demikian keadaan muslim disana hadirin hadirat dan saya hadir di mushollah itu mendoakan mereka. Menjaga musholla itu lebih daripada menjaga rumah mereka.

Perjalanan diteruskan ke Bintuni, 200 km dari Ransiki atau 300 km dari Manokwari. 12 jam perjalanan, karena kondisi jalan yang sangat buruk tidak bisa dilewati kecuali mobil mobil tinggi, jeep dan lainnya. Sampai disana sambutan yang sangat mengesankan. Ketika saya keluar mereka sudah menyambut dengan ratusan muslimin muslimat diluar memegang bendera bendera menyambut kita dan saat saya kelaur mereka menangis, ada yang bertakbir, ada yang menjerit. Kenapa ini? mereka berkata “kami sejak dulu hanya mendengar dari datuk datuk kami tentang Para ulama, Para Habaib dan kami belum pernah kedatangan satu pun Habib di kota Bintuni. Ratusan tahun kami cuma dengar dari kakek kakek kami saja. Bahkan ada seorang ibu tua melihat pakaian ini, ia menangis dan berkata “dulu saya lihat kakek saya berpakaian seperti ini, sejak itu tidak ada lagi yang berpakaian seperti ini”, sudah lama ratusan tahun yang silam.

Bintuni dimasuki islam abad ke 16 Masehi. Demikian dahsyatnya cinta dan rindu mereka kepad para ulama dan demikian sangat menyedihkan keadaan mereka saudara saudara kita. Diantara keluh kesah mereka yang demikian polos mereka berkata “kami ini Propinsi Papua tidak mau ikut Republik Indonesia terkecuali karena kami tahu Republik Indonesia itu muslim”. Kami tidak mau bersama Portugis, kami ingin bersama Republik Indonesia karena muslim. Tapi setelah kami jadi saudara sebangsa mereka, kami yang paling dikucilkan. Demikian penyampaian mereka. Mereka berkata dari mana kami harus belajar islam, tidak ada yang mengajari kami. Kami belajar agama islam hanya dari televisi dan itu cuma satu satunya yang membuat kami mengenal islam. Padahal tidak semua dari kami yang wilayahnya ada listrik. Listrik saja sulit disana apalagi televisi. Radio tidak ada sinyal pun sangat sulit. 

Sampai mereka berkata kami dengar dari saudara saudara kami yang punya televisi bahwa orang orang di Jakarta mengirimkan hartanya untuk Palestina, untuk Bosnia. Kenapa mereka kirim ke tempat yang jauh, kami saudara sebangsa tidak mampu membangun mushola dan tidak bisa melakukan shalat karena tidak ada yang mengajarinya. Demikian sanggahan sanggahan dan keluhan mereka. Saudara saudara kita di wilayah Irian Barat. Setelah saya meninggalkan Bintuni dan tentunya kita mengambil beberapa santri untuk kembali lagi kesini. Sudah dari Ransiki dan 10 santri yang kita ambil dari Bintuni lagi.

Ditengah perjalanan di malam hari, saya meriang karena sedih juga mengingat keadaan yang sedemikian menyedihkan dan sangat mengharukan. Ketika saya tertidur saya bermimpi berjumpa dengan seorang pemuda seusia saya. Pemuda dengan pakaian putih putih dan ia berkata “saya berdakwah disini, lewat ditempat ini, dan saya dikejar kejar disini dan saya dibunuh disini”. Ketika saya bangun, saya melihat ternyata tempat yang dimimpikan itu adalah rimba belantara, ia berkata “saya mati dibunuh disini”. Kuburnya tidak dikenali orang, Subhanallah!! Inilah perjuangan para Da’i terdahulu.

Abad ke 16 M, bagaimana keadaan Irian, bagaimana sulitnya menembus tempat itu demi menyampaikan cita cita dan tugas Nabiyyuna Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Hampir saya berfikir, saya akan meninggalkan Jakarta dan terus berdomisili di Irian Barat karena tidak tahan melihat yang disini Jakarta sudah banyak Da’i sedangkan disana belum. Tapi setelah saya fikir fikir tentunya lebih baik kita mengambil santri santri itu dan mendidiknya disini dan kembali kesana dan dididik lagi lalu kembalilagi kesana hal itu lebih baik.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan tentunya setelah saya meninggalkan Papua, Irian Barat saya bermunajat dan tentunya kita juga bermunajat bahwa sekarang kita melihat pamflet pamflet, spanduk spanduk Papua atau Manokwari Kota Injil kita bermunajat akan dating waktunya Irian Barat menjadi kota Sayyidina Muhammad Saw, Irian Barat sebagai wilayah Nabiyyuna Muhammad Saw. Kita makmurkan wilayah Jakarta bukan berarti kita memikirkan Irian Barat saja, Jakarta juga perlu dibenahi, saudara kita yang masih narkoba, saudara kita yang masih mabuk, saudara dan teman yang masih tidak mau shalat dan semua adalah lading jihad kita ntuk menuntun mereka pada kemuliaan, kembalikan mereka kepada hidayah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt melimpahkan kemakmuran bagi muslimin muslimat di wilayah Jakarta, di wilayah Irian Barat dan diseluruh wilayah muslimin. Ya Rahman Ya Rahim kami berdoa untuk saudara saudara kami di Papua, Irian Barat dukung mereka Rabbiy Rabbiy tolong perjuangan mereka, tolong beri apa apa yang mereka inginkan, limpahkan keluasan bagi mereka, semoga Allah Swt limpahkan hidayah bagi mereka yang menyembah selain Mu.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Djaljalali wal ikram jadikan wilayah itu wilayah Sayyidina Nabi Muhammad Saw, bangkitkan kekuatan muslimin muslimat. Ya Rahman Ya Rahim datangkanlah terus santri santri dari putra putri mereka ke Jakarta dan yang akan kembali ke wilayah mereka membawa hidayah, membawa syari’ah, membawa islam, membawa dakwah. Mengenalkan shalat, mengenalkan tarawih, mengenalkan takbir, mengenalkan puasa ramadhan, 

Faquuluuu (ucapkanlah) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Ditulis Oleh: Administrator  www.majelisrasulullah.org
Saturday, 18 October 2008 
Seorang Muslim Adalah Saudara Muslim Lainnya
Senin, 13 Oktober 2008 

Read More

Rabu, 15 Oktober 2008

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid (Tanggul-Jember)

19.30.00 0
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid (Tanggul-Jember)
 

  Setiap tahunnya pada tanggal 10 Syawal , manusia tumpah ruah di sepanjang jalan menuju Masjid Riyadus Shalihin, Tanggul, Jember. Mereka berdatangan dari berbagai penjuru tanah air serta ada pula yang datang dari luar negeri untuk memperingati haul Al Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid, yang lebih akrab dengan sebutan Al Habib Sholeh Tanggul.
  Beliau lahir di Korbah Ba Karman, Wadi ‘Amd, sebuah desa di Hadramaut, pada tahun 1313 H. ayah beliau, Al Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid terkenal dengan sebutan Al-Bakry Al-Hamid, seorang yang sholeh dan ulama yang sangat dicintai dan dihormati masyarakat manapun beliau berada. Ibundanya adalah seorang wanita Sholehah bernama ‘Aisyah, dari keluarga Al-Abud Ba Umar dari Masyaikh Al-‘Amudi. Beliau mulai mempelajari Al-Qur’an dari seorang guru yang bernama Asy-Syeikh Said Ba Mudhij, di Wadi ‘Amd, yang dikenal sebagai seorang yang sholeh yang tiada henti-hentinya berdzikir kepada Allah. Sedangkan ilmu fiqih dan tasawuf beliau pelajari dari ayah beliau sendiri Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid.
  Pada usia 26 tahun, bertepatan pada keenam tahun 1921 M, Al-Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut dan hijrah menuju Indonesia, beliau ditemani oleh Syeikh Fadli Sholeh Salim bin Ahmad Al-Asykariy. Sesampainya di Indonesia beliau singgah beberapa hari di Jakarta. Mendengar kedatangan Al-Habib Sholeh, sepupu beliau Al-Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid, meminta Al-Habib Sholeh untuk singgah di kediamannya di kota Lumajang. Lalu Al-Habib Sholeh pun tinggal sementara di Lumajang. Setelah menetap beberapa waktu, kemudian beliau pindah ke Tanggul, Jember. Dan akhirnya beliau menetap di tanggul, hingga akhir hayat beliau.
  Suatu ketika, datanglah ilham rabbaniyah kepada beliau untuk melakukan uzlah. Untuk mengasingkan diri dari gemerlap duniawi dan godaannya, menghadap dan bertawajjuh kepada kebesaran sang pencipta. Dalam khalwatnya, beliau senantiasa mengisi waktu-waktunya dengan membaca Al-Qur’an, bershalawat dan berdzikir mengagungkan asma Allah. Dan hal itu berlangsung selama lebih dari 3 tahun. Hingga pada suatu saat dalam khalwatnya, beliau didatangi oleh guru beliau, Al-Imam Al-Qutub Al-Habib abubakar bin Muhammad Assegaf, dalam cahaya yang bersinar terang. Selanjutnya Al-Habib Abubakar mengajak beliau keluar dari khalwatnya, lalu memerintahkan Al-Habib Sholeh untuk datang ke kediamannya di kota Gresik. Sesampainya di rumah Al-Habib Abubakar, Al-Habib Sholeh diminta untuk mandi di jabiyah (kolam mandi khusus di kediaman Al-Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, Gresik). Kemudian Al-Habib Abubakar memberinya mandat dan ijazah dengan memakai jubah, imamah dan sorban.
  Al-Habib Sholeh berdakwah kepada masyarakat sekitar dengan tak kenal lelah, beliau mengajak umat untuk selalu shalat berjama’ah dan tidak meninggalkannya. Antara magrib dan Isya beliau isi dengan membaca Al-Qur’an dan wirid-wirid. Selepas shalat ashar, beliau membaca kitab Nashaih Dinniyah, karya Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang beliau uraikan dengan bahasa Madura sebagai bahasa masyarakat setempat. Tujuannya agar masyarakat faham dengan apa yang beliau disampaikan. Berbagai aktivitas dakwahnya, antara lain beliau lakukan dengan mengadakan berbagai pengajian. Beliau dikenal karena akhlaknya yang begitu mulia, beliau tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan beliau berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai beliau tidak pernah menolak permintaan orang. Seolah apa pun yang beliau miliki ingin beliau berikan kepada setiap orang yang membutuhkan. Beliau selalau melapangkan hati orang-orang yang sedang dalam kesusahan dan menyelesaikan masalah-masalah bagi orang yang mempunyai masalah. Keihklasan hati, akhlak serta keluhuran budi pekertinya membuat beliau sangat dicintai dan dihormati oleh masyarakat. Semua orang yang berada di dekatnya akan merasa nyaman. Bahkan setiap orang yang mengenal beliau akan merasa bahwa dialah orang yang akrab dengan sang habib ini. Ini karena perhatian beliau yang begitu besar terhadap semua orang yang ditemuinya. Beliau seorang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap faqir miskin, para janda dan anak yatim.
  Rumah beliau tidak pernah sepi dari para tetamu yang datang, beliau sering mendapat kunjungan dari berbagai tokoh ulama, bahkan para pejabat tinggi Negara sekalipun. Mereka datang untuk bersilahturahmi sampai membahas berbagai permasalahan kehidupan. Al-Habib Sholeh melayani para tetamunya dengan penuh suka cita, siapa pun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin. Beliau menimba sendiri air sumur untuk keperluan mandi dan wudhu para tamunya. Al-habib Sholeh begitu hormat kapada tamunya, bahkan sebelum tamunya menikmati hidangan yang telah disediakan, beliau tak akan menyentuh hidangan itu. Beliau baru makan setelah hidangan itu disantap oleh para tamunya. Sebagaimana Sabda Rasul : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya”. Beliau selalu menasehatkan kepada para tamunya akan tiga hal, pertama, pentingnya menjalankan halat 5 waktu dan ancaman bagi siapa yang meninggalkannya,kedua, besarnya kedudukan orangtua dan kewajiban berbakti kepada keduanya, serta ancaman bagi siapa yang mendurhakainya, ketiga, pentingnya menjaga hubungan silahturahmi, beliau menegaskan bahwa orang yang menjaga hubungan silahturahmi dengan baik, maka Allah akan memanjangkan usianya, mempermudah urusannya dan memperbanyak rizqinya.
  Al-Habib Sholeh dikenal do’anya selalu dikabulkan. Pernah pada suatu ketika saat beliau berkunjung ke Jakarta, kala itu beliau sedang berjalan bersama Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, kwitang, saat melintasi sebuah lapangan beliau melihat banyak sekali orang berkumpul untuk melakukan shalat istisqa (shalat sunnah untuk memohon kepada Allah,agar diturunkan hujan), lantaran pada saat itu Jakarta sedang dilanda kemarau panjang . Lalu Al-Habib Sholeh berkata kepada salah seorang mereka,”serahkan saja kepada ku, biarkanlah aku yang akan memohonkan kepada Allah agar diturunkan hujan bagi kalian”. tak lama kemudian setelah Al-Habib Sholeh menengadahkan tangan kelangit, seraya membaca do’a memohon kepada Allah meminta hujan, maka tidak berselang lama, hujan pun turun begitu derasnya. Banyak yang meyakini, bahwa beliau merupakan seorang wali yang dekat Nabi Khidir as, Al-Habib Sholeh tercatat sebagai peletak batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam di Surabaya. Bahkan beliau juga diangkat sebagai kepala penasihat di rumah sakit tersebut. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua takmir Masjid Jami’ di kota Jember. Konon pembangunan masjid jami’ tersebut dapat diselesaikan dalam waktu singkat berkat do’a dan keikutsertaan beliau dalam peletakan batu pertama.
  Pada suatu ketika seorang pecinta beliau bernama haji Abdurrasyid mewakafkan tanahnya. Selanjutnya di atas tanah wakaf ini dibangun sebuah masjid yang di beri nama Riyadhus Shalihin. Di masjid inilah yang menjadi pusat semua kegiatan dakwah beliau lakukan. Dan sepeninggal Al-Habib Sholeh kegiatan tersebut tetap dilanjutkan oleh keturunan beliau sampai saat ini.
  Menjelang kewafatannya beliau sering mengatakan kepada keluarganya,” saya minta maaf, sebentar lagi saya akan pergi jauh. Yang rukun semuanya ya, kalau saya pergi jangan sampai ada permusuhan diantara kalian”. Waliyullah yang selalu do’anya dikabul itu wafat pada hari ahad 9 Syawal 1396 H, bertepatan dengan tahun 1976 M dalam usia 83 tahun. Beliau meninggalkan 6 putra-putri, yaitu : Habib Abdullah , Habib Muhammad , Syarifah Nur, Syarifah Fatimah, Habib Ali, Syarifah Khadijah. Ribuan manusia berbondong-bondong bertakziyah di kediaman beliau untuk memberikan penghormatan terakhir, jalan, lorong dan gang disekitar kediaman beliau penuh sesak oleh manusia yang datang. Shalat jenazah pun dilakukan secara bergiliran sebanyak tiga kali, karena tempat yang tersedia tidak mampu membendung luapan manusia yang datang. Jasad beliau dimakamkan disamping Masjid Riyadhus Shalihin, Tanggul, Jember, Jawa Timur.
  Dalam surat takziyahnya seorang auliya panutan bani alawi saat ini, yang juga merupakan sahabat Al-Habib Sholeh Tanggul, Al-Imam Al-Habib Abdul Qadir bib Ahmad Assegaf (Jeddah-Saudi Arabia)” Al-Habib Sholeh telah meninggalkan kita, disaaat kita membutuhkan do’a, bimbingan dan perhatiannya, namun Allah telah berkehendak lain, Allah telah memilihkan beliau kenikmatan abadi di sisi-Nya bersama penghulu seluruh umat manusia, Rasulullah SAW”.  
  
http://nurulmusthofa.org/new/index.php?option=com_content&task=view&id=50&Itemid=4

Read More

Kamis, 25 September 2008

Lailatul Qadr Di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

23.05.00 0
Kontributor: Munzir Almusawa  
Thursday, 25 September 2008 
Lailatul Qadr Di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan 
Senin, 22 September 2008 

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (صحيح البخاري 

Sabda Rasulullah saw :
“Tunggulah dan temuilah Lailatul Qadr pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir dibulan ramadhan” (Shahih Bukhari)


عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ أُنَاسًا أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ وَأَنَّ أُنَاسًا أُرُوا أَنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَمِسُوهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ 

Dari Ibn Umar ra : sungguh seseorang diperlihatkan malam lailatulqadr adalah pada tujuh malam terakhir, dan orang lain diperlihatkan malam lailatulqadr pada sepuluh malam terakhir, maka bersabda Rasulullah saw : "Temuilah ia (malam lailatul qadar) pada tujuh malam terakhir" (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Limpahan puji kehadirat Allah SWT Yang Maha Menyatukan kita di malam yang agung, sebagaimana sabda beliau saw yang telah kita dengar : "Temuilah dan jumpailah kemuliaan malam lailatulqadr di malam malam ganjil di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan". Demikian sabda Sang Nabi saw yang diberikan kepadanya kemuliaan ramadhan, kemuliaan Al-qur’an, kemuliaan lailatulqadr dan diwariskan kepada umat beliau…, Sayyidina Muhammad Saw.

(beliau saw adalah) Manusia yang paling terang-benderang dengan cahaya Ramadhan, manusia yang paling berhasil melewati keagungan Ramadhan, lambang kemuliaan Al-qur’an, panutan tunggal untuk semua mereka yang berqudwah (beracuan) kepada Al-qur’an. Wajah yang terang-benderang mengajarkan keluhuran sepanjang waktu dan zaman tiada Allah munculkan bimbingan-bimbingan beliau yang ucapannya, budi pekertinya, gerak-geriknya merupakan gelombang rahmatnya Allah untuk umat beliau sepanjang masa dan generasi. 

Sayyidina Muhammad Saw seraya bersabda “temuilah dan kunjungilah kemuliaan malam lailatulqadr di malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan”. 10 malam hari terakhir adalah pendapat yang paling tsigah (kuat) tentang datangnya kemuliaan lailatulqadr. Ada apa di lailatulqadr? Ialah khairun min alfi syahr, yang beribadah di malam itu, Allah kalikan ibadahnya lebih daripada 1000 bulan. 1000 bulan kalau dihitung kira kira 82 – 83 tahun. Yang beribadah di malam itu, Allah lipatgandakan ibadahnya selama 1000 bulan. Kalau ia sujud di malam itu melakukan shalat tarawih 20 rakaat maka ia dihitung melakukan tarawih tiap malam selama 1000 bulan. Mereka yang bertaubat di malam itu maka Allah hitung pahalanya bertaubat tiap malam selama 1000 bulan. Demikian agungnya malam lailatulqadr.

tentunya ikhtilaf sudah sering saya sebutkan ada yang bilang di malam nishfu sya’ban, ada yang bilang di malam 1 ramadhan, akan tetapi pendapat jumhur (terbanyak) yang terkuat ialah di 10 malam terakhir di bulan ramadhan. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sayyidina Abdullah bin Umar ra meriwayatkan juga di dalam Shahih Bukhari bahwa para sahabat bermimpi, menunjukkan mimpi dijadikan hujjah oleh Rasulullah saw. Bermimpi lalatulqadr itu di 10 malam terakhir , lantas sahabat lain ada juga yang mimpi lailatulqadr itu di 7 malam terakhir. Maka Rasul saw meneruskan sabdanya “kalau begitu temuilah ramadhan itu di 7 malam yang terakhir”. 7 malam terakhir mulai malam ini, malam 23 ramadhan. Malam ini sudah masuk 7 malam terakhir bulan ramadhan. Oleh sebab itu kemungkinan kalau kita gabungkan sedemikian banyak riwayat bahwa lalatulqadr munculnya di malam ganjil dan ia hanya tinggal 5 malam karena malam ganjil, 10 malam terakhir dan dari 10 malam terakhir tinggal 5 malam saja. Kalau 7 malam terakhir sudah tinggal 3 malam, malam 23, malam 25, malam 27 dan malam 29 kalau belum takbir. Bisa 4 malam dengan malam ini, masih ada malam 25, malam 27, malam 29. Malam ini berpadunya 2 riwayat yaitu riwayat 10 malam terakhir di malam ganjil termasuk malam ini juga dan 7 malam terakhir di malam ganjil termasuk malam ini juga. Yang 3 malam terakhir lainnya di bulan ini dan setelah itu selesailah kesempatan kita mendapatkan malam lailatulqadr.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini menunjukkan bahwa beliau mengumpulkan sedemikian banyak riwayat dan memunculkan fatwa, maksud dari 2 hadits ini bukan bertentangan. Riwayat yang pertama bilang 10 malam terakhir dan yang lainnya bilang 7 malam terakhir tapi Rasul saw memilih yang lebih ringan bagi umatnya yaitu 7 malam terakhir. Subhanallah!! (padahal) 10 malam terakhir beliau sudah berjihad untuk ber i’tikaf meninggalkan segala galanya, masuk ke masjid I’tikaf 10 hari yang terakhir. Tapi untuk umatnya beliau saw berikan 7 malam yang terakhir menunjukkan lailatulqadr itu diposisikan di 7 malam terakhir oleh Sayyidina Muhammad Saw. 

Oleh sebab itu Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani memunculkan banyak riwayat dari hadits hadits yang tsigah tentang ciri ciri malam lailatulqadr. Malam itu tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, hawa di malam itu tidak panas dan tidak dingin dan hawanya berbeda. Hawanya aneh dan mencekam, hawanya berbeda dari malam malam yang lain dan di malam itu ditutupi dengan kabut namun bukan berkabut tapi bintang bintang di langit tidak terlihat. Karena apa? karena banyaknya para malaikat yang diturunkan oleh Allah Swt. Allah Swt menurunkan para malaikat dan JIbril as di malam lailatulqadr. Di dalam Fathul Bari dijelaskan bahwa malam itu jumlah malaikat yang turun lebih banyak dari jumlah batu di muka bumi, menunjukkan banyaknya para malaikat yang turun di malam lailatulqadr. Allah menurunkannya untuk apa? untuk membagikan rahmat dan mendoakan umat Nabi Muhammad saw dan menyaksikan mereka yang beribadah di malam lailatulqadr. 

Beruntung orang yang bertaubat di malam lailatulqadr, yang dapat pahala taubat sebanyak setiap malam selama 1000 bulan. 83 tahun taubat setiap malam, kalau ia melakukan taubatnya di malam lailatulqadr. 

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Rahasia kemuliaan ramadhan hanya tinggal 7 malam hari lagi dan setelah itu ramadhan meninggalkan kita. Maka kita bermusabaqah, berlomba lomba menuju malam terakhir untuk berkonsentrasi pada anugerah Illahi. Jangan sampai tertipu dengan tipuan tipuan syaitan yang justru menggoda untuk memakmurkan Idul Fitri yang hal itu sunnah tapi membuat kita lupa pada kemuliaan 10 malam terakhir. Repot dengan memakmurkan Idul Fitri tapi meninggalkan kemuliaan 10 malam terakhir dan berhati hatilah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Juga malam malam mulia ini, mukminin mukminat masih gembira dengan kejadian Fatah Makkah. Kejadian yang sangat agung, dimana kemenangan itu terjadi untuk kemenangan muslimin hingga akhir zaman. Makkah Al Mukarramah tidak akan pernah dikuasai oleh kuffar hingga hari kebangkitan bahkan tidak bisa diinjak dan dimasuki oleh dajjal sampai terbitnya matahari dari Barat. Kemenangan agung itu terjadi pada tanggal 20 ramadhan. Diawali dengan kejadian hudaibiyah tahun 6 H. Perjanjian hudaibiyah terjadi pada tahun 6 H yang terjadi padanya bai’at hudaibiyah yang lebih mahsyur dengan sebutan “Bai’aturridhwan”. Disaat itu Rasul saw di medan hudaibiyah sudah melihat kota Makkah, dekat sekali dengan Makkah dan dalam Sirah Ibnu Hisyam dikatakan sudah masuk wilayah Al Haram tapi belum masuk di kota Makkah yang ada saat itu. Mereka sudah melihat Makkah tapi ditahan untuk masuk ke Makkah oleh pasukan quraisy. Maka diadakan perjanjian hudaibiyah dengan orang orang kuffar quraisy. Perjanjian yang sangat berat sebelah dan menyakiti hati muslimin. 

Ketika datang salah seorang utusan quraisy untuk mengadakan perjanjian dengan Sang Nabi saw maka Rasul saw sepakat. Perjanjian apa? perjanjian damai untuk tidak saling menyerang antara quraisy dan muslimin. Rasul saw setuju dan beliau adalah orang yang paling suka berdamai. Maka ketika Rasul saw mengeluh Yaa Wayha Qureisy…, kenapa dengan quraisy ini?, qad akalat humul harb, terus saja maunya peperangan, maunya kekerasan, Hancur sendiri dengan keinginan mereka untuk selalu berbuat peperangan, madza alayhim law khalla bayni wa bayna saa'iril arab..?? apa yang membuat mereka rugi kalau membiarkan kedamaian, Biarkan aku untuk meluaskan kedamaian di seluruh Jazirah Arab". Demikian ucapan Sang Nabi saw. 

Akhirnya datang salah seorang utusan quraisy untuk menyetujui perdamaian, tapi perdamaian yang tidak seimbang. Rasul saw berkata “Tulis perjanjian wahai Ali" Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw menulis dengan perintah Rasul saw : “Bismillahirrohmaanirrahim”. Orang quraisy bertanya “apa itu Arrahman Arrahim? kami tidak kenal?”. Rasul saw berkata “baiklah, hapus…, tulis Bismika Allahumma, jangan Arrhman Arrhim”. Sayyidina Ali kw terdiam maka Rasul saw berkata “ hapus, (arrahman arrahim) ikuti apa yang mereka mau”. Lantas Rasul saw meneruskan lagi “dari Muhammad Utusan Allah”. Orang quraisy bertanya “apa itu Rasulullah? Kami tidak akui itu, hapus!”. Sayyidina Ali kw gemetar seraya berkata “aku tidak mampu menghapus kalimat Rasulullah”. Akhirnya Rasul saw yang menghapus dengan tangannya maka disaat itulah para sahabat mulai sedih. 

Perjanjiannya apa? tidak boleh saling menyerang. Kalau orang orang quraisy datang (mereka yang masih kecil atau wanita yg masih berada di dalam kekuasaan walinya) datang mengikuti Sang Nabi saw maka harus dikembalikan kepada quraisy. Maksudnya yang masih kecil dan wanita terkecuali diijinkan oleh walinya. Kalau walinya mengijinkan masuk islam maka boleh masuk islam, kalau tidak maka harus dikembalikan ke Makkah. Tapi kalau orang muslim walaupun anak kecil atau wanita balik ke Makkah ikut quraisy, tidak boleh dilarang. Setuju kata Rasul saw. Orang orang muslim kecewa. Berkata Sayyidina Umar bin Khattab ra kepada Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq ra “Ya Abu Bakar bukankah beliau itu utusan Allah yang mulia”, “betul” kata Sayyidina Abu Bakar ra. “Bukankah kita ini muslimin?”, “betul” kata Sayyidina Abu Bakar ra. Dijawab lagi oleh Sayyidina Umar ra “bukankah mereka itu musyrik?”, Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq berkata “betul, kita beriman kepada Allah dan Rasul Nya”. Sayyidina Umar berkata “betul, mari kita menghadap Rasul saw”. Bertanya kepada Rasul saw “Ya Rasulullah bukankah engkau ini utusan Allah?”, Rasul saw menjawab dengan senyumnya “betul”. “Bukankah kami ini muslimin?”, “betul” jawab Rasul saw. “Lalu mereka itu kan orang orang musyrik” maka Rasul saw berkata “betul”.

Allah turunkan ayat ketika Rasul saw dalam keadaan risau harus menerima perintah Allah swt untuk bersabar tidak menyerang mereka. Padahal kejadian ini di tahun 6 H sudah terjadi kemenangan badr al kubra, sudah terjadi kemenangan khaibar. Kenapa Rasulullah saw masih tidak menginginkan mencekal saja Makkah Al Mukarramah yang sudah di ujung mata?. Ternyata disitu ada 1500 muslimin siap untuk menguasai Makkah tapi ternyata tidak diijinkan quraisy dan perintah Allah untuk kembali ke Madinah. Janji damai dengan muslimin. Maka disaat itu mereka mengadakan bai’at disebut bai’atul ridhwan. Mereka bersabar. Allah swt berfirman “Allah sudah ridho kepada orang – orang mukmimin” (QS.Al Fath 18). Siapa mereka? mereka yang bersumpah setia padamu dibawah pohon di medan hudaibiyah untuk setia kepadamu. Allah Maha Tahu apa yang ada di hati mereka. Apa yang ada dihati mereka? Perang.. Kami muslimin, kami punya kekuatan, kami siap, kenapa kita harus ikut dengan perjanjian yang berat sebelah dengan orang - orang musyrik. Tapi Allah swt turunkan ketenangan untuk jiwa mereka ,dan mereka pun kembali tenang karena mereka taat kepada Nabinya, Allah berikan kemenangan dalam waktu dekat. 

Juga Allah Swt berfirman pada kejadian itu “kalian nanti akan masuk menguasai Masjidil Haram dalam keadaan damai dengan ijin Allah dan Allah tambahkan lagi sungguh mereka yang sumpah setia denganmu, mereka telah berbai’at kepada Allah. Tangan Allah diatas tangan mereka”.( QS Al Fath 10) Tentunya yang dimaksud bukan tangan seperti tangan kita, namun tangan disitu maksudnya pertolongan dan perlindungan Allah berada diatas mereka (orang orang yang sumpah setia kepada Sayyidina Muhammad saw). 

Ayat ini pernah dibaca oleh Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh di majelis ini beberapa tahun yang silam. Beliau menyebutkan ayat ini dan beliau menyampaikan syarahnya bahwa sampai malam ini Sang Nabi saw masih menanti sumpah setia dari umatnya (saw) yang mau bersumpah setia kepada beliau saw. Beliau mengatakan tangan beliau saw, tentunya yang jasadnya sudah wafat 14 abad yang silam tapi ruh beliau tetap menanti jiwa jiwa yang setia dan mau membela dakwah beliau saw. Semoga aku dan kalian diantara mereka.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan setelah kejadian itu, 2 tahun kemudian Fattah Makkah. Muslimin mulimat 10.000 jumlahnya memasuki Makkah tidak ada satupun kuffar quraisy yang berani angkat senjata. Mereka menguasai Makkah Al Mukarramah dengan kedamaian dan dengan segala ketundukkan dan pasrahnya quraisy. Tidak bisa berbuat apa apa quraisy, 10.000 muslimin. Dan disaat itu Rasul saw berkata “yang masuk ke rumah Abu Sofyan aman, yang masuk ke rumah fulan musuh orang orang kuffar quraisy aman, masuk ke tempat tokoh tokoh quraisy aman, yang masuk ke Masjidil Haram aman”. Subhanallah!!.

Ayah dari Abu Bakar Ashshidiq ra, Abu Quhafa tidak mau masuk islam. Rasul saw berkata “biarkan aku datang kepadanya”. Abu Bakar ra berkata “tidak pantas ya Rasulullah kau datangi dia, dialah yg akan ku bawa kesini”. Maka Rasul saw berkata “biar aku datang kepada ayahmu”. Datanglah Rasul saw kepada musyrik yang bernama Abu Quhafah ini, dan ketika didatangi ia mendapat hidayah dengan meilhat wajah Rasulullah saw yang kemudian mengucapkan syahadat. Demikian indahnya budi pekerti Nabiyyuna Muhammad saw.

Hadirin hadirat kemenangan Fattah Makkah masih bergema hingga malam ini, hingga kita semua masih menjadikan Makkah sebagai Kiblat dan Masjidil Haram dipenuhi dengan muslimin muslimat. Tiada berhenti tawafnya, ruku’ sujudnya. Demikian berkat kemenangan orang orang yang taat kepada Sang Nabi saw. Sang pembawa kedamaian dunia dan akhirat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Malam malam terakhir di bulan ramadhan ini tentunya kita isi dengan renungan dzikir dan ibadah untuk mengingat kembali keagungan dankasih sayang Ilahi kepada kita. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika salah seorang pemuda mengadu kepada Rasul saw karena ia telah berbuat dosa dengan salah seorang wanita. Ia berkata “aku berbuat segalanya selain zina ya Rasulullah, silahkan hukum aku”. Rasul saw berkata “Kenapa?”, ia pun menjawab “mau taubat, mau menebus dosa”. Lihat bagaimana akhlak Sang Nabi saw kepada para pendosa. Aku telah berbuat segalanya selain zina, silahkan ya Rasulullah hukum aku. Mau dicambuk, mau dirajam, mau dipenggal, aku ingin tebusan dosa. 

Lihat manusia yang paling mulia akhlaknya, beliau melihat hamba yang ingin dekat kepada Allah dan ingin taubat. Beliau saw terdiam, maka Allah swt menurunkan firmannya “sungguh semua dosa dosa akan lebur dengan pahala”. Kenapa? karena pendosa ini mengadu kepada Nabiyyuna Muhammad saw. Ia mengadu kepada Rasulullah, pintu rahmatnya Allah dan manusia yang paling berkasih sayang. Lantas pemuda ini berkata “ya Rasulullah itu untukku sendiri?”, lihat kekuatan cinta Sang Nabi saw membuka rahmatnya Allah hingga akhir zaman, Rasul saw berkata “ini untuk seluruh umatku sampai ke akhir zaman”. 

Kenapa bisa sampai terjadi kejadian ini, ketika salah seorang yang telah berbuat dosa namun memiliki cinta yang kuat kepada Sang Nabi saw. Mengadu ia kepada Rasulullah saw. Gara gara pengaduan itu, orang orang mengadu karena cinta. Kalau tidak ia cinta kepada Rasul saw, takkan berani ia mengadukan dosanya kepada Rasul saw. Orang yang paling benci perbuatan dosa dari semua orang adalah Nabiyyuna Muhammad saw. Memang beliau (saw) dibangkitkan untuk melebur dosa, memang beliau (saw) dibangkitkan untuk orang orang agar menghindari dosa, mana berani ia berhadapan langsung dan bicara langsung dengan Rasul saw untuk mengemukakan dosa dosanya. Akan tetapi hadirin hadirat karena cintanya ia percaya bahwa orang yang dihadapannya ini (Nabiyyuna Muhammad saw) adalah orang yang paling berkasih sayang dari semua ciptaan Allah. Dari sebab itu Allah jadikan terbuka rahmat baginya dan seluruh umat Nabi Muhammad saw. Demikian Allah mengalirkan cahaya kemuliaan dari perbuatan orang orang yang mencintai Rasulullah saw.

Diriwayatkan di dalam riwayat yang tsigah ketika salah seorang pemuda yang sangat mencintai Rasul saw. Baru masuk islam dan ia setelah duduk bersama Rasul saw dan kemudian keluar ke suatu tempat, melihat aurat seorang wanita dan ia tidak berpaling, dilihat saja. Setelah itu ia teringat, menyesal dan bertaubat. Airmatanya mengalir tapi berbeda dengan pria yang tadi, ia malu bertemu dengan Rasul saw. Ia pergi ke suatu tempat diatas bukit tidak mau turun. Sehari, dua hari, tiga hari, Rasul saw dapat kabar dari Jibril as Rasul saw bertanya “mana itu si fulan? tidak pernah hadir lagi sholat berjamaah, tidak pernah lagi hadir di majelis?”. Dicari kerumahnya, keluarganya berkata “ia naik ke atas bukit, konon mau bertaubat”. Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq ra diutus untuk melihatnya dan ternyata pemuda itu sedang menangis. Ditanya oleh Abu Bakar ra “kenapa engkau ini?”, pemuda itu menjawab “aku punya dosa”. Sayyidina Abu Bakar ra berkata lagi “ya sudah sekarang menghadap kembali kepada Rasul saw”, pemuda itu menjawab “aku tidak berani melihat wajah Rasulullah, “mataku telah berbuat dosa, mataku ini tidak pantas lagi melihat wajah Rasulullah saw”. Abu Bakar Ashshidiq ra berkata “urusan adab dan malumu singkirkan dulu, kau diperintah oleh Rasulullah untuk datang”. 

Maka pemuda itu ikut bersama Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq ra sampai Rasul saw sedang melakukan shalat maghrib berjamaah. Ia dengar suara Rasulullah saw membaca Surat Al Fatihah. I roboh Dari malu dan takutnya untuk berjumpa dengan Rasul saw. Abu Bakar Ashshidiq ra mendirikannya, menyuruhnya berdiri “ayo terus sampai kau ikut sholat berjamaah”. Selesai sholat ia hanya terdiam ditempatnya, orang satu persatu pergi dan pergi dan tinggallah ia sendiri. Rasul saw berkata “mendekatlah engkau”, pemuda itu menjawab “baiklah ya Rasulullah”. Sampai ia dekat dengan Rasul saw dan pahanya dekat dengan pahanya Rasul saw, ia tidak berani mengangkat kepala untuk melihat wajah Nabi Muhammad saw. Rasul saw berkata “angkat kepalamu, pandanglah aku” maka pemuda itu mengangkat kepalanya sedikit, airmatanya mengalir dan ia menunduk menangis di pangkuan Sang Nabi saw dan pemuda itu wafat. Allah swt wafatkan pemuda itu di pangkuan Rasulullah saw. Rasul saw mengangis, berkata Abu Bakar Ashshidiq ra “aku melihat airmata Rasulullah jatuh di atas kepala pemuda itu saat ia menciumi paha Sang Nabi saw hingga wafat di pangkuan Rasul saw”. Maka para sahabat berkata “kami ini berjihad siang dan malam tapi tidak kebagian wafat di pangkuan Rasul saw”. Kenapa? cintanya kepada Rasulullah saw dan kita lihat bagaimana kasih sayangnya Sang Nabi saw kepada orang yang telah berbuat salah padahal beliau orang yang paling benci dengan perbuatan dosa. Akan tetapi bagaimana indahnya ucapan Allah “Sunguh engkau berada pada akhlak yang agung ” (QS AL Qalam 5).

Demikian hadirin hadirat,
Kita melihat keindahan keindahan Sang Nabi saw dan ingatlah yang menciptakan Nabi Muhammad saw yaitu Yang Maha Indah Allah.. Allah …Allah... Nama yang menciptakan keindahan, Nama yang menamakan dirinya Arhamarrahimin, Yang Masih Tetap Menyediakan Pengampunan Nya di yaumal qiyamah kepada para pendosa lewat syafa’at Nabi Muhammad saw. Syafa’at Nabi Muhammad saw tentunya adalah bentuk kasih sayang Allah. Kita berkata koq Nabi Muhammad saw diberi kemuliaan syafa’at disaat orang orang masuk neraka dan hanya beliau sendiri yang diberi kemuliaan syafa’at dan Nabi yang lain tidak. Apakah beliau saw diberi kemuliaan lebih dari Allah kasih sayangnya?. Bukan begitu, justru Nabi Muhammad saw itu bentuk kasih sayang Illahi. Ingatlah yang Maha Berkasih Sayang

Kita bermunajat kepada Allah swt yang barangkali malam ini adalah malam lailatulqadr. Hadirin betapa agungnya orang yang memanggil Nama Allah Ya Allah di malam lailatulqadr karena ia akan tertulis selama 1000 bulan. Berdzikir memanggil Nama Allah dalam doa dan munajat Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya 

Hadirin – hadirat, hadirkan dalam dzikirmu penyesalan kita atas dosa dosa kita, jika malam ini malam lailatulqadr kita bertaubat kepada Allah, dihitung 1000 bulan kita bertaubat kepada Allah swt. Jangan dengarkan bisikan syaithan yang berkata kau taubat malam ini, besok kau maksiat lagi. Urusan besok lain lagi. Malam ini kita bertaubat kepada Allah sisanya kita pasrahkan kepada Allah dan mohon diberi kekuatan oleh Allah agar tidak kembali lagi kepada maksiat. Dan kalau kita kembali lagi kepada maksiat, Allah swt tidak bosan bosan untuk menerima taubat kita. Maka jadikan setiap lafadh Allah adalah taubat kita kepada Allah dan mengadukan dosa dosa kita kepada Allah.

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama)Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Fakullu jami’an Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Muhammadurrasulullah Saw. Ya Rahman Ya Rahim jadikanlah kami orang orang yang dipastikan mendapatkan kemuliaan malam lailatulqadr , jadikan kami orang yang dipastikan bebas dari api neraka, terbitkan kebahagiaan dan kemakmuran dalam kehidupan kami, pastikan kami dilimpahi kemakmuran dan keluasan dunia dan akhirat, jangan sisakan satu nama kami semua kecuali kau pastikan kemakmuran bagi kami dunia dan akhirat, pastikan kami semua wafat dalam khusnul hotimah, Ya Rahman Ya Rahim

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shobhihi wa Sallam.
Walhamdulillahi Robbil Alamin.
Read More

Selasa, 23 September 2008

Majelis Rasulullah SAW yang Mengagumkan

21.52.00 0

Majelis Rasulullah memulai da’wahnya pada tahun 1998. Kita pernah mendengar istilah mantan HT, mantan JT, mantan PKS, mantan Salafy, dsb. Namun Alhamdulillah, belum ada yang berkata bahwa dirinya adalah mantan Majelis Rasulullah.

Mengapa mereka begitu betahnya 10 tahun bersama majelis ta’lim yang kerjanya cuma menabuh hadroh tiap malam? Bukannya berkurang, anggota Majelis Rasulullah semakin bertambah banyak, baik yang hadir di majelis fisik maupun secara virtual melalui internet.

Ada banyak faktor yang menyebabkan fenomena mengagumkan seperti ini. Faktor utamanya tentulah adanya keridhoan Allah atas majelis ini. Bukti keridhoan Allah itu terbentang sepanjang perjalanan da’wah Majelis Rasulullah.


Percobaan Pembunuhan

Sudah beberapa kali Habib Munzir mengalami percobaan pembunuhan. Pernah mobil beliau dikejar-kejar dan ditabrak hingga keluar dari badan jalan. Alhamdulillah beliau selamat. Namun komplotan penabrak itu menghentikan mobil mereka dan keluar menghampiri mobil Habib Munzir. Maka terjadilah kejar-kejaran. Alhamdulillah Habib Munzir dan aktivis MR dapat selamat. Di lain waktu peristiwa seperti itu berulang.

Pernah juga beliau diracun dalam suatu perjamuan. Rupanya ada yang telah menyabotase hidangan bagi beliau. Beliau masuk rumah sakit. Alhamdulillah Habib Munzir selamat dari racun berbahaya itu.


Awan Berbentuk Lafazh Allah

Pada hari Kamis, 20 Maret 2008, Majelis Rasulullah SAW mengadakan acara perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW di lapangan parkir Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Acara itu dihadiri juga oleh KH. Ma’ruf Amin (selaku Ketua MUI), dan perwakilan dari beberapa partai yang sengaja diundang oleh Majelis Rasulullah SAW.

Seperti biasa, Habib Munzir membawakan taushiyah-taushiyah yang menyentuh hati. Namun kali ini taushiyah beliau lebih terasa di jiwa setiap hadhirin. Beliau mengisahkan kembali bagaimana sosok Rasulullah SAW sesungguhnya. Bagaimana budi pekerti Rasulullah SAW yang tidak pernah kenyang selama 3 hari berturut-turut. Artinya beliau SAW lebih sering lapar. Bukan karena beliau miskin. Jika beliau mau, beliau bisa menjadikan makanan satu piring cukup untuk mengenyangkan beliau dan keluarganya untuk selama-lamanya. Namun beliau ingin menjadi orang yang pertama kali merasakan lapar sebelum ummatnya merasakan lapar, dan menjadi orang yang terakhir kenyang setelah ummatnya kenyang.

Kisah demi kisah terus mengundang tangis dari jiwa-jiwa yang mencintai Muhammad Rasulullah SAW. Jiwa-jiwa yang dimabuk rindu itu terus melayang ke langit tertinggi. Cahaya-cahaya indah terpancar dari dada mereka hingga menembus ke ‘Arasy.

Awan tipis berkumpul untuk menjawab kegundahan Habib Munzir ketika beliau berbisik dalam hati, “Kasihan jama’ah. Mereka duduk di bawah terik Matahari.” Cuaca terik berubah menjadi sejuk dan berangin sepoy-sepoy, seakan alam menyambut para tamu Rasulullah SAW.

Ketika Habib Munzir mengisahkan akhir-akhir riwayat Rasulullah SAW, beberapa jama’ah melihat awan-awan kecil berkumpul. Perlahan, mereka membentuk lafazh ‘ALLAH’ dalam huruf Arab, lengkap dengan tanda bacanya (harokat).

Ketika Habib Munzir mengajak jama’ah melafazhkan Asma Allah sebanyak 300 kali, awan itu telah terbentuk dengan jelasnya. Sebagian jama’ah yang tidak mengetahui perihal awan itu terus berdzikir sambil menunduk dan tidak menghiraukan sekelilingnya. Mereka asyik dalam melafazhkan Asma Allah. Jama’ah lainnya dan para pengunjung Monas yang melihat awan itu juga berdzikir sambil memandang tanda keridhoan Allah atas perkumpulan kami hari itu.

Selepas berdzikir, awan itu pun mulai terhapus. Namun tetap membekaskan kekaguman di hati jama’ah dan pengunjung Monas yang menyaksikannya.

Sembuh dari Kanker Otak

Pada akhir Agustus 2008, Habib Munzir diketahui menderita kanker otak. Dokter di RSCM telah angkat tangan. Namun beliau menghubungi Habib Umar Al-Hafizh, minta untuk didoakan. Alhamdulillah, kanker otak pun hilang seketika. Habib Umar juga menyampaikan, bahwa setelah itu, da’wah Majelis Rasulullah akan bertambah luas dengan cepat.
 

Da’wah Lembut yang Melembutkan

Pernah Habib Munzir berbicara keras dalam suatu majelis. Maka sepulangnya dari majelis, Rasulullah datang menjumpai beliau (saya lupa, apakah dalam mimpi atau dalam jaga). Rasul berkata bahwa mereka adalah ummat Rasulullah, maka jangan lagi bicara keras terhadap mereka. Sejak saat itu, beliau berusaha untuk bicara penuh kelembutan. Da’wah lembut beliau semakin melembutkan hati jama’ah. Maka bertobatlah sejumlah preman, pezina, pengguna narkoba dan bergabung dalam cahaya kemulyaan setelah mendengarkan ceramah beliau yang terus memanggil hati-hati yang kelam akibat dosa-dosa yang menumpuk.

Bahkan pada tanggal 25 Desember 2007, beberapa Kristiani mendatangi rumah beliau untuk menyatakan ke-Islaman mereka. Hal ini terjadi tepat setelah tanggal 24 Desember 2007 malam, MR melafazhkan “Yaa Allahu” sebanyak 1000 kali untuk meredam kemurkaan Allah dari perkataan fitnah yang menyatakan bahwa Allah mempunyai putera.

Kelembutan hati Habib Munzir yang sering berjumpa Rasulullah baik dalam tidur maupun ketika terjaga telah mampu menembus kekerasan hati jama’ah dan melembutkan hati mereka. Maka semakin mereka merasakan manisnya khusyu, manisnya taubat, manisnya menyebut Asma Allah, manisnya sujud, manisnya ibadah, manisnya mencintai Allah dan Rasul-Nya, manisnya rindu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan manisnya kedekatan dengan Allah.

Habib Munzir tidak hanya mengajarkan ilmu syari’ah yang memenuhi aqal mereka. Tetapi ilmu syari’ah yang memenuhi hati mereka. Dari situlah terbit rasa kehambaan dan bukan adu ilmu. Dari situlah terbit rasa sayang dan bukan benci kepada sesama Muslim. Semakin sering mereka menziarohi Habib Munzir, semakin kuat cahaya kemulyaan itu mempengaruhi mereka. Malam demi malam, bagian-bagian hati mereka terobati. Bertambah kuat kesabaran mereka, bertambah redup kemurkaan mereka. Bertambah kuat kelembutan mereka, bertambah redup kekerasan mereka. Bertambah kuat tawadhu mereka, bertambah redup arogansi mereka.
 

Ilmu yang Bersambung

Ilmu yang diajarkan oleh Habib Munzir adalah ilmu-ilmu yang didapatnya secara bersambung dari guru-gurunya dari tabi’it tabi’in dari tabi’in dari shahabat dari Rasulullah dari malaikat Jibril dari Allah. Mungkin inilah salah satu hal yang menyebabkan Allah ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah. Ikatan dalam keridhoan inilah salah satu hal yang menyebabkan mereka betah di Majelis Rasulullah. Wallahu a’lam.

Sanad Guru Mulia Kami

Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW

Al-Imam Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah

Assayyid Husein bin 'Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah

Assayyid 'Ali Zaenal 'Abidin

Assayyid Muhammad Al-Baqir

Assayyid Ja'far Asshodiq

Assayyid 'Ali Al'Uryadh

Assayyid Muhammad Annaqib

Assayyid 'Isa Arrumy

Assayyid Ahmad Almuhajir bin 'Isa

Assayyid 'Ubaydillah bin Ahmad Almuhajir

Assayyid 'Alawy bin 'Ubaydillah

Assayyid Muhammad bin 'Alawy

Assayyid 'Alawy bin Muhammad

Assayyid 'Ali bin 'Alawy Kholi' Qosam

Assayyid Muhammad Shohibul Mirbath

Assayyid 'Ali bin Muhammad

Al-Imam Faqihil Muqoddam Muhammad bin 'Ali

Habib 'Alawy Alghoyyur bin Faqihil Muqoddam

Habib 'Ali bin 'Alawy Alghoyyur

Habib Muhammad Maula Addawilah

Habib 'Abdurrahman Asseqof bin Muhammad

Habib Abu Bakar Assakran

Habib 'Ali bin Abu Bakar Assakran

Habib 'Abdurrahman bin 'Ali

Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahaabuddin

Habib Abu Bakar bin Salim Fakhrul Wujud

Habib Husein bin Abu Bakar

Habib 'Umar bin 'Abdurrahman Alatthos

Habib 'Abdulloh bin 'Alawy Alhaddad

Habib Ahmad bin Zein Alhabsyi

Habib Hamid bin 'Umar Ba'Alawy

Habib 'Umar bin Seqof Asseqof

Habib 'Abdulloh bin Husin bin Thohir

Habib 'Abdurrahman Almasyhur

Habib 'Ali bin Muhammad Alhabsyi

Habib 'Abdulloh bin Umar Assyathiry

Habib 'Abdul Qodir bin Ahmad Asseqof

Habib Umar bin Hafidz

Habib Munzir bin fuad Almusawa

Wassalamu’alaikum
Read More

Post Top Ad